Bab 14

"Sedang apa"

Rasanya jantung Vino berpacu 2 kali lebih cepat saat ini.

"Kau Justin, suka sekali membuat jantungku tidak aman" ucapnya sambil memegangi dadanya.

"Lagian kenapa kakak sendirian disini? Terlebih sudah jam segini.. Apa kak Vania tidak akan mencari kakak?!"

Seketika dalam lubuk hatinya, Vino berucap "Bahkan sampai besok pagi pun aku disini, gadis itu tidak akan pernah mencari ku"

"Dia sudah tidur, jadi tidak masalah"

"Perasaan tadi aku melihat kak Vania dikamar Freya, atau cuman salah lihat ya"

"Mungkin salah lihat" sambung Vino dan pria itu hanya mengangguk pelan.

Keduanya nampak mengobrol santai sambil merasakan hembusan angin malam dari dari atas.

...****************...

Pikirku kenapa aku harus menderita seperti ini, pernikahan yang ku impikan hancur berantakan dan malah terjebak dalam situasi seperti ini.

Pantas saja jika kalian menyebutku lemah dan berhenti begitu saja dari kepolisian hanya karena omongan orang lain, tapi bukan hanya itu aku berhenti karena rasa bersalah terus menghantuiku.

Tapi, tujuanku untuk mengembalikan semuanya hanya bisa jika aku masih menyandang status sebagai menantu keluarga ini...

Aku keluar dari kamar tanpa menghiraukan Vino yang masih siap-siap untuk ke kantor, sebelumnya ia sudah pernah mengatakan jika aku tidak perlu memenuhi statusku sebagai istrinya kecuali di hadapan keluarganya.

Entah kenapa kakiku terhenti tepat di depan foto keluarga Harison.

Aku mundur dan bersandar di pembatas tangga sambil menatap lurus kearah foto.

"Fernan Harison orang pertama dalam sejarah keluarga Harison yang berhasil membuat harga saham perusahaan mencapai 290 dollar 15 tahun yang lalu dan kini memiliki aset terbanyak melebihi saudaranya yang lain, sekaligus orang yang menduduki kursi CEO di perusahaan induk, yaitu putra sulung Tn. Robert William Harison founder sekaligus pimpinan tertinggi HF... Menikah dengan putri perdana mentri Violeta Zeline Elois, dan putra pertama mereka Elvino Oliver Harison yang menjadi cucu sulung dan paling berpotensi mewarisi seluruh Harison Foundation"

"Kedua, Jimy Harison putra kedua sekaligus paman Elvino yang mengelola seluruh perusahaan keuangan HF, istrinya berasal dari keluarga kalangan atas, Putri dari Kepala staf angkatan udara dan kini memiliki kepemilikan saham pada setiap per bandar udaraan yang beroperasi di Airendel, memiliki satu orang putra dan putri yang juga berpotensi menjadi pewaris selanjutnya jika Vino gagal mendapatkannya"

"Ketiga, Luis Harison putra ketiga Tuan Robert yang memiliki kendali penuh atas seluruh sektor electronic dan media yang dimiliki HF, ia menikahi putri dari pemilik Siaran televisi terbesar di Airendel, Karin Amora yang kini menjabat sebagai mentri komunikasi dan informatika... dan memiliki putra bernama Gerwyn yang merupakan cucu bungsu keluarga Harison."

"Lalu dirimu Vania, putri dari pengusaha yang bangkrut karena ditipu dan perempuan yang gagal menikah karena rumor seorang pembunuh... Aku tak yakin bisa bertahan di keluarga ini" gumamku tersenyum kecut dan memilih untuk turun kelantai bawah.

"Tunggu!"

Vino lekas masuk setelah pintu lift belum sepenuhnya tertutup.

"Kau tidak keluar hari ini?"

"Tidak"

"Kau tak menanyakan kenapa aku bertanya?!"

"Tidak,"

"Tapi, bukan artinya kita tak saling bicara kan jika diluar itu"

"Lebih baik tidak saling bicara, dan fokus saja pada tujuan masing-masing" sahutku seraya keluar dari lift, meninggalkan Vino yang mungkin agak kesal dengan ucapanku tadi.

"Kenapa dia terlalu kaku seperti itu" gumam Vino heran

Aku hanya ingin menjaga batasan dan tetap membiarkan semuanya sama seperti ini, sampai kesepakatan kami berakhir.

"......"

Setelah Vino berangkat ke kantor, aku kembali ke kamar setelah membantu di dapur, ya walaupun aku tak bisa membantu banyak.

Tujuan utamaku sekarang hanya membalas semua yang telah di lakukan Marvin padaku, pria yang sudah menipu keluargaku dan kini duduk di kursi pimpinan dengan begitu bangga.

Keluargaku hancur berantakan karena pria itu, sekarang hanya tersisa diriku, setidaknya aku harus bertahan di keluarga ini apapun caranya.

Pertama aku harus berusaha mengembalikan ingatanku.

Vania mengidap Amnesia pasca trauma yang disebabkan cedera otak yang parah hingga sempat membuatnya berada dalam kondisi kehilangan kesadaran singkat atau koma.

Saat sedang fokus membaca aku mendengar suara yang tak asing, hingga membuatku memutuskan untuk keluar dan melihat dokter Jessica keluar dari kamar Freya.

"Oh Vania, bagaimana kondisimu?" tanyanya saat melihatku keluar dari kamar.

"Bisa kita bicara dok?"

"Tentu, mau bicara dimana?"

Aku mengajaknya untuk pergi ke rooftop dan bicara di sana.

"......"

"Kau ingin bicara apa?"

"Apa amnesia pasca trauma membutuhkan waktu lama untuk bisa ingat kembali?"

"Jadi kau mengidap amnesia pasca trauma?"

Aku mengangguk,

"Proses penyembuhan untuk amnesia sejenis itu tergantung pada seberapa parah cedera otak yang di alami" jelas Jessica

Aku hanya bisa menghela nafas, dan berpikir apa yang harus kulakukan untuk bisa mengembalikan ingatanku.

"Kau bisa konsultasi denganku jika ingin di bantu, tapi bagaimana kalau dengan hipnotis?"

"Hipnotis?"

"Maksudnya membuatku di posisikan kembali pada moment sebelum aku kehilangan ingatan?" lanjut ku dan di benarkan oleh Jessica.

"Lebih banyak persentase untuk membantumu mengingat kembali dalam waktu yang lebih cepat"

"Aku ingin mencobanya" sahutku

"Datanglah besok ke rumah sakit, dan temui aku di ruanganku jam 2 siang besok"

"Baiklah"

"Yasudah, kalau begitu aku harus pergi karena ada seminar di tempat lain"

"Terimakasih" ucapku seraya mengantarnya keluar.

...****************...

"Vania!"

Sontak aku meletakkan buku yang ada di tanganku dan pergi keluar kamar

"Ada apa Bu?" sahutku seraya menutup pintu.

"Kau akan terus di kamar? segera turun dan bersiap, kita akan ke rumah utama hari ini.. Apa Vino tidak memberitahumu"

"Vino sudah memberitahu Bu, Vania yang lupa" bohongku dengan terus menampakkan wajah lugu dihadapannya.

"Yasudah, cepat bersiap... Setidaknya kau hadir di sana"

"Baik Bu" sahutku sopan, lalu Kembali ke kamar untuk bersiap .

"......"

"Ibu akan ke keluar sebentar, dan bantu orang di dapur"

Aku hanya mengangguk dan mengiyakan ucapan Ibu mertua dan segera masuk kedalam rumah.

Setelah Ibu mertua pergi, aku lantas pergi ke dapur dan melihat beberapa orang yg ku kenal dan tak ku kenal.

"Kau akan tetap di sana menantu? Cepat ke sini", ucap Bibi Karin yang ternyata juga ada di sana.

"Kamu rupanya istri Elvino?" seru seseorang dengan nada yang begitu lembut dan anggun.

Seorang wanita yang sedang duduk sambil memotong beberapa sayuran.

Cristina Loui, putri mendiang presiden ke 5 Airendel yang merupakan istri dari Tn. Robert William Harison dan lebih tepatnya Nenek Elvino.

Setelah kupikir kembali, mereka bukan keluarga biasa dan sembarangan.

"Iyaa" sahutku sopan seraya berjalan ke arahnya.

"Biar Vania bantu" ucapku lagi menawarkan diri

Sementara aku sadar Bibi Karin dan Bibi Riana sedang menatapku dengan tatapan tidak sukanya.

Aku menatapnya dari dekat, wanita yang mungkin sudah di akhir kepala 6 ini masih terlihat cantik walau ada beberapa kerutan di wajahnya karena faktor usia

...****************...

"Bagaimana kondisi Vania?" tanya Ny. Mellia

Tapi pria itu nampak diam saja seolah ada hal yang ragu untuk ia sampaikan.

"Jawab Bibi, Liam!"

"Sepertinya, keluarga Harison tidak menerima Vania sepenuhnya"

"Bibi sudah menduga itu, tapi menurutmu.. apa Vania bisa bertahan?!"

"Vania wanita yang kuat Bi, dia pasti bisa , Liam juga akan selalu memastikan tidak akan ada yang bisa mengancam Vania"

"Kau yakin bisa menjaga dan mengawasinya dari jauh?"

"Bibi tenang saja, aku pasti akan memastikan Vania aman"

"Baiklah, terutama tolong jauhkan Vania dari Marvin... Bibi tidak ingin melihat pria brengs*k itu mendekati Vania lagi"

"Bibi tenanglah, aku tidak mungkin membiarkan itu" obrolan antara Ny. Mellia dengan pria itu berakhir saat Davina berlari menghampiri mereka yang sedang duduk di bangku taman.

...****************...

"Kau tidak pulang?"

"Kenapa, apa kau sudah ingin pulang" sahut Vino yang sedari tadi masih sibuk dengan Pekerjaannya.

"Tidak, hanya saja kan hari ini ada acara di rumah utama"

Mendengar itu seketika Vino bangkit dan langsung bergegas pergi, karena ia lupa jika hari ini ada acara penting.

"Dia akan baik-baik saja kan" gumamnya seraya menekan tombol lift.

...****************...

"Vania mana Bu?"

"Di Kamarmu" sahut sang Ibu.

Tanpa buang waktu pria itu langsung pergi ke kamarnya, kamar yang dulu ia gunakan saat masih kecil.

Vino menghentikan langkahnya saat merasa situasinya salah.

Sementara itu Vania langsung balik badan saat melihat Vino yang tiba-tiba masuk.

"Kenapa tidak ketuk dulu sebelum masuk" ucapnya terdengar sedikit marah.

"Sorry sorry , aku akan keluar silahkan lanjutkan" jawabnya seraya meraih gagang pintu.

"Lain kali kunci pintunya, sekarang kau beruntung karena aku yang masuk bagaimana kalau yang lain" ucapnya sebelum keluar.

Vania langsung saja memakai dress nya sebelum pria itu masuk lagi.

Ia mengganti pakaiannya karena acara akan segera di mulai dan lupa untuk mengunci pintu.

"Kau sudah selesai?"

Tapi tak ada jawaban, hingga membuat pria itu memilih menunggu sebentar lagi.

Namun nyatanya Vania sudah selesai, hanya saja ia tertegun saat melihat sebuah foto yang dibingkai terletak di rak buku.

Ia perlahan melangkah mendekat dan melihat dengan jelas siapa yang ada di foto tersebut.

...****************...

.

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!