Setelah mendengar pernyataan Nadine, Arfan pun menghentikan nya. Ia pun pergi begitu saja meninggalkan Ivan tanpa memperdulikannya.
Nadine pun mengikuti Arfan dengan tersenyum puas.
"Tuan muda...!!" Pak Aris dan Bu Lastri pun berlari menghampiri Ivan yang sedang tergeletak menangis histeris kesakitan
"Ya tuhan, ini pasti sangat menyakitkan.di usia dan tubuhmu yang masih kecil ini kau tidak akan sanggup menanggung nya sendiri." Bu Lastri menangis sambil meniup luka Ivan
"Bu Lastri sakitttt...." Ivan menangis kencang
"Iya, kau pasti sangat kesakitan, maafkan pak Aris dan Bu Lastri ya, Tuan muda. Kami tidak bisa menyelamatkan mu dari amarah ayahmu tadi."
Ivan masih tetap menangis, bahkan tangisannya pun sangat menyakitkan bagi siapapun yang mendengarkannya.
Bu Lastri pun menggendong Ivan dan membawa nya ke kamar untuk mengganti pakaian Ivan. Sedangkan Pak Aris pergi membeli obat luka bakar ke apotek.
Di dalam kamar pun Ivan terus menangis histeris.
"Yang sabar ya, tuan muda. Sebentar, aku akan mengambilkan mu air dingin untuk mengompres lukamu sampai pak Aris pulang membawa obatnya." Bicara Bu lastri dengan tergesa-gesa
Bu Lastri pun membawa air kompres nya dari dapur, setelah itu ia kembali ke kamar Ivan yang masih menangis, lalu mengompres luka Ivan.
Tak lama kemudian juga pak Aris datang membawa obat luka bakar itu.
Bu Lastri pun mengganti kompresan dengan obat luka bakar yang sudah dibeli Pak Aris.
Ivan tetap saja menangis tersedu-sedu.
"Sudah Tuan muda, anda jangan menangis lagi. Lukamu pasti akan sembuh." Bu Lastri pun mengusap-usap rambut Ivan dan memeluknya
"Ayah jahat,,, Kenapa ayah sangat berbeda? dia sudah berjanji tidak akan meninggalkan ku sendiri, tapi kenapa sekarang ayah malah menyakiti ku." Kata Ivan yang tidak berhenti menangis
"Bu Lastri, aku ingin pergi keluar!" Ucap Ivan dengan mata yang sembab wajah yang khas sudah menangis lama
"Keluar? Tapi Tuan muda, anda masih sakit, sebaiknya istirahat saja ya."
"Tidak aku ingin pergi keluar."
"Emm... Bagaimana ya?" Bingung Bu Lastri
"Tuan muda ingin keluar? kalau begitu pergi dengan saya saja Tuan muda."
"Iya biarkan Pak Aris saja yang membawaku, aku membutuhkan udara yang segar."
"Baiklah, tapi maaf tuan muda saya tidak bisa ikut bersama anda karena masih banyak pekerjaan."
"Iya, tidak apa-apa." Ivan pun berjalan dengan pincang dan menahan sakit karena luka bakar air panas tadi untuk memakai pakaian dan jaket yang tertutup sehingga lukanya tidak kelihatan
"Pak Aris ayo kita pergi." Perintah Ivan
"Iya, Tuan muda." Mengikuti Ivan dari belakang
Di Mobil~~
"Tuan muda, sebenarnya kita akan pergi kemana?" Tanya pak Aris
"Aku ingin pergi ke danau, jadi antarkan aku ke sana."
"Baiklah, Tuan muda." Pak Aris pun melajukan mobilnya ketempat Ivan pinta
Sampai di danau~~
Sesampainya di danau Ivan meminta pak Aris meninggalkannya sendiri saja, Pak Aris yang tidak ingin meninggalkan Ivan sendirian terpaksa harus menuruti perintah Ivan karena Ivan memaksanya.
Ivan pun duduk di kursi yang berada disekitar pinggir danau.
"Aku sangat sedih sekarang ayah sudah berubah, di sisi lain aku sangat senang ibu kembali tapi aku tidak bisa menemui ibu, aku tidak tau dimana ibu tinggal. Ibu aku ingin bercerita banyak hal padamu." Kata Ivan
Ivan pun berjalan mendekati danau ia berdiri memandangi dirinya dari pantulan air.
"Ibu aku senang kau bisa kembali, tapi maaf Bu hari ini aku yang harus pergi. Dulu aku sangat merindukan ibu dan ingin menemui ibu. Tapi aku pergi bukan untuk menemui siapa-siapa, aku pergi karena ingin menjadi bintang. Mungkin dengan kepergian ku ayah akan bangga lagi padaku karena aku sudah menjadi bintang. Karena ibu sudah ada di sini tanpa diriku, aku memiliki satu permintaan ubah ayah seperti dulu setelah itu ibu dan ayah harus kembali bersama. Di atas sana aku akan menyaksikan kalian." Lanjut kata Ivan putus asa
"Selamat tinggal ayah... Jangan merindukan ku." Ivan pun menjatuhkan dirinya ke danau yang dalam itu
Semua orang yang sedang berada di danau dan menikmati pemandangan dikejutkan dengan seorang anak kecil yang menjatuhkan dirinya ke danau yang dalam dan berteriak histeris berhamburan kemana-mana.
"Hey anak itu,,, Anak itu menjatuhkan dirinya kedanau. Cepat tolong dia..." Teriak salah satu pengunjung
Sudut pandang Alina~
Ternyata Alina juga sedang berada di danau yang sama dengan Ivan.
"Iya ayah, saat ini aku sedang ada di danau, dulu aku sering sekali mengunjungi tempat ini. Setelah 1 tahun di Amerika, ini pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di danau ini lagi. Ayah tahu aku sangat merindukan danau ini, jadi aku mengunjungi nya." Bicara Alina dalam telepon
"Baiklah, segera pulang jangan lama-lama berada di sana." Jawab ayahnya dalam telepon
"Hey anak itu,,, Anak itu menjatuhkan dirinya kedanau. Cepat tolong dia..." Teriak salah satu pengunjung
Saat sedang menelpon Alina pun mendengar semua orang sangat ribut.
"Sebentar ayah..." Bicara Alina pada ayahnya ditelepon sambil menutup suara telepon untuk melihat sekitar
Alina pun mendengar mereka meributkan anak kecil yang menjatuhkan diri, Alina pun menatap ke arah anak kecil itu dari kejauhan pada awalnya Alina tidak menyadari anak kecil itu adalah Ivan. Tapi setelah ia selidiki betapa langsung terkejut nya ia mengetahui bahwa anak kecil itu adalah Ivan.
"Ivann..." Panggil kejut Alina, saking terkejutnya ia sangat syok sampai menjatuhkan telepon nya lalu berlari dan menceburkan diri ke danau untuk menolong Ivan
"Alina... Halo... Alina kau baik-baik saja? Halo Alina." Pak Hendro pun terus memanggil Alina tapi tidak ada jawaban dari Alina, dalam telepon hanya terdengar suara kegemuruhan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments