Setelah keluar dari ruangan meninggalkan Ariel dan Ronand untuk mereka berbicara berdua, Sharon segera memanggil salah satu pelayan untuk memandu nya bersama Daisy, dan menyuruh menyiapkan ruangan untuk Daisy bisa beristirahat.
Setelah berjalan beberapa saat, merekapun tiba di suatu ruangan yang telah dipersiapkan untuk tamu.
"Apa ruangan ini cukup? " tanya Sharon sambil melirik Daisy.
"Te-tentu saja cukup Nyonya!. Bahkan ini terlalu berlebihan untuk saya... "ucap Daisy dengan cemas setelah melihat ruangan yang begitu megah.
Bahkan kamar ini lima kali lebih luas dari saat aku masih menjadi bangsawan...Tidak mengira aku akan tidur di sini untuk malam ini....
Daisy terkejut setelah melihat ruangan yang begitu luas, perabotan yang terlihat mahal, bahkan lantainya pun mengkilat seperti terbuat dari cermin.
Pasti para pelayan di sini sudah bersusah payah membersihkan ruangan ini...Ternyata menjadi pelayan tidak semudah yang aku pikirkan.
Pikir Daisy dengan ragu. Bahkan dia teringat kembali tentang bagaimana dia akan di beri sebuah rumah untuk hadiahnya yang lain.
Hmm... Apakah aku terima saja yah tawaran itu dan tinggal di rumah itu dengan tenang...Tidak-tidak, Daisy sadarlah! . kau akan bekerja mulai besok. Kau harus semangat! dibandingkan dengan menjadi budak, menjadi pelayan adah sesuatu yang kecil bagimu.
Untuk beberapa saat ,Daisy tenggelam dalam pikirannya, sampai baru menyadari bahwa Sharon telah menatapnya selama ini.
"...Eh?Ma-maaf nyonya, saya baru saja memikirkan sesuatu hal. " ucap Daisy dengan panik, baru menyadari tatapan ingin tahu Sharon.
"Hmm.tidak apa -apa~kamu sepertinya sedang memikirkan sesuatu? " ucap Sharon dengan santai sambil tersenyum ramah.
"Haha...Bukan sesuatu yaang penting... Maaf Nyonya ,saya baru bersikap kurang ajar terhadp Nyonya. " ucap Daisy sambil menunduk.
"Tidak apa-apa. Lagipula kamu adalah penyelamat anakku, tentu saja harus diperlakukan dengan baik. "ucap Sharon dengan senyum yang lembut.
" Hehe...Sepertinya Nyonya sangat menyayangi nona Louise. "ucap Daisy sambil tertawa ringan.
" Tentu saja!.Dia adalah anak yang manis dan pintar, bagaimana kamu tidak menyukainya?"ucap Sharon dengan tegas, "Ngomong-ngomong,aku ingin mendengar darimu ,apa saja yang terjadi saat Louise kecil ku bersamamu? . "tanya Sharon dengan ingin tahu.
" Te-tentu saja. Saya akan menceritakannya jika Nyonya ingin mengetahuinya. "jawab Daisy dengan lancar dengan tersenyum layaknya bangsawan.Berbeda sekali dengan pikirannya yang sedang kacau, takut Sharon mengetahui kebenaran yang telah terjadi.
" Baiklah kalau begitu. Kita berbicara sambil duduk dan minum teh saja. Tidak baik bercerita sambil berdiri seperti ini. "ucap Sharon dengan riang sambil memerintahkan para pelayan menyiapkannya.
" Te-tentu Nyonya. "
Merekapun berbincang untuk beberapa saat sambil meminum teh. Tak lama setelah mereka berbincang cukup lama, terdengar sebuah ketukan di pintu.
"Permisi ibu, apakah anda di dalam?. Ini saya putrimu Louise. " kata Ariel dengan ramah dan santun. Berbeda sekali saat berbicara dengan Ronand.
"Oh anakku. Masuklah! Apakah kamu sudah selesai berbicara dengan tuan Ronand? " tanya Sharon sambil melihat Louise yang masuk dan menuju tempat duduk.
"Iya ibu. Saya sudah selesai berbicara dengannya .Beliau sepertinya telah kembali menemui putranya. "ucap Ariel sambil duduk dengan anggun dan berbicara dengan sopan.
Daisy yang melihat Ariel hanya terdiam tak bersuara.
Siapa anak kecil yang lembut ini?... Dimana anak yang tomboy dan angkuh itu berada?.
Ariel yang mengetahui apa yang di pikirkan Daisy menyipitkan matanya . Daisy yang sadar atas tatapan Ariel, segera mengalihkan pandangannya.
"Oh, sayang sekali...Padahal aku ingin berbicara dengannya.... " ucap Sharon dengan putus asa.
"Kalau memang ingin berbicara dengannya, mengapa tidak mendatanginya saja.? Seharusnya dia belum terlalu jauh untuk saat ini. "saran Ariel sambil melihat Sharon yang sedang tidak bersemangat.
" Tidak apa-apa~lagipula bukan sesuatu yang penting juga. "ucap Sharon sambil tersenyum ,melihat Ariel yang sangat perhatian.
"Begitulah? "
Itu saja. pesta minum teh antara mereka berlangsung cukup lama. Sampai membuat Ariel kewalahan karena pelepasan rindu sang ibu setelah beberapa hari tak bertemu.
Orang ini...Bagaimana jika aku pergi jauh suatu saat nanti....
Pikir Ariel. Sambil pasrah dengan keadaan.
***
Sementara itu. Di suatu ruangan ,seseorang sedang mengerjakan dokumennya yang selalu menumpuk.
Dengan kesibukannya yang hampir setiap hari, dia sama sekali tidak mempunyai waktu untuk berlibur.
Ruangan itu sangat sunyi. Sampai-sampai hanya terdengar sebuah gesekan pena dengan kertas saja. Kesunyian itupun tidak berlangsung lama setelah terdengar suara seseorang telah membuka pintu dengan paksa.
BRAKK
" Mohon tunggu sebentar tuan. Yang Mulia sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun...."terdengar suara penjaga itu dengan panik dan ketakutan.
" Hey !! Anastasius . Bisakah kau ajari penjaga ini cara bertindak dengan benar? "pinta Ronand dengan jengkel. Akan tetapi ,Anastasius hanya tersenyum setelah mendengarnya.
" Dia hanya di suruh langsung olehku. Aku yang menyuruhnya untuk tidak membiarkan siapapun masuk seenaknya keruangan ku."ucap Anastasius sambil tersenyum dengan mengejek.
" Cih. Dasar anak durhaka. "ucap Ronand dengan kesal.
" Biarkan dia masuk. Kau segera tinggalkan ruangan ini. "perintah Anastasius sambil menoleh kepada penjaga itu.
" Baik Yang Mulia."kata penjaga itu sambil tunduk dan hormat. Segera setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan ruangan itu.
"Jadi apakah kau telah selesai berbicara dengannya? " tanya Anastasius ingin tahu.
"Ya.Dia akan menjadi muridku mulai saat ini. "jawab Ronand dengan santai. Sangat berbeda dengan Anastasius yang terkejut setelah mendengarnya.
" Murid?. Apakah kau berencana mewariskan skill Pride itu juga padanya? "tanya Anastasius sambil tak percaya apa yang telah dia dengar sebelumnya.
" Ya. Dia memenuhi kualifikasi seperti itu. Dan juga ,sudah lama aku mencari penerus untuk meneruskan kekuatan ini.... "ucap Ronand sambil mengenang masa lalu.
" Kenapa kau memutuskan sesuatu yang begitu penting seorang diri?. Jika kau menurunkan skill itu, kau akan melemah kan? bagaimana reaksi Negara lain jika mengetahui hal tersebut. "ucap Anastasius dengan kesal.
" Heh. Kau pikir kekuatanku hanya sebatas dari skill itu saja?. Aku akan tetap menjadi 7 kekuatan wilayah Iblis walau tanpa skill itu. "ejek Ronand dengan merasa tidak senang.
"... Apakah kau yakin dengan keputusanmu itu? "tanya Anastasius memastikan bahwa keputusannya adalah benar, menyerah untuk membujuknya.
Karena Anastasius tahu, kalau membujuk Ronand sama halnya berbicara dengan batu, hanya membuang-buang waktu.
"Tentu saja. Apakah kau meragukan keputusan ayahmu? " ucap Ronand dengan bangga dan percaya diri.
"Tapi bisakah kau memilih orang lain?. Dia hanyalah seorang ank kecil dan juga anak perempuan, bisakah kau memilih orang lain?. Anak pertama dan ketiga ku misalnya, mereka bisa kau pilih. " Anastasius menyarankan, tetapi segera di tolak oleh Ronand.
"Tidak.Aku sudah cukup menyukai putrimu. Dia adalah calon yang sempurna." ucap Ronand dengan tegas.
"...Jika kau berfikir seperti itu... Terserah kau sajalah. " ucap Anastasius dengan pasrah.
"Baiklah .Aku juga sudah berkunjung . Aku pergi dulu, aku ingin makan sesuatu yang enak". kata Ronand sambil berbalik pergi.
" Ey... Tung-"Anastasius memanggil , akan tetapi sudah terlambat. Ronand dengan cepat keluar dari ruangan.
Dasar, dia berprilaku seenaknya saja...Tetapi... Louise kahh...Aku hanya melirik dia sebentar waktu itu. Pertemuan dengannya akan diadakan sebentar lagi, aku ingin melihat ,seperti apa orang yang disukai oleh ayah.
Pikir Anastasius sambil menantikan pertemuannya yang sudah di tentukan saat anak-anaknya berusia lima tahun.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Lucmin~star
Nextttttt tor!!!!
2022-09-10
2