Aleta Diandra Alianggra merupakan anak dari seorang pengusaha di kota A meskipun dia lahir dari keluarga yang berkecukupan, tapi dia tidak pernah merasakan bagaimana kasih sayang dari keluarganya, meskipun begitu ia tidak pernah mengeluh bahkan Aleta berusaha keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sampai saat ini.
Aleta merupakan pribadi dengan sikap lembut dan perhatian pada semua orang yang ada disekitarnya, tapi Aleta juga cukup penakut dalam segala hal seperti saat bertemu dengan orang baru sebab itu Aleta hanya memiliki seorang sahabat bernama Tami.
Aleta sendiri memiliki dua Adik yang pertama Vanya Violet Alianggra dan juga Gladis Reandra Alianggra. Sedangkan, Ayahnya yaitu Abram Alianggra bisa dikatakan gila dengan harta, karena itu saat keluarga Trimono berniat menikahkan putra mereka dengan putri keluarga Alianggra ia merasa senang bukan main karena dengan ini perusahaannya akan semakin berkembang begitupun dengan Bunda Aleta yang bernama Dea Maria Alianggra.
"Al, sebelum berangkat kerja jangan lupa makan dulu," ucap Bunda Dea.
"Iya Bunda," ucap Aleta lalu memakan sarapannya, namun dengan perasaan yang tidak tenang tentunya.
'Tumben banget Bunda nyuruh makan, mana suaranya lembut banget lagi, biasanya juga kayak macan tutul lagi PMS,' ucap Aleta dalam hati.
"Kamu hari ini jadi pergi sama Tami, Al?" tanya Bunda Dea.
"Iya, jadi kok Bun, kan Tami sama Aleta udah janjian," ucap Aleta.
"Kamu beneran?" Tanya Bunda Dea.
"Iya Bunda, yaudah kalo gitu Aleta pergi dulu ya Bun," ucap Aleta lalu pergi dari rumah tersebut.
Saat Aleta keluar rumah merasa heran dengan Bundanya hingga suara klakson mobil menyadarkan lamunannya "Astaga Tami, kaget aku," ucap Aleta.
Tami sendiri merupakan satu-satunya sahabat Aleta sejak mereka SMA, awalnya Aleta kira Tami seorang yang cuek. Namun, setelah kenal lebih dalam lagi, Aleta tau jika sahabatnya ini sangat perhatian bahkan mereka berdua memutuskan untuk bekerja di satu perusahaan.
"Hehehe, yaudah yok keburu telat nih," ucap Tami dan diangguki Aleta lalu Aleta pun masuk kedalam mobil.
"Lo kenapa Al kok kayak mikirin sesuatu gitu?" tanya Tami.
"Ada yang aneh deh sama Bunda hari ini," ucap Al.
"Aneh, apanya yang aneh?" Tanya Tami.
"Masa Bunda tadi pagi nyuruh aku sarapan sih padahal biasanya kan gak pernah Bunda kayak gitu," ucap Aleta.
"Mungkin Tante Dea ingin berubah Al," ucap Tami.
"Mustahil kalo Bunda berubah pasti ada sesuatu yang bakal terjadi deh, Mi," ucap Aleta.
"Udah Al, kamu jangan mikir yang negatif," ucap Tami.
"Ya, aku berharap semua yang aku pikirin ini gak bener, Mi," ucap Aleta.
Setelah menempuh perjalanan 50 menit akhirnya mereka sampai di tempat kerjanya, Aleta bekerja di salah satu perusahaan ternama di kota A yaitu Axa grup dimana Axa grup sendiri merupakan perusahaan yang tidak cukup berkembang pada masanya di negara A.
Saat ini banyak yang ingin bekerjasama dengan perusahaan tempatnya bekerja, namun meskipun begitu yang ingin bekerjasama hanya perusahaan kecil sehingga keuntungan tidak terlalu besar bahkan perusahaan tempat Aleta bekerja mulai mengalami masalah keuangan.
"Lama banget sih kalian," ucap Wein manager di perusahaan tersebut.
"Maaf manager, tadi jalanan sedikit macet," ucap Aleta.
"Alah alasan terus, nih buat lo," ucap Wein dan memberikan Aleta beberapa berkas karena terlalu banyak berkasnya Aleta pun tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya dan terjatuh.
"Aleta, lo gapapa?" tanya Tami.
"Aku gapapa kok Mi," ucap Aleta.
"Gitu aja manja banget," ucap Wein lalu pergi dari tempat tersebut.
"Tuh orang ada masalah apa sih sama lo kok kayaknya gak bisa banget liat lo tenang sehari," ucap Tami yang mulai emosi.
"Udah gapapa kok, Mi," ucap Aleta.
"Tapi, tuh orang udah keterlaluan banget sama lo," ucap Tami.
"Hei aku gapapa kok, sekarang mendingan aku kerjain tugasku, kan nanti kita mau jalan-jalan," ucap Aleta.
"Yaudah deh lo kalo buruh bantuan bilang ke gue ya," ucap Tami dan mendapat jempol dari Aleta.
"Siap Bu Bos," ucap Aleta lalu menuju meja kerjanya.
Cukup lama Aleta berkutat dengan berkas-berkasnya akhirnya Aleta selesai jam menunjukkan pukul 4 sore yang artinya waktu pulang, Aleta pun segera menuju ke meja Tami "Mi, aku udah selesai kita jadi jalan-jalan kan?" tanya Aleta.
"Maaf banget Al, gue gak bisa ini tadi nyokap gue baru banget ngabarin gue dan bilang kalo gue disuruh cepet pulang," ucap Tami.
"Yah, padahal aku udah gak sabar mau jalan-jalan loh," ucap Aleta.
"Maaf banget ya Al, gue janji lain kali pasti kita jalan-jalan ya," ucap Tami.
"Yaudah deh, tapi kan bentar lagi aku mau nikah, Mi," ucap Aleta.
"Ya biarin, awas aja kalo Geo gak ngizinin lo keluar bareng gue," ucap Tami.
"Hehehe, udah sana pergi nanti kamu malah dimarahin sama Tante Fina lagi," ucap Aleta.
"Yaudah, kalo gitu dadah Aleta, oh iya lo bisa pulang sendiri kan?" tanya Tami.
"Bisa kok, lebih baik kamu pulang sekarang," ucap Aleta lalu menuju mejanya untuk mengambil tasnya, namun Aleta belum keluar dari ruangannya suara seorang perempuan yang cukup keras mengangetkan Aleta.
"Heh Al," panggil Wein.
"Ada apa manager?" tanya Aleta.
"Pake nanya ada apa nih lo kerjain! hari ini juga harus selesai," ucap Wein.
"Tapi, manager inikan sudah jam pulang dan juga ini bukan dari tim pemasaran," ucap Aleta.
"Lo berani ngelawan apa, inget lo itu cuma babu disini jadi lo harus ngerjain semua berkasnya terserah itu dari tim pemasaran, keuangan atau produksi, paham gak lo," ucap Wein.
"Tapi, manager bukannya itu menyalahi aturan," ucap Aleta.
"Oke, ngelawan lagi ya lo, gue bilang kerjain ya kerjain!" ucap Wein dan mendorong tubuh Aleta.
Aleta yang terkejut pun lantas terjatuh karena tubuhnya tidak seimbang hingga pinggangnya terbentur meja.
"Aw," rintih Aleta karena merasakan sakit di bagian pinggangnya.
"Mampus, makanya kalo disuruh itu jangan ngelawan," ucap Wein lalu pergi.
Sedangkan Aleta pun bangun dan mau tidak mau ia mulai mengerjakan apa yang diperintahkan Wein, "Kenapa jadi kayak gini sih?" tanya Aleta dengan pelan.
Jam menunjukkan pukul 12 malam, namun ia belum selesai mengerjakan berkasnya, "Udah jam segini lagi semangat Al bentar lagi selesai kok," gumam Aleta.
Dan saat jam setengah dua barulah Aleta selesai mengerjakan semua berkasnya, "Udah jam segini lagi aku mau cari bus juga susah," gumam Aleta yang keluar dari perusahaan dan saat keluar ada taksi sehingga Aleta pun pulang dengan menggunakan taksi.
Sesampainya di rumah Aleta segera merebahkan tubuhnya di kasur yang bisa dibilang keras, "Huh, besok adalah pertunanganku jadi aku harus siap-siap," ucap Aleta sambil tersenyum.
"Tapi, kenapa Geo gak bisa dihubungi ya? apa jangan-jangan dia juga gugup kayak aku?" tanya Aleta dan setelah itu ia pun mulai memejamkan matanya.
Pagi harinya Aleta bangun, ia tidak bekerja hari ini karena malam nanti adalah hari penting baginya ia juga sudah mengatakan akan izin sejak 5 hari lalu, "Bi Ratih semuanya udah siap kan di hotel?" tanya Aleta.
"Semuanya sudah siap Nona, tinggal acaranya nanti malam saja," ucap Bi Ratih.
"Terima kasih ya Bi, udah mau bantuin Aleta," ucap Aleta dengan tersenyum.
"Sama-sama Nona, semoga Tuan Geo dan Nona Aleta bisa langgeng," ucap Bi Ratih.
"Amin! yaudah Bi kalo gitu Aleta coba periksa di hotel ya siapa tau ada yang gak sesuai," ucap Aleta dan diangguki Bi Ratih.
"Jangan Al! kamu di rumah aja lagian kan udah ada Ayah kamu yang cek semuanya kok, jadi kamu tinggal dateng pas nanti malam aja," ucap Bunda Dea.
"Tapi, Aleta cuma mau lihat kok, gimana persiapannya aja kok Bunda," ucap Aleta.
"Udah jangan, kamu dirumah aja ya, percayain semuanya sama Ayah kamu," ucap Bunda Dea.
"Yaudah deh kalo gitu Aleta ke kamar aja," ucap Aleta.
"Iya iya kamu ke kamar aja nanti malam kita ke hotelnya bareng," ucap Bunda Dea.
"Kenapa perasaan aku gak enak ya gara-gara sikap Bunda, tapi mungkin aja Bunda udah berubah karena aku mau nikah sama Geo," gumam Aleta saat berada di dalam kamar.
Aleta merasa handphonenya bergetar dan ia pun segera mengangkat telepon tersebut, "Halo Mi! kenapa?" tanya Aleta.
"Al, sorry banget kayaknya gue nanti malam gak bisa deh dateng ke tunangan lo sama Geo," ucap Tami.
"Loh kenapa kan kamu udah janji mau dateng nanti malam?" tanya Aleta.
"Iya, tapi ini perusahaan tiba-tiba nyuruh gue ke kota C buat ngerjain proyek disana, gue lupa kemarin direktur udah bilang ke gue terus gue iyain dan sekarang mau gak mau gue mau berangkat," ucap Tami.
"Huh, yaudah deh kalo gitu aku juga gak bisa nyuruh kamu buat batalin proyeknya," ucap Aleta.
"Maaf ya," ucap Tami.
"Iya gapapa kok," ucap Aleta lalu memutuskan sambungan telepon tersebut.
"Gak sabar banget sih buat nanti malem," gumam Aleta.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
IndraAsya
next 💪💪💪😘😘😘
2022-08-02
1