" Shihan, kau bilang kau akan menuruti setiap perintah dan permintaanku kan, maka ajari aku. Ajari aku beladiri, agar aku bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi. " Feng Ai memegang tangan Shihab dengan kencang. Biarlah dia sudah tidak peduli lagi yang penting adalah dia harus merubah cerita dari novel itu agar menjadi happy ending untuk Feng Ai dan Gong Sheng.
" Putri apa anda yakin dengan apa yang anda katakan? " tanya Shihab. Dia tak boleh gegabah asal mengiyakan saja, takut jika itu justru tidak baik baik tuannya.
" Yakin... Aku harus bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi jika tidak aku akan kehilangan mereka. Percayalah padaku, aku harus bisa melindungi Sheng jika tidak aku akan kehilangannya... Huhuhuu.... " Feng Ai menangis tersedu kalau mengingat tentang mimpinya tadi. Mimpi yang merupakan ending dari novel ini. Qiaofeng yang sudah bahagia memilih untuk tetap berada di dunia ini dan untuk itu dia harus merubah sad ending dari novel ini menjadi happy anding.
" Baik jika yang mulia sudah yakin, yang mulai mulailah dari membersihkan diri, sarapan lalu kita bertemu di halaman belakang. "
" Baik lah. "
Shihan kemudian meninggalkan kamar pribadi tuannya itu, sedangkan Feng Ai mulai membersihkan dirinya dan berganti pakaian dengan pertolongan Hui Li. Dia rasanya masih terlalu linglung saat ini setelah apa yang dia lihat dalam mimpinya.
Mengingat mimpinya itu Feng Ai kembali menitikkan air matanya. Kata-kata terakhir Gong Sheng saat itu bagai ribuan pedang menghujam seluruh tubuhnya. Hanya ada kata sakit yang bisa menjelaskan perasaan Feng Ai.
" Nyonya anda baik-baik saja kan? Kenapa nyonya menangis? " tanya Hui Li yang entah sejak kapan juga mulai ikut menangis.
" Akun tidak apa-apa? Aku hanya masih ketakutan akan mimpi buruk ku tadi. " jawab Feng Ai berusaha menghapus air matanya.
" Jangan menangis nyonya atau yang mulia pangeran ke 5 akan tidak baik-baik saja di sana. " ujar Hui Li menyadarkan Feng Ah bahwa Ging Sheng bisa saja tak tenang jika dia saja juga tak tenang.
Feng Ai mengambil nafas lalu menghembuskan, mengambil lagi lalu menghembuskan lagi seperti sampai dia merasa tenang. Dia harus bisa mengontrol perasaannya sendiri agar Gong Sheng yang berada di sana tak cemas dan mengkhawatirkannya.
Feng Ai langsung berjalan ke halaman belakang kediaman Man Yue setelah menghabiskan sarapannya. Dia harus makan supaya punya tenaga agar bisa latihan. Setibanya Feng Ai di halaman belakang, Shihan sudah siap di sana dengan beberapa benda yang Feng Ai tak tahu kegunaannya untuk apa.
" Tuan putri anda sudah datang. " Shihan membungkukkan tubuhnya menyapa Feng Ai.
" Ehm... Tapi ini semua untuk apa Shihan? " tanya Feng Ai.
" Apa anda tidak pernah bertemu dengan benda-benda ini di kediaman perdana menteri kanan? " Shihan balik bertanya. Feng Ao menggelengkan kepalanya, dia memang tak pernah melihat benda-benda itu. Hanya kertas saja yang dia ketahui.
" Anda akan tahu nanti , sekarang ini yang mulia harus belajar mengeluarkan tenaga dalam yang mulia. " Shihan mempraktikkan kuda-kuda untuk mengeluarkan tenaga dalam.
" Buka kedua kaki anda tapi jangan terlalu besar buka kecil saja. Kenalkan kedua tangan anda di samping tubuh kanan dan kiri lalu cobalah mengambil nafas secara perlahan dan hembuskan pada hitungan kelima. Sekarang anda coba terlebih dahulu. " Shihan mempersilahkan Feng Ai untuk mempraktikkan apa yang diucapkan Shihan tadi.
" Eh... " Feng Ai terkejut karena dirinya sama sekali tak seperti uang Shihan tadi lakukan.
" Shihan... Ini harus bagaimana? "
" Kita ulangi sekali lagi yang mulia, tarik nafas hembuskan tarik lagi lalu hembuskan lagi. Konsentrasi, dan pikirkan bahwa ada sesuatu yang berasal dari anda keluar dari tubuh anda. " tutur Shihan memberi petunjuk.
" Apa itu? Yang keluar dari badan? " tanya Feng Ai. Shihan melongo, apa maksud dari pertanyaan nyonya nya yang bertanya apa yang keluar dari tubuh.
Shihan terdiam, berusaha memikirkan apa maksud tuannya. Hingga beberapa saat pun Shihan masih bingung, dia sudah mengatakan pikirkan sesuat keluar dari tubuh. Akhirnya Shihan tahu bahwa dia salah memberikan perumpamaan.
" Yang mulia maksud saya bayangkan tenang dalam itu keluar dari tubuh anda. " ujar Shihan memperbaiki kata-katanya yang salah.
" Nah begitu seharusnya kamu ucap tadi, sekarang kamu suruh saya memikirkan sesuatu yang keluar dari tubuh pasti tahulah arah pembicaraan saya kemana. "
Shihan kembali terdiam dengan senyum kikuk yang terlihat di wajahnya. Dia lupa Feng Ai itu paling tak bisa diajak bicara tentang perumpamaan karena hasilnya ya seperti saat ini. Akhirnya Shihan memberikan contoh dimana dia melakukan sama persis yang dia katakan pada Feng Ai tadi.
Kedua kaki dibuka, dia mengambil nafas dan membuangnya, lalu kedua matanya tertutup dengan pikiran yang fokus pada tenaga dalamnya lalu mengeluarkan nya. Dan Feng Ai sangat terkejut ketika melihat ada benda yang sangat transparan mengelilingi tubuh Shihan.
" Sekarang yang mulia cobalah seperti apa yang saya katakan. " ujar Shihan.
Feng Ai mempraktekan apa yang dia lihat saat Shihan tadi memberinya contoh. Berkonsentrasi
menghirup lalu menghembuskan nafasnya, mata Feng Ai terpejam lalu dia seperti merasakan ada suatu aliran dalam tubuhnya yang minta dikeluarkan. Feng Ai pun fokus untuk mengeluarkan aliran itu dan......
" tuuuut.... tut.. tut..... " Feng Ai nyengir kuda.
" Yang mulia itu.... itu.... suara... su.... ara... apa? " Shihan tergagap. Dia sangat terkejut karena yang kluar bukan tenaga dalam tapi tenaga alam.
" Maaf Shihan aku kelepasan. Maaf ya... Baik lah aku akan berkonsentrasi lagi. " Feng Ai berucap sambil meletakkan kedua tangannya di depan dada.
" Baik.. Silahkan yang mulia. " Shihan mundur berapa langkah tanpa sepengetahuan Feng Ai. Tak lagi ingin terkena tenang alam dari Feng Ai.
Feng Ai kembali fokus, sejujurnya dia sangat malu sekali tapi tekadnya mengalahkan rasa malu miliknya. Kembali fokus dan seperti yang dilihat Shihan sudah ada tenaga dalam yang kelusr walau sangat tipis sekali. Usaha tidak akan mengkhianati hasilnya.
" Shihan aku bisa... Lihatlah... " seru Feng Ao gembira.
" Benar yang mulia tapi sekarang coba anda salurkan tenaga dalam anda pada kertas ini. " Shihan yang tadi menjauh, lalu mendekat dan memberikan kertas yang sudah disobek kecil.
" Baik lah.. Bisakah kau memberikan contoh padaku seperti tadi. Aku takut salah dan justru mengeluarkan tenaga lainnya. " Feng Ai nyengir kuda.
Kedua sudut bibir Shihan bergetar, rasanya dia ingin sekali tertawa tapi masih ditahannya, " bolehkah aku tertawa sekarang? rasanya menggelikan sekali " batin Shihan.
" Baik yang mulia. "
Shihan menggenggam kertas itu di tangan kanannya, lalu berkonsentrasi untuk bisa menyalurkan tenaga dalam itu pada kertas yang di genggamnya. Sesaat kemudian terdengar bunyi yang cukup pelan berasal dari kertas yang ada di tangan Shihan.
Shihan kemudian membuka genggaman tangannya lalu memperlihatkan pada Feng Ai bahwa kertas yang ada di tangannya sudah berubah menjadi tanah.
" Seperti ini yang mulia, mari silahkan anda coba. "
Feng Ai berkonsentrasi memusatkan pikirannya pada kertas yang dia genggam. Dia menggenggam erat kertas itu berharap kertas itu akan berubah bentuk seperti yang Shihan tadi lakukan. Terus berkonsentrasi pada kertas itu sambil terus mengucap dalam hati bahwa aku bisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Jumi Atin
feng ai pakai jurus kentut aja,, pasti lawanx bakal kebuuur semua🤣🤣
2023-03-01
0