BAB 2

Feng Xio bangun lagi, berhubungan ia punya tenaga dalam lagi dan kembali menyerang Lias.

"JURUS BULAN GERHANA,"

Duaaaaaarrrrr!

"Bukankah itu adalah jurus andalannya? Apa dia ingin membunuh Feng Lias di tengah kota?" tanya warga yang ada di sana.

"Benar, meskipun Feng Lias tidak berguna dan tidak bisa kultivasi, mereka tidak harus menindasnya berlebihan bagitu," jawab para warga yang lainnya.

Pelan-pelan kabut putih menghilang, ternyata Lias masih hidup dan ia di lindungi seorang pria.

"Paman Feng Yan," ujar Feng Xio kaget. "Kenapa Paman melindunginya," ujar Feng Xio tak senang.

"Cukup! Ayo pulang sekarang," perintah Feng Yan.

"Tapi Paman Feng Yan..."

"Tidak tapi, cepat pulang sekarang!" bentak Feng Yan.

"Baik paman," ucap Feng Xio.

Mereka pun pulang, Feng Lias yang masih kebingungan tetap mengikuti mereka. "Ikut saja mereka, yang penting cari makan dulu," ucap Lias.

Akhirnya sampai juga di kediamannya yaitu keluarga Feng.

"Feng Lias, akhirnya kamu kembali juga," ucap ibunya memeluk sang anak.

"Hm... Ibu?" ucap Lias ragu-ragu.

"Mari masuk dulu, kau sudah lama tak makan masakan Ibu, Ibu juga sudah rindu ingin memasak makanan untukmu, Ibu tidak tahu jika hari ini kamu pulang, kalau tidak Ibu akan memasak makanan enak untukmu," ucap Ibu sambil menyeka air mata bahagianya.

Ibunya menuntun Lias masuk ke sebuah rumah lusuh, berbeda dari rumah lainnya yang megah dan juga ada 1 rumah yang mewah di perkarangan itu.

"I-bu, itu rumah siapa?" tanya Lias yang masih belum terbiasa dengan orang asing, namun ia penasaran ingin bertanya.

"Kamu lupa ya selama tinggal di kandang kuda, Itu adalah rumah Feng Fuan, ia orang paling berbakat di antara keluarga Feng lainnya. Kita di tempatkan Rumah gubuk karena kamu tidak bisa berkultivasi, tapi tidak apa-apa, punya anak sepertimu, Ibu sudah sangat bahagia," ucap Ibunya tersenyum sambil menyiapkan makanan untuk Lias.

Arya terharu dengan ucapan Ibu barunya itu. "Andai saja ibuku baik seperti dia, mungkin aku tidak ngeluh," ucap Lias dalam hati.

"Ayo di makan Nak," ucap ibu dengan suka cita.

Karena sangat lapar Lias pun menyantap makanannya dengan lahap meskipun di lidahnya sangat berbeda dengan makan modern.

Lias mengingat sesuatu, sewaktu ia berpindah dimensi ia membawa parang panjang ayahnya ke dunia ini.

"Ibu, aku ingin mengambil sesuatu benada milikku yang tertinggal di kandang kuda," ucap Lias setelah ia menyantap makanannya.

"Kau ingin kembali lagi ke kandang kuda ya," ujar ibu sedih.

"Tidak Ibu, aku hanya mengambilnya dan kemudian kembali lagi," ucap Lias

"Tidak apa Nak, inilah nasib kita jadi orang buangan, pergilah kembali," ucap ibunya membelakangi Lias dengan meneteskan air mata.

"Bukan begiti Ibu, ya sudahlah, aku pergi dulu Ibu," ucap Lias kembali ia menuju kandang kuda.

Ding ding

Misi baru

Bunuh hewan level 1 di pangkal hutan larangan.

Hadiah 20 poin.

"Tunggu sebentar, aku mau ambil parangku dulu," ucap Lias berlari kencang, untung saja ia masih ingat jalannya.

"Di mana parangku ya," ucap Lias mencari-carinya. Dan akhirnya ia menemukannya di bawah makanan kuda.

"Ketemu juga kau," ucap Lias tertawa dan segera menuju hutan laranga.

"Permisi Tuan, di manakah jalan ke hutan larangan?" tanya Lias.

"Untuk apa Tuan hendak ke sana?" tanya warga itu balik.

"Ada sesuatu yang ingin ku cari," jawab Lias.

"Tuan bisa mengukuti jalan ini, tapi Tuan jangan masuk ke dalam, karena di sana sangat berbahaya," pesan warga itu.

"Tidak apa-apa, aku hanya ada keperluan sedikit," ucap Lias yang berlari menuju arah jalan yang di tunjuk oleh warga tadi.

"Itu bukannya Tuan muda yang tak berguna itu? Untuk apa dia ke hutan larangan?" tanya temannya.

"Tidak tahu, tidak mungkin dia mengantarkan nyawanya kan?" temannya balik bertanya.

"Ya sudah, yang penting kita sudah mengingatkannya, sisanya terserah padanya, mari kita pulang," ujar temannya dan mereka beranjak pergi dari sana.

Sedangkan Lias berdiri di depan hutan larangan. "Hewan level 1, bagaimana aku tahu, apa dia hanya ada angka1 di keningnya atau kekuatannya yang tidak seberapa," ucap Lias masih bingung

"Ah bodoh amatlah, kalo mati semoga saja mayatku di kirim ke alam modern," ucap Lias melangkahkan kaki masuk hutan tersebut.

Grauukk!

Grauuukk!

Terdengar suara hewan yang sedang tidur.

"Sepertinya ini kesempatanku," ucap Lias diam-diam mendekatinya lalu mencincang dengan parangnya.

Groarrr!

"Astaga!... ternyata parang ini nggak ada gunanya di dunia ini," ucap Lias ketakutan.

Lias pun di kejar oleh harimau kecil itu dan ia lari terbirit-birit. "Aku harus pikirkan cara, tapi bagaimana aku bisa berpikir dalam keadaan panik beginiiiii!" teriak Lias.

Ia menemukan sebatang pohon dan segera memanjatnya. Harimau kecil itu pun berusaha memanjatnya.

"Baiklah, harus percaya diri. JURUS PERCIKAN API!"

Duarrrrrr

Jurus Lias mengenai harimau kecil itu dan harimau itu sempoyongan.

"Hahaha, sepertinya berhasil," ucap Lias turun dari pohon tersebut dan kembali melayangkan parangnya dan juga memukul kepala bagian belakang harimau itu, dan harimau itu pun mati.

Ding ding.

Misi selesai.

Selamat Anda mendapatkan 20 poin

Grooooooaaaaaarrrrrrrr!

Terdengar suara induk harimau. "Jika aku masih di sini, aku bisa mati nih," ujar Lias berlari kembali ke luar dari hutan larangan.

BERSAMBUNG

JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN DAN HADIAH

TERIMA KASIH

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

kuuaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Lias

2024-03-13

0

Gak komen gk makan

Gak komen gk makan

knp gk Asep aj

2024-02-13

0

Kang Nyimak

Kang Nyimak

Arya siapa cokk

2023-06-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!