bab 14

Gong Sheng adalah salah satu dari adik Gong Lie, namun meski begitu, Gong Lie sangat mewaspadai Gong Sheng dan juga membencinya. Sebagai putra dari Kaisar bersama dengan selir yang paling disayanginya atau bahkan diseluruh harem, hanya selir Xia Nian yang menjadi satu-satunya pemilik hati kaisar, Gong Sheng pun selalu menjadi favorit kaisar dan merupakan pangeran yang tidak keluar dari istana sedangkan pangeran lainnya dipaksa untuk meninggalkan istana.

Gong Sheng yang pada akhirnya memilih keluar istana agr terjadi kedamaian di istana pun memilih untuk terjun ke peperangan dan berhasil mendapatkan gelar panglima karen kemampuannya yang sangat luar biasa.

Pasukan Ri Yue yang merupakan pasukan miliknya yang berjumlah lebih dari 3000 prajurit sekaligus menjadi pasukan yang memiliki kemampuan di atas rata-rat dibandingkan pasukan lainnya. Pasukan Ri Yue terus mendapat kemenangan semenjak dipimpin oleh Gong Sheng berhasil mendapat perhatian dari kaisar. Banyak sekali penghargaan dan hadiah yang diberikan oleh kaisar pada pasukan Ri Yue dan jga pada pimpinan mereka yaitu pangeran ke 5 dinasti Xili, Gong Sheng.

Pasukan Ri Yue pagi ini sudah tiba di desa yang terletak di perbatasan. Sebuah desa yang belakangan ini menarik perhatian banyak petinggi di ibukota. Pasalnya karena adanya perompak yang meresahkan rakyat di desa perbatasan ini membuat pajak dan hasil bumi dari mereka tidak tidak sampai ke ibukota.

Para perompak ini menjarah setiap harta maupun hasil bumi yang dimiliki oleh penduduk desa. Jumlah para perompak yang tidak sedikit itu membuat hasil bumi dari penduduk des berpindah ke tangan mereka. Inilah yang membuat semua pajak maupun hasil bumi dari penduduk desa di perbatasan ini tidak sampai ke ibukota.

" Selamat datang yang mulia pangeran ke 5." Liancheng memberi hormat pada panglima tertinggi.

" Bangunlah Lian." balas Gong Sheng mempersilahkan panglima pasukan di perbatasan ini untuk bangun dari berlututnya.

" Maafkan saya yang mulia karena tidak bisa menyambut kedatangan anda di tempat kami. Maaf gubuk kami tak seindah dengan kediaman anda yang mulia." ucap Liancheng basa basi.

" Sejak kapan kau bermulut manis seperti ini? Apa karena berhadapan dengan para perompak itu membuatmu jadi linglung." cibir Gong Sheng dengan nada bercanda.

Liancheng tersenyum mendengar teman seperjuangannya dulu bisa datang kemari untuk bernostalgia melawan musuh. Liancheng dulunya juga merupakan anak didik dari Feng Ying ayah mertua pangeran ke 5.

Terakhir kali mereka berjuang di dalam pasukan yang sam adalah ketika perang dengan Goryoe yang dimenangkan oleh Xili dengan kepemimpinan pngeran ke 5. Sejak itulah Gong Sheng dipercaya untuk mengurus pertahanan dan kemanan istana dan juga seluruh wilayah yang masih berada di wilayah Xili.

" Bagaimana dengan perkembangan dari masalah dengan para perompak itu? Tolong jelaskan situasinya padaku?" tanya Gong Sheng yang sudah seperti titah bagi Liancheng.

" Sudah sekitar empat hari yang lalu mereka menampakkan wajah mereka di desa. Saat itu pasukanku sempat menghadang mereka tapi kami kalah karena kemampuan para perompak itu tidak bisa diseplekan.Mereka akan kembali ke desa sekitar tujuh hari sekali." terang Liancheng.

" Berarti masih ada tiga hari lagi sebelum mereka keluar. Apa kau thu dimana markas mereka?" tanya Gong Sheng. Masalah tentang keberadaan markas dari para perompak itu tidak dijelaskan dalam berita acara yang disampaikan oleh menteri pertahanan dan keamanan.

" Di kaki gunung Laoshan. Mereka membaut markas di dalam gua yang berada di kaki gunung itu. Kami sulit untuk ke sana karena takut melewati perbatasan dengan Goryoe yang nantinya justru menambah masalah baru bagi kita." Liancheng menceritakan tentang situasi di markas perompak.

" Salah satu dari kalian kirimkan surat pada penjaga perbatasan Goryeo. Katakan padanya bahwa aku sedang berurusan dengan para perompak di perbatasan. Dan meminta izin dari mereka jika sampai kita melintas di wilayah mereka. " titah Gong Sheng.

" Baik panglima. " ujar salah satu anak buah Ging Sheng.

Gong Sheng dan Liancheng terlibat perbincangan yang sangat serius. Lebih tepatnya, Liancheng sedang me diskusikan tentang beberapa strategi yang sudah dia realisasikan tapi sama sekali belum bisa barang sedikit saja melukai atau bahkan memaksa para perompak itu untuk menyerah.

Gong Sheng menyimak dengan seksama semua cerita yang diutarakan oleh Liancheng. Gong Sheng dapat menarik satu garis besar bahwa para perompak ini akan cukup sulit untuk mengalah, Satu-satunya cara mengalahkan mereka hanya menghancurkan mereka dari akar-akarnya.

Gong Sheng berkeliling di markas pasukan yang menjaga perbatasan. Banyak yang terluka juga banyak yang meninggal akibat bentrok dengan perompak. Gong Sheng merasa ada suatu yang salah di sini, tapi dia belum tahu apa kesalahan itu. Dia melihat beberapa dokter dan perawat yang merawat luka-luka dari para prajurit yang terluka di sebuah ruangan yang memang dikhususkan untuk dokter dan perawat.

" Apa yang membawa tuanku kemari? " sapa seorang dokter yang langsung menghampiri Gong Sheng ketika melihat seseorang yang dia tahu dulu adalah tuannya.

" Apa kabar tabib Han,lama kita tidak berjumpa? " balas Ging Sheng menyapa seorang dokter itu.

" Saya ditugaskan untuk merawat para prajurit di sini tuanku. "

" Kalau begitu rawat mereka dengan baik, ini permintaan saya tabib Han. "

" Dengan senang hati tuanku, saya akan merawat prajurit di sini dengan baik. "

Setelah berkeliling barak prajurit perbatasan, Gong Sheng pergi ke desa untuk melihat-lihat kondisi di desa tersebut. Banyak penduduk yang terlihat nama pak susah dan rumah mereka pun sudah rusak. Bagi Gong Sheng, kehidupan di perbatasan ini adalah kebalikan dengan kehidupan di ibukota. Gong Sheng berpikir untuk menyetarakan mereka suatu hati nanti.

Sejak asyik berkeliling, Gong Sheng melihat ada seorang anak laki-laki yang tengah dihajar di depan kedai makan tak jauh dari tempatnya berdiri. Merasa kasian, Gong Sheng mendatangi orang-orang itu.

" Apa yang terjadi di sini? " tanya Gong Sheng pada salah seorang yang tadi memukul anak laki-laki itu.

" Dia mencuri tuan. Sebaiknya anda tidak perlu ikut campur. Anda orang kota mana mungkin mengerti penderitaan kami di sini. " sarkas pria itu.

" Tidak seharusnya Anda memukul anak ini tuan. Semua bisa dibicarakan baik-baik. " Gong Sheng menyuarakan ketidaknyamanannya melihat anak kecil dihajar.

" Kami melakukan ini karena dia sudah kesekian kalinya ini mencuri. Kami juga hidup susah tuan, ingin makan kami benar-benar harus mengais tanah lalu dia begitu mudahnya mencuri apa yang kami cari dengan keringat. Jangan jadi naif tuan. " sentak pria tua itu.

Gong Sheng mencoba bertanya pada anak laki-laki itu penyebab dia mencuri. Jawaban anak itu membuat Gong Sheng tertekan. Orang tua anak itu meninggal karena perang dengan Goryeo lima tahu yang lalu. Dia menjadi orang tua untuk adik-adiknya. Anak kecil itu juga harus bekerja untuk mencari uang tapi karena para perompak itu dia kehilanganmu uang yang dia gunakan untuk menghidupi adik-adiknya.

" Kalian tunggu saja kehancuran kalian karena telah membuat menderita seluruh rakyat dinasti ini. " geram Gong Sheng mengepalkan kedua tangannya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!