bab 3

Feng Ai terbangun di pagi hari tanpa adanya sang suami di sampingnya. Geng Ai kemudian turun dan membersihkan dirinya, mungkin saja suaminya sudah pergi dulu karena ada urusan. Begitu semua sudah bersih dan rapi, Feng Ai keluar dari kamar pribadinya dan langsung dikejutkan oleh sosok pria tua yang kini memberi hormat di depannya.

" Selamat pagi nyonya, saya membawa pesan dari pangeran ke 5 bahwa beliau tidak bisa berpamitan pada anda, semalam pangeran ke 5 mendapatkan titah dari Kaisar untuk mengurus perbatasan yang di serang oleh perompak. " tutur Yi Ye memberi penjelasan.

" Dan perkenalkan saya Yi Ye, kepala pelayan di kediaman Man Yue. Satu hal yang perlu saya informasikan lagi bahwa mulai hari ini akan ada pengawal pribadi untuk anda. Mari hamba akan mengajak anda untuk berkeliling di kediaman ini. "

Yi Ye kemudian mengajak Feng Ai untuk berkeliling di kediaman ini. Karena ini adalah kali pertama Feng Ai tinggal di tempat ini jadi dia menurut saja saat Yi Ye mengajak untuk berkeliling.

Saat sampai di sebuah taman, Feng Ai melihat ada beberapa dayang yang sedang membersihkan dan menyiram taman bunga di mana ke semuanya adalah bunga anggrek. Feng Ai tertarik untuk ke sana. Feng Ai ingat saat masih menjadi Qiaofeng dia juga sangat menyukai bunga anggrek ini. Selera mereka berdua sama ternyata, begitu kiranya yang dipikirkan Feng Ai.

" Taman ini, pangeran ke 5 sendiri yang menanam dan membuatnya. Jika beliau berada di kediaman maka beliau sendirilah yang merawat taman bunga ini. Beliau pernah mengatakan pada hamba bahwa anda sangat menyukai bunga anggrek ini. " turun Yi Ye.

" Benarkah? Dia ternyata tak pernah melupakan apapun tentang ku meski itu adalah hal yang sangat kecil sekalipun. " ujar Feng Ai.

Keduanya kini kembali berkeliling kediaman Man Yue ini. Banyak sekali bangunan-bangunan di dalam kediaman ini. Dan tanpa setahu Feng Ai ternyata tempat ini sangat lah luas sekali. Ada kamar untuk para pelayang, ada dapur, lalu ada tempat yang biasa digunakan Gong Sheng untuk latihan.

Kini Yi Ye mengajak Feng Ai ke halaman belakang kediaman Man Yue. Di halaman belakang ini ada paviliun kecil yang bisa digunakan untuk tuk bersantai. Keduanya melihat Hui Li sedang bersama seorang pengawal pria di taman belakang.

" Pantas saja dia tidak datang ke kamar membantuku bersiap ternyata dia sedang berkencan. " gumam Feng Ai yang jika dilihat orang seperti dukun sedang komat kamit.

" Hamba memberi hormat pada yang mulia putri. " seru keduanya yang langsung memberi hormat pada Feng Ai.

" Kalian nampak sangat asyik sekali. " sindir Feng Ai

" Tidak seperti itu juga nyonya, kamu hanya saling sapa karena lama tak bertemu. " ujar Hui Li yang nampak malu-malu kucing.

" Aaaaaaa.... Begitu rupanya? " ujar Feng Ai tersenyum menggoda.

" Benar yang mulia, saya hanya berbincang sebentar dengannya. Saya juga ingin menyampaikan bahwa mulai hari ini dan seterusnya saya akan menjadi pengawal pribadi yang mulia. Dan akan selalu mematuhi yang mulia karena anda adalah tuan saya sekarang ini. " tutur Shihan.

" Aku tahu itu. kepala pelayan Yi Ye sudah mengatakan padaku tadi. " Feng Ai tersenyum manis.

Shihan dan Gong Sheng dulunya adalah murid dari Feng Ying, ayah dari Feng Ai. Saat itu Feng Ying masih menjadi jendral Feng yang namanya sudah mengharumkan dinasti Xili karena kepintarannya dan kehebatannya Dinasti Xili bisa mengalahkan Goryoe dan menekan Goryoe.

Pada masa itu, Gong Sheng dan Shihan yang menang sudah dari kecil bersama diangkat menjadi murid oleh Feng Ying. Jendral Feng sengaja melakukan hal itu untuk melindungi pangeran ke 5. Dan saat itulah Feng Ai mengenal Gong Sheng dan Shihan. Kedua pria itu juga mengenal Hui Li karena gadis itu adalah pelayan pribadi Feng Ai.

Sering bertemu dan sikap serta sifat Gong Sheng yang seperti malaikat itu akhirnya membuat Feng Ai jatuh cinta. Membuat keduanya akhirnya berkomitmen untuk menikah ketika besar nanti.

Mendapat dukungan dari keluarga Feng, Pangeran ke 5 Gong Sheng menjadi seseorang yang perlu diperhitungkan oleh pejabat istana. Kehebatannya dalam ilmu beladiri akhirnya membuat Gong Sheng dijadikan panglima perang dan terbukti hal itu membuat Dinasti Xili kembali memiliki masa seperti saat Feng Ying menjadi jendral perang.

Bagi sebagian orang hal itu adalah suatu yang membanggakan tapi tidak dengan pihak lain yang merasa dipojokkan oleh Gong Sheng karena selalu mendapat perhatian dari Kaisar dan orang-orang istana.

" Shihan, mulai sekarang kau harus menjadi pengawal ku dan hanya boleh menerima perintah ku. Apa sekarang kau paham? " tanya Feng Ai.

" Saya paham yang mulia. Saya hanya akan mematuhi perintah yang mulai dan setia sampai mati pada yang mulia. " jawab Shihan lantang.

" Bagus, aku pegang ucapanmu mulai dari sekang kau adalah orang ku. " ujar Feng Ai.

Hari ini diakhiri Qiaofeng dengan hati yang dipenuhi kebahagiaan. Diterima semua orang, dihormati dan di sayang semua orang membuatnya yakin untuk tetap menjadi Feng Ai selamanya. Dengan hati yang gembira Qiaofeng menutup matanya untuk menuju ke alam mimpi.

" Jangan.... Jangan lakukan itu.... Dia tak bersalah, buka dia yang bersalah... Lepaskan dia.... " Feng Ai berteriak sekencang mungkin saat melihat Gong Sheng sudah berada di atas panggung hukuman yang biasa digunakan untuk mengeksekusi penjahat.

" Aku mohon lepaskan dia.... Lepaskan dia.... Jangan membunuhnya... Jangan.... "

" Diam lah putri Feng Ai, sekarang ini kau adalah selirku. Selamat datang di kediaman pangeran ke 4." ujar Gong Xin yang adalah pangeran ke 4. Dia sudah menyukai Feng Ai sejak kecil. Karena Gong Sheng berkhianat dan dihukum penggal maka dengan senang hati Gong Xin menikahi Feng Ai.

" Lepaskan saya.... Tolong lepaskan saya tuan. Sheng tidak bersalah, bukan dia pengkhianat nya. Kau mohon lepaskan aku.. Biar kan aku menyelamatkannya... Aku mohon.... " Feng berteriak dengan air mata yang sudah tak tertahan lagi.

" Berbahagialah Ai ku.... Maaf aku tak bisa membahagiakanmu. Aku mencintai mu.... " gerak bibir dari Ging Sheng yang dia ucapkan untuk terakhir kalinya pada Feng Ai, dan penjaga itu langsung memenggal Gong Sheng tepat di depan mata Feng Ai...

" Tidak.... Tidak.... Jangan tinggalkan aku.... Tidak.... Tidak....... " Feng Ai berteriak sekencang mungkin. Dia langsung terduduk lemah di ranjang dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya.

Brak....

" Yang mulia anda tidak apa-apa? Kenapa anda berteriak? " Shihan langsung sigap berdiri di samping ranjang Feng Ai.

Feng Ai terdiam dia tak mampu menjawab pertanyaan dari Shihan. Ingatannya mengarah pada buku novel yang dibacanya dua malam lalu. Tentang akhir dari certa Gong Sheng dan Feng Ai. Akhir yang tragis karena Gong Sheng harus dikumpulkan penggal karena dituduh berkhianat sedangkan Feng Ai menjadi Selir berkedok budak di kediaman Pangeran ke 4.

" Shihan, ajari aku ilmu beladiri. Aku mohon ajari aku ilmu beladiri agar aku bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi. Aku mohon Shihan. " dengan berlinang air mata Feng Ai memegang tangan Shihan lalu memohon pada pengawal pribadinya itu untuk bisa mengajarinya ilmu beladiri.

" Baik Nyonya saya akan mengajari anda. "

Terpopuler

Comments

Irma Nainggolan

Irma Nainggolan

agak bingung, kalau dia punya tekad kenapa jadi bahan Bulian

2022-11-26

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!