bab 9

Matahari kini telah semakin menampakkan wujudnya yang selalu menyinari bumi tanpa kenal lelah. Pasukan Ri Yue kini tengah membereskan kekacauan yang terjadi di tempat ini semalam. Mayat-mayat mulai mereka bersihkan lalu mereka makamkan secara bersama-sama dalam satu lubang yang besar.

Ada sebagian dari mereka yang mulai membereskan tenda yang semalam mereka gunakan untuk beristirahat, atau lebih tepatnya mereka gunakan untuk bersiaga.Meski tubuh mereka sangat amat lelah karena semalaman tak istirahat tapi mereka tak boleh bersantai karena rakyat yang tinggal di perbatasan tengah menantikan pasukan bantuan dari ibu kota.

" Tuan, hendak kita apakan satu orang yang tersisa ini?" tanya salah satu anggota pasukan dari pangeran ke 5.

" Kita tetap biarkan saja dia hidup, selesai urusan kita di perbatasan kita akan membawanya untuk bertemu dengan tuannya di istana." jawab Gong Sheng.

Sejujurnya dia sangat tahu siapa orang yang telah mengirim pasukan untuk menggagalkan usahanya dalam menjalankan titah dari kaisar. Gong Sheng sampai saat ini karena belum adanya cukup bukti dan karena ikatan yang dimilikinya dengan orang tersebut.

Semua tugas yang diemban oleh pasukan pangeran ke 5 pagi ini telah usai, maka mereka semua akan melanjutkan perjalanan menuju ke perbatasan. Semoga semakin bergegas mereka berangkat semakin cepat pula mereka untuk sampai ke tempat tujuan mereka.

Di pagi yang sama meski di tempat yang berbeda, lebih tepatnya di kediaman pangeran ke 5, feng Ai nampak kembali melanjutkan latihannya yang kemarin masih belum berhasil. Dengan ditemani oleh Shihan dan juga nasehat dari Yi Ye semalam, Feng Ai dengan semangat kembali berusaha untuk menguasai energi yang ada di dalam tubuhnya.

Feng Ai kembali menerapkan kuda-kuda yang diajarkan oleg pengawal pribadinya kemarin, lalu dengan pelan mengambil nafas dengan perlahan, sedikit menahan lalu kemudian dia hembuskan secara perlahan-lahan agar semakin bisa meresapi energi yang ada ditubuhnya.

Jika Feng Ai berhasil menguasai energi dalam tubuhnya maka akan dengan mudah dia bisa menanjak naik tingkat spiritualis kedua. Karena itu meski sangat sulit tapi dia tetap berusaha.

Usaha tidak pernah membohongi hasil, itulah yang sering menjadi motivasi bagi setiap orang yang ingin kehidupannya bisa lebih baik. Feng Ai yang juga ingin kehidupannya dengan Gong Sheng bisa lebih baik juga harus berjuang untuk bisa mencapai apa yang dia sedang usahakan saat ini.

Shihan sampai melotot saat melihat feng Ai bisa melakukan apa yang dia ajarkan agar bisa mengendalikan energi dalam inti tubuhnya. Meski masih samar-samar tapi dapat Shihan lihat bahwa muncul energi yang membentuk sebuah tameng untuk pemiliknya.

" Yang mulia, anda akhirnya berhasil juga." puji Shihan. Dia kagum pada tuannya ini yang terus berusaha meski beruang kali gagal.

" Syukurlah, tapi aku rasa itu belum maksimal." keluh Feng Ai.

" Yang penting anda sudah bisa melakukannya. Tinggal terus berlatih selama beberapa hari maka anda akan bisa melakukan seperti yang saya lakukan." Shihan berusaha menyemangati tuannya.

" kau benar, aku hars berusaha dan tidak lelah untuk terus berlatih."

Melihat matahari yang sudah sangat tinggi, Feng Ai mengajak Shihan untuk mengakhiri latihan mereka saat ini. Feng Ai masih punya satu agenda nanti malam jadi dia tidak boleh terlalu lelah. Malam ini adalah malam dimana jamuan makan di istana yang diadakan oleh ibu suri agung akan berlangsung. Bisa gawat jika sampai Feng Ai kelelahan dan membuat ibu suri agung marah padanya.

Dibantu oleh Hui Li, Feng Ai mempersiapkan dirinya agar pantas untuk masuk istana dan bertemu dengan penguasa harem. Feng Ai akan menggunakan gaun berwarna hijau daun,yang sengaja dia pesan pagi tadi. Dia meminta Yi Ye untuk mengambilkan untuknya. Malam ini dia harus tampil maksimal dan memukau.

" Nyonya ini pakaian yang anda pesan tadi pagi. " Yu Ye menyerahkan bungkusan dari kain pada Feng Ai.

" Terima kasih paman, maaf merepotkan anda. " ujar Feng Ai sopan.

" Ini merupakan kebanggaan saya bisa melayani anda nyonya. " setelah mengatakan ini Yi Ye undur diri. Dia harus mempersiapkan perihal kepergian nyonya nya.

" Nyonya, sepertinya anda akan menjadi buah bibir di istana malam ini. " puji Hui Li melihat wajah Feng Ai yang sangat cantik itu.

" Masih ada putri Mahkota yang juga selalu menjadi buah bibir di istana. Kau jangan melebih-lebihkan. "

" Mari nyonya, silahkan berdiri. Saya akan membantu Anda untuk mengenakan pakaian Anda."

Feng Ai berdiri tepat di depan Hui Li. Feng Ai merentangkan kedua tangannya agar mudah bagi pelayan pribadinya itu memakaikan pakaian padanya. Warna hijau daun sangat kontras dengan kulit Feng Ai yang sangat putih dan lembut. Menambahkan kesan mempesona penampilan Feng Ai malam ini.

" Nona dengan siapa Anda akan menghadiri jamuan ini? " tanya Hui Lo sambil merapikan pakaian yang dikenakan Feng Ai.

" Kau, Shihan dan seorang pengawal lainnya. Aku merasa akan ada hal buruk yang terjadi jadi kalian harus bersiap untuk pergi bersama ku. " setelah mengatakan ini, Feng Ai pergi untuk menemui Yi Ye. Ada beberapa hal yang perlu dia tanyakan dan pastikan.

Feng Ai sedikit berlari untuk bisa sampai ke paviliun yang biasa digunakan para pelayanan untuk tinggal. Dan Yi Ye pasti ada di sana. Feng Ai segera berlari kencang saat melihat Yi Ye berjalan menuju ke ruangan dapur.

" Yi Ye. " Feng Ai berteriak memanggil kepala pelayanan itu.

" Ada yang bisa saya bantu nyonya? " tanya Yi Ye.

" Bisakah kau mengatakan padaku apa yang harus aku lakukan jika seseorang berusaha menyerang mentalku kemudian berbuat mempermalukan ku? " tanya Feng Ai. Memilih bertanya pada Yi Ye adalah hal yang paling baik karena pria tua itu sudah kenyang asam garam dunia.

" Bertahan jika anda bisa bertahan. Dan di waktu yang tepat lakukan hal yang sama seperti apa yang lawan anda lakukan pada anda. Tekan dia berkali-kali lipat dari dia menekan anda. Tetap tersenyum nyonya, agar bagaimana pun isi hati anda orang lain tak akan menyadarinya. " jawab Yu Ye tegas. Dia sepertinya sudah mengerti kenapa nyonya nya bertanya seperti itu.

Mendapat suntikan semangat dari Yj Ye, pada akhirnya Feng Ai berangkat menuju ke istana dengan perasaan yang tanpa beban. Dengan ditemani Hui Li dan juga Shihan, serta seorang pengawal lain yang Feng Ai sendiri tak tahu namanya. Mungkin hanya figuran yang tidak penting di dalam novel.

Dengan menggunakan kereta kuda, rombongan Feng Ai berangkat menuju ke Istana untuk menghadiri undangan jamuan makan malam dari ibu suri. Feng Ai mendengar tema jamuan kali ini adalah menyambut datangnya anggota keluarga kerajaan yang baru, dan berarti itu adalah Feng Au.

Semangat membara keluar dari tubuh Feng Ai. Dia bertekad tak ada seorang pun yang boleh menghinanya, dia tak akan membiarkan siapapun menghinanya di sini. Demi dirinya sendiri dan Gong Sheng suaminya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!