BAB 4

"Apa sudah cukup?" tanya Lias.

"Sepertinya sudah, mari kita pulang," ajak Ibu.

"Baiklah, tapi setelah ini aku akan ke sini lagi karena ada parangku yang harus ku ambil, jika di ambil sekarang aku khawatir meninggalkan ibu sendirian takut jika ada hewan buas yang datang," ucap Lias menenteng rusa dan burung gagak tersebut.

Lias dan Ibunya pun pulang ke rumah.

"Lihatlah, mereka kembali lagi, apa di sana memang tidak ada terjadi apa pun?" tanya pemetik obat merasa heran karena mereka pulang dengan ke adaan baik-baik saja.

"Iya, dan mereka membawa hewan buruan juga," ucap mereka.

"Apa kita juga harus ke sana?" tanya para penetik obat itu.

"Ayo," ucap mereka menyerbu ke arah tempat Lias dan ibunya memetik obat tadi.

Tak lama mereka pun kembali keluar dari tempat perbatasan hutan terlang tadi lari terbirit-birit karena di kejar seekor hewan level 1.

"Gila! Hewan itu benar-benar ganas," ucap para pemetik obat.

"Lalu kenapa Tuan muda yang tak berguna itu dan ibunya baik-baik saja?" tanya mereka heran.

"Mereka pasti menggunakan trik atau mereka sedang beruntung tadi," sahut yang lain.

"Ya benar itu mereka pasti hanya beruntung," angguk mereka percaya.

"Ibu, aku akan pergi sekarang," pamit Feng Lias.

"Hati-hati," pesan Ibunya.

"Ibu tidak perlu khawatir, aku akan menjadi kuat untuk melindungi ibu," ucap Feng Lias.

Ibu tersenyum mendengar ucapan anak semata wayangnya itu.

Feng Lias pun pergi kembali menuju perbatasan hutan larangan untuk mengambil parang kesayangannya yang nantinya akan ia tempa menjadi pedang.

"Anakku sudah besar sekarang, sudah bisa menjagaku, Ibu akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu wahai anakku, semoga engkau menjadi orang yang kuat seperti yang kau inginkan," ucap Ibu sambil menyeka air matanya. Ia menangis bahagia anaknya yang dulunya selalu di hina karena tak berguna kini ia sudah berubah perlahan menjadi orang yang kuat.

Lias lari dengan kecepatan yang ia dapatkan tadi.

"Eh, apa kalian lihat orang yang lewat tadi?" tanya mereka yang masih belum pulang untuk memetik obat.

"Iya, tapi aku tidak melihat siapa orangnya," sahut mereka.

"Di mana burung nakal itu mencampakkan parangku ya?" tanya Lias mencari arah burung yang mencampakkan parangnya tadi.

Lias memberanikan diri masuk ke lembah karena ia melihat arah burung tadi mencampakkannya di sana.

"Ah itu dia," ucap Feng Lias mendekati parangnya, ketika ia ingin mengambil seekor hewan buas mendekatinya.

Ding ding

Membunuh hewan level 3

Hadiah 30 poin.

"Astaga! Ayolah, aku baru sanggup membunuh hewan level 2," keluh Feng Lias.

Hewan itu adalah Bison berekor jarum besi.

Bison itu mengibaskan ekornya ke arah Feng Lias, Feng Lias pun menghindarinya.

"Astaga! Jika terkena ekornya bisa tembus badanku dengan jarumnya," ucap Feng Lias ngeri.

Bison itu kembali mengibaskan ekornya.

JURUS LEDAKAN API

Duuuuaaar!

Jurus itu mengenai ekor besinya tapi hanya mematahkan 1 jarum, sedangkan jarum besi beribu di sana.

"Aku harus mencari kelemahannya," ucap Feng Lias sambil melihat ke arah parangnya.

Bison itu lagi-lagi mengibaskan ekornyake arah Lias dan Lias kembali menghindarinya berguling di tanah. Untungnya ia berguling dekat dengan parangnya dan segera mengambil lalu ia memberani berguling di bawah Tubuh Bison yang lumayan besar itu.

JURUS LEDAKAN API

Duaaaaaarrr!

Jurus itu mengenai perut Bison dan Lias pun melayangkan parangnya ke arah perut Bison tersebut hingga parang itu menacap di perutnya dan Bison itu langsung mengamuk.

Bison menyeruduk apa yang ada di depannya termasuk pohon yang besar dan lama-kelamaan darahnya mulai habis, Bison itu pun melemah dan tumbang ke tanah.

Lias mendekatinya lalu mencabut parang dari perut Bison lalu menancap lagi ke leher Bison dan Bison itupun mati.

Ding ding

Misi selesai

Anda mendapatkan 30 poin.

Poin Anda menjadi 40 poin.

"Aku simpan saja dulu poin yang ini, nanti pasti di butuhkan," ucap Lias sambil mencabut parangnya di leher Bison tapi itu sangat sulit.

"Kenapa ini tidak bisa di cabut, tambahkan kekuatan," ucap Lias

Menambah kekuatan.

Memuat....

Loading...

Mulai...

10%...

20%...

30%...

40%...

50%...

60%...

70%...

80%...

90%...

100%...

Selesai

Poin Anda di potong 20 poin

Zzzzzztttt!

Zzzzztttttt!

"Baiklah mari kita cabut, Hiaaaaattttt," akhirnya tercabut juga.

Rupanya paragnya mengenai sebuah batu kristal di bawah leher Bison tersebut karena parangnya terlalu dalam menancap.

"Wah batu apa ini? Batunya sangat berkilau, harus ku bawa pulang," ucap Feng Lias memasukan batu tersebut di dalam bajunya.

Feng Lias keluar dari perbatasan hutan larangan tersebut sambil membawa batu dan parangnya pulang.

"Sepertinya para pemetik obat suda pulang, wajar saja, karena ini sudah hampir malam," ujar Feng Lias sambil menatap langit yang sudah gelap.

Sesampainya di rumah Feng Lias masuk ke rumah.

"Ibu, lihat lah ini, apa ini berguna di dunia ini?" tanya Feng Lias yang belum mengerti dengan dunia barunya.

"Astaga! Anakku, di mana kau mendapatkan ini? Ini sangat berharga, batu ini juga bisa di tempa menjadi pedang dan juga di buat perhiasan untuk keluarga kerajaan," ucap Ibu dengan mata berbinar.

"Tapi kita bukan dari keluarga kerajaan, apa boleh mengunakannya?" tanya Feng Lias polos.

"Kita dari keluarga kerajaan Nak, di karenakan kamu tidak bisa berkultivasi, dan menjadi orang yang tidak bisa apa-apa kita di kucilkan dan tinggal di sini, meskipun ini masih tanah kerajaan, dan sejak Ayahmu meninggal seharusnya kita dapat bagian harta kerajaan, sekarang jangankan batangan emas, uang koin pun kita tak dapat, makanya kau bekerja di kandang kuda untuk bisa makan gratis di sana," jelas ibu sedih.

Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***