Bab 12

Dia... "Kenapa berisik sekali?" tegur ku

Adam sontak berhenti dan tiba-tiba terdiam saat melihatku yang sedang bersandar di punggung ranjang.

"Siapa?"

"Siapa yang kau sebut tadi?" tanya Vino lagi

"Ah, ini... Kita harus bicara di luar Tuan, karena harus membahas masalah pekerjaan"

"Maaf mengganggu Nyonya" lanjut Adam sedikit membungkuk sopan ke arah Vania.

"Sejak kapan kau memanggilku, Tuan?!"

"Kita bicara diluar saja Tuan" ucap Adam tersenyum sambil memaksa atasannya itu untuk keluar bersamanya.

Vania hanya memperhatikan keduanya keluar, tanpa ada niatan untuk menahannya.

"......"

"Ada apa? Kenapa harus keluar? Kan, bisa di dalam" ucap Vino heran.

Bukannya menjawab, Adam langsung memperlihatkan hasil foto yang ia dapat dari temannya di BFN.

Sontak Vino menoleh kebelakang, ke jendela kaca kecil di depan pintu yang mengarah tepat kearah Vania.

"Kau yakin?"

"Menurutmu?!" sahut Adam

"Mirip"

"Jadi?"

"Vania kaki tangan Wein? Wanita yang menghapus bukti CCTV?"

Adam mengangguk,

"Tapi kenapa dia mengalami kecelakaan?"

"Kecelakaan?!" sahut Adam lagi.

"Iyaa, tadi aku sempat dengar pembicaraan Vania dan rekannya, mereka juga membahas Wein"

"Apa nyonya juga menyelidiki kasus pembunuh berantai itu?" tebak Adam.

"Panggil saja Vania, telingaku risih saat mendengar kau menyebutnya Nyonya" balas Vino

"Iyaa,"

"Tapi, kalau melihat latar belakang Vania.. Kemungkinan dia juga menyelidiki kasus itu cukup masuk akal tapi tidak menutup kemungkinan juga dia kaki tangan pelaku" kata Adam lagi.

"Artinya, kunci agar kita bisa menemukan jawabannya ada dalam ingatan Vania"

Saat itu juga Vino langsung masuk dan meletakkan foto-foto itu di depan Vania.

Vania mengambil satu-persatu foto yang ada di atas selimut.

"Bagaimana kau bisa mengenal Wein?"

"Jelaskan kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu?" sahut Vania sambil melihat isi foto yang dengan jelas memperlihatkan wajahnya.

Pikirnya kenapa Vino mempunyai foto seperti ini, terlebih ini adalah fotonya.

"Bukannya tadi di taman kalian membahas tentang pria ini" ucapnya memperlihatkan foto seorang pria dari dalam ponselnya.

"Kau menguping!"

"Itu tidak penting, jawab saja pertanyaanku tadi"

"Tidak mau"

"Yak!"

Aku sedikit tersentak saat pria ini tiba-tiba membentak ku dengan nada tinggi.

"Maaf, tapi bentakan mu tidak berpengaruh untukku"

"Dan aku tidak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaanmu... Ingat Tuan! Kesepakatan kita hanya berlaku untuk tujuan masing-masing, tujuanmu adalah kursi pimpinan dan tidak ada kaitannya dengan pria yang kau sebut tadi" ujarku seraya berdiri dan melangkah pergi dari ruangan itu.

"Freya!"

"Aku perlu informasi itu untuk menemukan Jawaban dibalik trauma Freya, apa kau sama sekali tidak merasa kasihan padanya? Kau bahkan sudah melihat kondisinya"

Kali ini pria itu berhasil menghentikan langkah Vania, ia sempat berpikir sebelum akhirnya balik badan.

"Kami perlu rekaman CCTV yang kau ambil, kau bisa memberikan itu?"

Pikir Vania itu adalah rekaman CCTV yang ia lihat di taman tadi.

"Aku tidak mungkin memberikannya, kau tahu jika statusku bukan seorang detektif lagi, dan itu juga sudah masuk kedalam daftar barang bukti, kurasa Adam tahu apa yang terjadi jika mengambil itu" bohong ku, berniat untuk segera keluar tapi tiba-tiba Adam buka suara.

"Tapi, bukan kah kasus itu sudah di tutup karena pelakunya bunuh diri? Jika menurut hukum bukti yang tidak diperlukan lagi dalam penyidikan dan penuntutan, maka barang tersebut bisa di ambil... Artinya kita bisa mengambil rekaman CCTV itu, karena keluarga korban tidak mungkin memerlukan rekaman itu,kan"

"Terlebih itu hanya rekaman dari pria yang diduga saksi kunci, bukan pelaku sebenarnya"

Kali ini ucapan Adam berhasil membuatku terdiam, aku sadar jika aku belum membaca ulang kasus pembunuhan itu hingga tak tahu jika pelaku dinyatakan bunuh diri.

"Aku akan menuruti perintahmu selama 24 jam, tapi beritahu rekanmu untuk memberikan salinannya, aku perlu itu untuk mencari keberadaan Wein" ucap Vino

"Baiklah, tapi jika kedepannya ada masalah hukum yang muncul, kalian tidak boleh menyeret namaku"

"Oke" sahut Vino setuju.

"Baiklah, aku akan menghubungi temanku untuk mengirimkan salinannya" ucapnya seraya melangkah pergi dari ruangan itu.

To : Eric

📨"kirim salinan dari rekaman CCTV dan kasus pembunuh berantai yang pernah ku selidiki satu tahun yang lalu"

...****************...

Terlihat seorang pria berpakaian rapi turun dari mobil mewahnya dengan di sambut puluhan para petinggi perusahaan dan puluhan karyawan.

Sementara tepat di seberang gedung tinggi itu, Vania duduk menghadap tepat kearah depan, dimana ia dengan jelas melihat semuanya.

"Selamat atas pengangkatan anda Tuan Marvin" ucap direktur umum

Setelah Ayahnya mundur dari jabatan dan memilih untuk berkarir di dunia p*litik, kini kursi pimpinan berhasil diduduki Marvin sebagai satu-satunya pewaris dari keluarga Smith.

"Ini semua karena kerja keras kalian, untuk itu aku sudah mempersiapkan semuanya" jawabnya terdengar sopan dan begitu karismatik.

Ada puluhan bingkisan dengan sovenir mahal di dalamnya, dan itu sama rata untuk seluruh karyawan kecuali untuk para petinggi.

"Berani sekali kau tersenyum seperti itu setelah menghancurkan keluargaku"

Seluruh karyawan KC yang kini telah sempurna di akusisi oleh SH Group secara ilegal itu bertepuk tangan dengan ria.

"Ck. Apa mereka semua lupa, siapa yang mempertahankan mereka saat pemerintah memerintahkan untuk melakukan PHK besar-besaran" rasanya amarah Vania begitu tak terbendung.

Tapi ia harus menahannya kali ini,

Setelah meninggalkan uang di atas meja, Vania memasang kembali topinya dan pergi dari cafe itu.

Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti, ia menoleh kesamping dan menatap dengan jelas gedung perusahaan yang dulu di miliki oleh Ayahnya.

"Apa yang menjadi milikku, akan kembali padaku"

...****************...

"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Vino seraya duduk.

"Aku hanya terpikir saja, saat aku menerima berkas mengenai latar belakang Vania, dia mengalami kecelakaan tepat setelah mengambil rekaman ini, apa menurutmu itu tidak aneh?" sahut Adam yang sedari tadi masih memegang biografi milik Vania, bahkan rekam medis Vania juga berhasil mereka miliki

"Aneh apa? Bisa saja,kan dia yang tidak berhati-hati saat menyebrang" ucap Vino yang terdengar acuh dan tak begitu peduli dengan masalah itu.

Vino hanya fokus pada daftar kapal yang waktu itu beroperasi, dan mencocokkan dengan kapal yang dinaiki oleh Wein dalam CCTV.

📨Ting...

"Dam"

"Apa?"

"Minta anak buah di perusahaan kita untuk menyelidiki lebih jauh, dan lacak seluruh kapal yang beroperasi waktu itu, karena ini adalah kapal ilegal.. Minta mereka untuk menyelidiki lagi satu-persatu broker yang ada di pelabuhan"

"Oke" sahut Adam sambil mengangguk, tapi ia juga memperhatikan bosnya yang terlihat sedang terburu-buru.

"Mau kemana?"

"Kakek ada di rumah, aku harus pulang sekarang" sahutnya sambil mencari sesuatu.

"Ini" ujar Adam sambil menenteng kunci mobil dihadapan Vino.

"Oke, thank you"

Tanpa buang waktu, Vino langsung berlari keluar.

...****************...

Saat Vino masuk, ia begitu kaget saat melihat wanita yang duduk bersama keluarganya.

...****************...

.

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!