Sesuai dengan keinginan istri tua dari Dilan maka detektif itu langsung menyiapkan jebakan di klub malam.
Sebenarnya Lea hanya disuruh ke klub malam karena akan ada razia besar-besaran malam hari itu untuk kasus narkoba.
Sebenarnya detektif itu juga ada di sana namun dia tentu saja tidak akan memunculkan dirinya dan membuat Lea hanya akan bertemu dengan Mami yang hanya disuruhnya untuk mendatangkan Lea selebihnya Mami itu tidak akan melakukan apa-apa.
Detektif yang datang ke sana itu hanya akan menaruh butiran obat terlarang itu di tas milik Lea dan memasukkannya ke dalam minuman yang akan dikonsumsi oleh Lea.
Sehingga nantinya di dalam tes urine yang akan dilakukan oleh pihak kepolisian di klub malam itu akan tertera bahwa Lea juga termasuk pemakai.
Sebenarnya Safea hanya ingin membuat Lea merasa kapok untuk melakukan hubungan terlarang dengan suami orang, tapi apakah mungkin karena dasar dari semuanya itu sebetulnya hanyalah dendam dari Lea agar keluarga Dilan dan juga Safea hancur.
Safea hanya berharap dengan terciduknya Lea maka Dilan akan melepaskan Lea karena dipastikan Lia akan masuk pusat rehabilitasi atau mungkin malah masuk ke kantor Polisi untuk kasus narkoba ini.
“Mau minum apa?” tanya bartender dengan ramah melihat wajah cantik dan polos dari Lea ia langsung menghampiri, biasa . . . . Bartender itu suka tebar-tebar pesona agar wanita yang cantik yang didekatinya itu ternyata available untuk diajak tidur bareng tapi gratisan.
“ Coke, please!” Lea sama sekali tidak punya keinginan untuk mabuk atau minum-minuman keras, saat ini dia hanya ke sini karena panggilan dari mami. Tapi sampai sekarang Mami belum keluar sama sekali untuk menjelaskan karena apa dirinya itu dipanggil.
Detektif itu berhasil mengetahui bahwa pertemuan pertama Dilan dan juga Lea adalah di tempat ini dan melalui perantaraan sang mami, dan detektif itu membayar banyak untuk mengundang Lea ke tempat ini melalui perantaraan si mami itu.
“Ini minumannya nona!” kata Bartender itu, dan melihat kesempatan untuk memasukkan barang terlarang di dalam minuman dan juga tas dari Lea detektif itu langsung saja mendekati Lea tanpa menegurnya sama sekali.
Lia mengedarkan pandangannya untuk mencari Mami yang berjanji di tempat ini namun dia sama sekali tidak bisa melihat Mami di manapun itu.
Sang detektif sudah memasukkan obat itu ke dalam tas milik Lea dan juga ke dalam minumannya dan fokusnya sekarang adalah untuk memperhatikan Lea supaya meminum minumannya.
Dan benar saja Lea langsung meminum minumannya sedikit dan tidak meneruskannya lagi.
Batin detektif itu yang penting dia sudah minum sekalipun dalam jumlah kecil itu akan terlihat di tes narkotika yang nanti akan digelar besar-besaran di tempat ini.
Brakkk!!
Pintu klub malam itu dibuka Dan beberapa orang polisi yang tidak berseragam langsung masuk ke dalamnya pertanda bahwa mereka sudah mengantongi Surat Izin Untuk melakukan tes urine kepada beberapa pengunjung yang di tengarai memakai obat terlarang.
Lea yang tidak merasa memakai obat terlarang tentu saja santai saja menghadapi banyaknya polisi yang masuk.
Lalu Lia berpikir mungkin karena hal ini Mami tidak bisa menemuinya sekarang jadi dirinya berkehendak untuk keluar dari pintu depan club malam itu namun Maaf polisi tidak mengizinkan siapapun keluar dari pintu tersebut sebelum mereka berhasil dan mengetes semua orang yang ada di dalam klub malam itu.
Rupanya mungkin ada pelaporan dari orang-orang bahwa di tempat itu banyak sekali terjadi transaksi narkoba, Lea masih saja berpikiran positif dan dirinya dengan santai mengikuti prosedur yang dilakukan oleh kepolisian.
“Maaf Nona bisa ikut kami sebentar untuk melakukan tes urine?” tanya seorang polwan dan juga satu orang wanita lagi yang memakai baju dan jaket hitam dan berwajah cantik.
“ Baiklah . . “ tanpa takut Lea Melakukan apa yang diinginkan oleh polisi wanita itu, setelah sebelumnya ia memberikan pesan singkat kepada Dilan yang menunggu di luar . . . tepatnya di dalam mobil.
Untung saja tadi ia an Dilan sudha makan terlebih dahulu sebelum ke tempat ini, karena kalau tidak ia akan kelaparan dan dengan adanya tes seperti ini, akan menyulitkan dirinya.
Setelah menampung urinnya, dan menyerahkan kepada polisi wanita itu, mereka langsung mengetestnya dan 2 polwan itu saling berpandangan.
“Maaf, kami berbicara dengan nona siapa?” tanya polwan yang berbaju seragam dengan sopan namun penuh penekanan.
“Lea, Milan Elea putri . . “
“Maaf kalau begitu bisakah Nona Lea mengikuti kita ke kantor Polisi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.” katanya masih dengan lembut tanpa penekanan sama sekali.
Ini membuat Lea heran kenapa dirinya harus ke kantor polisi mengikuti mereka? Padahal dirinya kan tidak pernah mengkonsumsi narkoba.
“ Maksudnya kenapa ya saya harus mengikuti kalian ke kantor polisi?”
Lea yang kebingungan langsung menanyakan hal itu kepada polwan itu, dan jawaban dari polwan itu membuat Lea semakin bingung.
“ Di dalam sampel urine milik nona Lea terdapat zat adiktif yang menandakan bahwa anda mengkonsumsi narkoba. Dan di dalam tas anda yang tadi digeledah terdapat 1 butir obat-obatan terlarang yang tidak boleh dikonsumsi oleh warga sipil tanpa menggunakan resep dokter.” jelas polisi itu lagi dengan nada yang masih enak didengar.
Lea kebingungan dan dirinya juga tidak bisa melawan karena terdapat bukti tangkap tangan.
Tapi dirinya tahu tadi dia ke sini bersama dengan Dilan jadi tentu saja dirinya bisa meminta tolong kepada Dilan untuk membereskan masalah ini walaupun dirinya harus pergi ke kantor polisi terlebih dahulu.
Dia tidak mungkin langsung menyeret Dilan kemari karena Dilan bisa jadi orang yang ikut tertangkap bersama dengan dia dan tidak bisa menolong dirinya dari jeratan hukum.
Lea merasa bahwa dirinya dijebak, dan Dilan pasti bisa menolongnya.
Oleh karena itu dirinya harus menghubungi Dilan, Dan menganggap Dilan adalah pengacaranya supaya polisi itu tidak akan menyeret Dilan sebagai orang yang menjadi tersangka bersamanya.
Dengan tenang Lea meminta ijin menelepon.
“Maaf kak, Saya hendak menelepon pengacara saya terlebih dahulu karena saya rasa saya dijebak! Ada orang yang ingin menjatuhkan saya.”
“ Baiklah, silahkan nona menelepon pengacara anda, dan ikut kami ke kantor polisi.” polwan itu langsung membawa Lea dan keluar dari tepat test itu.
Herannya, tak satupun orang ditangkap kecuali Lea, ini yang menimbulkan keheranan besar buat Lea.
“Siapa yang sudah dengan kejam membuatku dipenjara? Sialan betul!Mungkin ini adalah kerjaan safea. . . “
Lea sudah mengirimkan pesan buat Dilan dan menjelaskan skenario itu, dan Dilan setuju.
Ia sudah menghubungi pengacara hebat yang akan membela sang istri di kantor polisi.
Pengacara terkenal bernama Herman Husain yang akan meluncur ke kantor polisi, sedangkan Dilan mengikuti rombongan polisi yang membawa kekasih hatinya dengan hati yang gundah.
Mudah mudahan masalah ini segera beres.
***
Hai readers Jangan lupa untuk selalu mendukung author dengan cara memberikan like dan juga komentar-komentar positif yang mendukung kami.
Dan kalau memang kalian merasa memiliki banyak poin sudilah kiranya kalian memberikan kepada cerita ini supaya dukungan kalian bertambah.
Ditunggu terus dukungannya dan cerita ini akan di update setiap hari, Happy reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Maya Aulia
buat dilan dilan dan safea kna karma thorr n lea nggk bles dendam lg n hidup bahagia
2022-09-26
2
DH Puspa Dewi
thor segera trbalaskn dendam alea..biar dilan dn safea merasakn karma merebut milik ortu nya alea gk berkah
2022-09-24
1
Indra Fatiria
plissss thorrr buatla Lea n Dilan menderita
2022-09-24
1