BAB 19

"Kami hanya mau punyamu," ucap pria itu.

"Punyaku? Enak saja, hewan buas di hutan larangan saja aku bisa membununya, kalian sendiri tidak berani masuk ke hutan itu, berarti kalian lebih lemah dari hewan buas itu, jika tak mau mati, pergi sana," usir Feng Lias.

"Kurang ajar! Serahkan tanaman obat itu!" teriak pria itu menuju arah Feng Lias.

JURUS PEDANG MATA ELANG

Duaaaarrrrr!

Feng Lias menangis jurus tersebut dengan pedangnya.

JURUS PEDANG NAFAS API

Duaaaaaaarrrrrr!

Yang 2 orang lainnya juga menyerang Feng Lias.

JURUS PEDANG PERMATA BIRU.

Duaaaaaaarrrrrrr!

JURUS PEDANG CAHAYA

Duaaaaarrrrrrrrrrr!

JURUS PEDANG NAFAS API TINGKAT 3

Duaaaaaarrrrrrrrr!

Seekor Naga keluar dari pedang Feng Lias dan menymburkan api dari mulutnya hingga para pria itu terbakar hangus.

Seketika Feng Lias terdiam.

"Kenapa kau tidak menelannya lagi?" tanya Feng Lias.

"Aku masih kenyang," ucap Naga emas itu dan Naga itu kembali masuk ke dalam pedang Feng Lias dan kembali mengulung tubuhnya.

Feng Lias kembali ke rumahnya.

"Ibu... aku membawakan tanaman obatnya, pilihlah, karena ini tercampur dengan rumput biasa," ucap Feng Lias menurunkan bakul dari punggungnya.

Namun tidak ada sahutan dari rumahnya.

"Ibu... ibu... ibu di mana!" panggil Feng Lias masuk ke dalam rumab dan mendapati ibunya tidak ada di dalam.

"Ibu... ibu di mana!" panggil Feng Lias lagi.

Dan ternyata ibunya ada di belakang rumahnya bersama Momo sedang menanam tanaman obat.

"Ya ampun Ibu, ternyata ibu di sini," ucap Feng Lias lega.

"Hm? Kenapa? Kamu mencari ibu?" tanya ibu mengangkat alisnya.

"Iya, tanaman obatnya ada di dalam, ibu pilihlah mana tanaman obat yang bisa di gunakan, karena aku mencabutnya secara acak," ucap Feng Lias.

"Baiklah, hari juga sudah mulai gelap, mari masuk, Ibu siapkan makanan untukmu," ajak Ibu sambil mengendong Momo.

Mereka pun masuk ke dalam dan ibu menyiapkan makanan untuk Feng Lias dan Momo.

"Mari makan," ucap Ibu.

Feng Lias menyantap makanannya dan Momo juga tak kalah cepat makannya.

"Ibu, hewan kecil ini sangat kuat makan pasti tenaganya juga banyak, bagaimana jika besok ibu memberi pekerjaan yang berat agar tidak sia-sia makanan yang masuk ke perutnya," ucap Feng Lias melihat ke arah Momo.

"Auauauauau," ucap kelinci kecil itu mengomel.

"Sudahlah Momo mana mungkin kuat melakukan pekerjaan berat," ucap Ibu tersenyum sambil mengelus kepala Momo.

"Jika ibu tidak mau memberikan pekerjaan untuknya, aku akan memberikan pekerjaan untuknya," ucap Feng Lias dengan membelalak matanya dan mengosok tangannya.

"Auauauauaua," celoteh kelinci itu lagi.

"Eh... ada apa dengan matanya?" tanya Feng Lias setelah melihat mata kelinci itu.

"Ada apa?" tanya Ibu melihat ke arah mata Momo. "Tidak ada apa pun," ucap Ibu menekuk alisnya.

"Oh, mungkin aku salah lihat," ucap Feng Lias.

Mereka pun menyelesaikan makanannya.

Selesai makan, Ibu membereskan piring kayu dan duduk di dekat bakulnya untuk memilih tanaman obatnya.

"Ibu, aku ke halaman belakang ya," ucap Feng Lias.

"Kamu mau apa ke sana malam-malam begini?" tanya Ibu.

"Aku ingin berlatih," ucap Feng Lias membawa pedangnya.

"Pergilah, tapi ingat jangan sampai merusak tanaman obat ibu yang di tanam tadi," pesan ibu.

"Tenang saja, jika rusak, kan ada kelici kecil itu yang menanamnya kembali," ucap Feng Lias enteng.

"Auauauaua," celoteh Momo.

"Ya udah aku pergi Bu," ucap Feng Lias melangkhkan kaki keluar dari rumahnya.

Ibunya pun membongkar bakul tempat tanamam obat dan terlihatlah tanaman obat yang dulu ingin di ambil, tapi ia sangat khawatir karena Feng Lias tidak cukup kuat waktu itu.

"Lihatlah Momo, ini adalah tanaman obat yang ingin sekali Ibu ambil, akhirnya dia mengambilnya untuk ibu, berdamailah dengannya, sebenarnya dia sangatlah baik, dia itu hanya usil saja, jika kamu mengenalnya cukup dalam kau pasti punya rasa di lindungi, Dulunya dia adalah anak yang tidak berguna, tidak tahu kenapa dia tiba-tiba saja bisa berkultivasi di saat kami dalam cacian maki oleh keluarga dan orang-orang, Tuhan telah mengirim dia kekuatan dan sekarang dia sudah bisa melindungi ibu," ucap ibu tersenyum.

Feng Lias pun duduk bersila di tengah lapang.

"Tak lama lagi akan masuk akademi dan aku harus bertambah kuat agar bisa masuk dengan mudah," ucap Feng Lias.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

f
tiiiinnnnnnnnnnngggggkkaaaann teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuussssss kuuuulllllltttiiiiiiivaaasiimmuuuuuuu yang lebih tinggi lagi Lias

2024-03-13

0

wak-Kat

wak-Kat

👌

2023-02-05

0

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss Lias

2022-11-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!