Desa yang berada di daerah perbatasan selalu menjadi tempat pertama yang akan terkena dampak perang. Desa yang berada di perbatasan menjadi medan pertempuran yang pastinya banyak rakyat des itu yang terluka atau bahkan meninggal. Banyak keluarga yang kehilangan anggota keluarga lainnya, banyak suami/istri kehilangan pasangan mereka, dan akan ada ibu yan kehilangan anaknya begitu pula selanjutnya.
Gong Sheng berpikir alangkah baiknya jika penduduk perbatasan bisa ikut dalam menjaga daerah perbatasan mereka. Tentara pasukan yang menjaga keamanan perbatasan bisa mulai untuk mengajari para penduduk desa ini untuk hanya sekedar ilmu beladiri. Rakyat yang meninggal juga akan berkurang.
Saat sedang asyik dengan lamunannya, dari arah yang tidak jauh darinya nampak ada seorang anak kecil yang dihajar oleh beberapa orang dewasa. Gong Sheng yang merasa kasian pun mendekat untuk mencari tahu apa yang terjadi juga menyelematkan anak laki-laki itu.
Gong Sheng berusaha mencari tahu apa yang terjadi, mungkin hanya sebuah kesalahpahaman, tapi yang dia dengar justru membuat darahnya mendidih. Ingin sekali rasanya menghancurkan perompak yang sudah membuat rakyat di sini semakin menderita padahal sisa dari pertempuran dengan Goryeo belum usai.
" Saya akan membayar semua makanan yang sudah dicuri anak ini. " ujar Gong Sheng mengajak bicara pemilik kedai itu.
" Tapi tuan, anak ini sudah banyak sekali mencuri dan mungkin jika ditotal anda akan kewalahan. " sahut si pemilik kedai.
" Tidak apa-apa nyonya, saya akan membayar nya. " Gong Sheng mengeluarkan kantung uang miliknya dan memberikan semua kepada pemilik kedai itu.
" Jika kurang ataupun tidak sesuai dengan perkiraan nyonya, silahkan datang ke barak pasukan perbatasan saya ada di sana. " tunjuk Gong Sheng ke arah tempat barak pasukannya dan pasukan perbatasan berada.
Pemilik kedai itu awalnya ragu untuk menerima apa yang diberikan oleh Gong Sheng sebagai ganti apa yang selama ini dicuri oleh anak laki-laki itu. Gong Sheng tetap memaksa sehingga pada akhirnya pemilik kedai itu menerima uluran tangan Gong Sheng.
Gong Sheng juga memesan beberapa makanan yang nantinya akan dibawa ke tempat anak laki-laki itu tinggal. Gong Sheng akan melihat keadaan di sana dan bila memang mengkhawatirkan maka dia akan meminta bantuan Liancheng.
" Tuan, anda tidak seharusnya baik terhadap saya. Anda bahkan membayar semua yang saya curi dan membelikan keluarga saya makanan. Saya tidak akan bisa membayar kembali apa yang anda berikan." protes anak laki-laki itu.
" Lindungilah keluargamu dan juga bantu desa ini disetiap hal susah yang terjadi, itu adalah balasan yang sudah pantas untuk kebaikanku." ujar Gong Sheng.
Gong Sheng mengikuti anak laki-laki itu kemana dia berjalan. Melewati gang-gang yang sempit, dan juga gubuk-gubuk reot yang sudah tak berpenghuni. Tak jauh dari gubuk reot itu ada sebuah gubuk yang kondisinya lebih parah lagi. Ada dua anak perempuan dengan pakaian yang kumal duduk seperti sedang menunggu seeorang.
Anak laki-laki itu mendekati kedua anak perempuan itu dan memberikan bungkusan berisi makanan adi kepada mereka berdua. Gong Sheng akhirnya tahu bahwa dua anak perempuan itu adlah keluarga yang dimiliki oleh anak laki-laki itu. Pantas saja mereka mencuri, memang apa yang bisa dilakukan oleh anak sekecil itu untuk makan.
" Inilah yang membuat anda melarang anda atau siapapun membantu saya. Jika kalian membantu mak saya dan kedua adik saya akan menggantungkan asa kami pada kalian. Lalu tiba ketika kalian tak agi membantu, bagaimana dengan kami tuan?" anak laki-laki itu menatap mata Gong Sheng. Pandangan yang menyiratkan luka yang begitu dalam terjadi padanya.
" Kalian bertiga ikutlah aku ke barak para tentara perbatasan. |Aku kan bicara pada pimpinannya untuk membantu kalian tapi jelas kalian harus bekerja di sana. Di dunia ini tidak ada yang gratis nak, bahkan jika kau mencuri saiki dan kau akan membayarnya di masa depan nantinya." ujar Gong Sheng.
Dalam hati, Gong Sheng mengutuk gubernur yang sudah menyianyiakan penduduk yang ada di perbatasan. Desa tempat gubernur tinggal saja sangat makmur, lalu kenapa desa yang lain yang berada di bawah yuridiksinya menjadi seperti ini.
Gong Sheng akan mengutus seseorang yang dia percaya untuk mengambil tindakan pada gubernur yang bertanggung jawab pada desa perbatasan ini. Gong Sheng akan membuat orang yang sudah membuat rakyat menderita mendapatkan ganjaran yang setimpal.
Bersama dengan ketiga anak-anak yatim piatu itu, Gong Sheng kembali ke barak tentara dibawah kepemimpinan Liancheng. Gong Sheng perlu membicarakan masalah ini pada Liancheng dan memikirkan jalan keluar terbaiknya agar tidak sampai merugikan masyarakat di sini.
" Yang mulia, dari mana saja anda? Aku mencari anda dari tadi." tanya Lin Han yang merupakan salah satu ketua tim pasukannya.
" Aku jalan-jalan di desa sebentar. Ada apa?" Gong Sheng balik bertanya.
" Jam makan sudah tiba tapi anda tidak kunjung muncul, hal ini membuat kami khawatir yang mulia."
Ketiga anak kecil itu jadi bingung mendengar kata ' yang kuliah disebut oleh orang yang menyambut mereka. Berarti orang yang telah membantunya ini bukanlah orang sembarangan jika sampai dipanggil dengan hal seperti itu.
Gong Sheng menyadari raut wajah bingung ketiga anak yang dia bawa dari desa kumuh di desa perbatasan ini. Gong Sheng berjongkok menyetarakan tubuhnya dengan ketiga anak itu. Gong Sheng mengusap kepala ketiga anak itu.
" Aku adalah pangeran ke 5,Gong Sheng. Aku merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada kalian semua karena lima tahun lalu aku lah yang berperang dengan Goryeo. Maafkan aku yang tidak bisa memahami kesusahan hati kalian. " ujar Gong Sheng.
" Yang mulia? " Kata-kata Lin Han terhenti saat tangan dari Gong Sheng menengadah ke atas menghentikan ucapan dari salah satu anak buahnya itu.
" Anda adalah pangeran ke 5 yang terkenal itu? "tanya anak laki-laki itu meyakinkan dirinya sendiri.
" Hem... Aku adalah pangeran ke 5 dinasti Xili dan juga panglima perang yang memimpin pasukan Ri Yue. " ujar Gong Sheng dengan bangga.
" Jadi, pasukan terkenal hebat itu ada di sini? Bolehkah saya melihat mereka yang mulia? " tanya anak laki-laki itu semangat sekali.
" Aku akan mengantar kalian. " sahut Lin Han.
Gong Sheng melihat kepergian ketiga anak-anak itu bersama Lin Han. Dia harus menyelesaikan masalah rakyat di sini juga. Meski perompak sudah dibasmi tapi jika tidak ada bantuan materi pada penduduk di sini, maka mereka akan kembali berjuang dari nol.
Akan ada banyak orang yang nantinya akan menjadi seperti ketiga anak yang beruntung Gong Sheng temui sebelum kematian merenggut mereka. Jika itu terjadi dia akan sangat menyesal karena tak mampu menyelamatkan nyawa anak-anak. Untuk apa dia bergelar Pangeran dan panglima jika rakyatnya saja menderita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments