Sudah hampir dua bulan Aleta memulai hidup barunya, untuk berita mengenai dirinya seminggu setelahnya orang-orang mulai berhenti membicarakannya, ya walaupun begitu, masih ada beberapa orang yang membicarakannya secara terang-terangan.
Satu hal yang sangat Aleta benci yaitu Om Fariz, selama dimeja makan keluarganya terus memuja Om Fariz sampai bosan Aleta mendengarnya.
Pernah satu hari Ayah Abram menanyakan pendapat Aleta mengenai Om Fariz dan Aleta jawab dengan jujur kalau Om Fariz itu sudah ia anggap sebagai Omnya sendiri dan tanpa Aleta duga Ayah Abram justru mengatakan jika Aleta dan Om Fariz cocok menjadi pasangan suami istri.
Hal itu sontak membuat Aleta menatap tak percaya ke arah Ayah Abram dan juga keluarganya, jadi selama ini keluarganya membahas mengenai Om Fariz karena ingin menjodohkan Aleta dengan pria tua itu. Namun Aleta tidak meresponnya dan pergi begitu saja.
Saat ini hari Minggu, hari untuk Aleta bermalas-malasan, tapi tiba-tiba rasa mual menyerangnya, "Huek huek huek," Aleta pun memuntahkan semuanya, namun yang keluar hanya cairan bening saja.
Aleta hampir tiga hari merasakan mual, tapi setiap dimuntahkan hanya cairan. Aleta semakin penasaran dengan apa yang terjadi dengannya.
Namun setelah mengingat jika ia telat datang bulan, Aleta pun mengambil alat testpack yang ada di laci meja riasnya, Aleta sudah membeli alat testpack itu dua hari setelah ia melakukannya dengan pria yang tidak ia kenal itu.
Aleta mengeceknya dan betapa terkejutnya ternyata hasil dari alat tersebut garis dua yang menandakan saat ini ia tengah mengandung anak dari pria tersebut.
"Gimana ini?" tanya Aleta.
"Aku harus kuat, aku harus bisa hadapin semua ini, sayang bertahan sama Bunda ya," lanjut Aleta sambil mengelus perutnya.
Aleta bersikap seolah tak terjadi apa-apa, ia harus merahasiakannya hal ini dan segera keluar dari rumah ini sebelum keluarganya tau jika saat ini Aleta tengah hamil.
"Kak Leta mau makan apa kok kayak nyari sesuatu di kulkas?" tanya Gladis.
"Kamu ambil es krim Kakak?" tanya Aleta.
"Gak kok Kak, Gladis gak ambil es krimnya kak Leta," ucap Gladis.
"Es krim tadi milik Kak Leta, maaf Kak, Vanya gak tau, Vanya kirain es krim itu sengaja buat dimakan bersama maaf ya Kak," ucap Vanya dengan nada sedih.
"Hem," ucap Aleta malas karena disebelah Vanya sudah ada Geo.
Saat ini Aleta sudah tidak memiliki perasaan sama sekali dengan Geo, ia hanya kecewa saja karena ia bisa menjalin hubungan dengan orang seperti Geo.
Aleta lalu pergi dari tempat tersebut, "Apa aku ke dokter aja ya? aku mau ngecek udah berapa bulan si baby," ucap Aleta pada dirinya sendiri lalu bersiap untuk ke rumah sakit.
Saat di ruang tamu Aleta melihat keluarganya yang tersenyum bahagia, "Kamu mau kemana?" tanya Bunda Dea.
"Mau keluar ada urusan bentar," ucap Aleta.
"Nanti pulangnya jangan malam-malam Ta, soalnya ada tamu," ucap Bunda Dea.
"Hem, Leta usahain," ucap Aleta lalu keluar dari rumah.
Ia pun menuju ke rumah sakit dan mengambil nomor antrian, setelah beberapa saat kemudian nama Aleta di panggil, Aleta langsung masuk kedalam.
"Halo, cantik banget," ucap Dokter Via.
"Terima kasih Dok," ucap Aleta.
"Suaminya mana?" tanya Dokter Via dan Aleta hanya tersenyum mendengarnya karena ia tidak tau harus menjawab apa.
"Yasudah, mungkin ayahnya lagi kerja sekarang kita cek dulu ya Bu," ucap Dokter Via, yang mengerti maksud dari senyum Aleta.
Dokter Via pun mulai memeriksa Aleta, "Usia kehamilan Bu Aleta sudah memasuki Minggu ke 8, mungkin untuk awal kehamilannya nanti Bu Aleta akan merasakan mual atau ingin sesuatu itu hal yang wajar, nanti kalau ada flek di **** **********, Bu Aleta bisa datang atau bisa menghubungi saya," ucap Dokter Via dan diangguki Aleta.
"Dok, ehm, kalau seandainya aborsi itu bagaimana ya Dok?" tanya Aleta.
"Ibu ingin melakukan aborsi?" tanya Dokter Via.
"Ehm, enggak kok Dok, saya hanya bertanya," ucap Aleta.
"Saya tidak tau kenapa banyak wanita yang melakukan aborsi padahal mereka tau konsekuensi jika melakukan hubungan intim dengan pasangannya yaitu hamil, tapi banyak perempuan di luaran sana setelah ia dinyatakan hamil malah melakukan aborsi padahal banyak wanita diluar sana yang ingin segera hamil, saya sangat tidak suka karena saya seorang dokter kandungan yang berusaha agar bay lahir dengan sehat," ucap Dokter Via.
"Dokter Via tidak perlu khawatir saya tidak akan melakukan aborsi, saya tadi hanya ingin tau saja," ucap Aleta.
"Baguslah kalau begitu ini saya kasih vitamin supaya janinnya lebih kuat, tapi Bu Aleta juga gak boleh kecapean takutnya nanti hal itu berpengaruh ke perkembangan janin," ucap Dokter Via dan diangguki Aleta.
"Tapi, ehm saya mau tanya, jadi Dok saya kan hanya melakukannya satu kali dengan ayah anak saya, tapi kenapa langsung jadi ya?" tanya Aleta.
"Itu artinya ****** dari ayah anaknya Bu Aleta sangat bagus, terus juga Bu Aleta sehat, jadi meskipun Bu Aleta dan suami hanya melakukannya sekali, tapi langsung jadi," ucap dokter Via dan Aleta hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah itu, Aleta pun keluar dari ruangan tersebut, "Aku harus gimana ini? aku gak bisa nyembunyiin kehamilanku?" tanya Aleta pada dirinya sendiri.
Aleta pun keluar, tapi bukan pulang ingin menenangkan diri di taman dekat rumahnya.
.
Disisi lain, Arka yang duduk di sofa ruang tamu hanya memikirkan mengenai Aleta, 'Dia udah beberapa bulan gak ada perubahan, kayaknya emang dia gak mungkin hamil deh, gue juga cuma sekali ngelakuinnya gak sampe beberapa kali juga,' ucap Arka dalam hati.
Saat sedang bergelut dengan pikirannya tiba-tiba ponselnya berdering, "Kenapa, Vin?" tanya Arka.
"Ka, lo ke rumah sakit A sekarang," ucap Kevin.
"Kenapa emangnya?" tanya Arka.
"Udah lo ke rumah sakit A aja cepetan," ucap Kevin.
"Ya, bentar," ucap Arka lalu bersiap untuk ke rumah sakit A.
"Mau kemana kamu?" tanya Mama Febby.
"Arka ada urusan bentar sama Kevin, Ma," ucap Arka.
"Yaudah, hati-hati," ucap Mama Febby.
Arka pun melajukan motornya menuju rumah sakit yang di maksud Kevin, sesampainya disana ia melihat Kevin di ruang tunggu rumah sakit, "Kenapa lo nyuruh gue kesini ganggu hari libur gue aja?" tanya Arka.
"Gue tadi kesini buat nemenin Kakak gue cek kandungan dan lo tau gue ngeliat siapa tadi?" tanya Kevin.
"Gak tau dan gak mau tau," ucap Arka.
"Mustahil kalo gak gak mau tau," ucap Kevin.
"Lo sebenarnya mau bicara apa sih cepetan deh, jangan buat waktu gue sia-sia nih?" tanya Arka yang tidak sabaran.
"Gue tadi ngeliat Aleta Diandra Alianggra," ucap Kevin.
"Ya, terus apa hubungannya sama gue?" tanya Arka.
"Lo nih ya, bener-bener g*blok," ucap Kevin.
"Lo kesini cuma buat ngehina gue," ucap Arka.
"Ck, Aleta tadi ketemu sama dokter kandungan," ucap Kevin.
"Terus?" tanya Arka.
"Hah!" Kevin pun terkejut dengan nada santai bos sekaligus sahabatnya ini.
"Eh! tunggu maksud lo Aleta putri pertama keluarga Alianggra?" tanya Arka.
"Baru nyadar lo?" sarkas Kevin.
"Terus sekarang dia dimana?" tanya Arka.
"Dia baru aja keluar dari rumah sakit," ucap Kevin.
Arka pun berdiri dan berjalan menuju pintu keluar rumah sakit, "Mau kemana lo?" tanya Kevin.
"Ya, mau ketemu sama dia, gue mau pastiin dia hamil atau gak," ucap Arka.
"Lo itu emang bener-bener nol ya Ka kalau masalah kayak gini, ngapain lo kejar dia, mending kita tanya langsung aja dia hamil atau gak ke dokternya," ucap Kevin.
"Eh, bener juga lo," ucap Arka.
Arka dan Kevin pun saat ini sudah berada di ruangan dokter Via, "Ini ada apa ya kok kalain kesini? apa salah satu dari kalian ada yang hamil?" tanay Dokter Via.
"Bukan dok, kita disini hanya untuk tanya mengenai pasien yang bernama Aleta, kalau boleh tau tadi dia kesini ada apa ya?" tanya Kevin.
"Kalau wanita kesini ya pastinya dia sedang hamil," ucap Dokter Via.
"Jadi Aleta sedang hamil Dok?" tanya Arka.
"Iya, dari hasil pemeriksaan tadi Bu Aleta sedang hamil," ucap Dokter Via.
"Kalau boleh tau Dok, berapa bulan ya?" tanya Arka.
"Usia kehamilannya sudah memasuki Minggu ke 8," ucap Dokter Via.
"Minggu ke 8 itu artinya udah 2 bulan ya Dok," ucap Arka dan diangguki Dokter Via.
"Terima kasih Dok," ucap Kevin.
Mereka berdua pun keluar dari ruangan tersebut "Ka, kalo menurut gue dia anak lo karena waktunya pas banget setelah lo ngelakuin itu sama dia," ucap Kevin.
"Iya Vin, gue juga tau kalau itu anak gue, sekarang gue pulang dulu, gue mau kasih tau ke orangtua gue," ucap Arka.
"Lo yakin?" tanya Kevin.
"Gue gak yakin, tapi gue harus kasih tau mereka, gue bakal terima apapun resikonya," ucap Arka.
"Gue temenin," ucap Kevin dan diangguki Arka.
"Tapi, nanti kalau gue dipukul sama bokap gue, lo jangan ngetawain gue loh ya," peringat Arka.
"Iya iya gue tau," ucap Kevin.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Kamiem sag
gitu dong Arka cepat lapor ke ortu cepat jugalah maunya bertanggungjawab
2023-10-07
0
Denzo_sian_alfoenzo
bnrw konyol skli 😅
2023-06-16
0
Evi
aq suka kamu arka kamu laki" bertanggung jawab
2022-10-16
2