Pagi-pagi, aku masih dalam pelukan mas Pasha, ku dengar suara pintu kamar diketuk.
Sambil mengetuk Tuti berkata,
"Bu, maaf menggangu, Arya minta jajan, saya pamit ke warung ya?"
Aku terbangun, ku lepas tangan mas Pasha yang sedang memeluk ku. Tampak di wajah mas Pasha cerah bahagia setelah bermesraan tadi malam. Aku bangun turun dari tempat tidur, sambil berkata,
"Iya Tut, sebentar!"
Aku mengambil dompet di dalam tas ku, kemudian aku keluar kamar.
"Ini Tut, ibu juga tolong belikan nasi uduk di seberang jalan ya, seperti biasa tiga bungkus. Terus kamu mau sarapan apa terserah beli aja, ibu lagi mau istirahat gak masak hari ini" ucap ku, sambil memberikan uang dua lembar seratus ribuan ke Tuti.
"Baik bu," saya pergi dulu ya.
"Oh ya Tut, jangan beli es ya, beli susu kotak aja untuk Arya!" sahut ku. Karena cuaca lagi kurang bagus takut Arya batuk minum es warung.
Tuti mengangguk, lalu menggendong Arya dan melangkah keluar menuju warung nasi uduk. Aku kembali masuk ke kamar. Membangunkan mas Pasha, ucap ku
"Mas, bangun. Sudah siang mandi sana!” kata ku pelan, sambil menggoyang-goyang lengan mas Pasha.
Mas Pasha tampak masih malas-malasan. Selimut ditarik menutupi badannya, kemudian menarik tubuh ku dan memeluk nya, sambil berkata.
"Mas masih ngantuk Cit, sejam lagi ya!" ucap nya.
"Itu Tuti sudah beli nasi uduk, kita makan yuk. Aku buatkan teh hangat ya, sekarang mas bangun," pintaku, sambil mearik selimut dari tubuh mas Pasha.
"Iya, iya. Sebentar lagi Cit. Kamu bikinin teh dulu nanti mas bangun!"
Aku ke dapur untuk membuatkan teh manis panas kesukaan mas Pasha, ku dengar langkah mas Pasha, membuka pintu kamar dan masuk ke kamar mandi sebelah dapur. Saat melewati ku di dapur, kataku
"Udah bawa handuk mas?" tanyaku sambil menuang gula ke dalam gelas.
Aku memasukkan teh dan gula pasir, kemudian ku tuang air panas yang sudah kumasak, kedalam gelas yang sudah berisi teh dan gula. Aroma teh nya begitu terasa nikmat.
Aku taruh gelas teh manis panas diatas meja kerja mas Pasha. Laporan hasil dari tugas lapangan mas Pasha, sudah menunggu dan harus selesai lusa.
Aku kerja satu gedung dengan mas Pasha, aku di lantai dua, mas Pasha di lantai dasar. Pemilik perusahaan suami istri. Bos mas Pasha bernama pak Slamet, sedangkan bos aku istrinya pak Slamet, bernama Bu Hera. Perusahaan kita bergerak di bidang terding alat-alat vibrasi dari Jerman.
Awalnya aku yang bekerja, mas Pasha ngotot tetep mau cari kerja sendiri. Tapi karena belum ada aja panggilan kerja akhirnya mas Pasha mau aku masukkan kerja lewat sahabat ku pak Bambang yang jadi manager di perusahaan pak Slamet. Pak Bambang meminta mas Pasha langsung datang ke kantor jika mau bekerja. Sambil bawa riwayat hidup jika berniat ingin bekerja. Atas rayuan ku, mas Pasha nurut.
Pagi itu kita berangkat ke kantor bersama-sama dari Bogor naik kereta. Saat itu, aku masih tinggal di Bogor. Sampai di kantor, aku langsung ke ruangan Pak Bambang, dan ku kenal kan mas Pasha dengan Pak Bambang.
"Assalamualaikum Pak Bambang," ucap ku, setelah membuka pintu ruang kerja Pak Bambang.
"Waalaikumsalam, masuk Cit!" ucap Pak Bambang.
Pak Bambang berdiri menghampiri ku, langsung menyodorkan tangan nya ke mas Pasha, dan mas Pasha langsung menggenggam erat tangan pak Bambang, mereka berdua bersalaman.
"Saya Pasha," katanya dengan ramah.
"Kalo gitu kita langsung ke ruang meeting yuk mas," ucap Pak Bambang langsung mengajak mas Pasha ke ruang meeting.
Setelah pertemuan di ruang meeting, mas Pasha langsung bekerja, dan hingga kini sudah naik posisi jadi manager area pemasaran.
"Cit, tolong ambilkan tas ku di mobil ya tadi malam lupa diturunkan," suara mas Pasha membuat aku terjaga dari lamunan ku.
"Iya mas," ucap ku langsung ke kamar mengambil kunci mobil.
Aku ke luar membuka pintu mobil, kulihat Tuti masuk sambil menuntun Arya.
"Mama mau kemana?" tanya Arya, sambil berlari menghampiri ku.
"Gak kemana-mana, ini ngambil tas bapak kok ketinggalan di mobil!"
"Sini Arya yang bawain ma" pinta Arya.
Kemudian meraihnya dari tangan ku. Tas yang ******* berat diangkat Arya masuk ke dalam. Tubuh Arya yang masih pendek membuat Arya tidak bisa menjinjing tas agak tinggi.
"Ati-ati Arya nanti jatuh," kulihat Tuti bersiap menjaga Arya dibelakang nya.
"Pak, ini tas nya, berat banget" suara Arya terengah-engah menahan berat tas mas Pasha.
"Oh iya, terimakasih ya Arya, sini dipeluk bapak,” Arya langsung memberi tas dan memeluk mas Pasha.
"Tut, nasi uduk nya disiapin di piring ya, taruh di meja makan aja" ucap ku, meminta Tuti untuk menyiapkan sarapan.
Tuti langsung ke dapur menyiapkan makanan untuk sarapan.
"Udah beres Bu, saya menyuapkan Arya ya?" ucap Tuti.
Aku mengangguk, lalu aku tarik mas Pasha ke meja makan. Sambil berkata,
"Sarapan dulu mas, baru kerja," kata ku.
Aku dan mas Pasha sarapan berdua, Tuti menyuapi makan Arya di ruang tamu, sambil bermain mobil-mobilan dengan remote kontrol. Arya bisa makan dengan cepat kalo sambil bermain. Tuti pandai membujuk Arya kalau mau makan supaya jadi lahap.
"Mas, nanti aku ijin keluar sebentar ya ke kantor, ambil berkas sekalian mau ketemu Bu Hera, ada yang mau aku bicarakan dari hasil meeting kemaren di Cirebon!"
Arya aku bawa aja sama Tuti biar gak ganggu kamu kerja," kataku selanjutnya.
"Ya udah, hati-hati ya," jawab mas Pasha sambil menaruh piring kotor ke tempat cucian piring. Kemudian melanjutkan kalimatnya,
"Kamu naik apa ke kantor?'
"Taksi mas," kata ku .
Mas Pasha masuk ke ruang kerja untuk menyelesaikan laporan kerja nya. Aku bersiap-siap untuk mandi. Sebelu mandi aku meminta Tuti menyiapkan perbekalan yang akan dibawa untuk Arya ke kantor.
"Tut, gantikan baju Arya yang bagus ya, terus bawa perlengkapan minum dan makan Arya, Kita ke kantor sebentar!" Ucap ku.
Tanpa menunggu jawaban dari Tuti, aku bergegas masuk ke kamar mandi. Dari dalam kamar mandi, kudengar Tuti berkata,
"iya Bu, bawa baju ganti juga nggak Bu?" tanya Tuti dari balik pintu kamar mandi.
"Iya, bawain aja. Takut nanti di kantor main air" kataku setengah berteriak dari dalam kamar mandi.
Setelah aku menyiram air ke tubuh ku, langsung membasuh semua tubuhku rata dengan sabun. Sengaja aku berlama-lama dikamar mandi. Ku ulangi berkali-kali membari sabun rata kesemua tubuhku, agar tubuh ku menjadi wangi dan segar dengan aroma sabun nya. Aku bilas dengan air berkali-kali. Tubuh ku mulai segar dan wangi. Aku mengambil handuk dan ku lap kering dengan handuk seluruh tubuhku. Ku balut dengan handuk tubuhku, kemudian keluar kamar mandi dan masuk ke kamar untuk berganti pakaian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 438 Episodes
Comments
Aryoseto
semangat ya citra, sukses untuk kerajaan nya
2022-10-07
0