Sesuai janji Arfan mengirimkan pembantu untuk bekerja di mansion-nya, pembantu itu sampai di mansion Arfan pukul 11.00 siang.
Ketika sampai ia memencet bel.
Nadine yang asyik bersantai, terpaksa bangkit untuk membuka pintu.
"Ckk.... mengganggu saja. Tidak tahu apa aku sangat menikmati hidupku. Jika ada pembantu kan enak, Aku tinggal menyuruh mereka untuk membuka pintu." Nadine bergerutu sambil berjalan ke arah pintu
Membukanya...
"Siapa kau??" Tanya Nadine tidak ramah
"Permisi nyonya, apa benar ini rumah Presdir Arfan?" Ucap wanita paruh baya yang berusia 46 tahun
"Iya, itu suami ku."
"Agh,,, perkenalkan nyonya, saya pembantu yang ditugaskan untuk bekerja di rumah ini nyonya."
"Owh, Jadi kau pembantu itu."
"Iya, nyonya."
"Baguslah, Tunggu apalagi masuk saja dan mulai bekerja hari ini, kamar mu ada di belakang." Ujar Nadine langsung saja
"Baik nyonya, saya pergi ke kamar saya untuk menyimpan barang-barang saya nyonya."
"Yasudah pergi saja, begitu saja kok repot."
Pembantu itu sedikit tidak senang karena melihat majikannya sombong, Bu lastri nama pembantu itu, Ia pergi ke kamar belakang dengan sungkan dan pusing mencari tempat itu dikarenakan sangat luas.
Bu lastri pun sudah menyimpan barang-barang nya di kamar. Lalu, ia kembali menghampiri Nadine yang sedang membaca majalah di ruang keluarga.
"Saya mulai bekerja ya nyonya."
"Ya, eh tunggu siapa namamu?"
"Saya lastri nyonya."
"Oh baiklah... Lanjutkan pekerjaan mu."
"Baik nyonya." Bu lastri pun mengerjakan tugasnya sebagai pembantu hari pertama bekerja
Ia membersihkan setiap sudut mansion itu, dari mengepel, menyapu, mencuci, dll.
Pukul 12.00 Nadine merasa sangat lapar, ia pun memanggil Bu lastri.
"Bu lastriiii..." Panggil Nadine dengan keras
"Iya nyonya, saya di sini."
"Bagaimana apa kau sudah memasak, saya lapar masakan saya makanan yang lezat."
"Belum nyonya!!"
"Apa belum! Dari tadi kau kerja apa heh,,, Oh aku tahu pasti kau bermalas-malasan kan."
"Tidak nyonya, tadi saya membersihkan mansion ini, mansion ini begitu besar jadi saya..."
"Ah sudahlah, Aku tidak butuh penjelasan mu, sekarang juga kau harus memasak untukku."
"Baik nyonya, saya akan siapkan, mohon tunggu sebentar."
"Yasudah tunggu apalagi cepat sana!" Hardik Nadine
"Baik nyonya." Bu Lastri pun bergegas cepat pergi menuju dapur dan langsung memasak
25 menit selesai makanan itu sudah tersedia di atas meja makan.
Nadine pun langsung mengambil lauk pauk nya dan menyantap makanan itu.
"Hmm... Masakan mu enak juga. Hari ini kau beruntung aku maafkan. Seterusnya kau tidak boleh melakukan kesalahan lagi yang harus membuatku marah."
"Terima kasih nyonya, baik nyonya saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan."
Nadine pun memakan makanan itu dengan sangat lahap. Setelah selesai makan siang ia merasa mengantuk dan memutuskan untuk tidur siang.
Sedangkan Bu Lastri menyelesaikan pekerjaan nya yg belum selesai.
***
"Nak, kapan kau akan sampai, dari tadi kau terus saja sebentar lagi sebentar lagi tapi sampai sekarang kau belum juga datang." Ucap di dalam telepon
"Iya ayah, sebentar lagi aku akan sampai."
"Ini sudah ke 3 kali kau mengatakan itu."
"Ayah juga sudah ke 3 kalinya terus menelepon diriku (tertawa kecil)."
"(Tertawa juga) baiklah ayah akan menutup telpon nya, tapi katakan kau baru sampai mana."
"Aku tidak tahu ayah, yang pastinya aku sedang menghadapi kemacetan di sini. mungkin 1 jam lagi aku akan sampai."
"Apa 1 jam lagi? Itu tandanya aku harus banyak bersabar untuk bisa bertemu denganmu, tadi siang ayah rela meninggalkan semua pekerjaan di perusahaan karena ayah takut kau datang lebih awal ke rumah, tapi saat ini aku harus menunggu 1 jam lagi."
"(Tertawa kecil) bersabarlah ayah aku pasti datang."
"Ya cepatlah, aku dan ibumu sangat merindukan dirimu ini pertama kalinya kau keindonesia setelah 1 tahun ini kau menetap untuk bekerja menjadi dokter di amerika. Tapi ayah senang seterusnya kau akan tinggal bersama kami dan bekerja sebagai dokter di negara mu sendiri."
"Iya ayah, aku juga senang dan sangat merindukan kalian, ayah aku tutup telepon nya yah. Sampai jumpa di rumah."
"Iya nak, hati-hati mengendarai mobilnya."
"Iya ayah." Menutup telepon
"Hah, dari dulu Jakarta selalu saja macet. Aku pikir selama 1 tahun ini Jakarta tidak pernah macet kembali dan kemacetan bisa diatasi, tapi nyatanya sama saja tidak berubah malah sekarang lebih parah." Gerutunya
Kurang lebih 25 menit mobil tidak maju sama sekali walaupun maju hanya berjarak 1 meter akhirnya kemacetan pun bisa diatasi, dan perjalanan pun sangat lancar tidak ada kemacetan lagi.
"Akhirnya aku bisa melajukan mobil ku ini." Wanita itupun langsung menancap gas
Ia pun harus memberhentikan Mobilnya kembali karena dihadapannya akan ada kereta yang lewat.
Wanita itu pun mendengus sangat kesal dan frustasi ia pun bertopang dagu diatas setirnya.
"Kenapa kereta tidak memiliki jalan jalurnya sendiri kenapa selalu dibuat ditengah-tengah jalan raya seperti ini.ini tidak mengharuskan pengendara motor dan mobil berhenti sejenak sampai kereta itu lewat, dan-....(terpotong). Hey apa yang dilakukan anak kecil itu berdiri di atas rel, kereta sebentar lagi akan lewat." Kejutnya
Banyak pengendara yang menyaksikan anak kecil berdiri di atas rel. Nereka berteriak agar anak kecil itu menyingkir.
"Hey nak, Cepat lari kereta akan lewat. Bisa-bisa kau tertabrak mati." Teriak wanita itu sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil
Kereta pun semakin mendekat tapi anak kecil itu terus berdiri di atas rel.
"Apa yang harus aku lakukan? j6ika tidak anak itu akan mati." Bicara sendiri wanita itu panik
Wanita itu keluar dari mobil dan berlari sekencang mungkin mendekati rel kereta untuk menyelamatkan anak kecil itu tanpa memikirkan nyawanya sendiri.
"Hey, jangan mendekat biarkan saja anak itu, kereta itu akan segera mendekat jika tidak kalian berdua yang akan mati." Ucap salah satu pengendara
Pengendara yang lainnya terus meneriakkan "JANGAN!!"
"Aku tidak peduli aku akan mati atau tidak, yang terpenting aku harus menyelamatkan anak itu dulu." Wanita itu terus berlari dengan sangat kencang
"Nak awas..." Sebelum jarak 1 meter kereta mendekati anak itu, wanita itu sudah menarik anak itu dari rel kereta api ke sisi rel nya sehingga anak itu tidak terhantam kereta. Saat menariknya wanita itu sangat melindungi anak itu sehingga saat terjatuh ketanah hanya wanita itu yang terluka yakni kepala dan kedua sikut tangannya.
Wanita itu menahan sakit, pakaiannya pun kotor karena terkena debu lalu bangkit.
"Apa yang kau lakukan berdiri diatas rel seperti itu? Semua orang meneriaki mu untuk cepat segera berlari tapi kau tidak mendengar perkataan mereka, jika aku tidak menyelamatkan mu maka saat ini kau sudah mati,dan orang tuamu akan sangat menyesali atas kematian mu ini." Ucap wanita itu dengan penuh emosi
Anak itu hanya bengong dan menatap wanita itu dengan terkejut.
"Ibuuu...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments