Drama sekolah #2

Para anggota pembina juga tidak ingin ketinggalan mereka juga sedang menikmati makanan mereka masing-masing yang duduk bersama adik kelasnya walau bukan dengan adik kelas binaan mereka tapi mereka berusaha dekat dan tak lupa mereka memperkenalkan diri, canda tawa terdengar jelas bergema di ruang kantin sekolah.

Hari ini para anggota pembina tidak melakukan banyak permainan karena esok adalah hari terakhir jadi stamina mereka harus tetap terjaga untuk kegiatan yang lebih melelahkan dari sekarang ini.

Pada jam yang sama seperti kemarin semua penghuni sekolah pulang kerumah masing-masing, hari ini Yumina tidak pulang dengan rekannya seperti kemarin tapi Yumina mengajak mereka pulang bersama namun mereka menolak mungkin karena merasa tidak enak hati lagi pula hari ini cuaca sedang cerah jadi mereka memutuskan untuk pulang tidak bersama Yumina melainkan pulang masing-masing dengan jalur berbeda pula, hari sudah sangat sore saat itu Lina pulang sendirian melewati lorong-lorong sepi agak gelap, di tambah bola lampu jalanan yang redup mungkin karena sudah lama tak pernah di ganti, hewan kecil bersayap sedang asik bermain kejar-kejaran tepat di bawah bola lampu dengan santai Lina berjalan di lorong tersebut. Samar-samar di lihatnya sebuah bayangan seorang pria tinggi berdiri tegak di hadapannya tapi Lina tidak menghentikan langka sampai akhirnya sosok seorang pria memakai jaket hitam seperti sedang menunggu kedatangannya terlihat sedang berdiri dengan santai, di tatapnya pria tersebut dalam-dalam kewaspadaan menjadi meningkat saat pria itu mendekati dirinya, tebak siapa itu! Pastinya dia mengenal pria itu lantaran dia adalah siswa yang mendapat teguran darinya saat perkenalan diri di kelas 1b, sambil mendekati Lina dia berkata.

“Mengapa begitu lama, aku sampai lelah menunggu”

“Apa yang kau lakukan di sini dan dari mana kau tahu lorong ini biasa ku lewati?” Tatapannya tajam memperhatikan adik kelasnya itu.

“Jangan remehkan aku tentu aku tahu semuanya tentang mu”

“Apa mau mu?”.

“Apakah kau akan memberikannya jika aku memintanya?” Dia terseyum kejam sambil melihat Lina dengan tatapan seperti ingin membunuh.

“Tergantung apa yang kau minta” Dia tertawa kecil mendengar ucapan Lina kemudian berteriak.

“Mati kau!!!”

Ternyata bukan hanya dia sendiri melainkan dia membawa beberapa rekannya sebanyak 5 orang lengkap dengan senjata berupa pemukul kasti, pisau, tongkat besi dan benda tajam lainnya dengan cepat mereka berlari menuju Lina salah satu pria yang membawa tongkat besi terlebih dahulu menyerang Lina untungnya Cerol dan V segerah muncul, Cerol menarik tangan pria tadi lalu di hempaskannya ke tembok dan dia pingsan seketika.

“Kalian? Bagaimana kalian bisa” Tanya Lina kebingungan.

“Sudahlah nanti saja bahasnya” Seru Cerol.

“Kau tak apa?” Tanya V yang sedang berdiri di depan Lina sambil mengawasi musuh di depan.

“Aku baik”

V menyuruh Lina untuk mundur mengamankan diri dari bahaya, mereka berdua menghadapi para anak buah dari siswa yang tidak tahu sopan santun itu. Menendang, tonjok pipi kanan dan kiri terjadi perkelahian yang cukup mendebarkan, saat V dan Cerol sedang sibuk mereka tidak menyadari jika pria yang pingsan tadi kini telah sadar dia kembali menyerang Lina, dia mengayunkan tongkat besinya ke arah Lina tapi Lina tidak tinggal diam dia menangkis tongkat besi itu, menggenggam erat lalu di tendangnya pria tadi hingga tubuhnya terhempas ke tembok dan kembali pingsan untuk kedua kalinya padahal jarak antar tempat Lina berdiri dengan tembok cukup jauh. Mereka yang masih bertarung dengan Cerol dan V seketika terbelalak melotot terkejut melihat Lina yang sedang berdiri menatap pria yang ia tendang tadi sambil mengepal erat kedua tangannya, Lina melirik mereka dengan tatapan tajam entah mengapa mereka melepaskan senjatanya dan lari terbirit-birit begitu pula dengan bosnya.

“Hey berhenti!” Teriak V.

“Jangan di kejar” Ucap Lina, Cerol menghampiri pria yang pingsan tadi.

“Kau baik-baik saja?” Tanya V khawatir.

“Tenang saja, bagaimana dengan kalian apakah kalian terluka?”

“Kami baik-baik saja” Kata V sambil teregah-egah mengatur nafas.

“Pemuda ini biar aku saja yang mengurusnya” Ia menggopong pria itu.

“Lalu apa yang akan kau lakukan padanya?” Tanya V.

“Aku punya rencana, akan ku jelaskan saat kita bertemu di sekolah besok jadi datang lebih awal, aku menunggu kalian di perpustakaan lama. V tolong antar Lina pulang”

“Em, baik”

Mereka bertiga berkumpul di tempat yang telah di tentukan semalam Cerol menjelaskan rencananya, pria itu tak bisa bicara apa lagi berniat melarikan diri itu karena mulutnya di sumbat tangan dan kakinya di ikat pada bangku, ia berteriak marah-marah tapi terdengar seperti suara kumur-kumur saja sambil melihat mereka bertiga.

“Apakah kita harus melaporkan ini kepada pihak sekolah?” Tanya V.

“Jika kita lakukan itu maka nama sekolah ini akan menjadi perbincangan publik dan juga pandangan mereka akan miring tanpa ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi selain itu Lina juga akan terseret” Jelas Cerol.

“Lalu bagaimana selanjutnya?”

“Atau tidak kita tinggalkan saja dia di sini dan membiarkannya mati kelaparan” Usul Lina sambil mendekatkan wajahnya ke pria itu sambil menatapnya penuh dengan rasa benci, pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak setuju sambil bergumam.

“Benar juga aku pernah dengar cerita dari warga sekitar jika ada makluk yang biasa berkeliaran di sini saat malam hari, wujudnya hitam menyeramkan entah apa yang dia cari” Ucap V berusaha menakutinya.

“Hey kau ini jangan mengarang cerita fiksi itu bisa jadi gosip” Ujar Cerol.

“Kau fikir aku sedang bercanda ya? Cerita itu memang sedang ramai di kalangan warga sekitar, katanya ada yang pernah melihat sosoknya tetapi wajahnya tidak bisa di lihat karena tertutupi jubahnya yang hitam, apa jangan-jangan kau takut?”

“Bodoh, aku tidak percaya dengan hal-hal seperti itu apa lagi di luar logika manusia”

Sepertinya sekolah mulai ramai dan kelihatannya target mereka juga sudah datang, Cerol menyuruh Lina memanggil siswa itu, Lina segerah menjalankan aksinya. Di lorong kelas tampak dia sedang bersosialisasi dengan murid lainnya Lina berjalan ke arahnya tanpa ia sadari, Lina menarik tangannya dan menghempaskannya dengan lembut ke tembok sesaat ia sedang berbicara, siswa itu terkejut pasalnya wajah Lina sengaja dia dekatkan ke wajahnya, dengan tatapan nakal Lina mengajaknya ke suatu tempat. Murid-murid yang menyaksikan hal tersebut terkejut apa lagi ketika Lina bertingkah seperti ingin mencium siswa itu, dia hanya menatap Lina dengan malu ia berusaha menjauhkan wajahnya dari Lina.

“Astaga apa yang terjadi?” Tanya siswa-siswa lain .

“Apa yang kau lakukan?”

“Ikut aku!” Dia menarik tangan siswa itu dengan paksa jadi mau tidak mau dia mengikuti Lina.

Sesampainya mereka Lina langsung mengunci pintu dia terkejut melihat rekannya dalam keadaan tak berdaya dia berniat melarikan diri namun apalah daya pintu terkunci di tambah lagi Lina berada di belakangnya, V menyingkirkan kain yang menyumbat mulut rekannya itu.

“Tolong aku!!!” Teriaknya pada rekannya.

“Apa kau tidak berniat untuk menolong dia?” Tanya V dengan nada kesal sementara itu Lina terus menatap dengan tajam, siswa itu berbalik ke arah V dan berkata.

“Untuk apa aku menolong dia, kenal saja tidak” Katanya dengan santai, sungguh menyebalkan.

“Brengsek kau” Teriak rekannya lagi.

“Kau tidak mengenalnya? Baiklah jika begitu akan ku bawah dia ke kantor polisi agar dia mengakui kesalahannya selanjutnya kau tebak sendiri melihat dari tingkahnya dia jelas tidak ingin dipenjara sendirian, ini pasti akan menyenangkan” Ujar V sambil terseyum meledek.

“Tidak aku mohon maaf aku hanya di suruh oleh dia untuk melukai gadis itu dengan memberikan uang kepada kami, aku mohon pada kalian lepaskan aku” Sepertinya baru kali ini dia melakukan kejahatan.

“Walaupun dia menyebut nama ku akan ku pastikan tak sampai 1 menit aku akan bebas, jadi tak ada gunanya melibatkan polisi” Kata siswa itu.

“Benarkah? Kalau begitu bagaimana jika tubuh mu dimutilasi menjadi 100 bagian kemudian daging mu akan ku berikan pada buaya peliharan ku dengan begitu tidak akan ada yang tahu” Lina angkat bicara.

“Kau! Apa kau fikir aku takut dengan omong kosong mu itu”

“Tidak percaya? Ayo kemari akan ku buktikan omong kosong ku, bagaimana?. Cerol! dari mana kau tahu dia akan merencanakan sesuatu pada ku?” Lanjut Lina sambil mengusap wajahnya dengan lembut.”

“Saat ku tanya pada mu apa kau yakin dia sudah berubah tapi kau hanya terseyum dari situ aku bisa menebak jika kau belum yakin juga tak sengaja ku lihat dia sedang berbincang-bincang dengan preman yang ada di lorong ku, memang aku tidak mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan tetapi di ujung pembicaraan mereka nama mu sangat jelas ku dengar jadi ku putuskan untuk mengikuti mu bersama dengan V”

“Trima kasih sudah mengkhawatirkan ku”

“Lalu bagaimana selanjutnya apa kita akan membiarkannya ikut acara pembinaan, ini adalah hari terakhir dan sepertinya hampir waktunya untuk berangkat ke penginapan” Tanya V.

“Lepaskan dia dan biarkan mereka pergi” Ucap Lisa membuat mereka terkejut.

“Apa yang kau bicarakan mereka hampir saja melukai mu dan besok entah apa lagi yang akan dia lakukan pada mu”

“Aku mengerti perasaan kalian hanya saja jika masalah ini sampai ke telinga ayah ku maka aku tidak bisa menjamin keselamatan anak ini. Tapi jika kemurahan hati ku ini dia abaikan maka jangan salahkan aku berbuat lebih kejam lagi. Segerah lepaskan dia kita juga harus bergegas Yumina sendirian mengurus segala sesuatunya dan kau juga segerah kembali ke kelas bus akan segerah berangkat” Dengan terpaksa V melepaskan pria tadi lalu menyusul Lina keluar ketika Lina berada di ambang pintu siswa itu tiba-tiba berkata V dan Cerol seketika berbalik memandang siswa itu.

“Tunggu! Saya.Minta.Maaf ” Dengan terbata-bata kata maaf terucap dari bibirnya memang terdengar gugup tapi Lina tahu dia mengatakannya dengan tulus dengan penuh rasa penyesalan, seperti biasa Lina hanya melayangkan sebuah senyuman di sudut bibirnya.

Para murid kelas 1b dan kelas lainnya nampaknya telah berada dalam bus masing-masing, begitu riangnya mereka karena akan berangkat ke tempat wisata alam siswa itu juga sudah berada di bus sementara itu Yumina terlihat sangat gelisah dia belum juga duduk di tempatnya menunggu rekan-rekannya yang senjak pagi tak terlihat, dia mondar mandir sambil memukul-mukul ponselnya pasalnya semua nomor mereka tak bisa di hubungia namun tak lama kemudian sebuah suara langkah kaki menaiki tangga bus membuat Yumina terdiam menunggu sosok yang ia tunggu dari beberapa jam yang lalu dan ternyata dugaannya benar rekannya sudah kembali, Lina naik duluan kemudian di ikuti oleh Cerol dan V dia tidak lagi memanyukan bibirnya dia terseyum lega sekarang.

“Lina?! Akhirnya kau datang juga aku sudah menunggu kalian dari tadi kemana saja kalian?” Tak satupun dari mereka yang hendak menjawab pertanyaan dari Yumina mereka mengabaikannya begitu saja tapi Yumina tidak merasa kecewa tetapi dia hanya bingung dengan tingkah mereka.

Bus berangkat mereka nampak menikmati perjalanan padahal busnya belum meninggalkan lokasi sekolah, selama di perjalanan mereka bernyayi bersama di iringi suara gitar V yang merdu melihat itu Lina hanya terseyum yang sedang berdiri di samping Yumina sambil memegang kursi dan melingkarkan tangannya di pinggang Yumina.

Perjalan mereka cukup jauh untuk sampai ke tempat tujuan waktu yang di butuhkan sekitar 6 jam, sekarang mereka semua terlihat kelelahan mereka tertidur dengan pulas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!