Keesokan harinya benar-benar Dilan mendatangkan pengacara untuk memberikan surat pengesahan tentang pembagian saham fifty-fifty untuk istri tuanya dan juga istri mudanya.
Lea benar-benar menantikan hal ini dengan tegang karena sesudah dirinya menerima surat pengesahan tersebut dan menerima bentukan saham itu menjadi miliknya maka dia akan segera pergi dari tempat ini.
Dia sudah benar-benar tidak tahan untuk pergi dari Dilan karena dia takut hatinya rapuh dan kemudian berbalik menyukai apa yang dilakukan Dilan kepadanya.
“Morning pa, wah . . . ternyata Lea juga sudah sampai di tempat ini.” Deo mau tidak mau harus mengakui bahwa Lea memang cantik tanpa menggunakan make up yang berlebih. Sehingga yang pada awalnya dia ingin membuat perhitungan dengan Lea menjadi sedikit melunak ketika memandang wajah cantik dari Lea tersebut.
“Kenapa kamu pagi pagi sudah datang” tanya ang papa dengannada tak suka. ia tak mau kalau sampai rencananya untuk memberikan 50 persen dari saham perusahaan ini kepada Lea menjadi gagal.
Dilan tidak mungkin menunjukkan itu di hadapan anak lelakinya karena bisa jadi anak lelakinya itu akan melaporkan kepada istri sahnya itu.
“Lho, aku akan sebentar lagi akan menjadi pimpinan di tempat ini jadi memang sudah wajar dan seharusnya kalau aku mencontohkan yang baik kepada mereka yang menjadi anak anak buah aku kelak.” kata deo dengan puitis, tapi kali ini bukannya hanya mencuri curi lihat sang pelakor, tapi ia menatap penuh minat kepada lea.
Deo tak bisa memungkiri kalau tak ada laki laki yang takkan terkagum melihat wajah Lea.
Ia itu bagaikan sepaket komplit nasi jamblang yang memenuhi 4 sehat dan 5 sempurna.
Pintar, cantik dan seksi adalah sebuah kombinasi yang pas, seperti secangkir kopi yang sudah ditambah dengan susu dan juga gula dengan takaran yang mantab.
Lea sama sekali tidak menatap ke arah Deo yang dari tadi tidak putus-putusnya untuk memandang dirinya sehingga membuat papanya menjadi kesal.
“Deo, kamu ikut meeting di bagian marketing agar kamu bisa menguasai manajemen pemasaran dan juga turut mengawasi kinerja mereka.” kata Dilan yang tak mungkin mengusir anak laki lakinya itu, tapi secara halusnya ia menempatkan anak itu di tempat lain agar tidak mengganggu acaranya dengan Lea.
“Baik pa! Jam berapa meetingnya.” entah kenapa Lea membuatnya bersemangat dengan menatapnya saja ia sudah merasakan energi yang berlipat.
Sedangkan sebenarnya lihat sendiri hanya cuek saja dan tidak memperhatikan anak tirinya karena dia memang tidak menyukai keluarga itu.
Bukankah dia juga sudah berjanji kalau misalnya saham 50% ini masuk ke dalam daftar miliknya maka dia akan dengan segera memutuskan untuk pergi dari Dilan.
“ Sekarang kamu pelajari dulu berkas meetingnya, minta sama Dian bagian marketing untuk mengajari kamu. Dan ikut rapatnya supaya kamu mengetahui semua hal yang berkaitan dengan perusahaan ini.” kata sang papa yang sudah berniat untuk mengusir halus anaknya.
“Siap pa, aku akan ke bagian marketing. Oh ya, Lea . . . kalau kamu ga keberatan, nanti siang kita bisa lunch bersama kan?” tanya Deo yang sebenarnya hanya ingin tahu reaksi sang papa, apabila melakukan hal itu kepada Lea. Apakah Dilan akan cemburu?
“ Oh ehm aku . . . . “ Lea tak bisa menjawab karena ia memang bingung apa yang harus ia katakan sama anak tirinya karena ia juga belum tahu statusnya sekarang.
“Dia harus mendampingi papa meeting di luar agar papa tidak harus banyak mencatat.”
“Tapi papa kan bisa sama sekretaris papa?”
“Dia sekarang menjadi asisten sekaligus sekretaris. Sudahlah jangan banyak tebar pesona. . . karena yang terpenting sekarang adalah kamu melaksanakan tugas yang tadi papa berikan!” kata Papa nya dengan tegs, melarang Deo berkenalan dan berdekatan dengan Lea.
“Hmm okey. . . “ gotcha you papa!! Ternyata perkiraan ku tidak salah. Itu pasti pelakor papa. Ini tak bisa dibiarkan.
***
Pak Hadi, pengacara dari keluarga Dilan sudah bersiap. Tadinya mereka janjian untuk bertemu di kantor namun setelah datangnya Dio, Dilan memutuskan untuk bertemunya di tempat lain yaitu di sebuah restoran xxx yang memiliki private room yang biasa disewa oleh mereka untuk mengadakan rapat tertutup.
“ Siang Pak Dilan? Semua berkas yang bpak mau sudah saya persiapkan dan siap ditandatangani.” kata Pak Hadi dengan nada ramah seperti biasanya.
“ Oke jadi kita tinggal melakukan penandatanganan saja dan semuanya sudah selesai dan sahkan?” tanya Dilan dengan nada tegas seperti biasanya lalu pemeriksa surat-surat dan berkas-berkas yang dibawa oleh Pak Hadi itu.
“ Tentu saja karena memang sudah saya persiapkan dari rumah sehingga Anda cuman tinggal memparaf dan menandatanganinya, serta semuanya sudah beres pada siang hari ini juga. Tapi tentu saja berkasnya akan saya kembalikan dan diberikan kepada Ibu Lea besok hari.” jelas Pak Hadi dengan nadanya yang masih ramah dan juga tegas karena memang ini adalah bagian dari tugasnya untuk mengurus masalah legal.
“ Oke yang ini sudah saya tanda tangani, dan Oh ya Saya ingin memesankan sesuatu untuk Pak Hadi supaya tidak membocorkan hal ini kepada istri saya.” kata Dilan kepada Pak Hadi yang tentu saja sudah dimengerti dengan jelas oleh Pak Hadi karena memang untuk urusan seperti ini biasanya dia hanya berurusan dengan Dilan saja.
“Baik! tentu saja saya tidak akan membocorkan masalah yang penting ini kepada orang lain, sekalipun itu adalah istri anda.” kata pak Hadi dengan tenang.
“Oh ya, yang milik Safea sudah dibalik nama ke saya dan juga Amadeo?” tanya Dilan dengan segera, karena ia ingin Safea menghibahkan miliknya hanya untuk anaknya namun ia masih memiliki share di saham tersebut.
“Tentu semua pesanan bapak sudah saya lakukan semua.” katanya dengan tenang.
“Oke kalau gitu kita tinggal menandatangani saja dna semuanya akan beres ya?” tanya Dilan sekali lagi.
Lea pun hanya tersenyum di balik wajahnya yang selalu menunduk. Ia tak mau ekspresinya tertangkap oleh Dilan.
Ia tahu kalau dirinya masih harus dengan sabar menunggu surat itu jadi terlebih dahulu baru ia akan pergi selamanya dari Dilan.
Karena percuma saja, ia tak bisa menuntut Dilan dan tak bisa menjebloskan Dilan ke dalam penjara.
Nanti saja kalau memang ia sudah mendapatkan bukti, ia akan datang lagi dan menuntut keadilan lagi. Tentu ia akan dengan senang hati untuk kembali dan berharap keadilan untuk keluarganya.
***
Hai readers, jangan lupa untuk tetap dukung author ya, bakalan fast update untuk cerita ini. Jangan lupa kasih like, fav dan juga hadiah buat thor.
Diusahakan akan up sehari 2 kali setelah selesai kontrak.
Ditunggu ya!!Happy reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nonien Novi Leni Hayati
Maaf kemarin ada yang baca entah di bab brp katanya usia Dilan sudah tua yaitu 39tahun, maaf klo umur segitu dan anknya Deo umur 25, berarti umur 14th Dilan sudah jadi ayah dong... tolong di cek lagi, maaf klo salah 🙏🏻
2022-09-21
2
Indra Fatiria
ngeri ya yg namanya pelakor tujuannya morotin harta, sama sperti rumah tanggaku dulu suamiku punya 8 pliharaan wanita, istri sopirku dpt 3,5 Milyar,,blom yg lain2.. aku gk kuat 32 thn aku pilih pisah
2022-09-21
1