Semalam Aleta pergi dari rumah untuk menenangkan pikirannya karena kemarin ia berantem hebat dengan keluarganya.
Aleta berjalan dengan pikiran yang tak karuan mengingat kejadian semalam, "Gimana aku pulangnya? aku pasti bakal ditanyain terus?" tanya Aleta pada dirinya sendiri.
Aleta pun memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah dan benar saja saat Aleta baru masuk kedalam rumah ternyata sudah ada keluarganya di ruang tamu, mereka melihat Aleta yang baru saja masuk kedalam rumah. Selain keluarganya disana juga ada mantan kekasihnya yaitu Geo.
"Kemana aja kamu semalam gak pulang?" tanya Ayah Abram.
"Bukan urusan Ayah, Leta capek mau istirahat," ucap Aleta.
"Ayah, masih mau bicara sama kamu," ucap Ayah Abram.
"LETA CAPEK YAH! LETA MAU ISTIRAHAT KALO AYAH MAU BICARA NANTI MALAM JUGA BISA KAN BIARIN LETA TENANGIN DIRI DULU!" teriak Leta lalu menuju kamarnya dan ia pun menutup pintu kamar dengan kencang hingga membuat orang yang berada di ruang tamu terkejut.
"Anak itu, semakin hari semakin tidak punya sopan santun setelah mengacaukan pertunangan Vanya sekarang dia malah teriak di depan Ayahnya sendiri," ucap Ayah Abram yang mulai emosi.
"Udah Yah, biarin Kak Leta tenang dulu," ucap Vanya.
Didalam kamar, Aleta menangis melihat sikap Ayahnya, "Apa aku bukan anak Ayah, sampai Ayah ngelakuin semua ini ke aku?" tanya Aleta pada dirinya sendiri.
Aleta pun merebahkan dirinya di ranjangnya, "Tuhan, Leta capek, Leta pengen hilang dari dunia ini hiks hiks hiks gak ada lagi yang bisa dibanggakan dari Leta, Leta juga bukan wanita baik-baik, Leta udah kehilangan semuanya bahkan Leta kehormatan Leta pun sudah direnggut oleh orang yang Leta tidak tau siapa dia hiks hiks hiks," gumam Leta, yang tidak dapat menahan tangisnya.
"Gak, Leta kamu harus semangat apapun itu, ingat kamu harus ngelupain semuanya dan mulai hidup yang baru," lanjut Aleta dan berusaha untuk tersenyum.
Aleta pun membersihkan dirinya, setelah itu ia mengistirahatkan tubuhnya karena ia sangat lelah hari ini, mungkin juga salah satu efek dari semalam dimana ia terus menangis.
Aleta tiba-tiba teringat dengan pria yang telah merenggut kehormatannya, "Siapa dia? apa sih Ta, gak usah mikirin dia deh, sekarang kamu harus lanjutin kehidupan kamu. Anggap aja kalo gak terjadi apa-apa antara kamu dan pria itu, tapi aku gak mungkin hamil kan, lagian aku sama dia kan baru sekali masa langsung jadi?" tanya Aleta.
Aleta pun mencoba melupakan semua permasalahannya dan segera tidur agar ia bisa kembali beraktifitas seperti biasa.
Pagi harinya Aleta sudah bersiap untuk ke kantor, "Gimana pun masalahku, aku tetap seorang karyawan, aku harus penuhin kebutuhanku sendiri terserah mereka mau caci maki aku," gumam Aleta lalu keluar dan menuju meja makan, disana sudah ada semua keluarganya bahkan Geo pun ada.
Aleta duduk seolah tidak terjadi apa-apa, "Kamu udah mau kerja, Ta mending kamu istirahat aja kamu kelihatan capek banget loh," ucap Bunda Dea.
"Leta, gapapa kok," ucap Aleta lalu memakan sarapannya dan menghiraukan semua tatapan yang mengarah padanya.
Setelah sarapan Aleta pun bersiap untuk pergi "Terima kasih makanannya, Bi," ucap Aleta lalu pergi tanpa berpamitan ke keluarganya.
Aleta berterima kasih pada Bi Ratih karena memang hanya Bi Ratih yang memasak, untuk Bunda Dea tidak pernah mau memasak karena takut mengotori tangannya.
Karena Tami tidak menjemput Aleta, maka Aleta hari ini menaiki bus untuk ke kantor, sesampainya di kantor banyak karyawan yang menatap tajam ke arah Aleta.
Jelas Aleta tau karena berita mengenai dirinya sudah beredar luas di seluruh negeri, keluarganya memang bukan dari keluarga yang terkenal, tapi Geo yang merupakan putra kedua dari keluarga Trimono yang menjadikan berita ini begitu besar.
Aleta sudah menulikan telinganya sejak di rumah, ia tau bahwa di kantor akan heboh dan benar saja bukan saat Aleta datang semuanya mulai bergosip.
Aleta terus berjalan sampai di depan lift, saat berada didalam lift pun banyak yang secara terang-terangan melihat ataupun berbicara tentang Aleta.
Sebelum keluar dari lift Aleta berbalik menatap orang-orang yang sedari tadi membicarakannya, "Jangan lupa tulis di grup obrolan, jika Aleta merusak dekorasi yang ia pesan sendiri atau gak tulis Aleta hampir gila," ucap Aleta lalu keluar dari lift.
Aleta berjalan menuju ruangannya dan saat ia masuk kedalam ruangannya semua mata tertuju padanya, "Kenapa? kalian mau bicara tentangku, silahkan aku gak ngelarang kok?" tanya Aleta dengan santai lalu menuju kursinya.
"ALETA!" teriak Tami yang baru saja datang, ia pun menghampiri Aleta dan memeluknya.
"Kamu kenapa, Mi?" tanya Aleta.
"Pake nanya segala, kenapa lo gak bilang kalo Geo malah tunangan sama si Medusa?" tanya Tami.
"Hehehe, aku juga baru tau pas acara tunangan," ucap Aleta dengan santai.
"Are you okey?" tanya Tami.
"Emang aku keliatan sakit apa?" tanya Aleta.
"Ya, gak sih, siapa tau kamu sakit hati sama Geo," ucap Tami.
"Kalo sakit hati, ya sakit hati lah orang aku sama Geo udah lama banget pacarannya, eh malah aku yang dibilang pelakor kan lucu," ucap Aleta.
"Gue saksi hubungan lo sama tuh buaya kampung, jadi lo gak perlu khawatir kalo ada yang bilang lo pelakor lagi karena gue bakal kasih pelajaran tuh orang," ucap Tami.
"Makasih ya, Mi," ucap Aleta dan diangguki Aleta.
"Baru pagi-pagi udah bikin orang emosi aja," omel Caca yang baru saja sampai.
"Kenapa lo?" tanya Faiq.
"Tuh gue baru ngadepin karyawan pengangguran kerjaannya gosipin orang muluh heran gue, kok bisa-bisanya perusahaan nerima mereka," omel Caca yang belum menyadari keberadaan Aleta.
Caca pun duduk di kursi yang berada di belakang Aleta, "Woh, pengen banget gue cabein mulut mereka enak aja bilang kalo Aleta pelakorlah, gak punya harga dirilah mereka gak nyadar apa yang gak pak punya harga diri tuh mereka," omel Caca.
"Hust," peringat Faiq yang menunjuk Aleta dengan dagunya, Caca pun berbalik untuk melihat arah yang ditunjuk Faiq.
"AAAAA ALETA," teraik Caca lalu memeluk Aleta.
"Udah selesai ngomelnya?" tanya Aleta.
"Hehehe, kesel tau gak gue itu liat mereka, btw lo gapapa kan?" tanya Caca.
"Aku baik-baik aja jadi gak usah khawatir," ucap Aleta.
"Kalian pikir ini rumah kalian apa pagi-pagi udah pelukan," ucap Wein.
"Manager," sapa Caca, yang berusaha sopan.
"Oh, jadi ini yang lagi heboh di seluruh negeri, bikin malu perusahaan aja," ucap Wein.
"Ada apa manager kesini?" tanya Tami.
"Saya cuma mau liat aja gimana rupanya orang yang lagi trending," ucap Wein.
"Kalau memang hanya itu manager bisa pergi sekarang," usir Caca.
"Heh, kalian udah berani ngusir saya," ucap Wein yang mulai emosi.
"Ca, Mi, udah ya gak usah diladenin," ucap Aleta.
"Maaf, manager saya rasa jika manager ingin melihat saja, manager bisa menyuruh saya untuk masuk kedalam ruangan manager dan bisa melihat saya sepuasnya," ucap Aleta sambil tersenyum lalu duduk di tempatnya.
Caca dan Tami tersenyum melihat sikap berani Aleta biasanya jika Wein berulah Aleta hanya diam saja, namun kali ini Aleta berani untuk berbicara secara langsung dengan Wein.
Wein yang mendengarnya pun langsung emosi dan keluar dari ruangan tersebut, "Wah, keren," ucap Caca sambil mengangkat kedua jempol tangannya.
"Kalo ada yang kayak gitu lagi gak usah kalian respon, asal kalian tau aku dari rumah udah siap dengan semua omongan orang, jadi kalian gak perlu buang tenaga kalian cuma buat ngurusin hal kayak gini," ucap Aleta.
"Salut banget gue sama temen gue yang satu ini," ucap Tami.
Aleta pun kembali ke pekerjaan, setelah cukup lama berkutat dengan berkas-berkas saat ini jam istirahat "Ta, makan yuk di kantin laper nih," ajak Caca.
"Yuk," jawab Aleta.
"Tami, kemana?" tanya Aleta.
"Dia udah di kantin tadi setelah meeting, mungkin dia sekarang lagi nunggu kita," ucap Caca dan diangguki Aleta.
Mereka berdua pun menuju ke kantin perusahaan, selama perjalanan Aleta dan Caca dapat mendengar pembicaraan para karyawan yang semuanya tertuju pada Aleta.
Caca mulai terpancing dan ingin memarahi mereka.
Namun Aleta segera menarik tangan Caca "Udah Ca, kan aku udah bilang gak usah di ladenin omongan orang anggap aja kalo itu pujian buat aku," ucap Aleta.
"Huh, sabar Ca, gak boleh emosi," gumam Caca.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Kamiem sag
penulis, berapa gaji Aleta? apagak cukup utk ngekos atau sewa apartemen? kalo Aleta kerja diperusahaan Geo tolonglah suruh risen aja
2023-10-07
0
Alya Yuni
Itlah kebegoan Aleta
2023-03-15
0
Erny Manangkari
yang sabar ya aleta
2022-09-07
0