"Suster apa saya boleh menemui anak saya didalam." Ucap Alina pada suster yang baru saja keluar
"Tentu saja silahkan, tetapi jangan terlalu lama ya nyonya, dikarenakan kondisi nya masih kritis."
"Baik sus, Terima kasih." Alina pun masuk kedalam, lalu duduk dihadapan Ivan yang tertidur pulas sambil memandangi wajah Ivan.
"Ivan, kenapa kau melakukan semua ini. Apa yang terjadi sebenarnya pada dirimu. (Alina pun meraih tangan mungil Ivan yang melepuh dan bekas merah) ini pasti sangat sakit, tubuh kecil mu tidak akan kuat menanggung kesakitan seperti ini." Memeluk tangan Ivan dan menangisinya
Alam bawah sadar Ivan yang bermimpi~~
"Aku di mana? Ibu...apa ibu ada di sini, kenapa semuanya berwarna putih? bu aku takut."
Saat itu munculah cahaya putih yang menyilaukan, dan mendapati diri seorang wanita yang cantik dan tersenyum.
"Ivan, kenapa kau di sini?" panggil wanita itu iya adalah Alina ibu kandung Ivan
"Ibuuu...." Ivan berlari dan langsung memeluk Alina
Alina pun memeluk lembut Ivan.
Dan menciumi pucuk rambutnya.
"Ibu, Aku kesini untuk pergi, tapi bukankah ibu sudah kembali ke dunia kenapa ibu ada di sini?" Tanya lugu Ivan
"Kenapa kau pergi Ivan?"
"Karena ayah sudah tidak sayang lagi padaku!"
"Kau harus kembali Ivan, selamatkan ayahmu!"
"Apa maksudmu Bu, Apa ayah dalam bahaya?"
"Iya, Ayahmu masih sangat menyayangimu. Pecahkanlah masalah ini agar ayahmu bisa kembali."
"Masalah apa yang harus aku pecahkan, Bu?"
"Kau harus berusaha mencari tahunya sendiri Ivan, ibu tidak bisa menceritakan semuanya padamu."
"Jika ibu tahu semuanya kenapa tidak ibu saja yang pecahkan masalah ini."
"Tidak bisa Ivan, karena ibu sudah tidak ada bersama di sisi kalian."
"Tapi ibu sudah kembali. Kemarin bukankah ibu yang menyelamatkan ku."
"Itu bukan ibu nak, sesuai seperti yang dikatakan olehmu ibu sudah menjadi bintang."
"Lalu itu siapa, apa ibu diambil oleh tuhan lagi? lalu biarkan aku menemui tuhan Bu, Aku ingin meminta padanya jangan ambil ibu lagi."
"Ivan, dengarkan ibu nak, ibu tidak akan bisa kembali. Kau ingat ibu berjanji akan mengirimkan ibu pengganti untukmu, dan sekarang ibumu itu sudah ada di hadapanmu tuhan sudah mengirimkannya untukmu."
"Apa itu adalah orang yang menyelamatkan ku kemarin?"
"Iya, itu adalah ibu yang tuhan dan ibu kirimkan untukmu, dia akan menjagamu dan menyayangi mu seperti ibu menyayangimu dulu."
"Tapi kenapa wajahnya sangat mirip bahkan namanya sama?"
"Tuhan sengaja, dia tidak ingin anak baik seperti mu terlihat sedih. Kau ingat pada malam hari kau selalu berdoa pada Tuhan untuk mengirimkan mu ibu yang mirip denganku."
Ivan pun mengingat memori ke belakang.
"Iya aku ingat Bu, saat itu aku sering melihat ibu yang menjadi bintang."
"Itu kau ingat (mencubit hidung Ivan) dan sekarang tuhan telah mengabulkan doamu itu."
"Benarkah, apa dia akan menjadi orang baik. Aku takut jika dia akan seperti Ibu Nadine. Bukankah ibu Nadine juga dikirimkan tuhan dan ibu untukku dan ayah."
"Tidak nak, ibu yang mirip sekali denganku itu ia adalah orang baik bahkan saat ini dia sedang sedih dan khawatir padamu, ia akan menjaga dirimu seperti anaknya sendiri oleh karena itu kau harus menyayangi dia seperti kau menyayangi diriku."
"Baik Bu, aku akan menjaga dan menyayangi dia juga."
"Baiklah, sekarang kau harus kembali. Pecahkan masalah ayahmu. Ibu pengganti mu akan membantu mu mengembalikan ayahmu seperti dulu jadi bekerja sama lah dengan baik."
"Baik Bu, aku akan membuat ayah kembali seperti dulu. Tolong ucapkan terima kasih ku pada tuhan karena sudah mengirimkan seorang ibu lagi."
"Iya. Ibu harus pergi sekarang dan kau harus kembali."
"Terima kasih, Bu." Cahaya putih itu pun menghilang, Ivan pun membuka matanya dan sadarkan diri. Dia melihat Alina sedang menangisi dirinya.
Selama tak sadarkan diri Ivan seperti bermimpi bertemu ibunya, dan menyampaikan beberapa hal pada Ivan. Ia seperti mendapati jawaban di setiap pertanyaan nya.
Dunia nyata~
"Ibu Alina..." Terbangun, bangkit dan langsung memeluk Alina di sampingnya
"Ivan... kau sudah bangun." memeluk kembali Ivan dengan sangat erat dan menangisinya
"Iya, Aku sudah bangun." Jelas Ivan
"Kau harus tahu betapa aku mengkhawatirkan dirimu, kenapa kau melakukan semua ini?"
"Maaf Bu, aku salah." melepaskan pelukan
"Aku memiliki banyak pertanyaan padamu, dan kau harus menjawabnya. Tapi kau baru saja sadar nanti saja aku akan bertanya."
"Kau tidak perlu bertanya, karena kau bukan ibuku." Jelas Ivan yang mengejutkan Alina
"Kau sudah tahu...??"
"Iya, ibuku yang memberitahukan nya padaku tadi."
"Aku minta maaf karena membohongi mu."
"Tapi kau adalah ibu yang dikirimkan tuhan padaku, aku sangat senang. Ibuku mengatakan kau akan menjaga dan menyayangi ku, sekarang dan seterusnya kau akan menjadi ibuku, itu kata ibu tadi."
"Lalu apa lagi yang ibumu katakan?
"Ayah!!" kembali murung
"Memangnya ada apa dengan ayahmu?"
"Ibu mengatakan aku harus memecahkan masalah ayah!"
"Masalah?? Apa semua terjadi karena ayahmu?"
"Iya, Tadi pagi ayah menyirami ku dengan air panas."
"Air panas? Itu berbahaya sekali. Ayahmu sangat keterlaluan."
"Iya, jadi aku ingin mengakhiri hidupku tadi."
"Kenapa kau melakukan hal senekat itu Ivan?"
"Karena aku ingin pergi saja dari sini, aku ingin menjadi bintang. Saat ibuku pergi ayah sering melihat ibu yang sudah menjadi bintang dan merindukan nya. Mungkin dengan aku menjadi bintang ayah akan memperdulikan ku lagi dengan selalu melihat langit."
"Kau pasti merasa tertekan, lukamu ini pasti sangat sakit kan?"
"Tidak, aku tidak merasa sakit lagi. Tapi waktu ayah menyirami ku dengan air panas tubuhku seperti terbakar, hingga membuat bekas luka merah seperti ini. Tapi hal ini tidak sesakit yang aku rasakan, ada hal lain yang sangat menyakitkan".
"Apa itu? Apa aku bisa mendengar semua apa yang kau rasakan."
"Tentu saja bibi!" Jelas Ivan
Entah kenapa hati Alina sangat sakit setelah Ivan mengetahui bahwa dirinya bukan ibunya, dan seketika mendengar Ivan memanggilnya dengan bibi. Mungkin ia sudah terbiasa mendengar Ivan menyebut dirinya ibu.
"Em... Kalau begitu apa masalahmu?"
"Adik!!"
"Adik? Apa maksudnya dengan adik?" Alina tidak mengerti maksud Ivan
"Ibu tiri ku akan segera melahirkan seorang anak, ketika ayah mendengar Ibu Nadine sedang hamil ayah sangat senang."
"Wah bukankah itu hal yang menyenangkan, itu artinya kau akan memiliki adik, dan kau tidak merasa kesepian lagi."
"Tidak, aku tidak senang." Murung Ivan berubah ekspresi
Alina mengerutkan kedua alisnya.
"Kenapa kau tidak senang? Seharusnya kau harus senang Ivan."
"Jika anak ibu Nadine lahir, ayah pasti sangat menyayanginya dan..." Terpotong karena kedatangan seseorang
"Permisi, maaf mengganggu waktunya." kedatangan suster
"Tidak apa-apa, ada apa ya sus?" Tanya Alina
"Dengan Ibu Alina?" Tanya suster itu
"Iya sus dengan saya sendiri."
"Di luar ada orang yang mencari ibu, katanya keluarga pasien juga. Namanya Pak Aris."
"Pak Aris. Iya sus, itu supir!"
"Oh baik, kalau begitu saya akan membiarkan Pak Aris masuk saja."
"Baik sus."
Suster pun mempersilahkan Pak Aris masuk, yang sedari tadi memaksa untuk masuk karena mendengar cerita ada anak kecil yang menerjunkan diri sehingga ia beranggapan itu adalah Ivan.
"Tuan mudaaa..." Teriak pak Aris yang langsung masuk dengan sedikit menangis menyesali perbuatannya dan memeluk Ivan.
Alina yang melihat nya pun dibuat ingin tertawa.
"Tuan muda, maafkan saya, saya benar-benar menyesal lain kali saya tidak akan meninggalkan tuan muda sendirian."
Pak Aris terus menangis, tapi Ivan dan Alina saling bertukar pandangan dengan sedikit ingin tertawa. Setelah itu, Alina menjelaskan Ivan baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments