Drama sekolah #1

PENULIS SANGAT MENGHARAPKAN DUKUNGAN DARI TEMAN-TEMAN SEMUA

*************************************************

Mereka bertiga sangat terkejut menyaksikan sifat Lina tiba-tiba saja berubah 180 derajat dari kepribadian Lina sehari-hari yang dikenal sebagai gadis ramah, periang, suka bercanda, dan sifat menyenangkan lainnya dia juga tidak pernah menunjukan kemarahannya. Suasana kelas kini berubah seketika menjadi tegang, gelap, dan menakutkan game yang di rencanakan tadi dan terlupakan begitu saja tenggelam oleh lautan hitam yang tercipta oleh Lina, kegiatan yang diadakan pihak sekolah akan berlangsung selama 3 hari di mana hari terakhir akan dilaksanakan di luar sekolah yakni mereka akan mengunjungi sebuah penginapan yang tidak terlalu mewah bisa dikatakan sederhana, terletak agak jauh dari pemukiman warga pasalnya tak jauh dari penginapan tersebut ada sebuah air terjun yang dijadikan tempat wisata, karena cukup jauh dari pemukiman tak heran yang terlihat hanyalah pepohonan tinggi nan rindang terasa sejuk tentu saja.

Hari pertama diadakan di aula sekolah yang menjadi tempat pertama kali murid baru berkumpul sekaligus diperkenalkannya kepala sekolah, guru, para pembina dan anggota organisasi sekolah setelah itu mereka diarahkan oleh senior mereka menuju kelasnya masing-masing. Seperti yang kita lihat hari pertama cukup menyenangkan berbagai permaianan diberikan para pembina kepada masing-masing kelas yang menjadi tanggung jawab mereka, tak jarang pula mereka di suruh berjoget dengan bebas sehingga mengundang tawa sengaja mereka biasa datang ke kelas lain sekadar jual tampang jika ada yang membuat mereka tertarik entah karena ada siswi atau siswa menarik mereka akan terus mendekatinya dan menggangunya bukan dengan maksud lain tapi hanya menguji para siswa siswi itu, suatu ketika Yumina pergi berkunjung ke kelas tetangga 1d mengingat dia orang yang bersahabat jadi dia punya banyak teman disana dia disambut dengan ramah mereka lalu memainkan sebuah permainan sementara itu di kelas 1b pun sama suasana yang tadinya mencekam kini menjadi normal kembali Lina juga kembali menjadi gadis lembut seperti biasanya dia marah itu wajar tapi sekarang sudah baik saja, dia dan V sedang asik memainkan sebuah permainan bersama kelas 1b.

Hari semakin larut kini hampir sore sudah waktunya mereka pulang kerumah masing-masing untuk beristirahat dan esok bisa melanjutkan kegiatan.

“Sepertinya sudah waktunya untuk pulang, tapi sebelum kita pulang sebaiknya kita berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing agar kita di beri kesempatan untuk bisa hadir dan berkumpul di sini bersama untuk melanjutkan kegiatan kita esok pagi” Usul V memimpin doa, Yumina juga sudah kembali dari kelas 1d.

“Doa selesai” Lanjutnya lagi, satu persatu mereka berhamburan keluar namun tidak dengan siswa yang di tegur oleh Lina dengan langkah pasti dia menghampiri Lina yang senjak tadi memasang wajah bersalah.

“Maaf atas perilaku saya tadi pagi, tidak akan saya ulangi lagi” Katanya sambil menundukkan kepalanya memperhatikan sepasang sepatu putih milik Lina tetapi Lina hanya terseyum manis dan memukul pundak siswa itu dengan pelan dan berkata.

“Tak perlu minta maaf seharusnya aku yang minta maaf karena bersikap kasar padamu”

“Tidak saya yang harus minta maaf”

“Sudahlah lupakan yang tadi sebaiknya kau segerah pulang karena sudah sore dan sepertinya akan turun hujan jadi bergegaslah”. Siswa itu mengangkat pandangannya dan terseyum manis pula.

“Saya mengerti” Dia berlalu dan segerah mengambil seribu langkah pasalnya di luar sudah mulai gerimis.

“Apa kau yakin jika dia sudah sadar akan kesalahannya?” Tanya Cerol pada Lina namun dia hanya diam dan terseyum tipis.

Mereka juga segerah menutup jendela dan pintu meninggalkan kelas bersama-sama, hujan di luar semakin deras tidak mungkin mereka pulang dengan keadaan seperti ini tapi untungnya jemputan Yumina datang sehingga mereka bisa numpang.

Sudah hari kedua pembinaan murid baru nampaknya semuanya berjalan dengan lancar, hari ini adalah bersih-bersih sekolah semua murid baru di minta untuk membersikan kelas masing-masing kegiatan ini tentunya mengajarkan pada mereka untuk saling berkerja sama dalam menyelesaikan masalah tak luput pula para senior membantu sambil mengawasi, siswa kemarin yang di nasehati oleh Lina nampaknya juga sangat bersahabat sekarang dia membantu teman-temannya yang lain dia juga mendapatkan rekan dari kelas lain pagi ini, mengobrol hangat dan terseyum manis sambil menggenggam sebuah sapu tapi dan tapi lagi gerak geriknya tak lepas dari sorotan Lina namun dia hanya meliriknya sekali kali tanpa dia ketahui jika dia sedang di buntuti oleh sepasang mata elang yang menakutkan.

Usai juga akhirnya bersih-bersihnya melelahkan begitu melelahkan maka dari itu mereka di ajak ke kantin sekolah untuk beristirahat sekaligus mengisi perut dan menghilangkan dahaga setelah seharian penuh beraktifitas, berbagai hidangan makanan dan minuman sudah siap untuk mereka tinggal pilih dan ambil yang mereka sukai, senang hati mereka di perlakukan dengan ramah oleh koki kantin sekolah orangnya ramah bersahabat dengan mereka malahan mereka di tawari untuk nambah, suasana yang sangat nyaman mereka mengobrol satu sama lain memperkenalkan diri kepada murid lain sambil menyantap makanan yang telah di suguhkan. Para anggota pembina juga tidak ingin ketinggalan mereka juga sedang menikmati makanan mereka masing-masing yang duduk bersama adik kelasnya walau bukan dengan adik kelas binaan mereka tapi mereka berusaha dekat dan tak lupa mereka memperkenalkan diri, canda tawa terdengar jelas bergema di ruang kantin sekolah.

Hari ini para anggota pembina tidak melakukan banyak permainan karena esok adalah hari terakhir jadi stamina mereka harus tetap terjaga untuk kegiatan yang lebih melelahkan dari sekarang ini.

Pada jam yang sama seperti kemarin semua penghuni sekolah pulang kerumah masing-masing, hari ini Yumina tidak pulang dengan rekannya seperti kemarin tapi Yumina mengajak mereka pulang bersama namun mereka menolak mungkin karena merasa tidak enak hati lagi pula hari ini cuaca sedang cerah jadi mereka memutuskan untuk pulang tidak bersama Yumina melainkan pulang masing-masing dengan jalur berbeda pula, hari sudah sangat sore saat itu Lina pulang sendirian melewati lorong-lorong sepi agak gelap, di tambah bola lampu jalanan yang redup mungkin karena sudah lama tak pernah di ganti, hewan kecil bersayap sedang asik bermain kejar-kejaran tepat di bawah bola lampu dengan santai Lina berjalan di lorong tersebut. Samar-samar di lihatnya sebuah bayangan seorang pria tinggi berdiri tegak di hadapannya tapi Lina tidak menghentikan langka sampai akhirnya sosok seorang pria memakai jaket hitam seperti sedang menunggu kedatangannya terlihat sedang berdiri dengan santai, di tatapnya pria tersebut dalam-dalam kewaspadaan menjadi meningkat saat pria itu mendekati dirinya, tebak siapa itu! Pastinya dia mengenal pria itu lantaran dia adalah siswa yang mendapat teguran darinya saat perkenalan diri di kelas 1b, sambil mendekati Lina dia berkata.

“Mengapa begitu lama, aku sampai lelah menunggu”

“Apa yang kau lakukan di sini dan dari mana kau tahu lorong ini biasa ku lewati?” Tatapannya tajam memperhatikan adik kelasnya itu.

“Jangan remehkan aku tentu aku tahu semuanya tentang mu”

“Apa mau mu?”.

“Apakah kau akan memberikannya jika aku memintanya?” Dia terseyum kejam sambil melihat Lina dengan tatapan seperti ingin membunuh.

“Tergantung apa yang kau minta” Dia tertawa kecil mendengar ucapan Lina kemudian berteriak.

“Mati kau!!!”

Ternyata bukan hanya dia sendiri melainkan dia membawa beberapa rekannya sebanyak 5 orang lengkap dengan senjata berupa pemukul kasti, pisau, tongkat besi dan benda tajam lainnya dengan cepat mereka berlari menuju Lina salah satu pria yang membawa tongkat besi terlebih dahulu menyerang Lina untungnya Cerol dan V segerah muncul, Cerol menarik tangan pria tadi lalu di hempaskannya ke tembok dan dia pingsan seketika.

“Kalian? Bagaimana kalian bisa” Tanya Lina kebingungan.

“Sudahlah nanti saja bahasnya” Seru Cerol.

“Kau tak apa?” Tanya V yang sedang berdiri di depan Lina sambil mengawasi musuh di depan.

“Aku baik”

V menyuruh Lina untuk mundur mengamankan diri dari bahaya, mereka berdua menghadapi para anak buah dari siswa yang tidak tahu sopan santun itu. Menendang, tonjok pipi kanan dan kiri terjadi perkelahian yang cukup mendebarkan, saat V dan Cerol sedang sibuk mereka tidak menyadari jika pria yang pingsan tadi kini telah sadar dia kembali menyerang Lina, dia mengayunkan tongkat besinya ke arah Lina tapi Lina tidak tinggal diam dia menangkis tongkat besi itu, menggenggam erat lalu di tendangnya pria tadi hingga tubuhnya terhempas ke tembok dan kembali pingsan untuk kedua kalinya padahal jarak antar tempat Lina berdiri dengan tembok cukup jauh. Mereka yang masih bertarung dengan Cerol dan V seketika terbelalak melotot terkejut melihat Lina yang sedang berdiri menatap pria yang ia tendang tadi sambil mengepal erat kedua tangannya, Lina melirik mereka dengan tatapan tajam entah mengapa mereka melepaskan senjatanya dan lari terbirit-birit begitu pula dengan bosnya.

“Hey berhenti!” Teriak V.

“Jangan di kejar” Ucap Lina, Cerol menghampiri pria yang pingsan tadi.

“Kau baik-baik saja?” Tanya V khawatir.

“Tenang saja, bagaimana dengan kalian apakah kalian terluka?”

“Kami baik-baik saja” Kata V sambil teregah-egah mengatur nafas.

“Pemuda ini biar aku saja yang mengurusnya” Ia menggopong pria itu.

“Lalu apa yang akan kau lakukan padanya?” Tanya V.

“Aku punya rencana, akan ku jelaskan saat kita bertemu di sekolah besok jadi datang lebih awal, aku menunggu kalian di perpustakaan lama. V tolong antar Lina pulang”

“Em, baik”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!