Kereta kuda yang ditarik sepasang kuda berwarna hitam itu nampak melaju kencang mengantarkan tuannya menuju ke tempat tujuan. Kereta kuda itu membawa istri dari pangeran ke 5 menuju ke istana tempat diadakannya jamuan makan malam.
Nama pangeran ke 5 sangat termasyur di dinasti Xili, ditambah lagi nama dari istrinya yang merupakan putri sah dari perdana menteri kanan yang memiliki banyak pretasi ketika masih menyandang gelar jendral saat dirinya masih muda.
Pasangan yang digadang-gadang sebagai pasangan yang membawa keberuntungan untuk rakyat dinasti Xili. Pasangan yang selalu membuat iri pasangan lainnya.
" Tunjukkan tanda yang memperbolehkan kalian masuk istana." titah penjaga gerbang istana yang menghentikan kereta kuda milik feng Ai.
" Kami membawa istri pangeran ke 5 untuk memenuhi undangan jamuan dari ibu suri agung." ujar Shihan yang turun dari kereta kuda dengan menunjuk lencana yang hanya dimiliki oleh penghuni rumah pangeran ke 5.
" Baik tuan, silahkan masuk." keempat penjaga itu membuka pintu gerbang istana dan mempersilahkan kereta kuda milik istri pangeran ke 5 itu untuk masuk.
Kereta kuda yang membawa Feng Ai itu kembali melaju menuju ke sisi timur istana dimana kediaman ibu suri agung berada. Sedangkan istana tempat raja berada di sisi barat dalam istana itu, dan sisi kanan dari tempat kaisar adalah harem tempat dimana permaisuri dan selir kaisar tinggal.
Kediaman para pangeran yang bukan putra mahkota memang ditempatkan diluar istana dengan tujuan tidak akan ikut campur dalam urusan istana. Karen yang memiliki hak dan tanggung jawab terhadap istana adalah putra mahkota bernama Gong Lie.
" Nyonya, kita sudah sampai." ujar Shihan yang kini sudah turun dari kereta kuda.
" Terima kasih Shihan." ucap Feng Ai saat pengawal pribadinya itu membantunya turun dari kereta kuda.
Setelah itu feng Ai memasuki aula yang ada di kediaman ibu suri agung bersama dengan Hui Li dan juga Shihan. Dari arah samping kanan aula yang sedang dilewati oleh Feng Ai, dia bisa mendengar suara ramai-ramai orang tengah bersenda gurau. Feng Ai yakin bahwa itu adalah suara dari penghuni harem dan dia akan bertemu dengan putri mahkota.
" Wah lihatlah, putri dari kediaman pangeran ke 5 telah tiba." ucap putri Gong Yin, putri dasi selir kaisar.
" Maafkan saya jika saya terlambat yang mulia ibu suri agung. Saya feng Ai dari kediaman pangeran ke 5 memberi hormat pada ibu suri agung." Feng Ai menekuk sebelah kakinya memberi hormat pada penguasa harem.
" Silahkan putri untuk berdiri. Acara belum dimulai, kami masih menunggu putri mahkota karena dia belum tiba." ucap ibu suri agung lembut.
Feng Ai terlihat memberikan sebuah kotak berwarna hijau tua pada ibu suri agung. Feng Ai itu adalah hadiah salam pertemuan mereka sebagai keluarga, dan ibu suri agung sangat menyukai hadiah dari Feng Ai.
Ingatannya kembali teringat saat dia membaca novel tentang cerita dirinya saat ini. Didalam novel itu tertulis bahwa ibu suri sangat menyukai aksesoris yang berbentuk unik. Sengaja Feng Ai meminta seseorang untuk mencarikannya aksesoris yang seperti selera dari ibu suri.
Tak berselang lama putri mahkota, Ming Yue nampak memasuki kediaman ibu suri dengan ditemani seluruh dayangnya. Ming Yue menatap Feng Ai penuh dengan kebencian. Niat hatinya yang ingin masuk ke istana agar bisa menjadi pendamping pangeran ke 5, justru harus pasrah saat putra mahkota memperistrinya. Ayahnya yang merupakan perdana menteri kiri, mendesaknya agar mau menjadi pendamping putra mahkota karena dengan itu dia memiliki derajat yang lebih tinggi dari perdana menteri kanan.
Ming Yue benci, kerena posisinya diambil oleh Feng Ai. Dia juga membenci Feng Ai karena pangeran ke 5 secra terang-terangan menolak cintanya dan mengatakan telah memiliki calon pendamping untuknya. Ming Yue selalu menyumpah Feng Ai agar mati sehingga dia bisa merebut pangeran ke 5.
" Lihat saja, aku akan mempermalukanmu kali ini. Kau harus merasakan setiap rasa yang aku terima karena penolakan pangeran ke 5." batin Ming Yu
Jamuan makan malam pun dimulai oleh ibu suri agung, dalam acara ini juga ada permaisuri dan beberapa selor dari Kaisar. Seluruh penghuni harem hari ini berkumpul untuk menyambut Feng Ai sebagai istri dari pangeran ke 5.
Pujian-pujian yang dilontarkan oleh segerombolan wanita istana itu, mengusik pertahanan diri Ming Yue. Sejak tadi dia sudah berusaha untuk meredam emosinya agar jangan sampai menyakiti Feng Ai, namun hal itu kini sudah tak bisa dia tahan lagi. Ingin sekali rasanya dia menenggelamkan Feng Ai ke danau.
" Aku dengar putri Feng Ai sangat paham tentang ilmu beladiri? " tanya Ming Yue.
" Wah dia sudah mulai. " batin Feng Ai. Di wajahnya menampakan wajah yang bersahabat dengan putri Mahkota, tapi dalam hati ingin sekali mencakar wanita yang ada di hadapannya ini.
" Tidak juga, aku hanya paham tentang rasa saling peduli dan tidak membeda-bedakan status seseorang. " ujar Feng Ai menyindir Ming Yue. Putri Mahkota terkenal sangat angkuh dan sangat licik.
" Lalu sebagai seorang keluarga kerajaan, apa putri Feng Ai bisa sedikit membacakan sebuah puisi klasik pada kami. Dengan senang hati kami akan mendengar lantunan puisi sari nyonya kediaman Man Yue. " ujar Ming Yue sinis. Ming Yue sudah mendengar desas desus yang mengatakan bahwa putri perdana menteri kanan, hanyalah seorang gadis yang liat dan memiliki kemampuan jika di hadapan pada pelajaran tentang sastra klasik.
" Ehmmmm niatmu ingin membuatku malu. Langkahi dulu mayatku ular berbisa. " batin Feng Ai.
" Saya akan mengutip sebuah puisi yang sangat indah dari Ma Zhiyuan, berjudul Lagu Renungan Musin Gugur. "
" Rotan lapuk pohon tua gagal terantuk
Titian kecil air mengalir rumah penduduk
Jalanan purba angin barat kuda meringkuk
Matahari senja turun ke barat
Hati patah di tepian jagat "
" Bagaimana menurut anda yang mulia putri Mahkota? " tanya Feng Ai dengan kata-kata yang dia tekankan di setiap ucapannya.
Ming Yue sungguh terkejut mendengar Feng Ai bisa melantunkan puisi di depan semuanya yang ada di kediaman ibu suri agung. Apa yang dia dengar selama ini mungkin hanyalah kabar burung belakang. Meski begitu dia merasa sangat direndahkan karena Feng Ai mampu menjawab dengar benar pertanyaannya.
Berkali-kali Ming Yue bertanya, berkali-kali pula Feng bisa menjawab semuanya. Ming Yue terlihat makin pucat saat Feng Ai menjawab semua pertanyaannya. Semua orang yang ada di sana sampai menyadari niat putri Mahkota yang ingin menjatuhkan putri Feng Ai.
" Puas rasanya membalasmu. Aku bukan Feng Ai yang kau kenal dulu, aku adalah Feng Ai yang mampu menghancurkanmu. Lihat saja suatu saat nanti, apa yang ingin kau lakukan akan aku gagal kan. " batin Feng Ai puas karena mampu mengalahkan putri Mahkota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments