Dalam mobil~~
"Ibu lihat dahi mu berdarah, itu pasti karena diriku." Ucap Ivan yang menyadarinya
Spontan Alina yang sedang menyetir mobilnya langsung memegang dahinya, karena ia pun merasakan ada sesuatu yang mengalir. Lalu ia melihat darah itu membekas di tangannya karena memegang dahinya tadi.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja, Yang terpenting kau selamat." Ucap Alina
"Tidak ibu, Ini semua salahku." Ucap Ivan semakin merasa bersalah
"Kasihan anak ini dia pasti sangat terluka dan merasa bersalah. Buktinya dia begitu mengkhawatirkan ku, tidak apa-apa jika dia menganggap ku sebagai ibunya. Untuk sementara ini aku bisa menjadi ibu baginya sampai dia menyadari bahwa aku bukanlah ibunya, tapi entahlah kapan dia mengerti?" Gumam Alina yang sedang menyetir
Tak lama kemudian mereka sampai di rumah Alina.
"Kita sudah sampai di rumahku." Lanjut Alina sambil memberhentikan mobilnya
"Ini rumah ibu?" Tanya polos Ivan
"Iya ini rumah ayah dan ibuku, sekaligus aku akan tinggal di sini setelah sekian lamanya." Jelas Alina
"Apa maksud ibu setelah sekian lamanya, memangnya ibu tinggal di mana selama ini? Bukankah ibu tinggal bersama Tuhan." Tanya polos Ivan
"Tentu saja selama ini aku tinggal di Amerika karena pekerjaanku."
"Jadi, selama ini ibu ada di Amerika? Tapi ayah mengatakan ibu sudah menjadi bintang." Tanya Ivan lagi yang membuat Alina tersudutkan
"Emm... Ivan sebaiknya kita masuk saja ya?" Ucap Alina mengalihkan pembicaraan
"Iya Bu." Jawab Ivan sambil membuka pintu mobilnya dan turun, begitu sama hal nya dengan Alina
Alina menuntun tangan
ivan, membawanya masuk. Membuat Ivan sangat kegirangan dan tersenyum-senyum menatap orang yang dianggap sebagai ibunya.
"Waw besar sekali, aku baru tahu ibu memiliki rumah. Sebelum ibu pergi yang aku tahu selama ini aku, ayah dan ibu tinggal bersama di mansion milik ayah." Jelas Ivan
"I-iya ivan, Sebaiknya kita masuk saja ya??" Ucap Alina bingung
"Ya ayo." Ucap Ivan kegirangan
"Itu pasti Alina sudah datang." Ucap ayah Alina yang bernama pak Hendro. Ia bergegas menghampiri pintu untuk membukanya.
Saat membuka pintu wajah Pak Hendro berubah drastis dari senang menjadi terkejut, karena mendapati Alina membawa anak kecil.
"Kakekk..." Secara spontan Ivan memeluk kaki Pak Hendro karena tak sampai
Alina bertepuk jidat.
Pak Hendro pun terkejut karena anak kecil ini memanggilnya kakek, Alina pun terkejut entah bagaimana ia menjelaskan pada ayahnya.
"Alina siapa Anak ini?" Tanya pak Hendro
"Ayah cerita nya sangat panjang, nanti aku jelaskan."
"Apa kau sudah menikah di Amerika? Atau kau mengandung anak di luar pernikahan?" Tanya Pak Hendro membuat Alina tersudutkan
"Ayah itu semua tidak benar. Jadi begini ayah.... (Alina pun menceritakan semuanya). Jadi begitu ayah ceritanya." Jelas Alina
"Pantas saja kau terlambat hari ini, itu semua karena anak ini heuh... Heh anak kecil!gara-gara dirimu putriku terluka, lihat dahi dan sikutnya itu terluka gara-gara menyelamatkan dirimu." Marah Pak Hendro yang langsung membuat Ivan melepaskan pelukannya
Sebelum Ivan mendengar semua perkataan Pak Hendro, Alina sudah terlebih dahulu menutup kedua telinga Ivan, karena ucapan Pak Hendro tak pantas untuk didengar oleh anak seusianya.
"Ayah sudahlah dia masih kecil, tidak sepantasnya dia mendengar kata-kata seperti itu. Lagipula aku baik-baik saja dan yang terpenting aku selamat."
"Lalu, kenapa kau membawa dia kemari?" Tanya pak Hendro lagi
"Aku tidak bisa mengatakan semua nya pada ayah (dalam hati Alina). Sebagai tanda maaf ku, aku mohon ayah biarkan dia di sini sebentar. Aku sudah meminta supir nya untuk menjemput dia pukul 07.00 malam nanti."
"Baiklah jika begitu, karena putri tersayang ku yang meminta nya langsung padaku, biarkan dia di sini sebentar."
"Terima Kasih ayah kau memang sangat baik, oh iya aku lupa kamarku di mana?"
"Kamarmu ada di lantai atas dari tangga kau belok kiri lurus saja dan,,," Terpotong
"Iya ayah aku ingat, ayah tidak perlu menjelaskan nya panjang lebar. Ayo Ivan kita ke kamarku sekarang." Ucap Alina menuntun Ivan
"Dia disibukkan mengurus anak kecil itu, sampai lupa jika ayahnya merindukan dirinya." Gerutu Pak Hendro pelan
"Sudahlah pak lagi pula anak itu lucu sekali, aku sampai membayangkan jika dia adalah cucu kita." Ucap Bu Maya istri pak Hendro
"Ibu ini bukannya mendukung ayah malah membela anak kecil itu."
"Ayah... ayah!!" Pusing Bu Maya menggelengkan kepala
Skip Sampai~~
"Nah Ivan, bajumu sangat kotor kau harus menggantinya ya, sebelum itu kau harus mandi." Ucap Alina yang membawa Ivan ke kamarnya
"Iya ibu." Ivan menurut
"Oh iya, kau bisa mandi sendiri kan?"
"Iya ibu selama ini aku belajar untuk mandiri."
"Baiklah, kau memang anak yang baik." Mencubit pipi gemas Ivan
Ivan pun pergi ke kamar mandi.
"Oh iya, aku lupa pakaian apa yang akan Ivan pakai, lagi pula aku tidak memiliki pakaian anak seusia Ivan...an- (Alina ingin teriak untuk memberitahu Ivan tidak usah mandi, akan tetapi sudah terlambat), tapi sepertinya dia sudah melepaskan bajunya dan sekarang sedang mandi."
"Bagaimana yah...(Alina pun bolak-balik sambil memikirkan sesuatu). Oh iya aku pesan saja di aplikasi toko online dengan pengiriman instan. (Alina pun mengeluarkan handphone nya lalu membuka aplikasi toko online,dan melihat-lihat pakaian anak laki-laki) Dan sekarang masalahnya adalah berapa usia Ivan sekarang, aku tidak tau mana yang cocok untuk Ivan." Alina pun sibuk memilih baju
"Nah sepertinya ini cocok dan pas untuk
Ivan." Setelah beberapa menit memilih akhirnya Alina menemukan pakaian yang menurutnya bagus dan pas untuk Ivan
Ia pun langsung membelinya dengan melakukan pengiriman instan, yang pastinya harganya sedikit mahal, tapi Alina tak mempermasalahkan nya.
Sebelum Ivan selesai mandi, paket itu sudah sampai dengan cepat.
Alina pun mengambil paketnya.
Lalu, ia membuka paket tersebut dan mendapati pakaian yang sangat bagus.
"Aku pikir pakaiannya akan biasa saja, tapi ini sangat bagus sekali. Ivan pasti menyukainya."
"Ivan, Apa kau sudah selesai?" Tanya Alina dibalik pintu kamar mandi
"Iya Bu, aku sudah selesai." Teriak Ivan dari dalam
"Baiklah, aku akan masuk sambil membawa handuk untuk mu ya."
"Iya Bu."
Alina pun masuk lalu ia menghanduki Ivan dan membawa nya keluar.
Setelah itu Alina memakaikan baju yang ia pesan tadi pada Ivan.
Skip selesai~~
"Wah tampannya putraku ini (ucap Alina spontan yang tidak sadar menyebut Ivan seperti putranya) bagaimana apa kau suka?" Tanya Alina
"Iya ibu aku sangat menyukainya baju ini sangat bagus sekali, aku sangat mirip sekali dengan ayah jika memakai baju seperti ini."
"Owh benarkah, kau pasti sangat mirip dengan ayahmu."
"Kami memang sangat mirip Bu, ibu sering membelikan pakaian ku dan ayah yang sama, seperti anak kembar."
"Oh begitu ya, iya (menggaruk kepala yang tidak gatal)."
"Iya Bu!"
Alina hanya tersenyum kikuk.
"Aku senang kau menyukainya.baju ini baru saja aku pesan, aku lupa jika di sini tidak ada anak kecil aku langsung menyuruh mu mandi tanpa memikirkan pakaian ganti mu. Jadi aku memutuskan untuk membelinya di toko online, dan aku tidak tau usia mu berapa jadi aku hanya menilai dan mengira saja. Dan ternyata baju ini cocok dan pas di badanmu iya kan."
"Iya ibu, kenapa ibu tidak mengetahui berapa usiaku. Apa ibu tahu hari ini adalah ulangtahun ku yang ke tujuh tahun!?"
"Benarkah, jadi hari ini kau ulang tahun.ibu ucapkan selamat ya, semoga kau panjang umur, selalu bahagia, sehat selalu, disayangi banyak orang, menjadi anak yang mengukir banyak prestasi, cerdas di mana pun kau berada, menjadi orang hebat dan membanggakan kedua orang tuamu. (Aku lupa jika ibu Ivan sudah meninggal, dan selama pembicaraan tadi aku tidak sadar melontarkan berbagai macam doa untuknya, setelah ini Ivan pasti berharap bahwa aku ini benar ibunya. Dalam hati)." Kata Alina
"Terima Kasih ibu, aku sangat menyayangimu." Memeluk Alina erat
"A-aku juga menyayangimu." Memeluk Ivan dengan gugup
"Tapi ibu, ayah tidak mengucapkan selamat, bahkan dia tidak ingat hari ini ulang tahunku."
"Kasihan anak ini, dia pasti merasa kesepian. Lagipula kurang ajar sekali ayahnya." Ucap Alina dalam hati
"Benarkah?? Ayahmu sangat keterlaluan, bagaimana mungkin dia bisa lupa hari spesial mu kan."
"Iya ibu, tapi aku senang ibu memberiku selamat ulang tahun."
"A-aku juga senang melihat mu bahagia. Tapi Ivan aku bukanlah ibumu."
"Kenapa kau bukan ibuku? Kau sudah jelas ibuku."
"Aku berbeda, aku bukan ibu aslimu."
"Tidak kau benar-benar ibuku. Apa ibu juga akan seperti ayah membenci diriku." Mulai meneteskan air mata karena Ivan bersih keras mengelak
"Oh tidak jangan menangis atau tidak aku yang akan menangis karena merasa bersalah (mengusap air mata Ansel) baiklah kau bisa menganggap ku sebagai ibu kandungmu, kau bisa memanggilku dengan sebutan ibu."
"Ibu..." Memeluk Alina kembali dengan sangat erat
"Kenapa aku tidak tega melihat Ivan menangis. Walaupun bersih keras dia menganggap ku ibunya, tapi kenyataan tidaklah seperti ini. Aku merasa memang aku adalah ibunya." Gumam Alina
"Sudah-sudah, kau jangan menangis, hapus air matamu ini ya. Jika kau terus menangis matamu akan seperti panda." Ucap Alina lucu untuk membuat Ivan tertawa
"Hahaha...ibu lucu. Ibu masih ingat ya, dulu ibu sering berbicara seperti itu padaku setiap aku menangis. Jika aku menangis mataku akan seperti panda." Ucap Ivan menghibur
"Benarkah, jadi ibumu sering mengatakan itu?"
"Iya memangnya ibu tidak ingat?" Tanya Ivan
"Em... Iya ibu ingat." Bohong Alina
"Yasudah pasti kau lapar kan?" Tanya Alina
"Iya, aku sangat lapar."
"Jika begitu, kita turun ya, di bawah pasti ada banyak makanan."
Ivan pun mengangguk.
Alina dan Ivan turun dan menuju meja makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nanik Lestari
oneng
2023-07-01
0