bab 11

Seseorang datang, seseorang yang tidak diundang dan sangat tidak biasa orang ini tertarik dengan acara yang dibuat oleh para wanita penghuni harem ini. Entah apa yang membawa seseorang ini datang ke acara jamuan makan malam yang diadakan oleh ibu suri.

Seseorang yang datang itu adalah putra mahkota, Gong Lie. Gong Lie mendekat ke arah ibu suri dan langsung memberi salam pada neneknya itu. Sesuatu yang sangat jelas terlihat bahwa putra mahkota ini mencari perhatian dari ibu suri agung.

" Dasar penjilat. " gumam Feng Ai pelan. Dia benar-benar muak melihat putra mahkota ada di acara ini. Feng Ai tahu apa tujuan dari Gong Lie datang kemari.

" Putri Feng Ai, senang bertemu dengan anda " Gong Lie tersenyum menatap Feng Ai.

" Senang bertemu juga dengan anda yang mulia putra mahkota. " Feng Ai menampilkan senyum palsunya. " Hish... menjijikan sekali senyumnya itu. kalau aku tak tahu busuknya dia sudah pasti aku akan terpikat dengan kata-kata manisnya. " batin Feng Ai." Aku selau mendengar tentang putri dari perdana menteri kanan, dan sudah sejak lam aku ingin bertemu denganmu." ujar Gong Lie.

" Maaf yang mulia, ayahanda hamba memiliki dua putri. Apakah benar saya adalah orang yang ada maksud dan bukan saudari saya." skakmat, Gong Lie terdiam. Niat hati datang karena ingin melihat bagaiman seorang istri pangeran ke 5 dipermalukan sekarang dia justru terdiam mendengar apa yang wanita itu ucapkan.

Dalam hati Feng Ai tertawa sangat keras, lucu sekali melihat wajah putra mahkota seperti ini. Antara terkejut, malu dan kesal. Sungguh pemandangan yang sangat jarang sekali bisa dilihat oleh orang lain.

Ming Yue terlihat mengepalkan kedua tangannya dibalik meja. Kebenciannya serasa semakin bertambah saat melihat putra mahkota begitu tertarik dengan Feng Ai. Ming Yue merasa lebih baik dari Feng Ai, tapi semua justru mengagumi Feng Ai, gadis yang terkenal tidak ada lembut-lembutnya sama sekali.

" Wanita semakin tidak tahu diri saja. Siapa dia beraninya mengambil apa yang seharusnya aku dapatkan." batin Ming Yue menahan kesal.

" Yang mulia, apa yang membawa anda kemari?" tanya Ming Yue berjalan mendekati suaminya.

" Aku mendengar kau berada di sini, jadi aku sengaja datang kemari." jawab putra mahkota menampilkan kemesraan mereka.

" Maaf yang mulia, saya tidak mengatakan pada anda karena biasanya pada jam segini anda akan berada di ruang belajar dengan yang mulia kaisar." ucap Ming Yue pamer.

Feng Ai rasanya ingin sekali muntah melihat dua penjilat yang sama-sama sedang menjilat satu sama lain. Tak habis pikir kenapa ada karakter seperti Gong Lie dan Ming Yue di novel yang dia tinggali sat ini.

" Ahhh... Mataku ternoda." batin Feng Ai menutup matanya.

Feng Ai tidak lagi banyak bicara setelah kehadiran putra mahkota. Jika dalam pikiran orang lain termasuk putri mahkota, diamnya Feng Ai dianggap karena dia takut pada putra mahkota. Padahal sebenarnya Feng Ai muak dan malas meladeni putra mahkota karena dia sudah tahu maksud dari kedatangan putra mahkota kemari.

" Putri Feng Ai, apa anda juga sehebat tuan Feng Ying dalam hal cara berpikir dan menyelesaikan permasalahan?" tanya Gong Lie memancing istri dari adiknya itu.

" Maaf yang muia saya kurang tahu jika tentang hal itu. Yang saya tahu kebaikan hati saya sama seperti kebaikan hati kedua orang tua saya." Feng Ai berucap penuh rasa bangga.

" Benarkah?" putra mahkota menampakkan wajah penuh dengan kebingungan yang palsu.

" Banyak rakyat sudah membicarakan hal itu. Bahkan saya mendapatkan julukan kasih dewa karena kelebihan saya dibanding orang lain ini." timpal Feng Ai.

" Apa anda idak pernah mendengarnya yang mulia, berarti anda kurang dekat dengan rakyat." sarkas Feng Ai.

" lancang kau!!!!" hardik Ming Yue.

" Tolong jangan tersinggung karena saya hanya mengatakan kenyataan. Justru jika anda tersinggung berarti apa yang saya katakan ini benar adanya." Ming Yue terdiam.

Feng Ai tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membungkam mulut putra mahkota. Dengan ini pasti putra mahkota nantinya akan malu jika sampai ucapan Feng Ai menyebar di istana dan juga pada rakyat. Dan untuk hal itu, Feng Ai sudah punya kandidatnya.

Shihan menatap tuannya itu dengan tanda tanya yang besar. Sepengetahuannya seorang Feng Ai tidak akan mungkin bisa bersikap seperti saat ini.Sangat tenang membalas kata-kata jahat yang ditujukan untuknya.Feng Ai dulu adalah seseorang yang sangat lembut dan pendiam, dia tidak akan punya keberanian untuk bisa berucap sama seperti hari ini.

Feng Ai kini tengah bersiap untuk kembali ke kediaman pangeran ke 5. Hari sudah sangat malam sekali dan tidak baik jika masih diluaran karena akan mengundang bahaya.

Kereta kuda sudah siap tepat di depan pintu kediaman ibu suri agung. Feng Ai kembali naik ke dalam kereta kuda itu lalu mulailah kereta itu bergerak pulang.

Feng Ai tengah asyik melamun sampai ketika matanya menatap ke sebuah ukiran di depan pintu salah seorang rakyat yang tinggal di ibukota. Sebuah ukiran yang sama persis dengan apa yang novel yang dia baca dan sekarang ini dia berada di dalam novel tersebut

" Shihan, putar arah menuju ke sisi kanan kediaman pangeran ke 5." titah Feng Ai. Dia dapat melihat dua kelokan di depan maka apa yang tertulis di novel itu menjadi nyata. Feng Ai yang dalam perjalanan pulang setelah pergi ke istana diserang oleh pasukan tak dikenal hingga dia koma.

" Tapi nyonya, jalan itu sedikit lebih jauh dari jalan utama. " ujar Shihan.

" Turuti saja perintah ku. " sentak Feng Ai.

Kemudi kereta ini langsung diubah oleh kusir dari Feng Ai. Dengan nafas terengah-engah Feng Ai kembali mengamati jalanan menuju ke rumahnya. Jika dia tidak salah ingat, di depan sana tepat di beberapa kelokan dari ukuran itu beberapa orang suruhan Ming Gue menunggu mereka.

Cerita di novel yang sebenarnya, karena dihadang itulah kemudian Feng Ai harus terluka dan mengakibatkan Gong Sheng kembali dari perbatasan sebelum kemenangan dia dapat. Cemoohan dan Hukuman dari Kaisar harus diterimanya karena hal itu.

" Mari kita lihat, satu per satu yang kalian rencanakan akan aku porak porandakan. Tidak akan aku biarkan kalian menang hingga membuat Feng Ai dan Gong Sheng harus memiliki masa depan yang mengerikan seperti apa yang ada di akhir cerita ini. Aku akan buat mereka berdua bahagia dan semua musuh mereka akan hancur. " batin Feng Ai.

Kereta kuda itu yang ditumpangi Feng Ai akhirnya sudah dekat menuju jalan pulang. Feng Ai pada akhirnya bisa bernafas dengan lega. Para pesuruh Ming Yue tidak mengetahui bahwa dia melewati jalan lainnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!