Bab 5

Hati yang berkilau akan mudah memaafkan

Meski sampai kapan pun tak akan pernah melupakan

~

Adel berjalan santai menuju kelasnya, namun langkahnya terhenti saat ada dua orang pria yang sepertinya sengaja menyegat dirinya. Adel yang sudah sangat mengenal kedua pria itu lantas berusaha mengabaikannya.

Gadis itu langsung berbalik dan hendak mencari jalan lain, sambil mengunyah permen karetnya dan headset yang selalu menyumpal di kupingnya.

Namun kedua lelaki itu memblokade langkah Adel hingga gadis itu tak bisa pergi kemanapun. Adel memejamkan matanya dan mencoba untuk bersabar, rasanya sudah cukup Adel membuat masalah di Sekolah ini.

" Permisi ya kak," ujar Adel dengan senyum yang seramah mungkin, namun kedua orang itu tetap diam tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Adel langsung menghilangkan senyumnya dan menatap ke dua orang di depannya dengan tatapan datar. Buang - buang waktu saja, dan tentu Adel tak akan menghabiskan waktu berharganya untuk meladeni mereka.

" Kalian beneran gak mau minggir? Mau kalian apa sih? Saya gak ada buat masalah sama kalian loh ya, " ujar Adel yang masih mencoba untuk sopan dan bernegosiasi dengan mereka.

" Kami yang akan mengawal kamu sampai di kelas dengan selamat," ujar salah seorang dari kedua orang di situ. Adel mengerenyitkan dahinya tak paham dengan apa yang mereka katakan.

" Jarak dari sini ke kelas saya hanya tingal beberapa lorong, saya gak butuh dikawal, permisi," ujar Adel yang sudah tak sabar lagi, gadis itu berjalan cepat namun kedua orang yang ada di belakangnya tetap mengikuti gadis itu.

Adel mengepalkan tangannya dan langsung berbalik untuk menendang kedua orang di belakangnya dan langsung berlari dari sana. Melindunginya? Justru mereka lah yang membuat Adel tak nyaman dan merasa tak aman.

" Sial! Pasti kita dibunuh sama Rafa kalau dia sampai kenapa - napa," ujar salah seorang yang ada disana dan langsung bangkit dari duduknya dan berlari untuk mengejar Adel.

" Gak tahu terimakasih banget sih *****, Rafa juga kenapa tiba - tiba peduli sama tuh anak sih? Bikin repot aja," ujar mereka sambil menyusul Adel. Gadis itu tak melihat ke depan dan tak tahu apa yang akan dia hadapi.

" Udahlah, ini juga demi misi bos, Lo gak mau kan kenapa - napa setelah ini?" tanya salah seorang lagi yang membuat mereka bersemangat kembali, Namun langkah mereka berhenti saat melihat sesuatu di depan mereka.

"Eeeehh," teriak gadis itu saat seseorang memeluknya dan menaruh gadis itu dalam dekapannya, Adel memberontak, namun lelaki itu makin mengeratkan pelukannya.

" Diam!" ujar lelaki itu dengan tegas. Adel menurut dan menunggu saja apa yang selanjutnya akan terjadi, meski gadis itu tetap menjaga jarak aman karna tak ingin menjadi obyek modus lelaki di depannya.

" Lo gakpapa kan?" tanya lelaki itu setelah beberapa saat terdiam. Adel tentu tak bisa memahami apa yang lelaki itu katakan, satu satunya yang membuat Adel 'papa' disini adalah pria itu.

" Oke, gue lihat Lo gakpapa, lain kali kalau ada yang nawarin diri buat ngejagain Lo tuh didengerin, bukan malah Lo tendang begitu," ujar lelaki itu yang membuat Adel semakin bingung.

Baru saja Adel hendak bertanya, namun lelaki itu langsung membalikkan badannya yang membuat Adel memelototkan matanya, mengapa? apa yang terjadi dengan punggung lelaki itu?

" Siapa dalang dari semua ini?!" bentak lelaki itu yang membuat orang orang yang ada di sana saling menatap satu sama lain, Adel masih terpaku dan tak paham apa yang terjadi.

" Kalau sampai jam pulang kalian belum menyerahkan satu nama yang menjadi otak, kalian semua bakal berakhir di koran kabar duka bulan ini, paham?" tanya lelaki itu dengan nada rendah dan dingin, mereka mengangguk takut dan langsung pergi dari sana segera.

" Sekarang Lo aman kalau mau jalan sendiri sampai kelas," ujar lelaki itu yang langsung berjalan pergi menjauh, namun Adel segera memegang lengan lelaki itu untuk menahannya, membuat lelaki itu menatap Adl kebingungan dan menunggu gadis itu melanjutkan perkataannya.

" Tapi punggung kakak, kenapa mereka semua lakuin itu?" tanya Adel dengan bingung. Lelaki yang ada di depannya hanya tertawa tipis, namun langsung diam setelah dua detik.

" Mereka mau main masak masakan, dan Lo target adonan, sekarang gue mau cari oven biar mateng," jawab lelaki itu di telinga Adel dan langsung pergi begitu saja. Menyisakan tanda tanya bagi Adel.

Adel masih mengamati punggung lelaki yang dipenuhi oleh telur dan tepung itu. Sepertinya mereka yang melakukan itu tak sadar jika mereka salah target, nyatanya mereka tetap menyerang meski tahu bukan Adel yang terkena serangan itu.

Tampak kedua orang yang tadi mengikutinya dan langsung dipukul oleh lelaki itu. Entah apa yang mereka bicarakan, Adel hanya menatap kepergian mereka sampai menghilang dan berbelok saat di ujung lorong.

" Duh, gue lupa lagi nama dia siapa," ujar Adel pelan sambil menggaruk pelipisnya. Gadis itu memilih untuk mengabaikan semua dan berjalan tenang menuju kelasnya, meski kini kewaspadaannya meningkat.

" Kalian tahu kan kalau kalian dalam masalah?" tanya lelaki itu yang membuat dua orang yang mengikutinya mengangguk ketakutan. Kini mereka hanya bisa mengharapkan belas kasihan dari lelaki di hadapan mereka ini.

Adel masuk ke dalam kelasnya dan semua orang tampak diam, hmmm, tidak biasanya seperti ini. Adel merasa curiga dan menatap mereka satu persatu, namun yang ditatap malah memalingkan wajahnya ke arah lain seakan menghindari tatapan mata Adel.

" Ta, kenapa semua hening gini sih? kok Gue jadi curiga?" Tanya Adel pada Agatha yang juga diam dan menunduk, gadis itu menggeleng pelan dan tak mau menatap wajah Adel. Gadis itu mengedikkan bahunya dan langsung duduk manis di kursinya.

" Adel, maaf, ma.. maafin Aku," ujar Agatha sangat pelan dan penuh ketakutan, bahkan Adel hanya mendengarnya samar - samar, gadis itu hendak bertanya, namun seorang guru masuk ke dalam kelas itu membuat Adel mengurungkan niatnya untuk bertanya.

" Selamat pagi anak - anak, perkenalkan nama saya Bu Vinna, saya akan mengajar mata pelajaran Matematika, namun karna ini pertemuan pertama kita, Ibu gak ingin membuat isi kepala kalian meledak karna pelajaran."

Seluruh siswa tertawa dan setuju dengan apa yang guru itu katakan. Mereka tak akan mau dan tak akan sudi melukai otak mereka dengan pelajaran yang mungkin menjadi musuh dari sebagian besar siswa yang ada di dunia ini.

" Sekarang Ibu mau kalian memperkenalkan satu persatu diri kalian mulai dari nama lengkap, hobi, nama bapak juga boleh, dimulai dari absen satu ya," ujar guru itu dengan santai, sepertinya guru itu tahu bagaimana menghadapi siswa terlebih membuat mereka menyukai matematika.

Mereka mulai maju ke depan, Adel yang mendapat absen enam hanya menunggu gilirannya untuk maju dan memperkenalkan diri. Gadis itu langsung bangkit berdiri saat presensinya dipanggil.

~ kreeekk

Namun suara itu membuat Adel melotot, beberapa orang disana menunduk takut termasuk Agatha, namun beberapa lagi diantaranya menahan tawa, bahkan ada dua orang yang tertawa terbahak bahak secara terang - terangan.

Adel mengepalkan tangannya dan langsung mengambil jaket yang ada di laci mejanya. Gadis itu mengikat jaket dan menutupi bagian roknya yang sobek. Dia melihat ke arah kursi dan mendapati bagian yang sobek itu.

Adel mencoba untuk mengambilnya, namun ternyata kain itu sudah melekat pada kursi. Ternyata memang benar, mereka yang diam dan tenang malah akan menyebabkan bahaya yang lebih parah dan menyeramkan.

" Lo? Gue gak nyangka sama Lo," ujar Adel menatap Agatha dengan senyum miring dan miris, bahkan Adel sudah melindungi gadis itu mati - matian, inikah yang dilakukan si cupu itu untuk membalas kebaikannya?

" Maaf bu, saya mohon ijin untuk mengganti Rok karna Rok saya sobek," ujar Adel dengan sopan ada guru yang ada di depan papan tulis.

" Ah, iya silakan, kok bisa sobek?" tanya guru itu dengan bingung, Adel tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya, tampak sangat tenang dan membetulkan posisi jaket yang menutupi roknya.

" Ukuran rok saya agak kesempitan bu, jadi waktu bangun sobek, penjahitnya agak ngawur hehehe, maaf ya bu," ujar Adel dengan senyumnya. Mereka yang ada di kelas itu langsung termangu dan merasa bersalah pada Adel. Gadis itu bisa saja melaporkan mereka, namun dia malah memilih alasan yang tak menguntungkan dirinya.

" haiih, ada ada saja, ya sudah kamu ganti rok dulu, besok pakai rok yang ukurannya sesuai ya biar gak sobek lagi," ujar guru itu yang membuat Adel terkekeh dan mengangguk lalu segera keluar dari dalam kelas.

Gadis itu segera menuju ruang loker dan mengambil rok cadangan, untung saja dia menyiapkan rok ini untuk mengantisipasi jika terjadi 'kebocoran' suatu hari nanti. Gadis itu memakai rok yang dia ambil dan meremas rok yang sudah membuatnya malu.

Bagaimana mungkin mereka yang bahkan tak mengenal Adel bisa melakukan hal sekeji itu? Seingat gadis itu, dia tak pernah membuat masalah atau membuat teman kelasnya kesal padanya. Itu artinya ada dalang dibalik ini semua.

" Lo gakpapa?" tanya seseorang dari arah belakang yang tentu membuat Adel menjadi takut. Namun ternyata orang itu adalah biang yang membuatnya ada dalam masalah beberapa hari ini.

" Kakak kenapa bisa sampai di sini?" tanya Adel tanpa mempedulikan apa yang lelaki itu katakan.

" Rafa, nama gue Rafa. Panggil gue Rafa tanpa kak," ujar Lelaki itu yang membuat Adel semakin gusar, gadis itu mengangguk saja dan segera melangkah meninggalkan Rafa sendirian.

" Maaf karna gue, Lo harus alami semua ini, mereka langsung anarki waktu tahu Lo itu pacar gue," ujar lelaki itu yang membuat Adel menghentikan langkah kakinya.

" Semua ini karna masalah itu? Kalau begitu saya mohon ke kakak untuk klarifikasi semua dan mengijinkan saya hidup tenang di sekolah ini. Saya hanya ingin menjadi murid normal," ujar Adel dengan senyum sopan dan langsung pergi dari tempat itu.

Adel kembali ke kelasnya dan melakukan perkenalan setelah absen miliknya dilewati oleh beberapa Absen berikutnya. Mereka langsung menatap Adel kagum karna gadis itu sangat santai seolah tak ada satupun yang terjadi.

Guru tersebut keluar dari kelas dan beberapa orang langsung menghampiri Adel dan meminta maaf, dengan senang hati Adel memaafkan mereka meski tak akan pernah melupakan kejadian ini.

" Tadi ada kakak kelas masuk ke sini terus bilang ke kita semua buat diam dan gak ikut campur, mereka langsung ngolesin lem ke kursi Lo dan pergi gitu aja. Gak ada yang berani kasih tahu lo karna kita semua diancam, maafin kita ya," ujar salah satu dari mereka yang membuat mereka sadar bahwa semua masalah ini saling berhubungan.

Adel terdiam dan tak ingin membahas masalah ini lebih lanjut karna dia tahu membahasnya tak akan menyelesaikan masalah, justru malah akan menambah masalah baru. Hal itulah yang Adel telah pelajari selama menjadi murid dalam seni bela diri.

Jam pelajaran berakhir dan mereka segera pergi dari kelas, Adel berjalan malas menuju gerbang untuk menunggu Key dan Lucy yang memintanya untuk menemani mereka ke perpustakaan kota, mencari bahan tugas makalah mereka.

Adel sampai tak habis pikir dengan jurusan IPA yang langsung memulai pelajaran tanpa basa basi, bahkan mereka langsung diberi tugas yang cukup berat dan memusingkan. Nyatanya pilihan Adel untuk menghindari kelas IPA adalah tepat.

" Lo Adella dari kelas IPS?" tanya seseorang yang membuat Adel terkejut dan mengamati seorang pria asing yang menanyainya. Adel mengangguk kecil dan membuat orang itu langsung menarik Adel.

Reflek gadis itu langsung memelintir tangan yang menarik dirinya dan membuat tubuh itu berlutut di hadapan Adel. Gadis itu menatap pria yang ada di bawahnya dengan ganas dan membunuh.

" Mau apa Lo? Siapa yang nyuruh Lo buat lakuin semua ini?" tanya Adel dengan dingin dan seram, bahkan Adel sudah lama tak mengeluarkan nada bicara seperti ini.

" gu.. gue cuma disuruh," ujar lelaki itu dengan menahan sakitnya. Adel yang tak puas dengan jawaban lelaki itu langsung menarik tangannya sebagai ancaman.

" aarrgg, Rafa, gue disuruh Rafa buat bawa Lo pergi dari sini dan ketemu dia, aarrrgg, lepasin tangan gue, gue gak ada maksud jahat."

Adel langsung melepaskan tangan itu dan memandang lelaki itu dengan tatapan tajam. Adel menengok sekeliling untuk mencari seseorang, dia yang dicari pun peka dan langsung berlari menghampiri Adel.

" Nona," ujar orang itu menunduk sopan pada Adel, gadis itu membisikkan sesuatu pada lelaki yang ada di hadapannya dan mereka tampak mengangguk bersama seolah sudah melewati sebuah kesepakatan.

" oke gue bakal ikut Lo buat ketemu Rafa, tapi gue gak mau sendirian, gue harus bawa Boy, dia pengawal pribadi gue," ujar Adel dengan tegas yang membuat lelaki itu berpikir, namun akhirnya dia mengangguk setuju dibanding Adel pergi begitu saja.

" Oke, pengawal Lo boleh ikut dan buktiin kalau kami gak ada maksud jahat sama Lo, Ayo ikut gue," ujar orang itu memandu jalan dengan Adel dan pengawal bernama Boy itu yang mengikuti dirinya.

Mereka sampai di sebuah rumah sederhana, sepertinya ini adalah sebuah markas, Adel menatap Boy untuk meminta persetujuan karna dia ragu untuk masuk ke dalam sana.

" Percaya sama gue."

" Musrik percaya sama Lo, lagian kenal juga enggak," jawab Adel dengan sewot pada lelaki itu, namun Adel dan Boy juga mengikuti lelaki itu membuka pintu dengan sidik jari dan menutup pintu setelah Adel dan Boy masuk.

" Akhirny datang juga Lo, gue gak ngira Lo bakal mau datang."

Dengan geram Adel menghampiri orang itu dan menjambak rambut lelaki itu, rambut yang cukup panjang untuk seorang lelaki.

" Mau Lo apa sih? Gak cukup gue jadi bahan bully an karna Lo ngaku ngaku jadi pacar gue?" Mereka yang ada disitu tentu terkejut karna kelancangan Adel pada bos mereka. Mereka maju satu langkah dan hendak menangkap Adel, namun Rafa memberikan kode agar mereka tak ikut campur.

" Kamu tanya mau ku kan? Mauku..." Rafa menggantungkan kata katanya dan menatap Adel dengan intens.

" Mau ku, kau lakukan saja tugasmu sebagai kekasihku."

Adel langsung melotot mendengar pernyataan yang mengejutkan itu.

Terpopuler

Comments

Isla Mia

Isla Mia

upnya jangan lama² thor

2019-10-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!