bab 19

Di dalam kamar kerja miliknya, Gong Lie terus mondar-mandir tak jelas apa yang membuatnya seperti itu. Rencananya memang berjalan dengan baik sesuai apa yang dia harapkan. Bahkan kaisar juga mulai meragu pada adiknya, Gong Sheng. Tapi ada rasa aneh yang terus mengganggunya sejak tadi, dan dia tak tahu itu apa.

Putri mahkota yang baru saja bertemu dengan permaisuri dan juga ibundanya dibuat terkejut melihat suaminya pada waktu seperti saat ini sudah berapa di kediaman mereka. Biasanya putra mahkota akan kembali ketika hari sudah mendekati malam.

Tidak banyak orang yang tahu hubungan putra dan putri mahkota, sebenarnya jauh dari kata baik-baik saja. Putra mahkota meminang anak dari perdana menteri kiri hanya untuk menguatkan posisinya sebagai calon raja dinasti Xili. Sedikit pun tak ada rasa, dan sering kasar pada putri mahkota.

" Yang mulia, anda sudah pulang?" ujar Ming Yue tergagap.

" Kalau aku berada di sini itu berarti aku sudah pulang. Kenapa kau mendadak jadi bodoh. Putri mahkota dipermalukan oleh putri dari kediaman pangeran ke 5. Sungguh kau itu benar-benar tak berguna." sentak Gong Lie.

Tubuh Ming yue bergetar hebat, dia sangat ketakutan, takut apa yang dua hari lalu dilakukan oleh suaminya itu padanya. Ming Yue mundur selangkah demi selangkah, dia ingin menghindar saat putra mahkota kan memukulnya nanti.

"Maafkan saya yang mulia, saya salah." Ming Yue berlutut. Lebih baik dia merendahkan dirinya dari pada harus mendapati pukulan dan cacian yang dilakukan oleh suaminya itu.

" Lain kali belajarlah untuk lebih pintar. Atau kalau kau memang sangat bodoh, belajarlah untuk memiliki kelebihan dari orang lain yang bisa aku banggakan." putra mahkota langsung keluar dari kamarnya. Malas untuk menanggapi pertanyaan atau penyataan yang keluar dari mulut istrinya.

" Hiks....Hiks... seandainya kau yang menjadi suamiku, aku tak akan mengalami penghinaan ini daam hidupku. Semua karena wanita itu, karena Feng Ai yang merampasmu, aku harus hidup dengan laki-laki ini." Ming Yue menangis sejadi-jadinya. Ingin meluapkan semua sesak yang ada di dadanya.

Putra mahkota berlalu menuju ke tempat dimana selama ini dia mendapatkan tentang semua informasi di keempat dinasti yang ada di dataran ini. Gong Lie, memiliki mata-mata dan juga pendukung yang besar. Semua itu mendukung dia untuk naik tahta, dan kepentingan pribadi mereka akan diperlancar oleh Gong Lie.

Belum ada yang mengetahui hal ini, permaisuri yang merupakan ibu kandung dari putra mahkota pun tidak tahu menahu tentang hal tersebut.

" Apa dia sudah datang?" tanya putra mahkota pada penjaga pintu.

" Belum yang mulia." jawab penjaga pintu.

Gong Lie kemudian memasuki sebuah rumah bordil yang ada di ibukota. Di sinilah semua informasi dari berbagai tempat dapat diketahui. Tempat bordil hanyalah kedok untuk menutupi bisnis yang mereka jalani sebenarnya, menjual informasi ke seluruh penjuru dunia. Tidak peduli pada negara atau pihak yang dirugikan, asalkan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Gong Lie datang ke tempat itu ditemani oleh pengawal pribadinya. Xingji itulah nama pengawal putra mahkota yang setia pada tuannya itu. Berkali-kali sudah, Gong Lie meminta Xingji untuk mengurus seseorang yang berani mengkhianatinya.

" Lama sekali orang itu. Apa dia tidak tahu dia sedang berhadapan dengan siapa? " geram Gong Lie. Sebagai seorang putra mahkota, dia merasa direndahkan karena dibiarkan menunggu.

" Tenang yang mulia, anda tidak boleh menarik perhatian sekitar. " Xingji menasehati.

" Aku tahu, tapi ini benar-benar keterlaluan. Aku sudah lama berada disini. " protes Gong Lie.

Hati sebentar lagi sudah malam, tapi orang yang ditunggu oleh putra mahkota itu belum juga datang. Ingin sekali dia meninggalkan tempat itu, tapi apa yang ingin dia dengar ini adalah masalah yang sangat penting.

Xingji juga semakin bosan berada di sana, bukan karena bosan menunggu tapi karena berulang kali harus menenangkan tuannya. Jika orang yang ada di depannya saat ini bukan tuannya sudah dia pukul sejak tadi.

Kreiieeetttt

Pintu ruangan itu dibuka, ada pun orang yang masuk ke dalam bukanlah orang yang ingin ditemui putra mahkota. Tapi sebelum protes, orang tersebut memperlihatkan sesuatu padanya. Sebuah benda yang sama sekali tidak disangka oleh Gong Lie akan ada di tangan orang ini. Orang yang menjadi pemilik rumah bordil ini.

" Darimana kau dapat itu? " tanya Gong Lie. Jantungnya berdebar sangat kencang.

" Ini diletakkan di ruangan saya, yang mulia. " ujar pria pemilik rumah bordil tersebut. Gong Lie menerima benda itu dengan tangan bergetar.

" Saya juga menemukan sebuah surah di bawah benda itu yang mulia. " pria itu kembali mengulurkan sebuah gulungan kecil.

Gong Lie meremas gulungan kecil itu, amarahnya langsung keluar tanpa bisa lagi dia bendung. Semua barang-barang yang ada di ruangan itu dibantingnya dan dibuang mengotori seluruh ruangan.

" Ahhhh sial... sial.... Awas saja kau Sheng, aku akan membalas apa yang alami hari ini. Aaarggghhhhh... " Gong Lie terus berteriak dan membanting barang-barang di ruangan itu.

Isi surat itu mengatakan bahwa Gong Sheng telah mengalahkan pasukan bayaran yang putra mahkota kirim. Di surat itu juga mengatakan bahwa seseorang yang menulis surat ini tahu tentang semua rahasia putra mahkota dan mengancam akan mengungkap rahasia putra mahkota jika sampai putra mahkota kembali mengusik pangeran ke 5.

Gong Lie tahu bahwa tulisan itu bukan tulisan dari pangeran ke 5.Gong Lie juga tahu sifat Gong Sheng tak akan memerintah orang untuk melakukan ini semua untuknya. Ada orang baru yang ingin menjadi lawannya, dan itu membuat Gong Lie semakin murka.

Di sebuah ruangan di kediaman mewah yang berada di ibukota. Ada seorang wanita yang duduk di bangku yang ada di taman kediamannya. Wanita itu melihat bulan yang terlihat begitu indah sekali malam ini. Senyum terukir di wajahnya, senang akan sesuatu yang telah dia lakukan.

Angin yang bertiup semilir membawa seorang pria datang menemuinya. Pria yang diketahui adalah pengawal pribadi miliknya. Kedatangan itu berhasil membuat senyuman dari wanita itu semakin lebar dari yang tadi.

" Yang mulia, semuanya sudah hamba laksanakan. " lapor pria itu.

" Tidak ada yang tahu bahwa itu semua adalah perbuatan kita kan? "

" Yang mulia tidak perlu khawatir. Semuanya aman, tidak ada yang akan mengetahui hal itu. "

" Bagus. Terima kasih atas kerja keras yang kau lakukan. " wanita itu tersenyum menatap pengawal pribadinya.

" Aku tahu muncul berjuta pertanyaan di kepalamu, tapi maafkan aku yang belum bisa menceritakan semua padamu. Jika waktunya tiba, aku berjanji akan mengatakan segalanya pada mu. kau tidak perlu khawatir, aku pasti akan menepati janjiku padamu. "

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!