Papa Daffa yang mengerti pun langsung menghampiri Ayah Abram, "Saya akan bawa Aleta pergi dari rumah terkutuk ini dan Aleta bukan lagi anak kalian karena orangtua tidak pernah melakukan hal seperti itu ke anaknya, Ma, bawa Aleta ke mobil, Papa yang akan urus disini," ucap Papa Daffa dan diangguki Mama Febby.
Mama Febby pun menuntun Aleta yang dibantu dengan Audy, "Kakak ipar ayo aku bantu," ucap Audy, bahkan suaranya dapat didengar oleh semua orang yang ada disana.
"Apa maksudmu bawa anakku?" tanya Ayah Abram.
"Kau masih menganggap Aleta anakmu," ucap Papa Daffa lalu memukul Ayah Abram sampai terjatuh yang membuat semua orang disana terkejut.
"Saya gak akan pernah biarkan seseorang menyakiti menantu saya dan Cucu saya," ucap Papa Daffa.
"Cucu, maksudnya?" tanya Ayah Abram.
"Ya, anak yang dikandung putri anda adalah Cucu saya, saya ingin meminta maaf karena perbuatan anak saya, jika anda ingin menghajar anak saya silahkan, tapi setelah lukanya sembuh karena saya sudah menghajar anak saya terlebih dahulu, ah dan satu lagi saya akan menikahkan anak saya dengan putri anda, saya akan bertanya dengan anak anda apa dia mau anda menjadi walinya atau tidak, jika tidak maka saya tidak akan biarkan anda datang ke pernikahan mereka," ucap Papa Daffa lalu pergi dari rumah tersebut.
Disisi lain, setelah dibawa keluar dari rumahnya, Aleta hanya menangis, "Sayang udah ya kamu aman sekarang," ucap Mama Febby yang sedari tadi memeluk Aleta.
"Aleta, takut Tante," lirih Aleta.
"Udah gak usah takut sayang ada Mama disini, mulai sekarang kamu panggil Mama ya jangan Tante," ucap Mama Febby.
"Tapi, Tante siapa? kenapa mau bantuin Aleta?" tanya Aleta.
"Mama sayang bukan Tante, Mama itu Oma dari si baby," ucap Mama Febby dengan mengelus perut rata Aleta.
"Maksudnya, Tante ini orangtua dari Ayahnya anak Aleta?" tanya Aleta.
"Iya, sayang," ucap Mama Febby.
"Aleta gak mau ketemu sama dia, Aleta takut dia gak mau nerima anak Aleta lalu dia nyuruh Aleta buat gugurin kandungan Aleta, Tante, gak! Aleta gak mau hiks hiks hiks," ucap Aleta.
"Gak akan sayang, kalau sampe dia ngelakuin itu Mama yang akan kasih pelajaran buat dia ya," ucap Mama Febby dengan lembut yang membuat Aleta luluh.
Beberapa saat kemudian, Papa Daffa pun masuk kedalam mobil, "Vin, kita pulang," ucap Papa Daffa yang duduk di kursi depan sebelah Kevin.
Aleta takut jika Papa Daffa tidak menyukainya karena sedari tadi ekspresi dari Papa Daffa sangat tidak bersahabat.
Setelah menempuh beberapa saat, akhirnya mobil mereka pun sampai di halaman sebuah rumah yang terlihat mewah bahkan rumah tersebut lebih mewah dari rumah Aleta.
"Ayo sayang kita masuk!" ajak Mama Febby.
Aleta pun masuk kedalam rumah yang menurut Aleta seperti istana, "Mama," panggil Kak Sandra.
"Ini Ma perempuannya, cantik banget! pinter juga Arka jebol gawangnya," ucap Kak Sandra.
Aleta melihat perempuan tersebut yang terlihat elegan, rasanya Aleta tidak asing dengan perempuan yang ada dihadapannya, tapi Aleta lupa ia pernah bertemu dimana atau tidak sengaja melihatnya.
"Sayang kok ngomongnya gitu sih," ucap seorang pria yang menghampiri wanita tersebut.
"Pasti kamu bingung ya sayang, jadi kenalin ini Sandra Kakak dari Arka dan ini Tara suaminya Sandra," ucap Mama Febby.
"Halo calon Adik ipar seneng deh bisa punya Adik ipar cewek, bisa diajak jalan-jalan," ucap Kak Sandra dan Aleta hanya tersenyum mendengarnya.
Awalnya ia berfikir jika keluarga pria tersebut tidak akan menerimanya, tapi sepertinya pemikiran Aleta salah dan Aleta sendiri baru tahu jika pria yang melecehkannya bernama Arka.
"Sayang, kamu makan dulu ya, pasti kamu belum makan kan, kasihan loh ini Cucu Oma kalau belum makan," ajak Mama Febby dan menarik pelan Aleta menuju meja makan.
"Tapi, Aleta gak laper Tante," ucap Aleta.
"Mama, sayang jangan panggil Tante lagi ya, tapi panggil Mama," ucap Mama Febby dan diangguki Aleta.
"Yaudah, ayo kamu makan, kamu harus makan banyak soalnya kamu udah gak sendirian lagi, tapi kamu bawa si baby," ucap Mama Febby dan Aleta pun berfikir hal yang demikian.
Aleta mulai makan dengan Mama Febby berada di sebelah Aleta, disana juga ada Audy yang ikut makan.
"Gimana Adik kamu, San?" tanya Mama Febby saat Kak Sandra baru saja datang dan duduk di kursi depan Aleta.
"Ya, gitu Ma, masih lemes, tapi dia masih sadar kok, mana pernah Arka pingsan," ucap Kak Sandra.
"Sayang, kamu gak usah khawatir ya, nanti kalau Arka ngelakuin sesuatu yang ngebahayain kamu dan si baby, kamu bilang ke Mama ya," ucap Mama Febby.
"Iya, Ma," ucap Aleta.
.
Disisi lain Arka yang telah diobati langsung mengistirahatkan tubuhnya yang terasa remuk, ia sudah menduga jika Papa Daffa akan menghajarnya habis-habisan, tapi Arka tidak bisa apa-apa semuanya sudah terlanjur.
Arka mencoba untuk menutup mata hingga suara decitan pintu terdengar dan Arka segera melihat siapa yang masuk kedalam kamarnya yang ternyata Papa Daffa yang masuk dan menghampiri Arka.
"Papa udah putuskan kalau kamu harus bertanggung-jawab dengan apa yang udah kamu lakukan, apalagi kamu melakukan ini secara sengaja tidak dibawah pengaruh alkohol ataupun lainnya," ucap Papa Daffa.
"Huh, Arka tau Pa, Arka udah salah dan Arka gak mau ngebantah hukuman apapun yang Papa beri ke Arka," ucap Arka yang pasrah akan hidupnya.
"Kamu harus menikahi perempuan itu," ucap Papa Daffa.
"Arka tau Pa, kalau seandainya ada pilihan lain maka Arka akan memilih pilihan lain, tapi Arka tidak tau dalam keadaan sekarang apa pilihan lainya, jadi Arka setuju dengan hukuman yang diberikan dari Papa," ucap Arka.
"Bagus kalau kamu mau menikahinya bagaimanapun semua ini karena kelakuan b*jatmu, Papa tidak pernah mengajarkanmu melakukan hal bodoh itu," ucap Papa Daffa.
"Apa dia ada disini, Pa?" tanya Arka dan diangguki Papa Daffa.
"Kami tidak mau tanya bagaimana dia tadi dirumahnya?" tanya Papa Daffa.
"Kenapa memangnya?" tanya Arka.
"Dia tadi dipaksa untuk menikah dengan Pamannya bahkan dia tadi dipukuli sampai di seret untuk menikah dengan pamannya, kalau saja Papa dan Mamamu tidak datang bisa dipastikan dia sudah menikahi Pamannya dan anakmu tidak akan bertemu denganmu," ucap Papa Daffa yang membuat Arka dag-dig-dug.
"Terus dia sekarang baik-baik aja kan, Pa?" tanya Arka.
"Dia baik-baik saja, dia sekarang akan tidur dengan Audy dan Papa melarangmu untuk bertemu dengannya malam ini," ucap Papa Daffa.
"Kenapa?" tanya Arka.
"Tidak kenapa-napa, hanya saja Papa masih punya dendam denganmu, oh iya untuk pernikahanmu biar Papa dan Mama yang urus, untuk wali Papa serahkan kepada Aleta dia mau Ayahnya sendiri yang menjadi wali atau orang lain," ucap Papa Daffa lalu keluar dari kamar Arka.
"Kenapa jadi kayak gini sih? Lo juga, Ka, kenapa sampe salah orang sih, lo gak tau siapa calon istri lo, tapi bisa-bisanya lo nanam benih ke rahim tuh cewek," gumam Arka yang mulai frustasi.
Arka tidak tau harus berbuat apa karena memang ini kesalahannya, Arka masih ingat saat perempuan tersebut mengatakan jika ia tidak mengerti maksud Arka dan dia masuk ke kamar tersebut hanya untuk menghindari seseorang.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Kamiem sag
ah.... Arka
2023-10-07
0
Denzo_sian_alfoenzo
lita punya mertua baik bgtz 🥰
2023-06-16
0
Erny Manangkari
orang tua yang bijak Tan mau bertanggung jawab atas apa yang di lakui anakx
2022-09-07
2