"Sungguh mulia hati mu Nak. Kau bahkan lebih mulia dari orang yang terkuat di dunia ini, Ibu berharap suatu saat nanti kau menjadi orang terkuat yang dermawan," ucap ibu tersenyum dengan mengeluskan kepala anak ssmata wayangnya itu.
"Iya Ibu, aku janji," ucap Feng Lias.
Feng Lias pun pergi ke hutan-hutan kecil yang tidak berpenghuni karena tidak ada hewan buas dan tanaman obat, hanya ada hewan-hewan kecil tidak ada kekuatan.
Feng Lias mencari kayu kering, ia melihat tanah yang bernafas.
"Apa ini? Apa ini sama dengan di duniaku dulu?" tanya Feng Lias mendekati tanah itu.
Ia ingat di salah satu negara di dunianya duku ada yang namanya hutan nafas hingga saat ini para peneliti belum menemukan jawabannya.
"Ah mungkin saja ini sama dengan dunia ku dulu," ucap Feng Lias meninggalkan hutan itu dengan membawa kayu bakarnya dan pulang ke rumah.
Sebuah mata yang sangat besar menatap kepergian Feng Lias.
"Ibu, aku sudah membawa kayu bakarnya," ucap Feng Lias menumpukkan kayunya di tanah.
"Iya, Ibu tinggal sedikit lagi untuk di bersihkan , susunlah kayu bakarnya," ujar Ibu yang masih sibuk dengan mencuci dagingnya.
Feng Lias pun menata kayu dan tidak lupa menyiapkan besi untuk panggangannya.
JURUS PERCIKAN API
kayu itu pun terbakar seketika.
"Mari kita panggang, dagingnya sudah ibu bersihkan," ucap Ibu dan mereka pun mulai memanggangnya.
Tak berapa lama, daging itu pun masak, Feng Lias dan Ibu membungkusnya dengan daun kayu jati yang ada di samping rumahnya lalu memasukkan ke dalam keranjang.
Sebelum pergi mereka terlebih dahulu makan, setelah makan mereka mulai berjalan.
"Wah wangi sekali, siapa yang membawa makanan di jalan?" tanya mereka mencium daging panggangan yang Feng Lias bawa.
Feng Lias melihat seorang gembel yang kelaparan dan segera memberinya.
"Ini makanan untuk Tuan, semoga sesuai dengan selera Tuan," ucap Feng Lias.
"Terima kasih, terima kasih," ucap pengemis itu menerima bungkusannya.
Feng Lias dan Ibu kembali berjalan dan mereka pun menemukan lagi pengemis 2 orang.
"Ini bungkusan dari kami, semoga selera dengan Anda Nona," ucap Feng Lias.
"Terima kasih," ucap mereka berdua.
"Wah wah... Tuan Muda kita pandai berbagi sekarang, jangan-jangan makanan itu sudah tidak bisa di makan lagi, makanya ia ingin berbagi, hey kalian, jangan di makan, kalian lebih baik kelaparan dari pada memakan makanan itu, siapa tahu di dalamnya ada racun," ujar Feng Ming.
Feng Ming datang bersama Feng Jun Jay dan Feng Hao, Feng Ming anak dari paman kedua, Feng Hao dan Feng Jun Jay anak dari paman ketiganya.
"Kau orang kaya yang pelit, untuk apa kau bicara masalah makananku? Kau saja makanan mu yang bersisa saja tak mau berbagi dengan mereka apa lagi makanan yang masih bagus, lebih baik kau habiskan makananmu dan tak lama kau dan keluargamu menjadi babi gendut, hahahahaha," Feng Lias tertawa ngakak.
"Apa kau bilang! Orang yang tak berguna sepertimu hanya pandai bicara saja, tapi setelah di pukul pantatnya menangis pulang dan bersembunyi di bawah ketiak ibu," ejek Feng Ming tak mau kalah.
"Hahaha, kau ingin mengetes memukul pantatku, aku takut kau yang akan pulang menangis karena pantatku sangat keras untuk kau pukuli," sahut Feng Lias
"Kurang ajar, kau ingin bermain denganku ya!" teriak Feng Ming marah.
"Aku tidak suka bermain dengan anak kecil sepertimu," ucap Feng Lias.
"Kurang ajar!" bentak Feng Ming.
"Cukup!" teriak Ibu menghalagi. "Cukup, kalian jangan bertengkar di sini, ini tempat keramaian, bagaimana jika orang yang tidak bersalah akan terluka dan ikut jadi korban karena emosi kalian, Feng Ming tolong hargai Bibi setidaknya," ucap Ibu berharap.
"Aku akan melepaskan kalian berdua karena kalian sama-sama tidak berguna, hanya sampah keluarga, hanya kakek yang berbaik hati masih menempatkan kalian di tanah keluarga Feng, jika aku jadi kakek, sudah ku usir jauh-jauh dan jauh dari kota ini," ucap Feng Ming.
"Heh! Tunggu saja aku punya uang yang banyak, aku akan pindah dari tanah keluargamu, aku juga tidak sudi tinggal di sana," balas Feng Lias.
"Sekarang saja kau pindah, aku juga tidak sudi punya saudara yang tak berguna sepertimu, dan keluar saja kau dari keluarga Feng kami," ujar Feng Ming kasar.
"Cukup! Kalian bisa pergi sekarang," ucap ibu kepada Feng Ming.
"Huh! Siapa juga yang ingin berlama-lama di sini," ucap Feng Ming mengajak kedua sepupunya pergi.
Terlihat sedih di wajah ibu sambil menatap ke pergian mereka.
Padahal di waktu kecil sebelum ia menikah, Feng Ming masih baru pandai merangkak, ia selalu membawanya kemana-mana, dan juga jika Feng Ming sakit, ia melakukan yang terbaik untuk mengobatinya.
Wajar saja jika Feg Ming tidak ingat, saat itu Feng Ming masih kecil, tapi di ucapkan kasar dari mulut yang pernah Ibu Feng Lias sayang, itu sangat sakit rasanya.
"Apa Ibu tidak apa-apa?" tanya Feng Lias ketika melihat wajah Ibunya yqng sedih.
"Ibu baik-baik saja, mari kita lanjutkan," ucap Ibu, sepertinya ia tak bersemangat.
Mereka pun pergi untuk memberi makanan yang masih tersisa di keranjangnya.
Ada seorang kakek-kakek yang duduk di sudut jalan menggunakan topi dengan menundukkan kepala kebawah.
"Ibu, sepertinya tinggal kakek itu saja lagi dan bungkusan kita cuma tinggal 1," ucap Feng Lias.
"Mari kita kesana," ucap Ibu.
"Kakek, ini ada sedikit makanan, semoga makanan ini sesuai dengan selera kakek," ucap Feng Lias menyerahkan sebungkus daging.
Kakek itu menerimanya. "Kau jelas-jelas tidak punya tenaga dalam, tapi kenapa kau bisa berkultivasi?" tanya kakek itu tiba-tiba.
"Ha?" Feng Lias kebingungan.
"Kau jelas-jelas bukan dari dunia ini, dari dunia mana kau berasal?" tanya kakek itu lagi.
"Akuu..."
"Apa kakek ini tau sesuatu tentang diriku?" tanya Feng Lias dalam hati.
"Semoga kau jadi penguasa jagat raya ini, baik dan bebudi luhur, tak apa-apa kau dari dunia mana, dunia ini butuh pemimpin yang baik dan berwibawa, mengasihani yang susah, aku punya buku jurus jika kau sudah di level yang tertinggi dan kau mempelajarinya, maka jurus itu menjadi jurus dewa," ucap Kakek itu menyerahkan buku tersebut dan Feng Lias dengan ragu-ragu mengambilnya.
Seketika kakek itu hilang dari pandangan.
"Eh, di mana kakek itu?" tanyanya heran. Ibu juga terheran-heran.
"Apa yang maksudnya kamu bukan dari dunia ini?" tanya Ibu melihat ke arah Feng Lias.
"Eh...Hm... Entahlah Ibu, aku juga tidak mengeti," ucap Feng Lias mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
BERSAMBUNg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Calvin Fransetyo
memang nya di cina ada pohon jati ini author ngaco
2025-04-01
0
✨𝓛𝓾𝓴𝓪 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪☘︎
🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔/Doubt//Doubt//Doubt//Doubt//Doubt//Scare//Scare//Scare//Scare//Scare//Scare//Scare//Scare/
2024-11-08
1
✨𝓛𝓾𝓴𝓪 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪☘︎
/Scare//Scare//Scare//Scare/
2024-11-08
1