"Kenapa melihat ku seperti itu?" tanya Rico kepada Cynthia yang tampak membayangkan ucapan Rico baru saja. Gadis itu menelan ludahnya ketika tatapan mata Rico begitu membuatnya berdebar.
Cynthia menggelengkan kepalanya dan dirinya terdiam setelah mendengar ucapan Rico jika jarum suntik miliknya lebih besar dari pada jarum suntik dokter. Kemudian Rico membawa Cynthia untuk masuk ke dalam mobil, dengan hati-hati pria bertubuh tinggi tegap itu meletakkan tubuh gadis itu dengan lembut.
Rico juga mengajak putrinya untuk segera masuk ke dalam mobil, setelah itu Ia pun masuk dan segera mengemudikan mobilnya. Tiba-tiba saja Cynthia berucap kepada duda selisih tiga tahun lebih muda dari ayahnya itu.
"Terima kasih!" ucap Cynthia.
"Untuk apa?" tanya Rico sambil menatap wajah Cynthia.
"Om sudah menolong Saya!" jawabnya sembari tersenyum.
Rico tersenyum dan terus melanjutkan menyetir mobilnya. Sesekali Cynthia tersenyum melihat wajah Rico dari arah samping, pria itu memang sudah berumur tapi tak bisa dipungkiri, jika Rico mempunyai wajah yang tampan mempesona.
"Om Rico memang tampan, tapi kok bisa sampai menduda ya? Apa istrinya selingkuh? Hmm ... Aku dengar Jessie bilang kemarin jika istri Om Rico adalah model terkenal dan dia selingkuh dengan produser nya, aduhh kasihan banget nih Om Rico, kurang apa coba, dia baik kok sebenarnya! Eh kok aku jadi simpati sih sama dia, aduuhh!" Cynthia tampak menepuk-nepuk keningnya sehingga membuat Rico bertanya-tanya.
"Kamu kenapa?"
"Hah? Hehehe enggak, nggak apa-apa Om." jawabnya sembari cengar-cengir.
Kiara terlihat menepuk jidatnya melihat tingkah Daddy dan Cynthia.
"Aduh payah Daddy, masa gitu doang, kayaknya Aku harus punya cara untuk deketin mereka." batin Kiara. Gadis berusia sepuluh tahun itu, rupanya sangat menyukai sosok Cynthia, meskipun Cynthia terlihat seperti gadis bar-bar, namun bagi Kiara, Cynthia adalah sosok yang sangat ia rindukan.
"Pokoknya Aku mau Kak Cynthia jadi Mamaku titik! Hmm kayaknya Aku harus minta bantuan Oma Nini!" pikir gadis itu mulai berencana untuk mendekatkan Cynthia dengan Daddy-nya.
Setelah beberapa menit, mobil sedan mewah itu tiba di depan pagar rumah sakit. Cynthia benar-benar dibuat takut secara dirinya memang tidak pernah ke dokter, karena nyatanya Cynthia memang sangat takut dengan jarum suntik.
"Aduh, Om! Masa kita ke rumah sakit beneran sih. Please lah Om! Jangan bawa Saya ke sana! Huhuhuhu." seru Cynthia yang benar-benar ketakutan hingga tak terasa dirinya menangis. Tentu saja hal itu membuat Rico sangat terkejut.
"Bisa nangis juga kamu!" balas Rico sembari tertawa.
"Sialan nih duda! Orang takut beneran malah di ledekin." umpatnya sembari mengusap air matanya.
"Ya ... Mama Cynthia nangis Daddy! Kalau Mama Cynthia nggak mau jangan di paksa dong Daddy, kasihan. Kita bawa ke rumah aja, Oma Nini kan bisa pijat urut, siapa tahu Oma Nini bisa bantu." ucapan Kiara rupanya membuat Rico tersadar jika Mamanya itu memiliki keahlian pijat urut dan keseleo.
"Kamu benar juga, Kia! Baiklah Daddy akan bawa pulang ke rumah."
Kemudian Rico melanjutkan perjalanan nya pulang dan membawa Cynthia ikut serta. Gadis itu bisa bernafas dengan lega, akhirnya dia tidak jadi bertemu dengan jarum suntik yang sangat ia takuti.
"Phobia jarum suntik?" tanya Rico tiba-tiba.
"Hmm .... banget!" jawab Cynthia mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Seusia Kiara, Saya pernah mainan jarum pentul, dan nggak sengaja ke tusuk jarumnya di tangan, duh rasanya sakit banget, nangis lah Saya, sejak saat itu udah nggak mau lagi lihat yang namanya jarum, ngeri aja, Om!" jawabnya polos sambil bergidik ngeri.
Rico tampak tertawa mendengar pengakuan Cynthia, pria itu merasa jika Cynthia ada-ada saja tingkahnya.
"Jadi dalam pikiran mu, jarum suntik itu menyakitkan? Ya nggak semua jarum suntik itu menyakitkan, Karena jarum suntik itu adalah perantara untuk memasukkan obat ke dalam tubuh. Kalau nggak pake jarum suntik, terus pake apa dong?" ucap Rico menjelaskan.
"Bodo! Pokonya semua jenis jarum suntik itu menyakitkan, titik!" ucap Cynthia tetap kekeuh pada pendiriannya.
"Ada kok yang tidak menyakitkan, malah bikin nagih. Kamu pasti suka." celetuk duda itu.
Cynthia mendadak menatap wajah Rico dengan tatapan yang penuh tanda tanya.
"Jarum suntik apaan, Om? Om jangan macam-macam ya!"
Sepertinya Cynthia mengerti maksud dari perkataan Rico, gadis itu terlihat memalingkan wajahnya dan malu-malu. Rico semakin tertawa melihat ekspresi wajah Cynthia. Cynthia pun tampak menahan tawanya saat memalingkan wajahnya ke kiri.
"Ya ampun, dasar duda gila!"
*
*
Setelah beberapa menit, mereka pun sampai di rumah mewah Rico. Rico membawa Cynthia masuk ke dalam rumah dan Ia bilang kepada Nini, jika Cynthia habis terjatuh dan kakinya terkilir.
"Ya ampun! Nak Cynthia kenapa? Kakinya kenapa itu?"
Oma Nini melihat kaki Cynthia yang sedikit bengkak. Kemudian Rico menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada ibunya. Oma Nini pun segera membawa Cynthia untuk duduk di sebuah kursi. Sementara Rico saat itu juga harus segera kembali ke kantor.
"Aku tinggal dulu, Ma! Masih ada urusan kantor yang harus aku selesaikan, gadis ini biarkan dia di sini, jangan izinkan dia pulang sebelum kakinya baikan." seru Rico kepada Oma Nini.
"Baiklah! Mama akan coba bantu Cynthia."
Hari itu juga, Rico berangkat kembali ke kantornya, sementara Cynthia masih tampak diurut kakinya oleh Oma Nini.
Sejenak Cynthia menarik kakinya agar Nini tidak menyentuh kakinya, dan itu membuat Nini terkejut.
"Loh Nak Cynthia! Sini kakinya biar Saya urut, tuh bengkak kaki kamu, pasti ada otot yang letaknya tidak pada tempatnya, biar Saya benarkan letak ototnya." ucap Nini sembari duduk di samping Cynthia.
"Maaf, Nyonya! Saya tidak pantas meletakkan kaki saya pada pangkuan Nyonya, siapa Saya dan siapa Nyonya, Saya sangat sadar sekali." ucap Cynthia yang membuat Nini tersenyum.
"Saya mengerti, dan Saya tidak masalah kok jika kakimu ada di atas pangkuan Saya, toh Saya sedang mengobati kaki kamu, Kalau nggak di letakkan di sini, terus bagaimana Saya bisa memijit kakimu yang keseleo?"
Cynthia tersenyum, benar-benar wanita paruh baya itu membuat Cynthia begitu suka.
"Nyonya Nini baik sekali, mungkin jika Aku menjadi putrinya, pasti Aku bahagia sekali." gumam Cynthia tersenyum.
Nini mulai memijit kaki Cynthia, sesekali Cynthia meringis menahan rasa sakit saat urat-urat yang keseleo itu di lenturkan kembali pada tempatnya oleh pijitan Nini.
"Awwww ... ssss!"
"Kamu tahan, ya! Akan sedikit sakit, tapi setelah itu rasa sakit itu akan hilang begitu saja."
Cynthia mengangguk dan mulai ancang-ancang untuk merasakan kretekan yang akan di lakukan oleh ibunda Rico itu.
"Krek ... krek ...!
"Awwww ....awwwww ... aaaaaa!"
"Sudah! Bagaimana apa masih sakit?" tanyanya kepada Cynthia yang tampak berkeringat itu. Gadis itu menggeleng dan mulai tersenyum saat dirinya menggerakkan kakinya yang sudah tidak terasa sakit lagi.
"Wow ... ini benar-benar luar biasa, kaki Saya sudah tidak sakit lagi, terima kasih Nyonya, terima kasih banyak!" ucapnya kepada Nini yang ikut senang melihat Cynthia sudah tidak kesakitan lagi.
"Oma Nini! Apa Mama Cynthia sudah baikan?" rupanya ucapan putri Rico itu membuat Nini sangat terkejut, bagaimana bisa cucunya itu memanggil Cynthia dengan panggilan Mama.
"Kiara? Kenapa Kiara memanggil Mama sama Kak Cynthia?" tanya Oma Nini penasaran.
"Karena Mama Cynthia sebentar lagi akan menjadi Mama Kiara beneran, Oma setuju, kan! Jika Mama Cynthia jadi istrinya Daddy?"
Celetuk sang bocah yang membuat Cynthia melongo, sementara Nini terlihat tersenyum mendengar penuturan dari sang cucu.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Dedeh Dian
lanjut makin seru nich Thor
2022-10-14
1
Meilandry Galing
lanjut makin seru maak
2022-09-28
0
Sri Ambarwati
lanjut kak.....seru
2022-08-06
1