"Vania!" seru seseorang dan respect ia berbalik.
"Eric, Claudia" sahutnya tak menyangka akan bertemu mereka berdua.
"kalian dari mana?" tanyanya lagi.
"Sedang melakukan penyelidikan di sekitar sini" jawab Claudia seraya merangkul pinggang Vania.
"sudah berapa lama aku tak melihatmu... coba kita lihat apa yang berubah" ujarnya sambil tersenyum manis.
"kau sendiri dari mana?" Eric melontarkan pertanyaan balik pada Wanita yang sebenarnya sudah ia taksir dari lama.
"Hmm, sebenarnya aku akan segera menikah"
secara cepat ekspresi wajah Eric berubah datar.
"Wah, kau serius?"
Vania mengangguk, "Tadi aku baru saja selesai dari butik"
"Selamat ya" ucap Claudia dengan nada bicara yang begitu antusias.
"lebih baik sekarang kita cari Rumah makan disekitar sini, aku sudah lapar Clau dari tadi belum makan" ucap Eric.
"Ah, benar juga... Ayo Van" ajak Claudia menarik lembut lengan Vania menuju Rumah makan yang tak jauh dari posisi mereka sebelumnya.
...****************...
"Om percayakan Vania padamu" ucap Tuan Benny menepuk pelan pundak Marvin.
"Om tenang saja, Vania pasti akan bahagia karena telah mengambil keputusan yang tepat" jawabnya dengan nada yang begitu sopan.
Perlu di garis bawahi jika Keylovy Company adalah perusahaan yang cukup besar hingga bisa menaungi 4 departemen store terbesar di masing-masing provinsi Airendel
Namun setelah kabar manipulasi saham dan skandal penggelapan dana tersebar, semuanya menjadi kacau ditambah dengan perusahaan induk yaitu Keylovy Company terpaksa mencari pinjaman karena kerugian yang sangat besar.
Karena hal itu, inilah alasan kenapa kini Tuan Benny melakukan kesepakatan dengan SH Investment agar mendapatkan suntikan dana, setelah semua bank besar menolak memberikan pinjam.
Tapi investasi ini lebih tepatnya adalah imbalan dari pernikahan yang telah di sepakati Vania.
Dimana secara tak langsung Tuan Benny menjual putrinya sendiri untuk mendapatkan suntikan dana sebesar 800 juta dollar, serta memberikan 67% saham kepemilikannya sebagai jaminan.
Dimana jika ada masalah tak terduga, maka SH Investment berhak mengambil alih KC dan mengubah sistem manajemennya dengan wewenang atas saham yang dimilikinya sebagai jaminan.
SH Group yang di pimpin langsung oleh putra Tuan Franklin itu berhasil melebarkan sayapnya di dunia bisnis, walau belum berhasil masuk kedalam peringkat 5 besar sebagai tombak besar perekonomian negara.
Senyum pria itu tertarik lebar setelah berhasil mengantongi kertas yang akan menjadi alat untuknya menguasai Keylovy Company dengan mudah.
...****************...
Vino berusaha memeluk adiknya untuk mencoba menenangkannya, tapi Freya malah mendorongnya dengan kuat bagai sebuah tanda penolakan.
"PERGI!!!"
"JANGAN MENDEKAT!!!"
"Tenang Freya, kamu harus tenang jika tidak dia akan datang" gumamnya, lalu dengan cepat ia bergegas pergi menuju lemari pakaian dan mengurung diri di dalam sana.
"Freya!"
"Buka pintunya sayang, kakak tidak akan melukaimu... Jadi kakak mohon buka pintunya, kamu akan kehabisan nafas jika terus seperti ini"
Tok...tok...tok...
Sama sekali tak ada jawaban dari Freya, gadis itu masih saja bersembunyi dan merasakan jika Vino adalah ancaman baginya.
"Dia tidak melihat ku, tidak, dia tidak akan melihatku" gumaman itu terus terucap dari bibirnya.
Entah hal apa yang membuatnya sampai mengalami trauma seperti itu.
"Biar Bibi yang bicara, Tuan bisa keluar sebentar, mungkin Nona Freya merasa terancam jika Tuan Muda berada disini" ucap Bibi Anna.
Elvino mengangguk paham dan membiarkan Bibi Anna menangani adiknya.
Selama setahun terakhir, Vino tak pernah lagi bisa bicara akrab seperti dulu dengan adiknya.
Melihat kondisi Freya selama satu tahun terakhir menjadi sebuah pukulan besar untuk seorang Elvino Oliver Harison.
Sudah mengunjungi begitu banyak rumah sakit di seluruh penjuru kota bahkan penjuru negara, tapi tak ada satupun yang bisa membuat Freya keluar dari trauma yang bahkan Vino masih tak yakin alasan sebenarnya dibalik kondisi adiknya.
Tangannya mengepal begitu kuat, lalu melangkah pergi menuju kamarnya dengan helaan nafas yang panjang.
...****************...
Vania Pov
Pernikahan akan segera di gelar, tapi aku masih sibuk mengenakan gaun pengantin.
Sekarang adalah hari H, para tamu sudah berdatangan hanya saja kami tak mengundang banyak orang dan hanya dihadiri oleh keluarga inti dan rekan terdekat saja.
"Kau cantik sekali hari ini" tukas seorang pria yang sudah bisa ku pastikan jika itu adalah Marvin.
"Terimakasih" sahutku berusaha menutupi jika aku sedang tersipu sekarang.
Sejauh ini Marvin selalu ada saat aku membutuhkannya, tak butuh waktu lama untukku bisa mengenal dirinya.
Pria baik dengan segala pesona, bahkan ia begitu sopan dengan orang tuaku.
Ini pernikahan yang ku impikan, menemukan pasangan yang pas dan menikah untuk menjalani hidup yang bahagia.
Bahkan dia juga menceritakan jika sebelumnya kami adalah sepasang kekasih, melihat dari beberapa foto yang ada di kamarnya
"Apa akhir dari ceritaku akan berakhir happy ending" gumamku dalam hati sambil bersiap menuju venue pernikahan.
...****************...
Sementara itu di sisi lain, tepat di atas ruangan tempat Vania melangsungkan pernikahannya, di sini seorang pria juga sedang bersiap untuk menikah dengan wanita pilihan keluarganya.
Tapi sudah hampir 15 menit, tak ada tanda-tanda mempelai wanita sudah siap.
Adam pergi mengecek ruangan tempat Rachel menunggu.
Ia berlari kecil menuju bosnya yang sedang berdiri di depan pintu.
"Dimana Rachel? Acara akan segera dimulai!"
Tapi Adam menggeleng pelan, "sepertinya Rachel kabur"
"APA!!!"
"Kau jangan bercanda Dam, ini bukan saatnya"
"Apa wajahku terlihat sedang bercanda"
"Minta beberapa bodyguard untuk mencari Rachel, aku tak mungkin membatalkan pernikahan ini, mau ditaruh di mana mukaku" ucap Vino.
Sontak Adam langsung mengangguk, dan pergi menyusuri seluruh gedung.
...****************...
Aku tak sanggup lagi menahan senyumku, rasanya begitu bahagia... Bagaimana bisa aku jatuh hati dalam waktu sesingkat ini, seorang Vania Mauren Keylovy mantan detektif dari unit tim khusus.
Tapi diriku tetap seorang wanita yang menginginkan kehidupan yang bahagia.
setelah kecelakaan dan kehilangan hampir seluruh ingatanku, rasanya sudah tak ada gunanya aku kembali ke kepolisian.
Pintu di buka hingga para tamu langsung menatap ke arahku, namun tatapan mereka seolah sedang terjadi sesuatu saat aku tak ada.
Aku menatap ke arah Marvin yang sedang berdiri di altar sambil memegang mic.
"Kalian bisa lihat wanita yang berdiri di sana, awalnya aku ingin menikahinya, tapi keputusanku berubah saat mengetahui hal yang tak seharusnya ku ketahui"
"Apa yang sedang Marvin lakukan?" tanya Tuan Franklin berbisik pada sekretarisnya.
"Sepertinya Tuan Muda marah karena baru mengetahui jika Nona Vania pernah membunuh rekannya sendiri"
"Tapi aku bersyukur mengetahuinya sekarang, dihadapan kalian semua, aku ingin mengatakan sesuatu"
"Bagaimana dia bisa tahu? aku dan Benny sudah menutup rapat kasus itu!" jawab Tuan Franklin lagi.
"Tuan Muda menyuruh kita untuk segera pergi Tuan, jadi lebih baik sekarang kita pergi dulu... Nanti di perjalanan akan saya jelaskan"
Sesuai ucapan sang sekertaris, Tuan Franklin dan Nyonya Luvena keluar dari Venue tanpa sepengetahuan orang Tua Vania.
Tatapanku berubah menjadi bingung, apa yang sedang Marvin lakukan dan apa maksud dari kalimat yang baru saja ia katakan
"Aku akan membatalkan pernikahan ini karena aku tak bisa menikahi wanita yang pernah pembunuh rekannya sendiri...
Tanpa sadar buket bunga yang ada di tanganku jatuh kelantai, tubuhku bergetar tak percaya
"Kalian semua bisa pulang, maaf karena telah merepotkan" lanjutnya
Marvin meletakkan Mic nya, lalu menatapku dengan tatapan datar namun aku yakin ia sedang tersenyum sekarang tapi itu begitu tipis dan hampir tak terlihat.
"Ayah!" seru Davina saat melihat Ayahnya jatuh tak sadarkan diri.
Sontak mataku menatap ke sumber suara , di sana Ayah telah tergeletak tak sadarkan diri.. Sementara pria itu melangkah pergi dari acara yang sudah ia batalkan secara sepihak itu.
Tubuhku rasanya tak berdaya dan sama sekali tak mampu lagi untuk melawan, semuanya terjadi begitu cepat.
Aku melangkah perlahan menuju posisi Ayah dengan gemetar, namun tiba-tiba seseorang menarik pergelangan tanganku dengan kasar.
"Ayo"
Pria itu menarik tanganku lalu mengajakku berlari menuju ruangan lain yang berada di lantai atas.
Altar pernikahan!.
Aku masih tak bisa bicara, sedang apa aku disini dan kenapa pria ini membawaku ke sini?!
"Menikahlah denganku, setidaknya kau dan keluargamu tidak akan malu karena kau gagal menikah" ucapnya, namun itu sebuah realita yang tak ingin ku dengar saat ini.
"Tapi....
Argghhh...
Dengan kasar pria itu menarik ku, memaksaku untuk menggandeng lengannya dan berjalan menyusuri Altar dengan senyum paksa.
"Aku tak akan pernah memaafkan mu Rachel, berani sekali kau membuatku malu di hadapan banyak orang" kebencian yang mulai terbentuk di benak Vino.
Dan Aku tak pernah berpikir kau bisa melakukan ini padaku Marvin.
Hanya orang tua Vino dan Rachel yang sadar jika mempelai wanita bukan mempelai wanita yang asli.
Tuan Gio langsung pergi bersama istrinya tanpa sekalipun bicara dengan Tuan Fernan mengenai apa yang terjadi.
Antara sadar dan tak sadar, antara amarah dan kecewa kini Janji suci pernikahan selesai di ucapkan, dan kami berdua saling bertukar cincin.
"Anggap saja ini seperti mimpi" bisiknya, lalu dengan lembut ia mengecup sekilas bibir ku
Sorak Sorai para tamu undangan mengiringi acara pernikahan yang baru saja selesai dan secara hukum sah.
"Ck, apa yang sedang kulakukan sekarang" gumamku sambil tersenyum kecut.
Aku dengan jelas melihat ekspresi datar dari wanita yang waktu itu kutemui di butik.
Mungkin mereka orang tua pria ini, pria yang sama sekali tak kukenal, pria asing bagiku.
Nyonya Zeline menatap Vania dengan tatapan dingin, lalu melangkah pergi dari venue pernikahan diikuti pria muda di belakangnya.
Sementara Tuan Fernan masih di kursinya dan menatap kearah putra serta wanita yang telah menjadi menantunya itu.
Keluar dari Venue pernikahan, aku langsung melepaskan tautan kami.
"Aku tak punya waktu untuk bicara sekarang" ucapku pada pria yang percaya tak percaya sekarang adalah suamiku.
Aku langsung melangkah pergi untuk mencari keluargaku.
Vino sama sekali tak menahan gadis itu, ia langsung meminta Adam untuk ikut dengannya dan pergi ke hotel tempat ia dan Rachel seharusnya menginap.
...****************...
"Bagaimana bisa kepikiran?"
"Apa?"
"Yang tadi"
"Ah itu, .....
...****************....
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments