19. Surat Perceraian

Bagi Safea, mata ganti mata, dan Gigi ganti gigi, yang berarti pembalasan ini harus setimpal dengan apa yang sudah diperbuat oleh sang pelakor yaitu Lea.

Tapi dirinya sungguh tidak menyangka kalau Dilan akhirnya nanti akan memutuskan bahwa dirinya akan dicerai oleh Dilan sehingga menyisakan kesesakan itu di dalam dadanya.

***

Tepat setelah 3 hari dari saat Dilan mengesahkan surat untuk membagi sahamnya a 50% untuk Lea, makan saat itu juga pengacara dari Dilan langsung mengirimkan berkas lampiran surat cerai dari Dilan Untuk ditandatangani oleh istri pertamanya yaitu Safeea Ahmadillah.

Pagi hari yang seharusnya telah ceria disambut oleh Safea dan Deo dengan tetesan air mata, Bagaimana tidak? Pagi hari itu sang Nyonya rumah mendapatkan amplop berwarna coklat dari pengadilan yang berisikan surat cerai dari Dilan.

Kringg kringg!

Bel di rumah besar mereka berbunyi dan simbok yang membukakan pintu.

Rupanya orang yang mengantarkan surat dari pengadilan datang dan satpam di luar rumah tak kuasa melarang karena orang itu harus mendapatkan tanda tangan Safea secara langsung aan tak boleh diwakilkan.

“ Maaf dengan ibu Safea bisa?”

“Bentar ya mas, saya akan panggilkan ibu dulu.” Simbok segera memanggil nyonya rumah untuk menemui orang tersebut.

Setelah itu Safea dan Deo menghampiri orang dari pengadilan itu dan segera menyapanya.

“Pagi mas? Ada perlu apa ya?” Deo menanggapi dengan ramah karena sang Mama masih kelihatan bingung melihat ada orang dari pengadilan datang.

“ Saya hanya mau mengantarkan surat ini dari pengadilan untuk ibu Safeea Ahmadillah. Mohon diterima suratnya dan juga ditandatangani bahwa sudah menerima surat ini secara langsung.” kata orang itu dengan penuh hormat dan juga menundukkan kepalanya.

“ oh saya Safea, baik bentar saya tanda tangani dulu suratmya.” dan setelahnya orang itu langsung memohon diri dan pergi dari tempat itu.

Dio dan juga Safea Yang merasa kebingungan dan juga penasaran dengan isi surat itu langsung saja membuka surat itu tanpa basa-basi.

Setelah membuka surat itu tentu saja Safea sampai yang sempoyongan dan juga ingin pingsan rasanya.

Deo pun tidak kalah kaget dengan sang mama dan bereaksi hampir mirip dengannya kecuali masalah sempoyongannya.

Isak tangis mulai terdengar dari sang Mama yang merasa kecewa berat dengan papa Dilan yang benar-benar sudah melayangkan surat cerainya kepada istri pertamanya.

Deo mengepalkan tangannya tanda dirinya juga amat marah dengan apa yang saat ini dilakukan oleh sang papa.

Dirinya jelas tidak terima mamanya diperlakukan seperti ini dan diceraikan begitu saja setelah bertahun berpuluh tahun bersama dengan Sang Papa dari mulai tidak memiliki apa-apa.

Deo yang tak terima langsung mengambil ponselnya dan segera menghubungi Papanya karena dia tidak terima dengan surat perceraian yang langsung diberikan kepada mamanya sehingga membuat mamanya terkejut.

“Apa salah mama, nak?” tanya Safea dengan air mata yang terus mengalir dan tatapan mata kosong yang membuat Deo terasa teremas hatinya melihat semua ini.

Karena Panggilan ponselnya diacuhkan, maka Deo memasukkan ponselnya dan memeluk sang mama yang kemudian menangis meraung-raung di dalam pelukan anak laki-laki semata wayangnya itu.

Deo meredam amarahnya terhadap sang papa dan mencoba menenangkan Mamanya itu dengan lembut dan juga memeluknya dengan erat.

“Harusnya aku ikuti saja kata wanita bijak itu ya . . . aku ikhlaskan suami bejat ku itu dan bertobat.” kata Safea dengan lemah.

“Ma, bukan mama yang salah! Papa lah yang kurang ajar.” Deo benar benar tak bisa lagi menghargai papanya.

Safea sudah tak peduli lagi, toh selama ini ia bisa berdiri di kakinya sendiri tanpa Dilan, jadi dengan atau tanpa laki laki itu ia juga bisa.

Deo sudah besar, tanpa ia arahkan Deo juga sudah tahu yang benar dan salah, jadi ia diam saja saat Deo mencaci papanya.

Kali ini Safea akan membalas mereka berdua dengan telak.

***

Detektif yang disewa sudah melaksanakan apa yang diinginkan oleh Safea, dan ia tinggal menunggu jebakannya dimasuki oleh korbannya.

Drrttt drtt

Ponsel Lea bergetar, ada seseorang yang meneleponnya, ternyata mami yang mengenalkan dirinya dan Dilan waktu itu.

“Halo. . “

“Nak ada yang mencarimu disini dan terkait dengan Dilan, kamu datanglah nanti …”

“Hmm, aku akan kesana . .” Lea penasaran, apakah itu Safea?karena ia tahu kalau dilan sedang melakukan gugatan cerai kepada Safea.

“ Oke darl, sampai nanti . . “

Saat menutup ponselnya, tiba tiba ada pelukan yang membuatnya terkejut.

“Telpon dari siapa?”

“Mami di klab malam . . “ sahutnya jujur, ia takut kalau ada masalah dengan ini. Dilan akan bisa membantunya.

“Kenapa ia menelepon? Bukankah aku sudah membayar lunas semuanya dan membebaskan kamu dari tempat itu.” Dilan heran dengan orang kelab malam itu padahal dirinya sudah membayar lunas dan juga membebaskan Lea dari tempat itu sehingga sebenarnya Mami sudah tidak bisa memanggil-manggil Lea lagi.

“ Ada yang ingin bertemu denganku tapi terkait dengan masalah kamu.” kata Lia dengan jujur juga karena ia ingin melihat ekspresi wajah sang suami. Apakah ini ada hubungannya dengan istri pertamanya atau tidak?

“Kamu curiga itu Safea?” tanya dilan sambil mengecup pipi mulus sang istri muda.

“Hmm, pasti surat dari pengadilan sudah datang sejak pagi.” Lea memperkirakan kalau itu adalah Safea.

Saat ini mereka berada di Lembang karena akan ada meeting di Bandung, maka mereka ke Lembang sekalian staycation. Apalagi meetingnya akan dimulai setelah makan siang, jadi setelahnya ia bisa pulang ke Jakarta kalau emang Lea ingin melihat siapa yang akan menemuinya.

“Kita akan kesana. Kita lihat siapa yang akan menemui kamu. “

“Oke, tapi kamu jangan ikutan masuk. Awasi saja aku dari kejauhan, mengerti maksudku kan?” Lea menjawab dengan dingin, rasa rasanya sudah saat nya ia pergi dari sisi Dilan. 

Ia sudah berhasil mengambil apa yang sudah seharusnya menjadi haknya, dan lagi dirinya sudah mulai tidak nyaman berada bersama dengan Dilan yang terus-menerus menjadikan dirinya sebagai objek pemuas nafsunya saja.

“ Tentu saja aku mengerti . . kita akan makan di luar saja ya?”

“Wuih, udah mulai berani keluar dan gak disembunyikan lagi.” sindinya satir.

“Jangan begitu sayang, aku sangat mencintaimu dan memujamu. Hal inilah yang memang akan lakukan sama istriku itu. Soon, you will be the only one!” katanya dengan nada mesra.

“Okey, We will see it . . . “

“Sure do!!”

***

 Hai readers Jangan lupa untuk selalu mendukung author dengan cara memberikan like dan juga komentar-komentar positif yang mendukung kami.

Dan kalau memang kalian merasa memiliki banyak poin sudilah kiranya kalian memberikan kepada cerita ini supaya dukungan kalian bertambah.

Ditunggu terus dukungannya dan cerita ini akan di update setiap hari, Happy reading!!

Terpopuler

Comments

Zainab ddi

Zainab ddi

jangan pergi lea

2023-02-01

0

Maya Aulia

Maya Aulia

upp yg banyak donk thorr

2022-09-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!