CRD Ada Debu Dimataku

"Apa yang sedang mereka lakukan?" keluh Louise saat menyadari begitu banyak pekerja kantornya, terutama wanita muda yang berlalu-lalang di sekitarnya.

William, pria melankolis yang sejak tadi bersamanya mengerutkan dahi begitu mendengar keluhan Louise, "Tentu saja menyambutmu, memangnya apalagi yang menarik selain itu?" jawab William.

Apa yang dikatakan William memang benar. Sejak Louise dan William menginjakkan kaki mereka, semua pandangan tertuju padanya.

Sekumpulan pekerja kantoran itu siap untuk menyapa dua pangeran tampan di perusahaan tempat mereka bekerja.

Jika Louise tampak tidak senang, berbeda halnya dengan William. Dia terlihat biasa saja, mau bagaimana lagi hal seperti ini kan sudah biasa terjadi sejak dulu.

Saat ini, William berjalan sedikit di belakang Louise. Sepertinya dia tahu dimana harus memposisikan dirinya. Sepanjang jalan, sapaan terus mereka dapatkan.

"Selamat pagi, Presdir Louise!"

"Selamat pagi, Tuan William!"

"Selamat pagi, Bos!"

"Ck," dengus Louise pelan.

Menyapa ya menyapa saja, kenapa harus sedekat itu, juga kenapa menunjukkan senyum selebar itu. Apa ingin memperlihatkan senyum yang tidak ada manis-manisnya sama sekali di mata Louise?

"Selamat pagi semuanya! Maaf, Presdir Louise sedang sariawan jadi tidak bisa menjawab salam kalian. Silahkan kembali ke tempat kalian masing-masing dan mulai bekerja," ujar William meredam keributan.

William sibuk mengusir karyawan itu secara halus, sementara Louise terus berjalan secepat mungkin tanpa menghiraukan mereka sedikitpun.

"Menyebalkan," batin Louise.

Louise tidak masalah dengan sapaan, yang bermasalah adalah jarak juga dandanan menor lengkap dengan pakaian mereka yang terlihat kurang bahan sangking ketatnya.

Tidak lama kemudian, Louise dan William sudah berada di depan lift khusus yang hanya bisa di akses oleh orang-orang tertentu. Terutama untuk mereka berdua. Mereka akan selalu di dahulukan mengingat keduanya adalah orang nomor satu dan dua di perusahaan ini.

Akan sangat menyebalkan jika harus berada di dalam satu lift dengan salah satu dari wanita-wanita itu bukan?

Ting.

Pintu lift terbuka. Louise dan William telah sampai di lantai ruangan mereka.

"Will, aku ada pekerjaan untukmu," ucap Louise sesampainya mereka memasuki ruangan Louise.

"Apa itu?" tanya William sambil menutup pintu. William adalah orang yang patuh dan sangat bisa diandalkan. Jadi, ketika Louise sudah menyampaikan permintaan maka William akan segera menurutinya.

"Pecat gadis-gadis itu!" perintah Louise datar.

"Gadis-gadis. Gadis yang mana?" tanya William tak mengerti. Ada banyak gadis di sepanjang jalan tadi. Jadi mana yang harus dipecat?

"Semuanya, aku tidak butuh karyawan seperti mereka. Bukannya segera masuk ke ruangan dan bekerja dengan baik tapi malah berdandan menor dan bertingkah aneh seperti itu," jelas Louise

"Tapi,-"

"Tidak ada tapi-tapian. Ingat, lebih cepat lebih baik."

Louise memotong pembicaraan William yang masih memproses perintah Louise. Karyawan sebanyak itu, dipecat sekaligus? Itulah yang sebenarnya ingin William tanyakan.

"Louise, mereka akan demo jika dipecat tanpa alasan yang jelas dan masuk akal," cegah William.

"Katakan saja pada mereka bahwa mereka telah mengganggu kenyamananku. Itu membuat moodku menjadi buruk dan mempengaruhi performa kerjaku. Itu bisa mempengaruhi keuntungan perusahaan dan itu adalah sebuah kejahatan. Apa mereka bisa ganti rugi jika aku mengalami kerugian besar? Agar mereka diam, beri saja mereka pesangon 10 kali lipat dari biasanya, kemudian rekrut karyawan baru untuk menggantikan posisi mereka dan utamakan yang sudah berkeluarga. Satu lagi, besok pagi aku ingin data lengkap seluruh karyawan di Matthews Group. Jangan lupa memisahkan mereka berdasarkan gender juga durasi mereka bekerja disini. Juga lampirkan top karyawan dengan kinerja yang bagus, aku ingin memberikan reward untuk mereka," jelas Louise.

"Baiklah, sesuai keinginanmu," jawab William mengalah dan berbalik arah.

"Kau mau kemana?" tanya Louise ketika melihat William akan keluar dari ruangannya.

"Tentu saja memproses pemecatan masal mereka dan mengurus apa yang kau minta."

"Serahkan saja kepada HRD untuk mengurusnya. Aku membawamu bersamaku tidak untuk mengurus hal sepele semacam itu," tegur Louise.

"Sepele katamu, ini akan mengakibatkan keributan besar tahu?"

"Maka biarkan saja, pada akhirnya mereka akan diam setelah lelah," kata Louise menyepelekan.

"Baiklah, terserah kau saja."

Lagi-lagi William mengalah. Dengan cekatan William mengambil ponselnya dan menghubungi HRD untuk menyampaikan perintah Louise. Biasanya William tidak seperti ini, dia akan berjalan menuju HRD sekalian mampir ke pantry mengambil kopi. Tapi jika Louise mencegahnya untuk pergi, maka dia tidak akan pergi.

"Apa kau sudah selesai?" tanya Louise lima menit kemudian.

"Hanya menelepon saja, tidak butuh sampai 5 menit bukan?" jawab William singkat.

Iya, bagi William menelepon seperti ini hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit. Tapi, mendengar pertanyaan Louise membuat perasaannya tiba-tiba menjadi tidak enak.

"Ada apa, kenapa melihatku seperti itu?" tanya William ketika melihat Louise tersenyum licik di hadapannya.

Louise tidak menjawab apapun, tapi satu tangannya dengan cepat mendorong William mundur sampai terduduk di sofa.

"Hei-hei apa yang sedang kau lakukan?" tanya William kaget.

Tiba-tiba saja Louise mendorongnya hingga terjatuh, adegan seperti ini sangat familiar. Mirip-mirip dengan adegan pemeran pria dan wanita di sebuah film dewasa.

"Louise masih normal bukan? Dia tidak berubah menjadi seorang gay meskipun pernah di tolak wanita bukan?" batin William panik.

"Will, apa yang sedang kau pikirkan? Tidak perlu memasang wajah seperti itu. Aku tidak tertarik dengan manusia berdada rata sepertimu," cibir Louise.

"Sialan! Aku ini seorang pria, sudah pasti aku berdada rata!" umpat William kesal.

Louise kembali tersenyum, entah kenapa dia sangat senang membuat William marah-marah seperti ini. Terlihat imut dan menggemaskan meskipun William sudah bukan anak kecil lagi seperti dua puluh lima tahun yang lalu.

"Kau gantikanlah aku dulu, aku akan pergi sebentar," pamit Louise santai.

"Pergi katamu? Apa kau mau pergi sebelum melakukan apa-apa?" tanya William dengan posisi masih duduk di sofa.

"Memangnya aku harus melakukan apa?" respon Louise dingin.

"Tentu saja bekerja!" jawab William emosi.

"Bukankah aku sudah memerintahkan untuk memecat semua karyawan menyebalkan itu dan mencari penggantinya segera? Aku juga sudah menyuruh untuk mengumpulkan data-data karyawan secepat mungkin, bukankah aku sudah bekerja?" tanya Louise mengingatkan

"Apa kau pikir kau senganggur itu? Lihatlah apa yang sudah aku siapkan di mejamu!" jawab William kesal. Tangannya menunjuk ke meja dimana berkas-berkas menumpuk tinggi, mereka sudah menunggu Louise sejak kemarin, berkas itu tidak akan berguna selama Louise tidak membubuhkan tanda tangannya disana.

"Aku sedang tidak mood. Aku akan pergi sebentar untuk mencari udara segar," jawab Louise sambil berjalan kearah pintu, mengabaikan William yang sudah dikejar deadline.

"Louise, kau membuatku sakit kepala. Katakan, kau mau kemana?" tanya William. Sekarang dia sudah berdiri, berdiri sambil menunjuk-nunjuk dada Louise.

"Perpustakaan," jawab Louise singkat.

"Perpustakaan? Mencari udara segar disana, apa kau sudah gila?"

"Setidaknya disana tidak akan ada gadis aneh dengan dandanan menor yang melintas di hadapanku," jawab Louise sinis.

"Baiklah, tapi setidaknya uruslah pekerjaanmu dulu," pinta William lagi.

"Tenang saja, aku akan menyelesaikannya setelah kembali nanti. Aku pergi sekarang," jawab Louise cepat bersamaan dengan tertutupnya pintu ruangan. Menyisakan William yang masih berdiri mematung sendirian, membayangkan kekacauan yang akan dihadapinya setelah kepergian Louise.

.

.

.

Louise mungkin benar, di perpustakaan mungkin tidak akan ada gadis aneh dengan dandanan yang menor dan menyebalkan. Tapi, disini dia akan diijinkan untuk melihat satu bunganya yang indah. Satu bunga yang tidak bisa dia beli dengan uang tapi kata Oskar bisa dia dapatkan dengan ciuman.

Iya, di tempat ini sekali lagi Louise bertemu dengan Joanna. Joanna yang kembali sukses mencuri perhatiannya untuk yang kedua kalinya.

Perpustakaan adalah salah satu tempat yang disukai Louise. Di jaman sekarang, akan sangat sedikit orang yang pergi ke perpustakaan, mereka lebih suka menghabiskan waktu mereka di pusat-pusat perbelanjaan atau tempat wisata untuk melepas penat.

Sangat berbeda dengan Louise, dia merasa tempat ini adalah tempat yang cukup aman. Dia bisa tenang tanpa seorangpun yang mengganggunya karena mereka akan fokus dengan bukunya masing-masing. Saat ini, tidak banyak orang pengunjung yang hadir. Kalau Louise tidak salah hitung mungkin hanya sekitar sembilan orang saja termasuk dirinya juga seorang petugas.

Louise berjalan lurus ke ujung terjauh, melihat-lihat buku di salah satu rak yang ada disana. Memilah buku mana yang dirasa cocok untuk menemani menghabiskan waktunya.

Tap.

Tap.

Tap.

Louise menghentikan aktivitasnya begitu mendengar suara langkah kaki. Instingnya mengatakan sesuatu yang menyenangkan akan terjadi hari ini.

"Aku tidak mencarimu, tapi kau terus-terusan mendekat. Jadi jangan salahkan aku jika aku menganggap kau adalah seseorang yang sengaja dikirim Tuhan untukku," batin Louise dengan senyuman tipis.

"Selamat siang!"

Louise mendengar suara seorang perempuan yang tidak asing di telinganya. Sapaan yang sepertinya ditujukan kepada seorang penjaga perpustakaan. Sungguh keterlaluan, karena Louise bisa mendengar semuanya dengan sangat jelas meskipun jarak mereka cukup jauh.

Di ruangan yang hening itu, Louise bisa mendengar langkah kaki yang semakin mendekat kearahnya dan berhenti tepat di rak yang berada di sisi yang berbeda.

Louise mendekati sumber suara, mulai mengintip gadis manis yang beberapa hari terakhir berkeliaran di otaknya. Gadis itu berjalan santai sebelum membelakangi Louise, memilah-milah buku dengan cekatan di rak yang berseberangan dengan rak yang digunakan Louise untuk mengintip.

Joanna berbalik arah, sepertinya buku yang diinginkannya tidak ada disana. Sekarang Joanna mendekati rak dimana Louise berada, hanya saja berlainan sisi. Dari tempat Louise berdiri sekarang, dia bisa memperhatikan Joanna dengan jarak yang sangat dekat dari celah-celah buku yang menghalangi mereka.

Matanya yang besar dan hitam, bibirnya yang tipis kemerahan, senyumnya yang manis seperti madu, Louise bisa melihat semuanya. Louise bahkan bisa melihat bulu-bulu halus yang tumbuh di tangan Joanna.

Louise menutup separuh wajahnya dengan buku yang diambilnya secara acak. Menutupi senyum tipis yang tidak bisa dia tahan. Mungkin Louise sudah gila, dia membuka bukunya tapi tidak membaca isinya.

Seperti tersihir, langkah kakinya terus mengikuti Joanna yang berjalan dari satu ujung ke ujung yang lain.

Louise baru berhenti ketika akhirnya mereka sampai di ujung rak. Di persimpangan itu, Louise sengaja berdiri membelakangi rak buku, berpura-pura membaca buku miliknya dengan tenang disana. Dengan begitu, Joanna tidak akan tahu bahwa diam-diam dia sudah memperhatikannya sejak awal.

"Ah, Joanna ya. Sebaiknya aku pura-pura tidak tahu siapa namanya," batin Louise.

"Tidak ada disini juga, apa mungkin di sebelah?" tanya Joanna kepada dirinya sendiri ketika tidak menemukan buku yang dia cari.

"Baiklah, mungkin ada di sebelah," ucap Joanna lagi.

Joanna mengembalikan beberapa buku yang sempat diambilnya ke tempat semula, kemudian bergegas menuju rak berikutnya.

BRUK. .

Yang Louise inginkan benar-benar terjadi, karena Joanna menabraknya dan membuat buku yang dipegangnya terjatuh ke lantai.

"Astaga," batin Joanna.

Joanna menunduk, berinisiatif untuk mengambil buku yang terjatuh, tapi disaat yang sama Louise juga melakukan hal yang sama.

"Maaf," ucap mereka berbarengan.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Mereka saling menatap untuk beberapa saat. Joanna tidak percaya, apa dunia sesempit ini. Kenapa dia bisa bertemu dengan pria ini lagi. Pria yang menawarkan pernikahan di pertemuan pertama mereka?

"Maaf!" kata Joanna.

"Untuk?" tanya Louise.

"Karena lagi-lagi aku mengganggumu," jawab Joanna.

"Aku tidak merasa kau menggangguku," kata Louise tulus.

"Ini bukumu."

Joanna mengembalikan buku milik Louise yang terjatuh.

"Terimakasih."

Louise segera berdiri, memindahkan bukunya ke tangan kirinya, kemudian mengulurkan tangan kanannya kepada Joanna untuk membantunya berdiri. Kali ini, Louise yang lebih dulu memulainya dan memberikan tangannya untuk Joanna.

"Terimakasih!" ujar Joanna. Menerima uluran tangan Louise dan bangkit.

"Kau sudah lama disini?" tanya Louise basa-basi. Dia tahu kapan Joanna datang, tapi bertanya ulang karena ingin berbicara lebih lama dengan Joanna.

"Baru saja, bagaimana denganmu?" tanya Joanna balik.

"Mungkin, lima belas menit yang lalu."

"Oh, begitu. Kalau begitu aku permisi dulu," pamit Joanna.

"Apa kau sudah menemukan buku yang kau cari?" tanya Louise.

Otomatis pertanyaannya membuat Joanna berhenti untuk melangkah.

"Belum, aku akan mencarinya sekarang, eh-" jawaban Joanna terputus begitu melihat sesuatu di balik Louise.

"Ada apa?" tanya Louise.

"Sepertinya buku yang kucari ada di rak yang ada belakangmu," jawab Joanna sopan.

"Kalau begitu silahkan!"

Louise minggir mempersilahkan Joanna mendekati rak yang ada di belakangnya, membiarkannya mengambil buku yang diinginkannya. Tapi, buku itu disimpan di rak tertinggi yang tidak bisa Joanna raih meskipun dia sudah berjinjit.

"Biarkan aku membantumu," ujar Louise menawarkan bantuan.

Mata Joanna membesar ketika tiba-tiba Louise sudah berada di belakangnya dan itu sangat dekat. Joanna tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya banyak kupu-kupu yang beterbangan disekitarnya, terlebih ketika Joanna menengok kebelakang dan melihat Louise dengan sangat keren menggapai buku itu dengan mudah.

"Ah, kenapa pria itu tiba-tiba terlihat sangat keren?" batin Joanna.

Sungguh, ini seperti adegan di sebuah drama yang sering Joanna tonton ketika Oskar sedang tertidur pulas. Setelah kehilangan ingatannya, sepertinya ini adalah pertama kalinya Joanna terpesona dan merasa gugup berada di dekat seorang pria.

"Nona, ada apa denganmu?" tanya Louise ketika menyadari Joanna tidak bergerak sama sekali di depannya dan masih berdiri membelakanginya.

Pertanyaan Louise membuyarkan lamunan Joanna, membuatnya kikuk untuk sementara.

"Ah, tidak! Tadi, ada debu yang masuk ke mataku," jawab Joanna sembarangan sembari berbalik arah.

Terpopuler

Comments

@Kristin

@Kristin

Aku kirim bunga 🌹 utk mu Thor semangat trus...

2022-11-05

1

@Kristin

@Kristin

mampir Thor 🤗 baca nyicil

2022-11-05

0

Dani irwandi

Dani irwandi

mampir jga ya kak

2022-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 CRD Seseorang Di Tengah Hujan
2 CRD Daddy Untuk Mommy
3 CRD Pembuahan Oskar (21+)
4 CRD Foto Eksklusif Mommy
5 CRD Culik Aku, Paman!
6 CRD Paman yang Lain
7 CRD Pertemuan Pertama yang Gagal
8 CRD Janji Mommy
9 CRD Transformasi Joanna
10 CRD Louise & Jo Moment
11 CRD Mawar Hanya Untuk Mommy
12 CRD Aku Tanya Namanya Bukan Pekerjaannya
13 CRD Kabar Josephineku
14 CRD Ada Debu Dimataku
15 CRD Nona, Kenapa Mukamu Merah?
16 CRD Jas Seharga 1.28 Milyar
17 CRD Sejumput Doa Oskar
18 CRD Pertama dan Kedua Hanya Tentang Urutan
19 CRD Sekali Saja, Biarkan Aku Memelukmu!
20 CRD Lupakan Soal Kencan
21 CRD Ingin Bertemu Adikku?
22 CRD Sekelompok Idiot
23 CRD Hitungan Menit
24 CRD Musuh Jutaan Wanita
25 CRD Louise vs Sir Alex
26 CRD Tersesat
27 CRD Hukuman Untuk Joanna
28 Pengumuman
29 CRD Joanna, Ayo Menikah! (21+)
30 CRD Kenapa Mommy Merah-merah
31 CRD Met Gala
32 CRD Cari Mati
33 CRD Identitas William
34 CRD Salah Merestui Menantu
35 CRD Mati Karena Rindu
36 CRD Datang dan Pergi Sesuka Hatimu
37 CRD Obat Nyamuk Super
38 CRD Beban Hidup Louise
39 CRD Tutorial Menjahit
40 CRD Broken Heart
41 CRD Perlindungan Berlapis Jose
42 CRD Daddy, Ayo Menjemput Mommy
43 CRD Maaf, Aku Salah
44 CRD Calon Mertua Sialan
45 CRD Dari William untuk Joanna
46 CRD Kalian yang Menikah, Kenapa Aku yang Bulan Madu?
47 CRD Oskar, Kau Lewat Mana Saat Lahir?
48 CRD Memelukmu Sepanjang Malam
49 CRD Putriku Masih Perawan
50 CRD Apa Aku Bisa Menolak?
51 CRD She is Back
52 CRD Mommy, Xiao O Berdarah
53 CRD Ibu Kandung Oskar
54 CRD Menjenguk Oskar
55 CRD Agria's Threat
56 CRD Pintar Menidurkan Anak
57 CRD Dua Hati yang Patah
58 CRD Arthur & William
59 CRD Obat Tidur Untuk Joanna
60 CRD Will, Apa Oskar Anakmu?
61 CRD Mengambil Kembali Oskar
62 CRD Perpisahan Joanna & Xiao O
63 CRD Now I Know
64 CRD Jose is Back
65 CRD Terserah
66 CRD Menunggu Sebelum Bertindak
67 CRD Aku Ini Mahal
68 CRD Menemui Edgar
69 CRD Kembalilah Jose
70 CRD Xiao O Rindu Mommy
71 CRD Pilih Siapa Ibumu
72 CRD Menemui Louise
73 CRD Jauhi Edgar
74 CRD Sebuah Kotak Kecil
75 CRD Karma Joanna
76 CRD Anak Katak (21+)
77 Promosi Novel Baru
78 CRD Jangan Berteriak
79 CRD Ini Yang Terakhir
80 CRD Permintaan Terakhir
81 CRD Apa Ini Kematian?
82 CRD Menggantikan Peran Juan
83 CRD Fight Again
84 CRD Fight Again II
85 CRD Makam Juan Matthew
86 CRD Pulang Ke Rumahku
87 CRD Aku Lebih Suka Praktek
88 CRD Pindah Kamar
89 CRD Keputusan William
90 CRD Minum Bareng
91 CRD Lembur Bareng
92 CRD Bobok Bareng
93 CRD Louise, I Love You!
94 CRD Mommy Galak
95 CRD Aku Menemukanmu, Tuan!
96 CRD Hubungan William & Joanna
97 CRD Eduardo Silva
98 CRD Transplantasi
99 CRD Tiga Kekuatan Besar
100 CRD Kenapa Kau Juga Punya?
101 CRD Sebuah Fakta
102 CRD Janji William
103 CRD Wedding Day
104 CRD Tempat Tinggal Baru
105 CRD Bencana Untuk William
106 CRD Cara Apapun
107 CRD Samaran Louise
108 CRD Make A Baby
109 CRD Make A Baby Again
110 CRD Gendong Aku
111 CRD Pertunjukan Bakat
112 CRD Nafas Buatan
113 CRD Mau Ditinggal?
114 CRD Nanti Oskar Bangun
115 CRD I'm On Your Tummy, Mommy!
116 CRD Panen
117 CRD I'm Sleeping On Mommy's Tummy, Dad!
118 CRD Will, Titip Anakku
119 CRD Menjenguk Anakku
120 CRD Hidung Mancung Cucuku
121 CRD Pasti Perempuan
122 CRD Apa Melahirkan Selalu Sakit?
123 CRD Aku Harus Antri
124 CRD Tendangan Louise Kecil
125 CRD Reagan Kashawn Matthew
126 CRD Kebelet Pipis
127 CRD Pembukaan Awal
128 CRD I'm Not Crying, Mom!
129 CRD Doa Arthur
130 CRD She Will Back
131 CRD Dia Ibumu
132 CRD Abixz99
133 CRD Pesan Agria
134 CRD Tunggu Mama, Nak!
135 CRD Kau Dimana, Anakku?
136 CRD Mama, Tolong!
137 CRD Kesepakatan
138 CRD Akhir Hidup Anye
139 CRD Oskar Mau Ditukar
140 CRD Mama, Terimakasih!
141 CRD Kunjungan Daisy
142 CRD Jatah Ranjang
143 CRD Stella is Back
144 CRD Axel, Prince atau Shidqy?
145 CRD Interogasi
146 CRD Satu Jari Saja Belum Cukup
147 CRD Rubah Betina
148 CRD Semakin Rumit
149 CRD Kita Bisa Bercerai Sekarang
150 CRD Jangan Pedulikan Aku!
151 CRD Bekal
152 CRD Baby George
153 CRD Panggil Aku Kakak!
154 CRD Siapa Dia?
155 CRD Raksasa Besar
156 CRD Mengejar Louise
157 CRD Apa Aku Sudah Tidak Menarik?
158 CRD Hampir Tiba
159 CRD Segelas Alkohol Untuk William
160 CRD Hadiah Untuk Daisy
161 CRD Penyusup Profesional atau Pembunuh Profesional?
162 CRD Cosplay Jadi Cicak
163 CRD Kau Mati Saja
164 CRD Apa Kau Menyukaiku, Will?
165 CRD Malam Pertama
166 CRD Apa Kau Mau Mengintip?
167 CRD Sudah Kembali Normal
168 CRD Kenapa Kau Sangat Bau?
169 CRD Panggil William
170 CRD Tetua Memanggil Anda, Tuan!
171 CRD Hamil Lagi?
172 CRD Tanpamu
173 CRD Malam Pembunuhan
174 CRD Oh, Masih Hidup?
175 CRD Louise Matthew?
176 CRD Junior Uwu
177 CRD Akhiri Saja
178 CRD Tiger Position
179 CRD Daddy atau Mommy?
180 CRD Malam Terakhir
181 CRD Rencana Oskar Matthew
182 CRD Cerai
183 CRD Makanan Ikan
184 Pengumuman
185 CRD Mengembalikan Joanna
186 Tamat
Episodes

Updated 186 Episodes

1
CRD Seseorang Di Tengah Hujan
2
CRD Daddy Untuk Mommy
3
CRD Pembuahan Oskar (21+)
4
CRD Foto Eksklusif Mommy
5
CRD Culik Aku, Paman!
6
CRD Paman yang Lain
7
CRD Pertemuan Pertama yang Gagal
8
CRD Janji Mommy
9
CRD Transformasi Joanna
10
CRD Louise & Jo Moment
11
CRD Mawar Hanya Untuk Mommy
12
CRD Aku Tanya Namanya Bukan Pekerjaannya
13
CRD Kabar Josephineku
14
CRD Ada Debu Dimataku
15
CRD Nona, Kenapa Mukamu Merah?
16
CRD Jas Seharga 1.28 Milyar
17
CRD Sejumput Doa Oskar
18
CRD Pertama dan Kedua Hanya Tentang Urutan
19
CRD Sekali Saja, Biarkan Aku Memelukmu!
20
CRD Lupakan Soal Kencan
21
CRD Ingin Bertemu Adikku?
22
CRD Sekelompok Idiot
23
CRD Hitungan Menit
24
CRD Musuh Jutaan Wanita
25
CRD Louise vs Sir Alex
26
CRD Tersesat
27
CRD Hukuman Untuk Joanna
28
Pengumuman
29
CRD Joanna, Ayo Menikah! (21+)
30
CRD Kenapa Mommy Merah-merah
31
CRD Met Gala
32
CRD Cari Mati
33
CRD Identitas William
34
CRD Salah Merestui Menantu
35
CRD Mati Karena Rindu
36
CRD Datang dan Pergi Sesuka Hatimu
37
CRD Obat Nyamuk Super
38
CRD Beban Hidup Louise
39
CRD Tutorial Menjahit
40
CRD Broken Heart
41
CRD Perlindungan Berlapis Jose
42
CRD Daddy, Ayo Menjemput Mommy
43
CRD Maaf, Aku Salah
44
CRD Calon Mertua Sialan
45
CRD Dari William untuk Joanna
46
CRD Kalian yang Menikah, Kenapa Aku yang Bulan Madu?
47
CRD Oskar, Kau Lewat Mana Saat Lahir?
48
CRD Memelukmu Sepanjang Malam
49
CRD Putriku Masih Perawan
50
CRD Apa Aku Bisa Menolak?
51
CRD She is Back
52
CRD Mommy, Xiao O Berdarah
53
CRD Ibu Kandung Oskar
54
CRD Menjenguk Oskar
55
CRD Agria's Threat
56
CRD Pintar Menidurkan Anak
57
CRD Dua Hati yang Patah
58
CRD Arthur & William
59
CRD Obat Tidur Untuk Joanna
60
CRD Will, Apa Oskar Anakmu?
61
CRD Mengambil Kembali Oskar
62
CRD Perpisahan Joanna & Xiao O
63
CRD Now I Know
64
CRD Jose is Back
65
CRD Terserah
66
CRD Menunggu Sebelum Bertindak
67
CRD Aku Ini Mahal
68
CRD Menemui Edgar
69
CRD Kembalilah Jose
70
CRD Xiao O Rindu Mommy
71
CRD Pilih Siapa Ibumu
72
CRD Menemui Louise
73
CRD Jauhi Edgar
74
CRD Sebuah Kotak Kecil
75
CRD Karma Joanna
76
CRD Anak Katak (21+)
77
Promosi Novel Baru
78
CRD Jangan Berteriak
79
CRD Ini Yang Terakhir
80
CRD Permintaan Terakhir
81
CRD Apa Ini Kematian?
82
CRD Menggantikan Peran Juan
83
CRD Fight Again
84
CRD Fight Again II
85
CRD Makam Juan Matthew
86
CRD Pulang Ke Rumahku
87
CRD Aku Lebih Suka Praktek
88
CRD Pindah Kamar
89
CRD Keputusan William
90
CRD Minum Bareng
91
CRD Lembur Bareng
92
CRD Bobok Bareng
93
CRD Louise, I Love You!
94
CRD Mommy Galak
95
CRD Aku Menemukanmu, Tuan!
96
CRD Hubungan William & Joanna
97
CRD Eduardo Silva
98
CRD Transplantasi
99
CRD Tiga Kekuatan Besar
100
CRD Kenapa Kau Juga Punya?
101
CRD Sebuah Fakta
102
CRD Janji William
103
CRD Wedding Day
104
CRD Tempat Tinggal Baru
105
CRD Bencana Untuk William
106
CRD Cara Apapun
107
CRD Samaran Louise
108
CRD Make A Baby
109
CRD Make A Baby Again
110
CRD Gendong Aku
111
CRD Pertunjukan Bakat
112
CRD Nafas Buatan
113
CRD Mau Ditinggal?
114
CRD Nanti Oskar Bangun
115
CRD I'm On Your Tummy, Mommy!
116
CRD Panen
117
CRD I'm Sleeping On Mommy's Tummy, Dad!
118
CRD Will, Titip Anakku
119
CRD Menjenguk Anakku
120
CRD Hidung Mancung Cucuku
121
CRD Pasti Perempuan
122
CRD Apa Melahirkan Selalu Sakit?
123
CRD Aku Harus Antri
124
CRD Tendangan Louise Kecil
125
CRD Reagan Kashawn Matthew
126
CRD Kebelet Pipis
127
CRD Pembukaan Awal
128
CRD I'm Not Crying, Mom!
129
CRD Doa Arthur
130
CRD She Will Back
131
CRD Dia Ibumu
132
CRD Abixz99
133
CRD Pesan Agria
134
CRD Tunggu Mama, Nak!
135
CRD Kau Dimana, Anakku?
136
CRD Mama, Tolong!
137
CRD Kesepakatan
138
CRD Akhir Hidup Anye
139
CRD Oskar Mau Ditukar
140
CRD Mama, Terimakasih!
141
CRD Kunjungan Daisy
142
CRD Jatah Ranjang
143
CRD Stella is Back
144
CRD Axel, Prince atau Shidqy?
145
CRD Interogasi
146
CRD Satu Jari Saja Belum Cukup
147
CRD Rubah Betina
148
CRD Semakin Rumit
149
CRD Kita Bisa Bercerai Sekarang
150
CRD Jangan Pedulikan Aku!
151
CRD Bekal
152
CRD Baby George
153
CRD Panggil Aku Kakak!
154
CRD Siapa Dia?
155
CRD Raksasa Besar
156
CRD Mengejar Louise
157
CRD Apa Aku Sudah Tidak Menarik?
158
CRD Hampir Tiba
159
CRD Segelas Alkohol Untuk William
160
CRD Hadiah Untuk Daisy
161
CRD Penyusup Profesional atau Pembunuh Profesional?
162
CRD Cosplay Jadi Cicak
163
CRD Kau Mati Saja
164
CRD Apa Kau Menyukaiku, Will?
165
CRD Malam Pertama
166
CRD Apa Kau Mau Mengintip?
167
CRD Sudah Kembali Normal
168
CRD Kenapa Kau Sangat Bau?
169
CRD Panggil William
170
CRD Tetua Memanggil Anda, Tuan!
171
CRD Hamil Lagi?
172
CRD Tanpamu
173
CRD Malam Pembunuhan
174
CRD Oh, Masih Hidup?
175
CRD Louise Matthew?
176
CRD Junior Uwu
177
CRD Akhiri Saja
178
CRD Tiger Position
179
CRD Daddy atau Mommy?
180
CRD Malam Terakhir
181
CRD Rencana Oskar Matthew
182
CRD Cerai
183
CRD Makanan Ikan
184
Pengumuman
185
CRD Mengembalikan Joanna
186
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!