Kebangkitan kembali

Mereka menuju ke tempat di mana aku di baringkan oleh mereka, ternyata di sana Maica sudah sampai duluan di tengah berdiri memperhatikan ku yang di baringkan di sebuah peti mati berwarna coklat mengkilap, satu persatu mereka masuk dan berdiri di samping peti mati itu Yumina terkejut melihat peti mati itu bola matanya sempat menscreenshot tawa dari Maica kepadanya terlihat kejam saat baru memasuki ruangan.

“Dia adalah nona Nara yang ku katakan pada mu tempo hari pasti dia tidak terasa asing bagi mu bukan?” Ucap Nhean.

“Aku tidak bisa memastikannya”

“Bisa kita mulai sekarang?” Tanya Nios kepada Nhean.

“Em...mari kita mulai mohon bantuan dari mu” Di berkata pada Yumina.

“Apa yang akan kalian? Kau tidak bilang pada ku sebelumnya”

“Bolehkah aku yang melakukannya?” Tanya Zleris pada Taein.

“Hey apa maksud mu seharusnya aku yang akan melakukannya mana bisa kau melakukannya” Ujar Maica mengejek.

“Maica! Tidak ada waktu untuk berdebat disaat seperti ini, biarkan dia melakukannya” Akhirnya Taein mendengarkan Zleris dan mengijinkannya.

Zleris mendekati Yumina dia meraih tangan Yumina dan menggigit tangan Yumina dia berusaha melarikan diri tapi sia-sia saja namun sebelumnya Zleris sempat menatap Yumina dan meminta maaf padanya.

“Maaf”

“Apa yang kau lakukan?”

“Baunya manis sekali” Kata Maica bergejolak.

Mulut Zleris kini penuh dengan darah Yumina segerah di sudahinya lalu dia menuju ke peti mati yang di dalamnya aku terbaring, sementara itu Yumina merasa pusing dia pingsan untungnya Nhean berbaik hati dia menangkapnya sebelum dia jatuh terbentur lantai, Zleris mengangkat kepala ku sehingga dekat dengan wajahnya sama seperti yang Rizon lakukan saat kami masih kecil dia mencium bibir ku dan memasukkan darah Yumina ke dalam mulut ku, dia memaksa ku untuk menelannya.

Masih pada posisi tidur di dalam dunia ku, aku bermimpi aneh setelah selama ini tak bermimpi apa-apa, di sebuah lorong nampak aku sedang berdiri menghadap sisi timur ku lihat ke samping kanan dan kiri hanya tembok-tembok kusam dan tua berdiri kokok membentuk sebuah lorong mirip seperti labirin, menyadari seperti ada yang memperhatikan segera ku fokuskan pandangan ke depan dan ternyata itu Kuma yang duduk di kursinya sedang menatap ku “Apa yang kau lakukan di sini? Ayo kita pulang” ketika hendak mendekatinya tiba-tiba dia berubah menjadi sesosok pria yang pastinya ku kenal dia adalah Zleris aku terpaku melihatnya.

“Nona” Dia tersenyum manis pada ku.

“Kau? Apa yang kau lakukan di sini?”

Ku kuatkan batin dan berusaha menggangkat kaki untuk lari berpaling darinya, berlari darinya sekuat yang ku bisa hati ini mulai takut sesekali menoleh untuk memastikan jika dia tidak mengejar, lorong demi lorong terlewati tapi sepertinya tidak ada jalan keluar dari di sini tapi aku terus berlari dan berlari jurus seribu langka ku tingkat saat melihat Khen muncul dari lorong yang berada di samping ku, tak lama kemudian Maica muncul yang sedang bersandar pada tembok sambil melihat dia tersenyum, sepertinya aku kurang beruntung langkah ku terhenti karena lorong itu buntu panik seketika melanda mencoba untuk tenang dan kembali berbalik arah tapi langkah ku kembali terhenti karena kemunculan mereka semua ada di sini mereka berhasil memojokkan ku, terpaksa ku urungkan niat dan kembali mundur tetapi tembok yang di belakang membuat ku harus berhenti sampai di situ saja.

“Mengapa nona lari dari kami?” Tanya Taein.

“Nona akhirnya kita bertemu setelah sekian lama” Ucap Maica.

“Apa yang kalian lakukan di sini?”

“Nona harus segera kembali, setelah nona memutuskan untuk tidur panjang kehidupan kini menjadi tidak stabil semuanya tidak sesuai lagi dengan takdir yang telah di garis kan selain itu jika ini terus berlanjut maka mala petaka akan terjadi, semenjak nona tidur saya meneliti dan mencoba memahami kitab kehidupan milik nona dan memang benar semuanya ada resikonya termasuk kitab kehidupan nona sendiri” Jelas Khen.

“Jika memang seperti lalu apa gunanya aku kembali itu tidak berarti sama sekali lagi pula sudah ada Rizon yang mengambil alih semuanya, aku sudah tidak punya kewajiban lagi untuk mengurus semuanya, tolong biarkan aku tetap di sini”

“Kami masih membutuhkan mu nona setelah nona tidak ada semuanya terasa hambar, semuanya hilang bersama mu. Sebab itulah kami mohon nona kembalilah tolong fikirkan nasib kami”

“Bukankah takdir kalian sudah tergambar jelas di kitab kehidupan dan kalian juga bisa melihatnya sendiri”

“Nona salah, takdir kami tidak pernah ada dalam kitab kehidupan, lembaran yang seharusnya tentang kami itu tidak dari situlah kami menyadari jika takdir kami hanya bisa di tulis oleh nona sendiri, selama itu pula kami tidak bisa berbuat apa-apa”

Frustasi mendengar semua penjelasan dari Khen dan hanya bisa memendam kemarahan sambil mengepal kedua tangan hingga berdarah.

“Tolong fikirkan lagi keputusan nona” Ku angkat pandangan ku dengan segera dan menatap mereka dengan tatapan tajam.

Dia mendekat maksud ku adalah Say, dia meraih tangan ku yang terluka dan menyentuh pipi kiri ku dengan lembut.

“Tidak ada gunanya kau menyakiti diri mu sendiri seperti ini, kau lebih berarti dibandingkan dengan kami, lari dari masalah bukanlah solusinya nona tahu gadis pilihan nona dia memutuskan untuk menolong kami agar bisa masuk dalam dunia nona awalnya dia ragu akan keputusannya tapi setelah tahu jika itu memang takdirnya akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi takdirnya, apakah nona akan tetap menghindar walau nona tahu seharusnya? Tolong katakan!” Melotot terkejut hanya itu yang ku lakukan. Tak tahu lagi apa yang harus aku katakan sepertinya aku kehabisan kata-kata.

“Aku tidak tahu” Entah mengapa perasaan ku menjadi sedikit aneh saat Say memegang pipi ku walau baru beberapa detik ku lepaskan tangannya dari pipi ku.

“Nona, kau lapar!?”

“Apa yang kau bicarakan?”

“Memang itu kenyataannya apa lagi mengingat selama ini nona tidak makan apa-apa”

“Sudah cukup! Hentikan omong kosong mu itu”

“Apa yang dikatakan oleh Say memang benar, selama ini kau terus saja menahan diri mu dan tak peduli apa yang kau lakukan itu sudah menyiksa mu”

“Lalu apa yang harus aku lakukan?. Sudahlah! Aku benar-benar muak dengan ini semua, jika itu mau kalian aku akan kembali ku kibaskan tangan ku yang di genggam Say hingga dapat terbebas, tak mengadakan wajah ku pada mereka”

“Nona?!”

“Lalu bagaimana agar aku bisa kembali?”

“Nona harus meminum darah kami itu adalah satu-satunya cara agar nona bisa kembali” Ujar Tain tiba-tiba.

“Apa kau bercanda? Mana mungkin bisa aku melakukannya itu pada kalian” Sekali lagi ku angkat kembali pandangan ku yang kini berfokus pada Taein.

“Apa ini waktu yang tepat untuk bercanda dengan nona, lagi pula nona kenal betul bagaimana diriku”.

Say menggigit tangannya sekali lagi dia memegang pipi ku sontak aku terkejut dan langsung melihatnya di sudut bibirnya ada darah segar yang mengalir membasahi dagunya dan jatuh menetes, dia melakukan hal sama yang di lakukan oleh Zleris pada ku, Say benar-benar sudah membuat ku menjadi lupa diri sampai-sampai kedua bola mata ini berubah menjadi merah berkilau di buatnya, aku sudah gila bisa-bisanya aku punya niat untuk menghentikannya malah menikmati manisnya, semua yang ada di mulutnya tertelan habis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!