Bab 4

Jingga berjalan ke arah rumahnya,sampai di rumah Jingga langsung mengambil gelas dan menungkan air kedalamnya dan meneguknya.

"Huft... panasnya hari ini".

"Jingga makanlah dulu kamu dari mana kenapa sudah beberapa hari ini pulangnya agak telat"tanya nenek.

"Hehe ada jam pelajaran tambahan nek"Jingga berbohong.

Maaf nek jingga bohongin nenek.

Jingga merasa bersalah.dia lalu masuk kedalam kamarnya dia mebaringkan tubuhnya di atas kasur lantai miliknya hingga dia pun tertidur.

Sore hari Jingga pamit pada kakek dan neneknya untuk pergi keluar rumah sebentar Jingga mengayuh sepedanya ke arah kantor Piter. sesampainya ia di depan kantor Piter dia memberitahu petugas keamanan kalau dirinya disuruh menemui Piter sore ini di kantornya, tapi petugas keamanan berkata kalau Piter belum kembali dari meetingnya.

Jingga akhirnya mengirim pesan pada Piter.

Bos saya sudah di depan kantor, tapi anda belum kembali, saya harus menunggu atau kembali saja besok.

Piter membaca pesan Jingga,dia lalu menelpon Jingga.

"Hei.... kamu tunggu saja di sana sebentar lagi aku sampai"kata Piter di telpon.

"ooo baiklah"jawab Jingga.

Jingga pun menunggu Piter di pos keamanan.

"Siapa?"tanya Al.

"Jingga"jawab Piter singkat.

Astaga... dia menelpon anak remaja itu, dia menelpon duluan astaga, aku tak percaya ini, seorang Piter menelpon wanita lebih dulu dan gawatnya wanita itu masih remaja astaga... Piter...

Alan benar-benar tak percaya Piter berubah sejak bertemu dengan gadis remaja itu, sebab Piter sangat anti menelpon wanita sekalipun itu rekan bisnisnya,bila dia mempunyai rekan bisnis perempuan Al yang dia suruh menghubunginya. kecuali dengan kekasihnya Sandra.

Mobil Piter sampai di depan kantor dan Al pun memarkirkan mobil tersebut.Piter melihat Jingga di pos keamanan sedang mengutak-atik ponselnya.

Dia sama saja bila tanpa seragam putih abu-abu,polos lihat saja dia pakai baju longgar dan celana jeans ketat seperti itu hehe penampilan yang biasa saja dan tidak menarik.

Fikir Piter saat dia melihat penampilan Jingga.

"Neng... pak Piter sudah sampai tuh"

Jingga langsung mengalihkan pandangannya dari ponselnya.dan melihat mobil Piter sudah terparkir di parkiran.

Ponsel Jingga berdering dilihatnya Piter yang menelpon.

"Ya... Bos..."

"Masuk kenapa kamu malah asik main ponsel di pos jaga"Piter sewot.

Al yang melihat hal itu hanya menghelengkan kepala saja.

Tuh... kan... dia nelpon anak itu lagi,ya ...tuhan... ada apa dengan kawan ku ini.

Batin Alan.

Jingga pun tiba di depan pintu ruangan Piter dia mengetuk pintu tersebut.

"Masuk "kata Piter dari dalam.

Jingga pun masuk. dia berdiri di depan meja Piter.

"Duduklah di sana"Piter menyuruhnya duduk di sofa ruangannya.

Jingga pun duduk.

Piter lalu melemparkan beberapa lembar kertas dia atas meja.

"Baca"perintah Piter.

Jingga pun membacanya dengan seksama.

"Aku harus bekerja dengan anda selama tiga bulan tanpa digaji?"tanya Jingga polos.

"Ya... dan anggap saja itu sebagai cara kamu melunasi gaji mu"kata Piter dengan gaya angkuhnya.

"Tapi saya masih sekolah bos...bolehkah saya bekerja sehabis saya pulang dari sekolah,saya tidak masalah tidak di gaji bila itu memang bisa melunasi hutang saya pada anda tapi saya tidak bisa membolos sekolah bisa-bisa saya di keluarkan dari sekolah"pinta Jingga.

"Ya... baiklah tapi sabtu dan minggu kamu tetap bekerja"

"Memangnya kantor buka sabtu minggu bos?"tanya Jingga polos.

"Sabtu minggu kamu bekerja di rumah ku"

Astaga rencana apa lagi yang ada difikiran kawan ku ini, dia mau membawa anak ini ke rumahnya,sepertinya dia benar-benar sudah gila.

Alan terkejut mendengarnya.

"Ooo begitu tapi bos hari sabtu saya pun masuk sekolah"

"Ya... kamu datang setelah kamu pulang sekolah"

"Baiklah"Jingga lalu menandatangi surat kontrak tersebut.

Dia lalu menjulurkan tangannya pada Piter, piter sempat ragu untuk menjabat tangan gadis itu tapi akhirnya dia pun menjabat tangan Jingga,tapi dia di kejutkan karena Jingga menyalami tangan Piter.

Al yang melihat hal itu pun terkejut.

"Kata kakek kalau salaman dengan yang lebih tua kita harus salim cium tangan,biar sopan"Kata Jingga polos.

Piter terkejut dia tak percaya gadis kecil ini mencium tangannya, dia tak menolak karena alasan gadis itu.

"Saya pamit pulang dulu ya bos takut kemalaman"Jingga pun berdiri dari sofa.

"Kau kemari dengan apa? "tanya Piter.

"Aku naik sepeda"

"Apa remnya sudah kamu perbaiki?"

"Belum sih tapi aku pelan-pelan kok bos biar nggak nabrak lagi".

"Taruh saja sepeda mu disini biar aku antar kamu pulang bersepeda tanpa rem itu bahaya tahu"Piter sewot.

"Tapi... "

"Sudah tidak usah tapi-tapi,Al ayo pulang siapkan mobil"Piter mengajak Alan pulang bersama.

"Oke... "Alan langsung jalan duluan ke area parkir.

Mobil sampai di depan pintu kantor, Piter membuka pintu belakang mobil dan menyuruh Jingga masuk kedalam mobil lebih dulu.

Al yang melihat hal itu benar-benar tak percaya, dia yakin sahabatnya ini mempunyai rasa pada gadis remaja ini.

Jingga pun masuk kedalam mobil dan Piter pun masuk Piter memasang sabuk pengaman untuknya. dan memasangkan sabuk Pengaman untuk Jingga juga. Jingga sempat terkejut ketika Piter memsangkan sabuk pengaman padanya.

"Eh... Terima kasih bos".

"Pasang sabuk pengaman agar terhindar dari resiko kecelakaan"

"Ya.. bos "Jingga tersenyum.

Anak ini polos sekali.

Batin Piter.

Mobil pun berjalan.

"Kearah mana Kita Tuan? "tanya Al.

"Kita cari makan malam dulu"

"Hah... makan? "Jingga bingung.

"Bos katanya mau pulang kenapa cari makan?"tanya Jingga polos.

"Kamu belum makan kan? ya sudah kita makan dulu baru antar kamu pulang"

"Tidak usah bos...saya langsung pulang saja nenek saya masak di rumah"

"Sedari tadi yang kamu sebut nenek dan kakek saja ayah ibu mu tidak kamu sebut? "tanya Piter penasaran.

"Hehe ayah ibu ku sudah tiada aku di besarkan oleh kakek dan nenek hehe"

Ooo dia yatim piatu.

Piter dan Al satu fikiran.

"Sejak kapan kamu di tinggal mereka".

"Sejak aku lahir ibu ku meninggal dan saat usia ku lima tahun ayah pun meninggal karena sakit"

Malangnya gadis ini.

Piter dan Al masih satu fikiran.

"Kita makan dulu ya... "kata Piter lembut berbeda dari biasanya yang suka sewot bila berbicara.

"Baiklah"akhirnya Jingga pun menurutinya.

Alan membawa mobil ke sebuah restoran langganan Piter.mereka pun masuk kedalam restoran dan duduk di meja pelayan restoran memberikan mereka buku menu.

"Pesan lah apa pun yang kamu mau"kata Piter.

Jingga melihat menu makanan tapi dia akhirnya hanya memesan jus alpukat.

"Kamu tidak makan? "tanya Piter.

Jingga menggeleng.

"Baiklah aku pesankan yang ini atau yang ini"Piter menunjuk beberapa gambar makanan seperti steak daging dan salmon.

Jingga menggeleng.

"Kenapa?"Piter mulai kesal.

"Saya vegetarian bos"jawab Jingga.

Dan itu membuat Piter dan Al benar-benar terkrjut. Piter semakin penasaran dengan gadis remaja yang duduk dihadapannya.

...***********...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!