Bab 7

"Ibu!"

"Jadi ini wanita yang membuatmu batal menikahi Rachel!"

Vania sontak berdiri, dan hanya bisa diam karena tak ingin memperkeruh suasana.

"Rachel yang lebih dulu mengkhianati ku Bu! Dia yang tiba-tiba pergi tanpa sepengetahuanku"

"Aku hanya mencari cara agar tidak membuat keluarga kita malu" lanjut Vino dengan tetap menjaga nada bicaranya di hadapan sang ibu.

Nyonya Zeline sontak terdiam, ia menatap gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan menilai.. Mungkin sekarang dalam pikirannya, Vania berasal dari keluarga seperti apa dan di didik seperti apa, lalu apa status keluarganya.

Drrtt....

"Kamu... Kita bicara lain kali, khusus kita berdua tanpa ada Vino"

"Maksudnya Bu?"

"Ibu hanya ingin bicara dengan menantu Ibu, apa itu salah!" ujar Ny. Zeline seraya keluar dari ruangan anaknya karena harus pergi ketempat lain.

Tapi berbeda halnya dengan Vino yang menatap curiga kepergian Ibunya, ia tak yakin apa yang di ucapkan sang Ibu adalah kebenaran.

"Kita lanjutkan saja... Apa syaratmu?!"

"Karena hubungan pernikahan ini adalah sebuah kesalahan, aku ingin kita hidup terpisah "Kalau begitu keluargaku akan curiga" potong Vino.

"Maksudmu kau ingin kita tinggal satu kamar?!"

"Kenapa tidak" seringai pria itu.

"Dasar pria" gumamnya menggeleng pelan.

"Aku tak masalah, asalkan tidak satu ranjang... Aku bisa tidur di sofa" ucapnya lagi.

"Deal, lalu apa lagi yang kau inginkan?"

"Aku tidak akan menuntut dan meminta pernikahan ini di sertakan dengan kontrak, kita bisa berpisah secara damai jika memang tugas masing-masing sudah terpenuhi, bagaimana?"

"Aku setuju, dengan begitu orang-orang tak akan membuat rumor aneh suatu hari nanti"

"Artinya sekarang kita partner?!" ucapnya seraya mengajak pria itu berjabat tangan.

"Oke," dengan mantap pria itu menjabat tangan Vania dan apa yang kami sepakati telah di catat oleh Adam, hanya saja tak ada kertas yang menjadi kontrak di antara hubungan ini.

Anehkan? memang... karena ini antara dua manusia absurd yang asal nikah biar gak malu, terutama si cowo

"Apa dalam 2 tahun semuanya akan beres?" tanyanya.

"Mungkin, jika selama 2 tahun ke depan aku masih tak berhasil menjadi pewaris selanjutnya, maka aku tak akan memaksamu untuk tetap tinggal denganku"

"Baiklah, mari saling menghormati satu sama lain" ucap Vania seraya bangkit dari duduknya.

"Aku akan kembali ke rumah sakit dan mengambil barang-barang di rumah ku, lalu pergi ke rumahmu"

"Tunggu!"

Sontak Vania menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Ini, seperti yang ku janjikan sebelumnya.. Kuberikan ini padamu, hanya ada satu file tersisa dan tidak bisa di duplikat karena sistem di dalamnya... Kau tak perlu khawatir aku membohongimu, karena ini memang file asli dan hanya satu yang berhasil ku simpan, sekarang milikmu dan aku tidak memiliki akses lagi untuk itu"

ucap Pria itu, yang mana sebenarnya ia menikahi Vania bukanlah pikiran matang melainkan hanya sebatas menutupi fakta agar keluarganya tidak malu karena pernikahan yang gagal di hari-H

Vania menghela nafas lalu tersenyum ramah padanya, "terimakasih karena sudah menepati ucapanmu"

Pria itu hanya mengangguk, lalu Vania segera keluar dari sana untuk segera melihat isi file itu.

tapi tiba-tiba ia teringat ucapan Eric waktu itu. "Jangan percaya siapapun Vania"

"Aku akan menyimpannya sendiri" gumamnya seraya masuk kedalam lift

Sementara itu, Vino dan Adam masih di ruangan tadi membicarakan sesuatu.

"Bagaimana dengan detektif yang waktu itu kau katakan? Apa sudah ada perkembangan?"

"Untuk itu...

Adam terlihat ragu untuk menjawab ucapan bosnya.

"Ada apa?"

"Detektif yang menyelidiki kasus itu mengalami kecelakaan 1 tahun yang lalu saat bertugas, jadi...

Lagi-lagi Adam menggantung ucapannya.

"Jadi apa? Kau ini bicara yang jelas"

"Dia dinyatakan tewas saat bertugas 1 tahun yang lalu, tepat setelah Wein menghilang, maksudnya setelah cctv itu diambil."

"Tapi, ada hal lain yang mengganjal...

"Apa?"

"Kau ini Dam, suka sekali bicara setengah-setengah buat penasaran saja" kesal Vino.

"Tepat 1 jam sebelum detektif itu di nyatakan tewas, seorang wanita menemuinya dan meminta sebuah rekaman CCTV pelabuhan secara paksa"

"CCTV?"

"Rekaman CCTV pelabuhan di tanggal 5 Maret tepat saat Wein dinyatakan menghilang"

"Maksudmu, kemungkinan Wein terekam CCTV dan berhasil di dapatkan oleh detektif itu, lalu secara paksa di ambil oleh wanita itu?!"

Adam mengangguk, "kalau begitu lacak lokasi pertemuan mereka, mungkin mereka terekam CCTV"

"Aku sudah mendapatkannya, dan mengirimnya pada temanku di BFN untuk di analisis karena kualitasnya sangat rendah."

"artinya, ada kemungkinan Wein punya kaki tangan"

"Kau benar, jika itu yang terjadi maka wanita itu yang menghapus seluruh jejak Wein dan mungkin pria itu sedang bersembunyi di salah satu negara dibelahan bumi ini"

"Kerahkan lebih banyak orang untuk mencari keberadaan Wein, sebar ke seluruh negara... Aku tak akan pernah berhenti sampai pria itu ada di depan mataku"

"Setelah analisis dari hasil CCTV itu keluar, aku akan segera mengerahkan seluruh anak buah untuk mencari keberadaannya sekaligus keberadaan Wein"

Vino mengangguk, ia tak akan bisa berhenti sampai jawaban dibalik trauma adiknya bisa ia ketahui.

...****************...

Seorang pria dengan santainya duduk di sebuah sofa single sambil menatap papan tulis kaca yang di isi dengan beberapa foto dan tulisan.

"Semua akan kembali ketempat yang seharusnya" gumamnya sambil menyeringai, bahkan kini kedua tangannya mengepal kuat, seolah ada dendam yang begitu besar.

mata ganti mata, gigi ganti gigi

Ia memejamkan matanya, dan kembali teringat pada ingatan waktu itu, ingatan yang begitu buruk hingga membuat pria itu berkeringat walau hanya mengingatnya sebentar.

...****************...

Vania Pov

Aku menahan lengannya saat akan masuk, "kau yakin?"

"Tenanglah, Ibuku tidak akan menggigitmu"

"Kalau itu aku juga tahu, tapi...

"His, ayo.. Kau mau terus disini?"

Saat kami melangkah masuk kedalam mansion besar itu, ada dua orang yang menunggu kami seolah sedang menantikan hal itu.

Dengan ragu-ragu aku mencoba untuk menyapa mereka berdua dengan nada selembut dan sesopan mungkin "Selamat malam" tak lupa senyum ramah.

Seperti dugaanku, wanita yang waktu itu langsung pergi dari Venue pernikahan kini menatapku dengan tatapan yang kurang mengenakan, seolah tak menerima kedatanganku.

"Bawa istrimu masuk, kasian.. Dia pasti lelah beberapa hari ini dirumah sakit"

Aku sedikit kaget saat mendengar penuturan Tuan Fernan yang begitu baik dan ramah.

Berbeda 180° dengan istrinya, "30 menit lagi makan malam" nadanya terdengar begitu ketus, bahkan Nyonya Zeline langsung melangkah pergi ke kamarnya.

Sesuai dengan ucapannya waktu itu, ia benar-benar memperlakukanku dengan baik saat berada di depan kedua orang tuanya.

Pria itu merangkul bahuku untuk menaiki anak tangga. "Jangan menoleh, setelah didepan kamar aku akan melepas ini"

"Tapi, kau tidak akan terbawa perasaan bukan" lanjutnya, dan aku hanya memutar malas bola mataku sebagai jawaban.

"Baguslah, aku khawatir kau menyukaiku nanti"

Masuk kedalam kamar, aku dengan cepat melepas rangkulannya dari bahuku.

"Pakaianmu sebentar lagi akan di antar pelayan, jadi aku yang mandi duluan"

"Oke" sahutku seraya duduk di sofa sambil melihat-lihat kamar pria itu.

Sedang apa kau disini Vania, kamar seorang pria? Bahkan kau tak punya hubungan apapun selain pernikahan yang hanya sebagai cover depan.

"......"

"Kau harus tahan dengan sifat Ibuku, sebenarnya dia baik.. Hanya saja lebih suka memandang status keluarganya lebih dulu ketimbang diri asli orang itu, jadi kuharap kau tidak mencari-cari masalah dan patuh saja apa yang dia katakan"

"Jika kau sabar, dia pasti akan luluh"

Aku hanya menjawab ucapannya dengan mengangguk paham.

"Aku akan keluar duluan, dan menunggumu di depan tangga"

"Iyaa" sahutku.

"Kalimat apalagi yang akan ku dengar kali ini" gumamku seraya memakai sedikit parfum.

...****************...

Semua orang sudah duduk di ruang makan, hanya tersisa diriku dan Vino.

"Maaf karena kami terlambat" seruku pelan seraya duduk, begitu juga dengannya yang duduk di samping kursiku.

Lagi, dan lagi... Ibu mertua masih saja menatapku dengan tatapan sinis nya.

Makan malam berjalan dengan baik, hanya saja ketidaksukaan Nyonya Zeline masih berputar di sekitarku.

Tapi karena Vino menjalankan perannya dengan baik saat di hadapan orang tuanya, membuatku sedikit lega.

Sebenarnya aku masih penasaran dengan keluarga ini, aku tak tahu banyak dan sama sekali tak mengenal mereka.

...****************...

Aku duduk di sofa sambil menyalakan laptopku, tapi sebelum itu aku sempat menelpon Davina sekedar mengetahui kondisi Ayah.

"Kau yakin akan tidur di sana?" tanya Vino sambil menutup pintu.

"Aish, kau mengagetiku saja"

"Kau tak perlu khawatir, aku bukan perempuan menye-menye yang tidur di sofa saja jadi masalah, fokus saja pada dirimu sendiri" ucapku lagi.

Ting...

📨"Aku sudah mengirim Email, kau bisa cek sekarang"

Dengan cepat aku membuka file yang sebelumnya telah ku minta dari Eric.

"Ingatanku hilang, setidaknya kemampuanku tidak akan ikut hilang,kan" gumamku pelan seraya mulai membaca ulang kasus kecelakaan ku sendiri.

sementara Vino, pria itu hanya melirik sekilas kearah wanita yang sedang berada di sofa itu.

"......"

Hampir 1 jam aku mempelajari ulang kasus kecelakaan itu.

Aku lantas meraih buku catatan dan menuliskan point penting yang perlu ku ingat.

Aku menghentikan pekerjaanku untuk segera mengistirahatkan tubuhku.

Sambil menarik selimut aku menoleh sekilas kearah pria yang kini telah tertidur pulas.

Tak memerlukan waktu lama untukku terhanyut kedalam alam mimpi.

"......"

Brak!!!

Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras dari barang yang jatuh, hingga membuat Vania terbangun.

Dengan langkah pasti ia keluar dari kamar, dimana ternyata....

...****************...

"kadang apa yang di cari, sudah ada didepan mata"

.

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!