"Kau ingin bicara apa?" tanyanya respect berdiri saat pria itu masuk ke kamar.
"Mari bercerai"
Vania terdiam, dan bingung kenapa pria ini tiba-tiba mengajaknya bercerai.
"Maksudmu"
"Ayo bercerai, kau tidak berguna lagi... Kursi pimpinan bisa ku gapai dengan kemampuanku sendiri" sarkasnya, agar Vania terbawa emosi dan menyetujui hal itu
"Tidak bisa" sahut Vania tegas.
"Kenapa tidak bisa"
"Aku tidak mungkin keluar dari sini sekarang, aku memerlukan waktu lebih banyak dan memanfaatkan keluarga ini sebisa mungkin untuk melawan Marvin" Gumamnya dalam hati.
"Jelaskan dulu alasanmu ingin bercerai, bukankah kesepakatan kita berakhir 2 tahun lagi?!"
Sebenarnya Vino sedikit heran kenapa Vania dengan tegas menentang perceraian mereka, padahal di awal Vania lah yang ingin bercerai setelah satu bulan.
"Bukankah tadi sudah ku jelaskan, jika aku bisa mencapai kursi pimpinan dengan kemampuanku sendiri, lagian keluargaku juga tidak menyukaimu, dan pilihanku waktu itu menarik mu ke pernikahan adalah kesalahan" sahut Vino blak-blakan.
lanjut Vino bicara dalam hatinya "kesalahan karena tidak berpikir panjang, dan takut wanita tak bersalah sepertimu mengalami hal yang sama dengan kim"
Sebenarnya itu cukup memukul Vania, mengingat dirinya memang tidak di akui di keluarga itu.
"Tapi, kalau kita bercerai kau akan memiliki catatan perceraian di pengadilan.. Apa perusahaanmu akan baik-baik saja dengan itu?"
Vino hanya tersenyum tipis, seolah ada yang ia sembunyikan.
"Tidak masalah untukku, dan sesuai janjiku aku akan memberikan harta sebagai uang cerai"
"Aku tidak memerlukan itu, yang ku perlukan itu kau!" jawab Vania sukses membuat Vino bingung.
"Jangan sekarang, kita tidak bisa bercerai sekarang" ucapnya lagi tetap pada pendiriannya.
"Tidak bisa, lebih baik kita bercerai dan kau bisa hidup tenang diluar sana" jawab Elvino berbalik membelakangi Vania.
Sebenarnya ini adalah keputusan Vino setelah berpikir panjang, ia tak ingin mengulangi kesalahan yang sama pada Vania.
"Sebaliknya, aku tidak akan tenang jika keluar dari sini... Lebih baik menghadapi keluargamu dari pada...
"Kehilangan nyawaku sebelum membalaskan dendam keluargaku dan membiarkan pria itu hidup tenang setelah merenggut perusahaan dan Nyawa Ayah" lanjut Vania bergumam dalam hatinya.
"Pokoknya aku tidak akan menandatangi surat cerai" ujarnya kekeh pada ucapannya.
Vania langsung merebahkan tubuhnya dan bersembunyi di balik selimut seolah ia ingin tidur.
"Tapi Vania...
Baru beberapa detik, suara dengkuran kecil terdengar dari balik selimut, hingga membuat Vino memilih untuk mengalah malam ini dan melanjutkannya besok pagi.
"Aku bisa membantumu terhubung dengan NIX Group" ucap gadis itu tiba-tiba hingga membuat Vino berbalik dan menatap Vania yang mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut.
"Bukankah syarat rekomendasi dari kakekmu adalah bermitra dengan NIX Group?!"
"Lupakan saja, aku sudah mencari cara untuk bisa menghubungi mereka" jawab Vino melepas dasinya
"Tapi aku bisa membawamu untuk langsung bertemu dengan pewaris NIX Group... Bagaimana," ucapnya berjalan mendekat kearah Vino.
"Bukankah itu lebih mudah? Jika kau berpikir aku tidak tenang tinggal disini, kau salah... Aku bisa mengatasi itu semua terutama Ibumu" lanjutnya seraya membantu Vino melepas dasinya.
Bahkan pria itu heran sendiri saat Vania melakukan itu untuknya pertama kali dan terlihat berubah drastis
"apa dia bersikap seperti ini karena aku mengungkit perceraian?!" gumam pria itu dalam hatinya
"Tapi, urungkan niatmu untuk bercerai"
"Kau sedang melakukan sesuatu di belakangku?" tanya Vino curiga.
"Melakukan apa? Bukankah realistis jika aku tidak ingin bercerai dengan pewaris Harison Foundation" jawabnya seraya melepaskan kancing terakhir dari kemeja Vino
"Oh ****, mataku" gumam gadis itu saat tak sengaja melihat otot perut Vino dimana pria itu sadar Vania sedang melihat apa.
"Kau yakin? Aku bahkan lebih berbahaya dari para penjahat yang pernah kau tangkap, kau siap?" bisik Vino sambil tersenyum jahil.
"Kalau begitu, aku jauh lebih jahat dari apa yang kau pikirkan... Jadi pikirkan tawaranku tadi"
"Akan ku pikirkan" ucapnya
"tapi, karena kau tidak dibutuhkan lagi dan bahkan tidak diterima di keluarga ku, hanya ada satu cara untuk meyakinkan keluargaku agar kau diterima..."
"Apa?"
"Kau harus meneruskan garis keturunan keluarga Harison" jawabnya seraya membelai lembut bahu Vania
Gadis itu sontak sadar dengan maksud suaminya itu, hingga ia dengan sengaja menempelkan handuk itu kewajah Vino.
"Bersihkan dirimu... sekalian bersihka otak kotormu itu" sahut Vania yang langsung saja kembali ke sofa
Gadis itu duduk sambil berpikir kenapa tiba-tiba Vino minta bercerai
Apakah dirinya sudah memang tidak di perlukan lagi, mengingat keluarga Vino ternyata tak menyukainya, tapi pilihan untuk meneruskan keturunan keluarga Harison itu juga tidak benar untuknua
Tapi ia berusaha untuk menyambungkan setiap ingatan yang bisa ia ingat, karena semakin cepat gadis itu mengingat maka akan semakin mudah untuknya.
...****************...
Pagi-pagi Vania sudah di sibukkan dengan perintah mertuanya.
Saat sedang asik bicara dengan Bibi Anna, Vania sedikit penasaran dengan rumah besar yang ia tinggali saat ini.
Ada begitu banyak pertanyaan di otaknya
Selesai membuat sarapan, ia menata gelas ke atas meja dan melihat suaminya itu pergi tergesa-gesa dengan setelan jas hitam.
"Mau kemana? Sarapannya sudah siap!"
Tapi Vino sama sekali tak menggubris ucapan Vania dan terus berjalan keluar dimana sopir sudah menunggu di depan.
Bibi Anna yang melihat Vino hanya menghela nafasnya dan melanjutkan pekerjaannya.
"Kalau begitu untuk apa aku masak" gumam Vania sedikit kesal karena ia sudah meluangkan waktunya bangun pagi-pagi untuk membuat kesan bagus di keluarga Harison.
"Mungkin Tuan Muda menyempatkan waktunya sebentar untuk ke pemakaman Nyonya" seru Bibi Anna yang sadar Vania terlihat kesal.
"Pemakaman?!"
"Siapa Bi?" tanyanya lagi
Sebenarnya Bibi Anna tak ingin menjawab, tapi karena ia terlanjur mengatakan itu dengan terpaksa ia menjawabnya
"Hari ini upacara peringatan Nyonya Kim"
"Kim?"
"Siapa Kim, Bi?" tanyanya lagi tapi Bibi Anna sudah pergi, hingga membuat Vania mengurungkan niatnya bertanya saat Ibu dan Ayah mertuanya berjalan kearah ruang makan.
"Vino mana?" tanya Ny. Zeline.
Tentunya Vania mengerutkan dahinya, tak mungkin keluarga Harison tidak tahu jika hari ini hari peringatan wanita yang tadi di katakan Bibi Anna, tapi mereka bersikap sebaliknya..
"Ke pemakaman bu" sahut Vania seraya menyerahkan selai roti kepada sang mertua sekaligus ia ingin melihat reaksi kedua orang tua Vino saat ia mengucapkan pemakaman.
Tuan Fernan hanya menatap istrinya sekilas dan melanjutkan sarapannya, sementara Ny.Zeline sama sekali tak bereaksi.
"Apa yang sebenarnya keluarga ini sembunyikan?" itulah yang ada di pikiran Vania sekarang.
Semakin ke sini, Vania semakin penasaran dengan seluk beluk keluarga Harison.
Keluarga yang di pandang harmonis dengan kekayaan yang tak terhitung bahkan memiliki putra-putra yang sukses dalam berbisnis.
...****************...
Dibawah terik matahari seorang wanita berdiri di depan sebuah gedung tinggi sambil mengenakan kaca matanya.
Ia tak bicara sepatah katapun, bahkan ia langsung pergi setelah melihat seorang wanita berjalan di samping pemilik gedung tersebut.
...****************...
"aku sudah memikirkan tawaranmu" ucap Vino seraya memberikan minuman kaleng pada Vania yang sedang duduk di sofa
"Aku berteman dan cukup akrab dengan Nona Serin setelah melakukan beberapa pertemuan untuk membahas kasus rahasia" jawabnya seraya minum
"maksudmu putri dari Tuan David"
Tentunya Vania langsung mengangguk, dan memperlihatkan ponselnya dimana mereka cukup sering bertukar pesan.
"kau serius?!" sahut Vino terlihat sumringah, karena sebenarnya ia dan Adam sempat kesulitan memikirkan cara terhubung dengan NIX Group mengingat Tuan David sulit untuk ditemui.
"tapi kau janji tidak akan mengungkit masalah perceraian?"
"tidak akan pernah jika aku berhasil kerjasama dengan mereka" jawab Vino
"tapi, kenapa tiba-tiba kau tak ingin bercerai? bukankah waktu itu kau sendiri yang ingin mengakhiri hubungan kita setelah satu bulan" ujarnya lagi
"apa jangan-jangan kau....
Vino menatap Vania dengan tatapan aneh
"Jangan-jangan apa?"
"Apa kau sudah menyukaiku setelah melihat otot perutku tadi malam?"
"kau tertarik kan"
"Jujur saja"
mendengar Vino mengatakan otot perut, entah kenapa pipi Vania terasa panas tapi ia segera menyudahi situasi itu.
"Tidak perlu malu, aku maklum jika kau sudah menyukaiku.. karena tidak ada wanita yang tidak akan terpesona dengan ketampananku, apalagi jika sudah melihat tubuhku" ucapnya begitu percaya diri.
"Tapi kenapa Rachel kabur di hari pernikahan? bukannya tidak ada wanita yang tidak akan terpesona denganmu" sahut Vania berdecak remeh
Seketika wajah Vino berubah masam saat Vania menyebut Rachel.
"dengar Nona, kita itu senasib... kau juga ditinggal nikah, bahkan dipermalukan" sahut pria itu tak mau kalah
"bagaimana bisa mantan detektif sepertimu begitu lugu sampai tertipu dengan pria dan menyukainya hanya dalam waktu satu bulan🤣" tambah Vino sambil tertawa keras
"Sial, kenapa dia mengungkit itu"
"Aku memang bodoh, namanya juga suka... mau bagaimana lagi, mantan detektif sepertiku juga punya perasaan🙄" sahut Vania kesal dan langsung bangkit dari duduknya.
"kau puas mengejekku" tambahnya melempar bantal sofa pada pria itu.
"astaga apa salahku" gumam Vino yang melihat Vania keluar dari ruangannya dengan kekesalan yang mungkin sudah sampai di ubun-ubun
"Kenapa pria selalu salah, dan wanita benar."
"karena jika wanita salah kembali ke pasal 1" sahut Adam yang masuk setelah melihat Vania keluar
"pasal 1?"
"wanita selalu benar"
...****************...
Dorrr....
Siluet seseorang nampak jatuh dari sebuah tebing tinggi di dekat pantai.
Sementara itu seorang pria bersama 2 bawahannya hanya tersenyum dan memilih untuk pergi setelah memastikan pria tadi tewas.
...****************...
"Bagaimana?" tanya Vania pada seorang lelaki yang duduk bersamanya di satu meja
Dev hanya meletakkan sebuah map coklat berisi informasi yang berhasil ia dapatkan keatas meja.
"Kimberly Clark, kelahiran distric Nova Island 1996, mendapatkan beasiswa dari HF dan berkuliah ditempat yang sama dengan Elvino, berasal dari keluarga menengah kebawah, Ibunya adalah salah satu petugas kebersihan di HF medical Center , Ayahnya seorang supir bus dan...
"Dan?"perjelas Vania
...****************...
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments