Al masuk kedalam ruangan Piter,tak sengaja dia melihat Piter menitikan air matanya.
"Pit...Aku pulang duluan ya"
Piter hanya mengangguk.
"Are you oke?"tanya Al sebelum dia pergi.
"I am oke,pulang lah duluan aku ingin sendirian"
"Oke...jangan terlalu di fikirkan Pit...nanti stress loh"
Piter hanya mengangguk.Piter berdiri dari kursinya dia berjalan dan berdiri di depan jendela ruangannya bersandar pada jendela tersebut menatap meja kerja Jingga.
"Maafkan aku karena selalu mengomel pada mu"ucapnya saat menatap meja tersebut.
Di rumah Jingga mengerjakan tugas sekolah seperti biasa,beban yang tadi dia rasakan tidak di fikirkannya lagi.
selesai mengerjakan tugas sekolahnya dia pun tertidur di kasurnya,tapi saat ingin memejamkan matanya ponselnya berdering tanda pesan masuk.
Apa kau sudah tidur?
Piter mengiriminya pesan,tapi dia hanya membacanya tapi tidak di balasnya.
Hei...kenapa tidak membalas?
Piter kesal.
Aku ngantuk bos,pekerjaan ku tadi sudah selesai kan?aku tidur duluan ya....
Piter tersenyum membaca balasan dari Jingga.dia pun tidak mengirim pesan lagi meski dia ingin.
Hari terus berlalu tak terasa sudah satu bulan Jingga bekerja bersama Piter,sejak kejadian itu Piter jarang mengomelinya meski kadang mulutnya gatal karena tidak berbicara dengan gadis remaja itu,hanya saja ya itu dia tidak pernah bisa berbicara baik-baik pada gadis itu terlebih lagi bila Jingga menolak berlatih judo dengannya.membuat Jingga semakin di buat kesal padanya.
Bahkan sekarang ini perkembangan Jingga dalam latihan judo sangatlah pesat Jingga sudah menguasai semua tehnik dalam judo.
Hari ini adalah hari ulang tahun Jingga dan kakeknya sudah berpesan padanya sebelum pergi kesekolah kalau dirinya harus pulang lebih awal dari biasanya.dan hari ini dia pun meminta ijin pada Piter agar di ijinkan pulang cepat,tapi bukan Piter namanya kalau langsung mengijinkannya pulang begitu saja tanpa alasan.
"Kenapa harus pulang cepat-cepat?"Piter sewot.
"Hari ini hari meninggalnya ibu ku bos,kakek ku berpesan agar aku pulang lebih cepat dari biasanya"Jingga menjelaskan.
Mendengar penjelasan Jingga Piter jadi tidak tega menahannya lama-lama.
"Ooh begitu ya sudah aku ijinkan kau libur hari ini"
"Terima kasih bos"Jingga menundukan kepalanya.
Tapi saat Jingga ingin beranjak dari ruangan Piter,Piter menghentikannya.
"Jingga tunggu"
Jingga menoleh saat dia ingin meraih gagang pintu.
"Kemarilah dulu"Piter menyuruh Jingga mendekat pada mejanya.
Jingga pun menurutinya.
Tiba-tiba Piter menyerahkan surat kontrak yang pernah di tanda tangani oleh Jingga,Jingga bingung melihat hal itu,dan lebih bingung lagi saat melihat Piter merobek kertas itu menjadi beberapa bagian.
"Bos apa yang anda lakukan?"Jingga bingung.
"Kontrak mu sudah berakhir,dan besok kau tidak perlu bekerja disini lagi dan ini"Piter memberikan sebuah amplop.
"Apa ini bos?"Jingga makin bingung saat menerima amplop dari Piter.
"Uang gaji mu selama bekerja bersama ku,dan terima kasih karena sudah membantu pekerjaan ku selama ini"
Piter bangun dari duduknya dia menghampiri Jingga dan mengelus kepalanya layaknya seorang kakak pada adiknya.
Jingga tersenyum.
"Terima kasih bos"Jingga menundukan kepalanya dan dia pun pergi dari ruangan itu.
Jingga berjalan di lorong kantor dia lega karena kontrak kerjanya di akhiri oleh Piter tapi entah kenapa dia merasa sedih meninggalkan tempat itu.
Saat di parkiran Jingga melihat ke arah ruangan Piter,Piter yang melihatnya di jendela bersembunyi ketika Jingga menoleh ke arah kantornya.
"Selamat tinggal bos"ucapnya pelan.
Jingga pun mengayuh sepedanya sampai kerumahnya,saat sampai di rumah,Jingga sudah di tunggu oleh kakek,nenek dan juga paman dan bibinya.
Mereka bersiap untuk pergi ke pemakaman ibu Jingga,Jingga pun bersiap untuk pergi bersama mereka.
Di kantor Piter melamun,bahkan saat Al memberikan laporan pun dia tidak menghiraukannya.
"Pit...pit..."Al menggoyangkan pundaknya hingga Piter pun terbangun dari lamunannya.
"Eh...ya Al"
"Ck...kau ini dari tadi aku bicara pada mu"Al kesal.
"Maaf fikiran ku sedang berpetualang,kau bicara apa tadi?"
"Dengarkan baik-baik"Al pun memberikan laporan lagi.
Piter mendengarkan laporan Al tapi fikirannya masih berpetualang seperti yang ia katakan tadi.
"Kau kenapa kawan?dan oia kemana Jingga?"Al baru menyadari Jingga tjdak berada di tempatnya.
"Dia pulang hari ini hari peringatan kematian ibunya kakeknya menyuruhnya untuk pulang lebih awal,dan aku memberikan libur untuknya dan sekalian mengakhiri kontrak kerjanya dengan ku"
"Hemmm pantas saja dari tadi tidak fokus,kalau kau masih menginginkannya kenapa kau lepaskan kawan?"
"Karena nanti malam adalah saatnya"
"Ooo jadi kau menerima keputusan ini,dan tidak ingin berlama-lama bersama Jingga hingga kau malah lebih berat untuk melepasnya"
Piter mengangguk.
Al tersenyum kecil.
Piter...piter...kau bimbang karena anak kecil lucu sih tapi...ya inilah cinta kadang tidak dapat di mengerti.
Al menggelengkan kepalanya.
Malam hari Piter sudah bersiap diri,berpakaian rapi dia memakai kemeja berwarna biru muda dan setelan jas warna navy dan dia juga menggunakan dasi berwarna senada dengan jas dan celananya penampilan yang jarang dia kenakan walau dia adalah seorang presedir di perusahaan besar,Piter jarang menggunakan setelan jasnya bila tidak sedang mengadakan pertemuan penting,biasanya Piter hanya memakai kemejanya saja tanpa jas dandasi bila dia sedang di dalan kantornya,di sisirnya rambutnya dengan rapih dia pun menggunakan sepatu pantopel hitam dan kaos kaki berwarna senada dengan sepatunya,dan tak lupa kaca mata minus yang selalu membantunya melihat dengan jelas.
Piter telah bersiap dia menarik nafasnya ketika akan mengendarai mobilnya,tak lama ponselnya berdering telpon dari adiknya,Ranus.
"Halo...kak...kakak dimana semua keluarga sudah berkumpul nih"tanya Ranus diseberang telpon.
"Ya...kakak sudah mau jalan,mungkin kakak agak telat sampaikan maaf pada semuanya"jawab Piter.
"Baiklah kakak hati-hati di jalan"
"Oke..."sambungan telpon pun terputus.
Piter melajukan mobilnya dengan kecepatan standar,di perjalanan dirinya sebenarnya masih ragu dengan keputusannya ini,tapi mungkin ini semua adalah yang terbaik yang di ambil oleh orang tuanya untuk masa depan dirinya.
Mobil Piter telah tiba di restoran tempat pertemuaan kedua keluarga,Piter pun keluar dari mobilnya.Piter berjalan ke privat room yang sudah di sewa oleh keluarganya untuk pertemuan ini.
Piter tiba di depan pintu privat room itu,dadanya berdebar dengan kencang dia pun menarik nafasnya dan membuangnya kembali melakikan hal itu berulang kali hingga dia bisa menutupi kegugupannya.
Piter menggeser pintu ruangan tersebut,di lihatnya kedua keluarga sudah berkumpul,dia melihat seorang wanita dewasa sedang berbicara dengan seorang wanita berambut hitam panjang yang membelakanginya.
Apakah dia orangnya?
tanya Piter dalam hati.
"Maaf saya terlambat".
"Tidak apa-apa ayo kemarilah"kakeknya menyuruh Piter mendekat padanya.
Suara ini aku tidak asing (gadis berambut panjang yang membelakangi Piter).
Gadis itu pun menoleh pada asal suara tersebut,dan betapa terkejutnya mereka berdua ketika mereka saling bertatap muka.
"Jingga?ya kamu Jingga kan aku hampir tidak mengenali mu,penampilan mu berbeda dari biasanya"kata Piter.
Ya...ampun...kenapa dia ada disini sih...
Jingga berusaha menyembunyikan wajahnya di balik badan bibinya.
"Oooh kalian sudah saling mengenal?"tanya Ibu Piter.
"Kebetulan sudah Bu"kata Piter ragu saat melihat Jingga menyembunyikan wajahnya di balik punggung bibinya.
...*************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Sandisalbiah
nah kan.... seneng gak tuh si Piter....
2023-07-20
0