Jika di kediaman keluarga Feng tengah merayakan pernikahan putri mereka yang beruntung dipinang oleh pangeran, maka lain dengan kediaman kaisar yang ada di istana. Kaisar nampak disibukan dengan melihat petisi dari para menteri dan juga perwakilan dari rakyat.
Akhir-akhir ini banyak rakyat yang merasa puas dengan pengaturan yang dibuat oleh para menteri sesuai dengan apa yang dititahkan olehnya.
" Yang mulia, Putra mahkota meminta izin untuk bertemu dengan anda." ujar kasim yang melayani kaisar.
" Persilahkan putra mahkota untuk masuk." sahut kaisar dari dalam ruang kerjanya.
Pintu ruangan itu dibuka dari luar, nampak Gong Lie datang dengan membawa beberapa cemilan yang dibuat dapur istana sesuai dengan permintaannya. Gong Lie mendekat pada kaisar lalu memberi hormat.
" Sudah selarut ini dan ayahanda masih saja disibukkan dengan petisi ini?" Gong Lie terkejut melihat ayahandanya masih juga memeriksa petisi di malam yang sudah sangat larut ini.
" Jika bukan aku yang mengerjakannya lalu siapa? Bukankah putra mahkota menolak untuk anik tahta leih awal." Kaisar tersenyum dengan kedua tangannya merapikan petisi yang sudah diperiksanya.
" Saya masih belum pantas ayahanda. lagipula ayahanda masih terlihat sangat sehat untuk saya gantikan."
" Kenapa semakin besar mulut anda semakin manis, putra mahkota."
Keduanya tengah berbincang santai mengenang kembali masa-masa saat Gong Lie masih kecil. Gong Lie selalu memberikan banyak sekali kejutan pada kaisar dan permaisuri mengenai kemampuannya baik dibidang beladiri maupun akademis.
Gong Sheng sudah bersinar sejak kecil, dan karena alasan inilah dia diangkat menjadi putra mahkota. Tentunya hal itu dapat terjadi saat dia sudah bisa menyingkirkan saingannya untuk menduduki kursi sebagai putra mahkota.
Dari antara kelima pangeran, hanya si sulung dan si bungsu yang memiliki kemapuan dan juga takdir yang baik. Keduanya diramalkan akan sama-sama menjadi pemimpin. Ramalan inilah yang akhirnya membuat pangeran ke 5 harus tinggal di luar istana sejak masih kecil. Saat itu kaisar terpaksa melakukannya, dia hanya bisa meminta tolong pada feng Ying untuk menjaga pangeran ke 5.
" Ayah memang masih sehat, tapi ayah ingin melihatmu naik tahta sebelum ayah menghembuskan nafas terakhir ayah." ujar kaisar.
" Saya yakin, ayahanda kan selalu diberi kesehatan ." Gong Lie mulai mencari perhatian kaisar dengan mengucapkan tutur kata yang manis.
" Terima kasih atas doanya putra mahkota. Ngomong-ngomong kapan anda akan memberikan saya cucu?'" kaisar menggoda.
" Putri mahkota sedang dalam kondisi yang kurang baik untuk hamil ayahanda. Mungkin anda bisa mengharapkan mendapatkan cucu dari pangeran ke 5 dan juga putri dari perdana menteri kanan terlebih dahulu." putra mahkota mulai membuka topik tentang Gong Sheng.
" Menurut mu begitu?"
" Bukankah mereka saling suka ketika Sheng masih berguru pada tuan Feng. Aku yakin ikatan mereka lebih kuat dari saya dan putri mahkota." Gong Lie merendahkan dirinya.
" Anda tidak boleh berkata seperti itu putra mahkota. Jodoh, keturunan, kekayaan dan juga kesehatan itu sudah ada yang menggariskan, jadi anda jangan berkecil hati." kaisar memberikan penghiburan pada putranya.
Kedua anak dan ayah ini sempat terdiam beberapa saat. Keduanya memiliki sesuatu yang dipikirkan tanpa saling tahu apa yang dipikirkan oleh masing-masing dari mereka.
Gong Sheng sedang memikirkan kata dan kalimat yang tepat untuk mengatakan tentang keburukan Gong Sheng yang dia karang bebas sendiri. Takut justru nantinya rencananya ini akan menjadi bumerang tersendiri baginya.
Gong Sheng tahu bahwa ayahandanya ini sangat menyayangi Gong Sheng. Meski pada akhirnya Gong Sheng dipaksa keluar istana, tapi kaisar tidak pernah melepaskan begitu saja. Selalu saja ada pengawal bayangan yang melindungi Gong Sheng dari jauh. Dan putra mahkota mengetahui masalah ini.
" Ayahanda, apa anda mendengar desas desus di luar sana yang mengatakan sesuatu yang buruk tentang Sheng?" tanya Gong Lie pura-pura khawatir.
" Apa maksud ana putra mahkota? Kabar buruk mengenai apa?" kaisar langsung nampak panik. Hal itu membuat Gong Lie merasakan sakit hati yang mendalam. Sama-sama putra darinya, yang membedakan hanya ibu yang melahirkan mereka berdua tapi kaisar selalu lebih peduli pada Gong Sheng dibandingkan Gong Lie.
" Saya masih menyelidiki masalah ini ayahanda. Saya mendengar kabar burung yang mengatakan bahwa Sheng sedang membangun pasukan pribadi miliknya." jawab Gong Lie berbohong.
" Itu jelas hanya fitnah, Sheng tidak mungkin melakukan hal itu karena dia sama sekali tak tertarik dengan kursi kekaisaran. Lie, cari tahu siapa yang menyebarkan hal buruk ini dan hukum mereka dengan benar agar mereka belajar untuk menjaga tutur kata mereka." titah kaisar murka.
Inilah yanng selalu membuat putra mahkota sedih dan terluka begitu dalam. Pernah saat kecil dia mendengar sendiri perbincangan kaisar dengan tuan Feng saat hendak menitipkan Gong Sheng di kediaman Feng.
" Tolong bantu aku menjaganya, buat dia menjauh dari urusan istana. Akku tak ingin dia terluka karena keserakahan permaisuri. Sheng sudah ditakdirkan untuk menduduki kursi kaisar dinasti Xili. Tapi aku tak ingin hal itu, karenanya aku menitipkan putra ku ini pada anda'
Begitulah kiranya seperti yang dia dengar kala itu. JIka Gong Sheng adalah raja dari dinasti Xili, lalu bagaimana dengan Gong Lie. Dia jadi merasa hanya sebagai raja pengganti dan juga bidak catur yang disiapkan untuk membukakan jalan untuk Gong Sheng menuju tahta kekaisaran.
" Ayahanda percayakan saja semuanya ini pada saya. Saya akan menyelidiki hal ini sampai tuntas. Tapi ayahanda, saya juga mendengar tujuan Sheng untuk menyerang istana adalah balas dendam tentang kematian selir Xianian. Banyak yang mengatakan bahwa pangeran ke 5 menyalahkan kita penghuni istana atas kematian dari ibundanya." sukses. Rencana Gong Lie mulai berjalan.
Selir Xianian adalah ibu dari pangeran ke 5 sekaligus wanita yang paling dicintai oleh kaisar. Semua penghuni harem begitu iri pada selir kaisar yang satu ini. Selir yang kedudukannya melebihi dari permaisuri di hati kaisar. Namun sangat disayangkan, selir Xia meninggal saat melahirkan pangeran ke 5.
Kaisar kala itu sangat terpukul, saking terpukulnya bahkan kaisar tidak mau melihat bayi dari pangeran ke 5. Yang memberi nama Gong S heng adalah Feng Ying yang kala itu adalah jendral tinggi. Selir Xianian merupakan wanita yang dulu Feng Ying cintai sebelum akhirnya mereka berdua berjodoh dengan yang lain.
Kaisar terdiam sangat lama, jika diingat hari itu ingin sekali rasanya dia marah pada bayi mungil yang dilahirkan oleh selir Xia. Karena bayi itulah yang akhirnya membuat dia kehilangan wanita yang paling dicintainya. Wanita yang rela menjadi seorang selir padahal dia bisa menjadi permaisuri.
Kaisar mengepalkan kedua tangannya, dia jadi teringat kebenciannya pada Gong Sheng. Ingin sekarang juga dia berdoa dikuil untuk mendoakan kekalahan Gong Sheng di perbatasan sana. Tapi dia ingat kata-kata yang pernah selir Xia katakan.
" Aku rela menjadi seorang selir demi melindungi anda dan juga rakyat dinasti Xili. Hanya satu pintaku yang mulia, apapun yang terjadi jangan pernah anda menyalahkan apa yang terjadi pada putra dalam kandungan ku ini. Dia adalah penggantiku, dia akan hidup dan menjalankan apa yang belum sempat aku jalankan ketika aku masih hidup. Ingat ini yang mulai, ini adalah permintaan pertama dan terakhir dari saya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments