Pagi harinya Arka mulai membaik dan berniat keluar dari kamarnya, tapi sebelum itu Mama Febby terlebih dahulu masuk kedalam kamar Arka, "Ada apa, Ma?" tanya Arka.
"Kamu mau kemana?" tanya Mama Febby.
"Arka mau kebawah," ucap Arka.
"Gak boleh, kamu hari ini di kamar aja," ucap Mama Febby.
"Loh, kenapa, Ma, bosen tau Ma di kamar doang?" tanya Arka.
"Aleta ada dibawah, Mama sama Papa setuju kalau kalian gak akan ketemu dulu," ucap Mama Febby.
"Masa aku di kamar terus sih, Ma," ucap Arka.
"Iya, nanti kalau Aleta udah di kamar, baru kamu boleh kebawah pokoknya kamu gak boleh ketemu sama Aleta, Mama takut Aleta masih trauma, soalnya Audy pernah denger Aleta trauma sama kelakuan kamu," ucap Mama Febby.
Arka pun terdiam, ia baru sadar kelakuannya yang membuat Aleta trauma, "Kelakuan Arka terlalu jahat ya Ma, sampai Aleta trauma kayak gitu?" tanya Arka.
"Arka, dengerin Mama, kamu itu udah ngambil mahkota seorang perempuan, sekarang Mama tanya, apa waktu kamu ngelakuin itu, Aleta masih perawan, Ka?" tanya Mama Febby dan Arka menganggukkan kepalanya.
"Apalagi bagi seorang perempuan yang sudah menjaga mahkotanya, Aleta pasti ingin memberikan mahkotanya kepada seorang pria yang akan menikahinya dan mencintainya, tapi lihat sekarang semuanya hancur karena kamu Arka, kalau Mama pun pasti sedih bahkan kecewa, sekarang gini, gimana kalau Audy yang ngalamin kayak Aleta kamu marah gak?" tanya Mama Febby.
"Pastilah, Ma," ucap Arka.
"Nah itu kamu tau, dalam kasus ini apapun pembelaan kamu, kamu tetep salah dan kamu adalah tersangkanya, bukan korban paham," ucap Mama Febby dan diangguki Arka.
"Udah, nanti biar Bi Tia yang bawain makanan kamu ya," ucap Mama Febby.
"Iya, Ma," ucap Arka.
"Untuk sementara waktu, kamu jangan ke kantor dulu biar Kevin yang handle semuanya," ucap Mama Febby.
Arka seperti seekor anjing yang menuruti semua perintah tuannya, Arka hanya menganggukkan kepalanya dengan apa yang dikatakan Mama Febby.
"Ma, maafin Arka, Arka tau apa yang Arka lakukan ini salah," ucap Arka.
"Kamu seharusnya bukan minta maaf ke Mama, tapi kamu harusnya minta maaf ke Aleta, disini semua akibatnya ditanggung sama Aleta, dia sekarang sedang mengandung anak kamu, Ka, kamu harus baik sama dia," ucap Mama Febby.
"Iya, Ma, nanti kalau Arka udah bisa ketemu sama Aleta, Arka bakal minta maaf," ucap Arka.
"Kamu tau Ka, meskipun Mama kecewa sama kamu, tapi Mama bahagia karena kamu akhirnya akan menikah bahkan kamu mau jadi Ayah, tapi semua keputusan tetap Mama kasih ke Aleta. Mama akan coba bilang ke Aleta, tapi sekali lagi Mama gak bisa apa-apa kalau nanti Aleta menolak untuk ketemu sama kamu," ucap Mama Febby.
"Iya, Ma, Arka terima semua resikonya," ucap Arka.
"Yasudah, kamu tunggu disini aja, nanti kalau udah Mama bakal kasih tau kamu," ucap Mama Febby dan diangguki Arka.
Mama Febby pun keluar dari kamar Arka dan baru saja turun ke lantai satu, Mama Febby melihat Aleta bersama Audy, "Kamu gak capek sayang?" tanya Mama Febby yang duduk di sebelah Aleta.
"Gak, kok Ma, Aleta gak capek," ucap Aleta dengan senyum manisnya.
'Seandainya Arka disini, Mama jamin kamu pasti bakal langsung klepek-klepek sama calon istri kamu ini,' ucap Mama Febby dalam hati.
"Sayang, gimana untuk pernikahan kamu? kamu mau yang jadi wali nikahnya Ayah kamu atau orang lain?" tanya Mama Febby.
"Aleta juga bingung, Ma, kalau ditanya kayak gitu jujur aja Aleta pengennya Ayah yang jadi wali nikahnya Aleta, tapi kayaknya Ayah gak bakal mau, Ma," ucap Aleta dengan nada sedihnya.
"Udah sayang kamu gak usah khawatir masalah itu, nanti coba Papa Daffa yang cari solusinya ya, sekarang kamu harus jaga kesehatan kamu sama si kecil ini sehat dan biar dia cepet lahir, udah gak sabar Mama pengen liat," ucap Mama Febby dengan mengelus perut rata Aleta. Perut Aleta memang mulai menonjol, tapi masih belum terlihat jika dilihat dari jauh.
"Sayang, Mama mau tanya, kalau kamu gak mau bahas ini juga gapapa sih, Mama cuma tanya aja ya," ucap Mama Febby dan diangguki Aleta.
"Kamu masih marah sama anak Mama?" tanya Mama Febby.
"Kalau ditanya Aleta masih marah atau gak lebih tepatnya kecewa aja sih karena kelakuan anak Mama, tapi Aleta mau marah juga percuma, Ma, semuanya gak bakal berubah," ucap Aleta.
"Kamu mau ketemu sama dia gak sayang?" tanya Mama Febby dengan hati-hati takut menyinggung perasaan Aleta.
"Jangan Kak, biarin aja Kak Arka gak ketemu sama Kak Aleta, jangan mau ketemu sama Kak Arka pokoknya, Audy gak rela," ucap Audy.
"Audy, gak boleh gitu, gimana pun juga Arka itu Ayah dari anak yang dikandung Aleta, dia berhak tau kondisi kandungan Aleta, Aleta kan juga mau menikah dengan Arka, jadi dia harus bisa beradaptasi jika bertemu sama Arka," ucap Mama Febby.
"Ma, gak bisa gitu dong, Kak Arka itu udah jahat sama Kak Aleta," ucap Audy.
"Mama, gak butuh persetujuan kamu, gimana sayang? kamu mau gak ketemu sama Arka?" tanya Mama Febby.
"Jangan Kak," sela Audy.
"Maaf Ma, bukannya Aleta menolak buat ketemu sama anak Mama, tapi Aleta rasa untuk saat ini cukup seperti ini dulu nanti kalau rasa kecewa Aleta udah berkurang Aleta bakal usahain buat ketemu sama anak Mama," ucap Aleta.
"Kalau memang itu keputusan kamu, Mama cuma bisa mengiyakan saja, asal kamu bahagia dan nyaman, Mama bahagia liatnya," ucap Mama Febby.
"Bener Kak, jangan mau ketemu sama Kak Arka, biarin Kak Arka meratapi penyesalannya dulu, kalau bisa biarin aja sampai Kak Arka minum racun. Kesalahannya Kak Arka udah gak bisa ditolerir lagi, Audy aja sampai bosen liat Kak Arka." ucap Audy.
"Audy, gak boleh kayak gitu sama Kakak kamu, kamu kalau ada maunya saja baik sama Kakak kamu, tapi kalau kayak gini aja kamu malah jatuhin Kakak kamu!" ucap Mama Febby.
"Ma, kok Mama ngomong kayak gitu sih," ucap Audy.
"Ya, emang kayak gitukan. Audy, Mama tau Arka itu udah ngelakuin kesalahan yang sangat besar bahkan Mama bilang itu kesalahan yang teramat fatal, tapi Mama masih mau memberikan kesempatan dan memaafkan karena bagaimana pun Arka itu tetap anak Mama, Mama sedih kalau ada yang menghina dan mencaci maki Arka meskipun itu anak Mama sendiri, Mama udah jaga Arka sepenuh hati Mama, tapi malah anak Mama sendiri yang menghina Kakaknya, kamu tau Audy perkataan kamu tadi benar-benar melukai perasaan Mama, Mama gak nyangka kalau selama ini ternyata perasaan kamu ke Kakak kamu seperti itu hiks hiks," ucap Mama Febby yang mulai menangis.
"Loh ini kenapa kok Mama nangis?" tanya Kak Sandra.
"Mama, gapapa," ucap Mama Febby lalu pergi dari ruang tamu dan masuk kedalam kamarnya.
"Kenapa kok Mama aneh gitu?" tanya Kak Sandra lagi, tapi ia tetap tidak mendapat jawaban.
"Kak, perkataan Audy tadi kasar ya kok sampai Mama marah banget kayak gitu ke Audy? apalagi Mama sampe nangis lagi," tanya Audy yang mulai merasa bersalah.
"Kalau menurut Kakak tadi memang perkataan kamu cukup kasar, tapi nanti Mama pasti paham atau gak kamu minta maaf saat emosi Mama mulai reda," ucap Aleta.
"Tapi, Kak ......," ucapan Audy terhenti lantaran Kak Sandra menyelanya.
"Ini kenapa sih? terus kenapa kamu juga Audy? apa jangan-jangan kamu habis marah atau ngomong kasar ke Mama? kalau sampai iya, Kakak bakal cincang kamu bareng masakan lainnya," ucap Kak Sandra.
"Astaga, enggak Kak, Audy sama Mama cuma ada kesalahpahaman dikit banget," ucap Audy.
"Kamu selesain salah pahamnya, tapi jangan sampai buat Mama sedih loh ya!" peringat Sandra.
"Iya, Kak Sandra ku yang cantik,"ucap Audy.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Erny Manangkari
lanjut thor
2022-09-07
1