Awal kebangkitan

Terlihat Yumina sedang membaringkan dirinya di tempat tidurnya sambil memakai selimut tebal di atas keningnya menempel kening bonekanya juga dia tertidur nyenyak, kamarnya agak gelap hanya sinar matahari yang masuk menerobos gorden yang menjadikan kamarnya mempunyai sedikit penerangan, sepertinya acara peresmian telah selesai mereka di suruh untuk ganti baju lalu kembali ke aula dan mereka berangkat menuju air terjun. Nampak Lina tidak tenang sepertinya dia tidak percaya jika Yumina bilang dia baik saja, tak bisa terbendung lagi dia memutuskan untuk mengiriminya pesan “Bagaimana keadaan mu sekarang, apa sudah baikan?” tak lama di balasnya pesan Lina katanya “Aku sekarang lebih baik, maaf aku tidak bisa hadir” Lina mengungkapkan keinginannya dia ingin datang melihatnya tetapi sekali lagi Yumina meyakinkan Lina jika dia baik saja tak ada yang terjadi padanya hanya saja dia merasa kelelahan karena perjalanan ke mari.

Yumina tidak terlihat bahkan saat mereka hendak kembali ke kota beberapa kali Lina berusaha membujuknya agar mempertimbangkan kembali keputusannya dan merubahnya tetapi keputusannya sudah bulat dia tetap berniat untuk tinggal beberapa hari lagi di sini, Lina memandangi jendela kamar Yumina saat hendak naik ke bus dia menghentikan langkahnya seperti kakinya tak mau berpijak di tangga bus dan ingin segera berlari menemui temannya itu namun dia tak bisa Yumina telah membuat dirinya menjadi merasa jauh darinya, sementara itu siswa yang sempat mempunyai pertikaian dengannya sedang memperhatikannya dari jendela belakang, dia tentu merasa penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya Lina memutuskan membuang seluruh pandangannya dan naik ke bus sempat di liriknya siswa itu mengetahui dia ketakutan sedang memperhatikan Lina segera memalingkan pandangannya ke arah lain pura-pura tidak melihat dan seperti biasa Lina hanya tersenyum tipis menyadari adik kelasnya memperhatikan dirinya. Perlahan-lahan bus meninggalkan penginapan hingga menjauh dari penginapan tersebut.

Keputusan Yumina tidak dia sesali sama sekali dia sudah bertekad untuk tidak lagi lari dari masalah ini, tekatnya itu semakin di perkuat saat dia sedang tidur dan menaruh boneka pada nya itu di keningnya dia melihat seorang gadis sedang mengulurkan tangannya kepadanya tapi tak di kenali wajahnya sebab hanya samar-samar di lihat, itu membuat hatinya terasa aneh dia merasa pernah bertemu dengan gadis itu dia pernah menjadi temannya yang selalu setia dan tinggal di rumah yang sama, uluran tangan itu sama seperti yang ku lakukan saat berpisah dengannya.

Selama perjalanan Lina sangat tidak bersemangat dia terus memikirkan Yumina batinnya tinggal bersama rasa khawatir di penginapan, untungnya Yumina membalas pesannya yang isinya meyakinkannya jika dia baik-baik saja Yumina juga mengaku bahwa dia tidak punya masalah yang membuatnya memutuskan untuk tinggal di penginapannya katanya dia akan segerah kembali sebelum sekolah di mulai, mereka memang di liburkan untuk beberapa hari mengingat mereka telah menjalani kegiatan yang melelahkan jadi untuk antisipasi mereka di liburkan.

Sudah beberapa jam yang lalu senjak mereka kembali dari penginapan dan pulang ke rumah masing-masing hari juga sudah sore tak ada kegiatan lagi setelah mereka kembali dan langsung di minta untuk pulang agar tidak kemalaman.

“Tunggu senior Lina!” Siswa itu memanggil mencoba menghentikan langkah Lina saat hendak melangkah keluar melewati pagar sekolah, Lina menoleh ke belakang.

“Kakak sudah mau pulang ya?” Tanyanya yang kini berdiri di samping Lina.

“Ada apa memangnya?”

“Itu....” Dia menggaruk-garuk kepalanya walau sebenarnya tidak terasa gatal,wajahnya sedikit memerah akibat Lina menatapnya Cerol yang tidak sengaja mendapati mereka mengawasi dari jauh.

“Pulanglah ini sudah sore sebentar lagi gelap! jangan khawatir aku bisa pulang sendiri mungkin lain kali kita bisa mengobrol banyak” Belum ia menyampaikan perasaannya tapi Lina sudah bisa mengerti maksudnya, Lina memegang lengan juniornya itu membuatnya menjadi semakin menjadi malu dia gugup seketika.

“Baik ” Lina berlalu darinya, terlihat sangat jelas adik kelasnya itu sangat senang.

Waktu terasa berlalu begitu cepat malam dingin datang menghampiri merasuk ke seluruh tubuh menusuk pori kulit hingga sampai ke tulang-tulang membuatnya membeku kaku, seperti malam-malam biasanya banyak orang beraktifitas di malam hari lampu-lampu kota menerangi setiap sudut jalan memberikan sedikit kehangatan karena cahayanya, berwarna-warni beraneka pula bentuknya memikat setiap orang yang melihatnya itu semua menambah keindahan kota.

Dalam kamar Lina sedang membaringkan diri di tempat tidurnya bersantai setelah melalui semuanya, lagi-lagi dia teringat dengan Yumina dan bertanya dalam hati.

“Bagaimana keadaannya sekarang? Apa yang sedang dia lakukan?”

Sementara itu keadaan di penginapan.

“Kau sudah melakukan hal benar, jangan khawatir saya akan menjamin keselamatan mu” Ujar Nhean yang sedang berada di kamar Yumina.

“Tunggu aku di depan pagar penginapan aku akan segera menemui mu” Dia menghilang lagi sesaat Yumina memalingkan pandangannya.

Sekitar 20 menit Nean menunggu kedatangannya dan akhirnya Yumina muncul dan berjalan bersama, sudah cukup jauh mereka berjalan tiba-tiba Nhean berhenti dia memutar badannya melihat Yumina dengan mata merah berkilau indah Yumina sempat ketakutan namun di tenangkan oleh Nhean katanya.

“Tak perlu takut aku hanya sedang menguatkan kekuatan trasportasi ku, pegang tangan ku” Sambil mengulurkan tangannya ke Yumina.

“Ta.Tapi” Dia gugup ragu-ragu memegang tangan Nhean.

“Percayalah padaku” Dengan perlahan Yumina memegang tangan Nhean.

“Dingin. Tangannya dingin sekali” Ucapnya membatin.

Sekejap mereka kini berada di ruang utama kastil ku di sana nampak mereka sudah di tunggu Yumina kebingungan sekaligus tak percaya di telah berada di sebuah ruangan yang besar terlihat kuno memang, dia melirik ke kanan dan kirinya.

“Selamat datang nona, maaf sudah membawa mu ke tempat tidak nyaman seperti ini” Sapa Taein.

“Tidak apa-apa aku baik saja tapi di mana ini?”

“Kau sedang berada di kastil milik nona Nara”

“Wah ternyata ini gadis pilihan nona, cantik juga rupanya” Ujar Maica jail sambil mendekati Yumina dia mendekatkan wajahnya ke Yumina pada waktu yang bersamaan Yumina melangkah mundur karena merasa takut.

“Maica! Tidak bisa kau bersikap sopan sedikit? bagaimanapun juga dia adalah tamu kita di sini” Ucap Taein.

“Aku tahu. Eh apa ini? Wah selain cantik kau juga manis rupanya” Kata manis di sini bukan dalam artian keindahan tetapi hal lain.

“Maica!!!” Bentak Taein.

“Aku hanya bercanda” Maica menjauhi Yumina dan berlalu dari hadapan mereka entah ke mana dia pergi.

“Maafkan atas sikapnya dia memang seperti itu”

“Iya tidak apa-apa”

“Kita mulai saja sekarang waktu yang terbuang sudah terlalu banyak” Usul Nios.

“Kau benar, tolong ikut kami pertanyaan mu semuanya akan segera terjawab” Nhean menoleh ke Yumina.

“Ba.Baik”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!