Setelah kejadian tadi Ivan menangis di kamar dengan tersedu-sedu.
"Ibu aku ingin bersama ibu saja, di sini aku tidak memiliki siapapun. Dulu aku memiliki ayah tapi sekarang ayah jahat padaku, dia malah membela ibu jahat itu. Setelah ibu pergi banyak perubahan yang di alami ayah terutama diriku." Tangis Ivan yang begitu menyakitkan dirinya
"Besok adalah hari ulangtahun ku ke usia 7 tahun, apa ayah akan mengingatnya, bu? Apa ayah akan mengajakku jalan-jalan untuk merayakan ulang tahunku, apa akan banyak kado yang ayah berikan padaku?" Dengan terus menangis membuat Ivan kelelahan yang membuatnya mengantuk dan tertidur
Esok paginya~~
Pukul 06.00
"Hari ini ulangtahun ku, Ayah pasti akan memberi ku kejutan." Ivan pun berlari menuju kamar Arfan dengan perasaan senang karena ia berpikir ayahnya tidak akan marah lagi padanya
"Ayahh...." Ivan memanggil Arfan dibalik pintu luar, tapi Ivan mendengar percakapan ayahnya dengan Nadine
Di Kamar Arfan~~
"Maaf tadi malam aku berperilaku kasar padamu, pasti membuatmu sangat kelelahan dan kesakitan. Pasti ini baru pertama kali kau rasakan, bagaimana apa kau menikmatinya?" Tanya Arfan tak sungkan pada Nadine
"Iya aku sangat menikmatinya, ternyata kau lebih agresif dibanding diriku. Ini memang pertama kalinya aku melakukan hal ini." Jawab Nadine dengan pipi memerah
"Kenapa kau harus malu? Kita adalah pasangan suami istri, wajar jika kita melakukan hal ini. Aku tidak sabar menunggu kehadiran calon anak ku di dalam rahimmu."
"Kau ini bisa saja. Ini sudah pukul 07.00 seharusnya kau bersiap ke kantor, nanti terlambat."
"Hah... Rasanya aku hanya ingin terus bersamamu sepanjang hari, tapi keadaan harus terus membuatku bekerja. Baiklah aku akan bersiap-siap." Arfan pun beranjak menuju kamar mandi
Dan di luar Ivan sedang menguping pembicaraan mereka berdua, Ivan tidak menyangka jika ayahnya sudah berbuat bersama Nadine. Walaupun usianya terbilang masih kecil tapi ia tahu pikiran orang dewasa dan mengerti maksud ayahnya tadi.
"Jadi, ayah dan ibu jahat itu sudah melakukan apa yang ayah lakukan pada ibu seperti ibu sebelum meninggal, dulu ayah melakukan itu bersama ibu karena ingin memberikan ku adik. Apa ini juga hal yang sama seperti yang dilakukan ayah dan ibu jahat untuk mendapatkan seorang anak?" Tanya Ivan
"Ya, itu semua benar." Bicara Nadine yang mendengar Ivan berbicara sambil bersandar pada pintu dan menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Kau ibu jahat!!" Bentak Ivan
"Terserah apa yang ingin kau katakan padaku anak kecil. Lihat aku sudah memenangkan ayahmu, ayahmu sangat menginginkan anak dariku dan sebentar lagi aku akan mengandung adikmu. Perlahan-lahan kau akan tersingkir kan, sebelum ayahmu semakin menjauh sebaiknya kau susul ibumu di surga. Bukannya kau ingin bertemu ibumu."
"Ibu jahat... Kau memang sangat licik, aku tidak akan membiarkan kau merebut ayah dariku. Aku akan mengembalikan ayah seperti dulu lagi."
"Coba saja, sampai kapanpun ayahmu tidak akan pernah kembali pada ayahmu yang dulu. Karena sekarang ayahmu berada dalam genggaman ku."
"Ckk,,, Aku membencimu." Ivan pergi dengan kesal
Nadine pun terus menatap Ivan sambil tersenyum sinis dari kejauhan.
"Anak yang malang,,, Hahaha!!" Ledek Nadine
"Ayah memang sudah berubah, kenapa ayah berubah? Kemarin dia berjanji tapi sekarang dia mengingkari janji itu."
Di meja makan~~
Ivan siap untuk sekolah, dan Arfan siap untuk ke kantor dan mereka sarapan terlebih dahulu.
Di meja makan Ivan mendapati pemandangan yang tidak mengasyikkan Arfan dan Nadine bersuapan makanan tanpa memikirkan Ivan dihadapan mereka.
"Ayah aku juga ingin disuapi." Ujar Ivan
"Ivan kau sudah besar, makan saja sendiri." Jawab Arfan
"Baik Ayah..." Arfan pun hanya menurut saja dengan perasaan murung dan sedih
"Aku terlambat aku pergi bekerja dulu." Ucap Arfan pada Nadine
"Baiklah hati-hati di jalan." Ujar Nadine
Arfan pun selesai sarapan dan dia bersiap untuk bangkit dari kursi meja makan.
"Ayah tunggu apa kau tidak ingat ini hari apa... ini hari..." Terpotong karena Arfan memotongnya
"Ivan. Ayah sudah terlambat bicara saja nanti. dan ya, sekolahmu diantar oleh supir saja. Ayah tidak bisa mengantarkan mu ke sekolah."
"Baik ayah..." Jawab sedih
"Ternyata ayah tidak mengingat hari ulang tahunku, ini pertama kalinya ayah lupa dengan ulang tahunku." Gumam Ivan
Arfan pun bangkit dan pergi berjalan keluar rumah.
"Em... Tunggu suamiku!!" Perintah Nadine
"Ada apa??"
"Em... Apa sebaiknya kau memperkerjakan pembantu di rumah ini, tidak mungkin kan kau tega menyuruhku untuk mengurus Mansion mu sebesar ini."
"Kau benar... Baiklah aku akan meminta asistenku untuk mencarikan pembantu, nanti siang aku akan meminta dia untuk datang ke rumah kita, dan tinggal di sini untuk menjadi pembantu. Kau adalah nyonya mansion ini kau berhak melakukan apapun di sini."
"Baiklah terima kasih, sampai jumpa kembali."
"Sampai jumpa..." Arfan pun melanjutkan langkahnya dan berangkat ke kantor
Lalu, Nadine melihat ke arah Ivan.
"Cup... cup...cup. Kasihan sekali dirimu, mendengarkan pembicaraan mu saja ayahmu tidak ingin. Tapi lihat ketika aku mengajaknya bicara dia bersikap manis sekali padaku dan mau mendengarkan ku...hahaha." Nadine pun tertawa puas lalu pergi meninggalkan Ivan
"Ayah memang sudah berubah, aku benci ayah!!" Ivan pun menggendong tas nya
Lalu, Arfan berangkat sekolah diantar supir yang sudah lama bekerja tapi jarang terlihat di mansion Arfan, karena Arfan sendiri yang memberhentikannya dan saat ini ia ditugaskan kembali untuk bekerja. Ia bernama Pak Aris yang sudah berusia sekitar 45 tahun.
"Kasihan Tuan muda dia pasti sedih melihat ayahnya sudah berubah, banyak perubahan yang dialami rumah ini setelah Bu Alina pergi." Gumam pak Aris sambil menyetir mobil
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments