Bab 7

" Stop ngakuin gue jadi pacar Lo. Karna Lo gue harus ngerelain rok baru gue sobek, gak cukup kah semua itu? Mau Lo apa sih kak?" tanya Adel dengan kesal dan melepaskan rangkulan Rafa dengan keras. Lelaki itu tak terganggu sama sekali, dia malah merasa tertantang dan gencar menggoda Adel.

" Itu karna Lo gak pakai nama gue buat usir mereka, coba deh Lo bilang 'Heh! gue pacar Rafa, kalau kalian berani macam - macam, gue laporin ke dia!' Nah, kalau gitu kan mereka gak akan berani ganggu Lo lagi," ujar Rafa memberi saran padanya, saran yang menggelikan bagi Adel.

" Lo pikir gue apaan ngumpet - ngumpet di ketek Lo gitu? Gak usah sok oke deh kak, gue gak minat sama Lo, cowok belangsakan tapi jadi idaman, dih, macam cerita menye - menye di Novel," ujar Adel bergidik geli dan meninggalkan Rafa begitu saja.

Rafa tak berniat untuk mengejar atau mencegah Adel pergi, dia merasa lebih efektif mengikuti gadis itu sampai ke kelasnya dibanding memaksa gadis itu berjalan di belakangnya.

Betul saja, selama perjalanan mereka ke kelas, ada banyak yang sudah siap mengerjai dan membully Adel, namun Rafa memasang wajah iblisnya, membuat mereka mengurungkan niatnya dan memilih untuk mundur. Tidak baik jika mereka membully karna rasa solidaritas sesama Fans, namun malah ketahuan oleh idola mereka.

Setelah Adel masuk ke dalam kelasnya dengan aman dan nyaman, lelaki itu langsung pergi dari sana menuju ke kelasnya sendiri. Membuat mereka yang menyaksikan itu tentu termangu karna Rafa tak pernah melakukan itu pada siapapun, bahkan pada mantan kekasih yang kala itu menjadi kekasihnya.

" Gue gak nyangka kalau ternyata Lo beneran ada apa - apa sama Rafa. Gue pikir Lo temen gue Del, dan Lo beneran mau bantu gue, ternyata Lo malah pacaran sama dia." Adel tentu terkejut karna saat dia masuk kelas, Key sudah duduk di kursi miliknya dan menatapnya tajam.

" Lo ngapain ada di sini? Ini jauh banget dari kelas Lo Key, tumbenan Lo gak mager jalan jauh?" Tanya Adel yang langsung duduk di atas meja. Sementara itu Agatha hanya diam dan menyimak, tak berani menyela ataupun sekadar menengok ke arah mereka.

" Gue kesini karna Lo udah gak punya waktu buat sekadar ngomong sama gue, Lo udah terlalu sibuk sama mbak mbak hits itu, gue gak nyaman Del, dan gue udah coba positif thinking, tapi apa? Ternyata gue tahu sendiri kalau kak Rafa anterin Lo sampai depan kelas, itu yang Lo bilang gak ada apa - apa Del?"

Adel tentu bingung dengan apa yang dibicarakan Key, namun nampaknya gadis itu sungguh kecewa. Sebenarnya apa yang membuat Key sungguh menyukai Rafa? Bahkan Key sampai sekecewa itu saat mengetahui Adel adalah kekasih Rafa, walau sebenarnya itu tidak benar juga.

" Lo beneran suka sama Rafa sampai sebegitunya? Lo serius Key?" tanya Adel dengan tatapan mata serius.Key langsung mengerucutkan bibirnya dan mengangguk, mungkin karna dia selalu mendapatkan lelaki yang dia sukai, dia merasa kecewa karna kali ini lelaki itu memilih Adel.

" Kalau gitu gue bakal bikin Lo dekat sama dia, gue bakal minta nomornya biar dia bisa sama Lo," ujar Adel dengan santainya, membuat Key langsung berbinar dan berdiri dari tempatnya dengan semangat.

" Serius Del? Lo gak bohong kan? Kalau Lo gak bohong berarti besok pagi Lo udah kasih nomor itu buat gue, iya kan? Oke kan? Deal ya Del?" Tanya Key memastikan keputusan Adel. Adel mengangguk pelan sebagai jawaban, membuat Key memekik riang dan langsung memeluk Adel dengan erat.

" Lo emang sahabat gue yang paling baik, Laff yu Dell, Gue balik ke kelas dulu kalau gitu, semangat belajarnya. Agatha, gue balik dulu ya," ujar Key dengan wajah cerah sumringah dan menepuk pundak Agatha dan langsung berlari dari sana.

Adel terkekeh dan duduk di tempatnya dengan nyaman. Gadis itu mengeluarkan tempat minum dari dalam tasnya dan berdiri lalu meninggalkan kelas, tak lupa mengajak Agatha untuk turut serta bersamanya. Mereka menuju ruang loker untuk mengambil seragam olah raga mereka.

Setelah itu Adel dan Agatha langsung pergi ke kamar mandi untuk berganti baju. Mulanya Agatha menolak untuk ganti bersama, namun karna Adel memaksa, gadis itu akhirnya mau dan menuruti saja apa yang diinginkan Adel. Mereka masuk ke bilik kamar mandi yang sama dan mulai berganti baju.

" Gilak! Gedhe juga punya Lo ya? Selama ini Lo pakai baju kedodoran buat nutupin harta karun ini? Hahaaha," ujar Adel yang malah sengaja membuat Agatha tak nyaman dengan tingkahnya. Agatha tampak gugup dan langsung membelakangi Adel.

" Ha ha ha ha, Lo tenang aja kalik, gue bukan orang yang doyan sama cewek," ujar Adel menepuk pundak Agatha dan melanjutkan aktivitasnya untuk berganti pakaian. Kamar mandi di Sekolah ini adalah ruangan tertutup dengan beberapa bilik di dalamnya.

Saat Adel dan Agatha keluar dari dalam bilik, Adel melihat pintu luar kamar mandi itu terbuka setengah, dan saat diamati, ternyata ada sebuah ember yang diletakkan di atasnya dan terjepit antara pintu dan kusen. Adel berdecak karna siswa di Sekolah ini sangat kampungan karna menggunakan cara kotor untuk melawannya.

" Lo mundur dulu, tuh kita dijebak, mereka pengen kita mandi, jadi mending kita yang mandiin mereka, ya kan?" tanya Adel meminta pendapat Agatha. Mendengar itu Agatha langsung menengok dan melihat ke arah yang ditunjuk Adel, Agatha terkagum dengan bakat Adel yang sangat peka dengan keadaan.

Agatha mengangguk setuju dan mundur masuk ke dalam bilik tanpa menutup pintunya, menunggu Adel melaksanakan tugasnya. Adel mendekat ke arah pintu dan sedikit melakukan peregangan, gadis itu sedikit mengintip pintu tanpa menyentuhnya, melihat beberapa gadis cekikikan kecil dan menunggu Adel keluar dari dalam sana.

Gadis itu mundur beberapa langkah untuk mengambil ancang - ancang, menghitung seberapa keras dia harus menendang agar ember itu tepat sasaran, dan melihat lagi ke arah Agatha yang mengangguk setuju atas perbuatannya. Gadis itu melangkah miring dan langsung menendang pintu itu.

~ Byuuurrr

" Aaaahhh! APA - APAAN INI?!" Seru Seseorang dari luar sana yang membuat Adel termangu. Itu bukanlah suara biji cabai yang selalu mengusik hidupnya. Suara itu lebih berat namun juga nyaring dan bahkan menggema. Akhirnya Adel tersadar dia dalam masalah yang besar.

" Tutup pintu kamar mandinya," ujar Adel yang membuat Agatha terbingung, namun gadis itu menuruti apa yang diinginkan oleh Adel setelah gadis itu menatapnya tajam, meski dalam hatinya merasa tak enak.

Pintu luar terbuka dan menampakkan seorang guru dengan pakaian yang basah, Adel menunduk dan keluar dari tempat itu agar Agatha tak terseret, nyatanya memang gadis itu tak terlibat, semua yang dilakukan Adel merupakan kehendaknya.

" IKUT SAYA!" Perintah guru itu yang membuat Adel menghela napasnya dan berjalan mengikuti guru itu sambil mengepalkan tangannya. Dari kejauhan tampak beberapa orang yang menertawakannya, dan Adel sudah menyimpan wajah mereka di ingatannya.

" Kalian semua bakal terima balasannya," ujar Adel pelan sambil melirik tajam orang orang itu, membuat mereka semua berhenti tertawa dan menatap satu sama lain dengan takut, entah apa yang akan dilakukan oleh Adel pada mereka, mereka tak bisa menerka hal itu.

*

" Maksud kamu apa melakukan hal itu kepada saya?" tanya guru itu setelah masuk ke ruangannya. Matilah Adel, ternyata guru itu berpangkat sampai memiliki ruangan sendiri, Adel mungkin tak akan lepas dari hukuman lagi kali ini. Entah sudah berapa kali dia melakukan kerusuhan di saat bahkan belum seminggu dia berada di Sekolah ini.

" Ember itu sudah ada di depan sana saat saya ada di dalam bu, dan saya menendang ember itu karna ingin menumpahkan ember itu ke mereka yang meletakkannya disana, saya gak tahu kalau mereka langsung pergi dan malah Ibu yang ada di depan sana," ujar Adel yang membuat guru itu memicing heran.

" Apapun masalahnya, apapun alasannya, kamu tetap sudah membuat pakaian saya basah seperti ini. Kenapa kamu tidak membukanya pelan hingga ember itu tidak menumpahi siapapun? Kamu akan tetap saya hukum," ujar guru itu yang membuat Adel mengangguk.

Percuma saja dia menjelaskan kalau dia tidak bersalah, nyatanya guru itu akan tetap menghukumnya pada akhirnya. Adel menunggu saja hukuman apa yang akan diberikan oleh guru itu, guru itu tampak menimang hukuman yang pas untuk Adel, dan guru itu mengangguk pada dirinya sendiri saat menemukan hukuman yang tepat.

" Silakan kamu keluar dari sini, pergi ke lapangan utama dan hormat kepada bendera sampai saya memerintahkan kamu untuk berhenti, cukup jelas bukan?" tanya Guru itu yang membuat Adel menatapnya dengan kaget. Menunggu guru itu bilang selesai? Jika guru itu lupa bagaimana nasih Adel akhirnya?

" Maaf bu, tapi bagaimana jika Ibu menyebutkan durasinya? Saya tidak akan kabur dari hukuman, dan saya juga akan menunggu Ibu sampai durasi itu, takutnya kalau Ibu habis itu ada keperluan atau melupakan saya, saya kan jadi tidak perlu menunggu Ibu sampai sore," ujar Adel dengan sopan, Guru itu tampak menimang usul Adel dan langsung mengangguk setuju.

" Oke deh, kamu berdiri di sana sampai jam olah raga kamu selesai, nanti saya bakal cek, kalau kamu kabur, saya bakal tambah hukuman kamu, nanti kalau saya gak cek sampai jam pelajaran selesai, kamu bisa selesai dan istirahat," ujar guru itu yang langsung disetujui oleh Adel. Gadis itu langsung pamit dan berjalan menuju lapangan utama untuk menjalankan tugasnya.

" Lucunya negeriku, Lucunya sekolahku. Siapa yang bikin masalah, siapa yang kena hukuman. Susah banget ya berlaku adil di sekolah ini? Kesel banget gue," ujar Adel yang mengomel sendiri sepanjang perjalanannya menuju lapangan utama.

Gadis itu tanpa ragu langsung berdiri di bawah tiang bendera dan langsung menghormat di tempat itu, disaksikan oleh semua siswa yang melaksanakan jam olah raga. Termasuk Agatha yang kaget melihat Adel berdiri di tempat itu. Jika tahu seperti ini, Agatha tidak akan menuruti pemintaan Adel untuk menutup pintu.

Gadis itu berjalan menuju Adel untuk menemani Adel melaksanakan hukumannya. Agatha langsung berdiri dan ikut menghormat di sebelah Adel. Adel melotot kaget dan langsung menyenggol Agatha agar menjauh.

" Lo gak usah sok sok an korsa, kalau Lo mau bantu, mending Lo beliin gue minuman atau apapun itu, panas banget disini, lagian guru itu tahunya gue sendiri, ntar malah nambah masalah kalau Lo disini, Lo mau gue tambah masalah?" Tanya Adel yang memang sengaja mengancam Agatha.

Agatha tampak bimbang, namun akhirnya dia menuruti Adel dan pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, gadis itu hendak berlari menuju kantin, namun guru olahraga sudah hadir dan meminta mereka berbaris. Adel memberi isyarat dia baik - baik saja agar Agatha bisa mengikuti pelajaran olah raga itu.

sudah dua jam pelajaran Olah raga berlalu, waktu hukumannya tinggal sebentar lagi, namun pandangannya sudah memburam dan kakinya tak teguh lagi. Adel berusaha menyelesaikan hukumannya dan tetap fokus agar tidak tumbang. Gadis itu melihat dari sudut lapangan tampak seorang menatapnya puas.

Orang itu adalah guru yang memberinya hukuman, sepertinya guru itu puas karna Adel tetap menjalani hukumannya, gadis itu bersikap jujur dan bertanggung jawab. Setelah guru itu pergi, pandangan Adel beralih dari sisi berlawanan dan melihat segerombolan pria berjalan ke arahnya. Adel mengenal salah satu pria yang ada di sana, namun tak membuatnya puas sama sekali.

" Ngapain coba dia kesini? Mau ngeledekin gue kah? Ngeselin banget sumpah," ujar Adel yang akhirnya mengabaikan lelaki itu dan kembal menghadap depan. Adel menutup kupingnya agar tak mendengar ejekan dalam bentuk apapun.

Namun yang dilakukan lelaki itu membuat Adel terpana dan terngaga. Orang itu tenyata membawa sebuah payung kecil, bahkan orang itu tak segan memayungi Adel meski tahu akan menjadi pusat perhatian.

" Dari awal gue udah merasa kalau gue salah masuk Sekolah, ck, gak bisa kah hidup gue tenang sehari aja di sekolah ini?" tanya Adel pada tiang bendera di hadapannya.

Rafa yang ada di sebelah Adel tak bereaksi apapun, lelaki itu hanya diam dan tetap memayungi Adel meski lapangan mulai ramai dan mengabadikan moment itu untuk jadi bahan gosip sekaligus bahan hujat mereka.

Terpopuler

Comments

Alvi Danis

Alvi Danis

Salam kenal thor aku penggemar baru karya"mu slalu aku ikuti aku baca sampai tuntas..aku suka banget cerita" novelmu.. semangat terus yaa.. love u😊😊

2020-01-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!