CRD Louise & Jo Moment

Joanna memarkirkan mobilnya tepat di depan toko bunga langganannya. Pengunjung sangat ramai, terlebih di hari-hari spesial seperti hari ini. Bunga-bunga yang dijual juga lebih beraneka ragam dari hari biasanya. Setelah mengunci mobilnya secara otomatis, Joanna pun bergegas masuk bersama beberapa pelanggan yang lain.

"Jo, kau datang?" sapa seorang wanita paruh baya ketika Joanna baru saja masuk.

Di toko ini, mereka terbiasa memanggil Joanna dengan sebutan Jo saja. Tidak ada alasan yang spesial sebenarnya, hanya saja sewaktu Oskar masih kecil lidahnya masih belum bisa menyebut kata Joanna, dia hanya bisa menyebut 'Ommy Jo' kala itu. Jadi mereka ikut-ikutan memanggil dengan sebutan itu tanpa embel-embel 'Ommy'.

"Iya, Bibi!" jawab Joanna sambil memberikan pelukan untuk pelayan berumur setengah abad yang menyambutnya.

Bibi itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Joanna yang membuatnya pangling, "Suamimu pasti tidak akan membiarkanmu berkeliaran jika tahu kau merubah penampilanmu menjadi secantik ini," katanya pelan dengan memegangi tangan Joanna.

"Bi, jangan berbicara seperti itu. Aku bahkan tidak tahu apakah aku punya suami," kata Joanna pelan. Memasang wajah pura-pura memelas di hadapannya.

"Pasti ada, hanya saja belum menemukanmu. Bibi yakin, dia pasti sedang mencarimu mati-matian saat ini."

"Kalau benar seperti itu, maka aku akan sangat bersyukur," kata Joanna sumringah.

"Sudahlah, jangan membahasnya lagi. Bibi tidak ingin kau sedih. Kemarilah, bunga apa yang kau inginkan hari ini?" tanya bibi itu mengalihkan pembicaraan.

Bibi pelayan itu sangat akrab dengan Joanna karena dia lah yang paling sering melayani Joanna saat Joanna berkunjung. Terkadang, saat Joanna membawa Oskar dia juga menyempatkan diri untuk sekedar membawanya untuk bermain-main sebentar.

"Aku ingin memberikan sebuket bunga kepada seorang nenek. Dia sedang berulang tahun hari ini. Bisakah bibi memilihkannya untukku?" tanya Joanna.

"Bunga apa yang dia suka?"

"Aku tidak tahu, tapi dia sangat menyukai warna putih."

"Kemari, ikutlah denganku dan pilihlah manapun yang kau suka," ajak bibi pelayan. Dia membawa Joanna pergi ketempat dimana bunga-bunga yang di dominasi warna putih berada.

Joanna melihat sekeliling, pandangan pertamanya langsung jatuh kepada mawar putih. Mawar adalah bunga favoritnya, dan kebanyakan wanita pasti menyukainya. Jadi Joanna memutuskan untuk mengambilnya beberapa tangkai. Joanna terus berjalan, tapi belum menemukan bunga apa lagi yang akan dia sandingkan dengan mawar miliknya.

"Apa hanya ini?" tanya bibi pelayan ramah.

"Tidak, aku ingin menambah beberapa tangkai bunga yang lain sebagai pendamping. Tapi aku belum menemukan yang cocok," jawab Joanna.

"Baiklah, tidak perlu tergesa-gesa. Pilihlah dengan santai. Oh iya Jo, kalau kau tak keberatan, bibi akan melayani pengunjung itu dulu, bagaimana?" ijin bibi pelayan sambil menunjuk ke arah seorang pengunjung yang baru datang.

"Tidak masalah," jawab Joanna. Tidak lupa menganggukkan kepalanya dan tersenyum sebagai tanda persetujuannya.

"Cari bibi ketika kau sudah selesai, bibi akan merangkainya spesial untukmu," pesan bibi itu sebelum pergi dengan mengusap punggung Joanna.

Kebetulan pengunjung yang baru datang itu berada tidak jauh dari tempat Joanna berdiri sekarang. Toko sedang ramai-ramainya pengunjung, jadi bibi itu harus pintar-pintar membagi waktunya untuk melayani tamu-tamunya dengan baik agar tidak mengecewakan mereka.

Setelah mondar-mandir sendirian di tengah keramaian, akhirnya Joanna memutuskan untuk mengambil bunga lilac sebagai pendamping mawar putihnya.

Bunga lilac, bunga itu dilambangkan sebagai bunga untuk mengungkapkan cinta, biasanya digunakan saat upacara pernikahan. Tapi bunga lilac juga bisa untuk melambangkan kekuatan cinta antara ibu dan anak. Sangat cocok diberikan kepada Nyonya Anne yang kebetulan sedang berulang tahun tepat di hari ibu hari ini.

"Sepertinya ini cukup," kata Joanna pada dirinya sendiri.

Joanna mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok bibi pelayan tadi, berniat menyerahkan bunga-bunga pilihannya untuk di kemas kedalam buket.

Joanna melihat bibi itu sedang berdiri beberapa langkah darinya diantara kerumunan orang. Masih berbincang dengan seorang pria yang sepertinya sudah menentukan bunga pilihannya.

Joanna melangkah kakinya perlahan, mendekat kearah bibi itu, tapi seorang pengunjung yang lain tidak sengaja menabrak bahu Joanna ketika Joanna sudah sangat dekat dengan bibi pelayan yang dia cari.

"Maaf, Nona cantik. Aku tidak sengaja, apa kau terluka?" tanya orang itu.

Seorang ibu paruh baya bertubuh besar menabraknya. Dia terlihat cemas saat melihat Joanna sedikit terpental.

"Aku tidak apa-apa, tidak perlu cemas," jawab Joanna ramah.

"Syukurlah kalau kau baik-baik saja. Sungguh maaf, ibu tidak sengaja. Kalau begitu ibu permisi," pamit ibu penabrak itu dengan sopan.

"Silahkan, berhati-hatilah!"

Setelah mengucapkan salam perpisahan, Joanna merapikan gaunnya yang sedikit berantakan. Juga memeriksa bunga yang ada di tangan kirinya, untung saja bunga-bunga itu tidak rusak akibat dorongan yang ia terima.

Joanna menarik nafasnya dengan lega. Sekarang, tidak akan ada lagi pengganggu yang akan menghalanginya.

"Bi, aku mau yang ini. Tolong bantu aku merangkainya," pinta Joanna dengan senyuman termanisnya.

"Lihatlah, bagaimana menurut Bibi. Bukankah aku memilih bunga yang cantik?" cecar Joanna lagi. Seolah sedang memamerkan bunga pilihannya pada bibi pelayan yang dia cari.

Sialnya Joanna tidak melihat terlebih dahulu apakah bibi itu masih berdiri di tempat yang sama seperti sebelum dia terpental. Dan yang lebih parah lagi, Joanna langsung melingkarkan tangannya di lengan seseorang yang dia kira bibi pelayan. Menggandeng erat tangan seseorang yang kini menggantikan tempat bibi pelayan tadi berdiri.

Joanna masih belum sadar, tapi lengan yang dia pegang sepertinya sedikit aneh. Joanna masih mencium aroma bunganya ketika tangannya meraba-raba lengan itu, terasa kekar meskipun dibungkus kain yang sepertinya sebuah jas. Joanna masih belum puas, jari-jarinya semakin turun kebawah sampai menggenggam tangan yang kekar, hangat dan nyaman. Sebuah jam tangan juga terpasang di pergelangan tangan orang itu.

"Mungkinkah, aku salah memegang tangan orang?" batin Joanna.

"Jo, apa kau kenal dengan Tuan ini. Maaf jika lancang, tapi kalian terlihat sangat serasi," tegur bibi pelayan yang baru saja datang dengan sebuket bunga di tangannya. Sepertinya dia telah selesai merangkai bunga milik pelanggan pria yang saat ini sedang digandeng Joanna.

Joanna akhirnya tersadar meskipun sangat terlambat, kemudian menoleh ke sisi sebelah kanan. Dia bisa melihat dengan sangat jelas seseorang yang sejak tadi diam saja meskipun mendapatkan perlakuan tak senonoh darinya. Joanna melihat sebuah dada yang bidang tepat di depan matanya. Joanna menelan ludahnya, dan memberanikan diri untuk melihat wajah pemilik tangan yang masih dia pegang.

Di atas sana, Joanna bisa melihat wajah seorang pria luar biasa tampan yang ternyata juga sedang menunduk dan melihat kearahnya dengan lekat.

DEG.

DEG.

"Sial, seandainya saja ada Xiao O. Dia pasti bisa mencairkan suasana canggung ini," batin Joanna.

"Maaf, aku salah orang!" kata Joanna menjelaskan. Tak lupa memberikan senyuman indahnya meskipun terlihat sangat canggung.

"Tidak masalah, Nona!" jawab pria itu disertai senyum tipis di bibirnya. Juga dengan tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Joanna yang mulai merah.

"Terimakasih," imbuh Joanna.

"Jo, bibi akan merangkai bunga pilihanmu. Bibi akan segera kembali," ujar bibi pelayan sambil mengambil bunga yang masih berada di tangan kiri Joanna dan memberikan bunga milik pria itu sebelum berlalu pergi.

"Itu cantik," kata pria itu tiba-tiba.

"Eh, apa?" tanya Joanna tidak mengerti.

"Bukankah kau tadi meminta pendapatku atas bunga pilihanmu?" lanjut pria itu.

"Oh, itu. Ehm, apakah itu terlihat bagus?" tanya Joanna mencoba mencairkan suasana.

"Tentu. Tidak, maksudku itu tidak hanya bagus, tapi sangat sempurna karena kau yang memilihnya," gombal pria itu dengan memberikan tatapan mata yang mematikan.

"Oh, t-terimakasih," jawab Joanna semakin tersipu.

"Nona, bisakah aku pergi sekarang? Ibuku sedang menungguku," tanya pria itu kepada Joanna.

"Tentu saja, silahkan!" jawab Joanna dengan cepat.

Joanna merasa aneh. Kalau mau pergi, ya pergi saja. Kenapa harus meminta ijin padanya. Joanna tahu dia tampan, tapi memangnya kenapa kalau dia tampan. Apa dia pikir dirinya akan melarangnya pergi dan membuatnya tetap tinggal?

"Nona, apa kau ingin pergi bersamaku?" tanya pria itu lagi.

"Ah, kenapa aku harus pergi bersamamu?" tanya Joanna tidak mengerti.

Pria itu tersenyum melihat ekspresi tak bersalah di wajah Joanna. "Maaf, kupikir kau jatuh cinta padaku dan ingin bersamaku."

"Tuan, apa yang sedang Anda bicarakan. Jangan bercanda!" kata Joanna.

"Nona, aku tidak bercanda. Apa kau ingin bukti bahwa kau ingin ikut denganku?" tantangnya.

"Bukti?" tanya Joanna tak mengerti.

Pria maskulin itu pun memberikan bukti yang dia katakan, yaitu menggenggam balik tangan Joanna yang ternyata masih belum melepaskan tangan pria itu sampai sekarang. Saat ini, keduanya malah saling menggenggam tangan dengan erat.

"Oh, sial. Kenapa aku tidak menyadari belum melepaskan tangannya sejak tadi!" batin Joanna.

"Sekali lagi maafkan aku, Tuan. Aku tidak sengaja."

Joanna melepaskan tangan pria itu secepat mungkin dengan senyum yang semakin canggung. Dia juga menunduk sedalam mungkin untuk menyembunyikan wajahnya yang merah padam karena menahan malu.

"Nona, tidak masalah jika kau masih ingin memegangnya. Tapi syaratnya kau harus menikah denganku, bagaimana menurutmu?"

"Tuan, ini tidak seperti yang kau pikirkan. Jadi jangan salah paham," jawab Joanna.

"Tapi aku tidak keberatan menjadikan kesalahpahaman ini sebagai landasan hubungan kita selanjutnya."

"Kenapa bisa seperti itu?"

"Karena sepertinya aku menyukaimu."

"Maafkan aku, aku harus segera pergi. Sekali lagi maaf!" kata Joanna dengan membungkukkan badannya sejenak. Kemudian pergi secepat mungkin untuk mengambil bunga miliknya. Meninggalkan Louise yang masih berdiri dan mencium sisa-sisa aroma Joanna di tangannya.

.

.

.

Beberapa jam sebelumnya di Matthews Group.

Satu bulan telah berlalu sejak kedatangannya kembali, tapi Louise masih belum menemukan jejak seseorang yang dia cari. Tidak ada petunjuk sedikit pun, yang dia tahu hanyalah bahwa orang itu pernah tinggal di kota ini. Louise memijit keningnya, tanpa menemukan keberadaan orang itu, bagaimana cara Louise bisa menyibak misteri yang selama ini dia cari kebenarannya?

"Kenapa kau pergi begitu cepat, adikku? Jika kau masih disini, mungkin semuanya jauh lebih mudah," batin Louise.

Louise memandangi foto milik adiknya yang dia letakkan di meja kerja. Ada sebersit kerinduan yang datang mendera, tapi apa yang bisa dia lakukan untuk melihat seseorang yang sudah pergi ke surga. Haruskah dia juga mati agar bisa menemuinya?

Tidak.

Louise tidak segila itu. Louise harus tetap hidup, setidaknya sampai keinginan terbesarnya tercapai, yaitu menemukan orang itu. Orang asing yang membuat hidup orang disekitarnya menjadi sangat berantakan.

Tok. .

Tok. .

Tok. .

Suara pintu diketuk dari luar.

"Masuklah," jawab Louise.

Itu adalah William, orang yang memiliki begitu banyak jabatan disisinya, dan yang pasti dia adalah orang yang setia.

William adalah anak yang dipungut orangtua Louise sewaktu bayi. Usianya kurang lebih sama dengan usia adiknya, Juan Matthew. Tapi meskipun begitu, sekalipun William tidak pernah memanggil Louise dengan sebutan kakak begitu pula dengan Louise, dia tidak pernah menyebut William dengan sebutan adik.

Di perusahaan ini, William menjadi orang nomor dua terpenting setelah Louise dengan jabatan COO ditangannya. Itu sangat cukup untuk membuat ribuan wanita berlomba untuk mendapatkan cintanya, terlebih dengan parasnya yang tidak bisa disebut hanya dengan kata tampan.

"Mama bilang ponselmu tidak bisa dihubungi," kata William langsung pada intinya.

"Aku lupa menyalakan ponselku," jawab Louise sekenanya.

"Mama ingin kau mengunjungi Nyonya Tua. Karena sejak kita kembali, kau belum menemuinya sekalipun," jelas William.

"Jangan memanggilnya seperti itu, dia itu juga nenekmu," protes Louise.

"Aku tahu," jawab William.

"Tolong suruh orang untuk menyiapkan mobil untukku, aku akan pergi sendiri," pinta Louise.

"Tapi,-"

"Kau tetaplah disini. Aku percaya padamu," ujar Louise dengan melemparkan senyum.

"Saat bekerja dan berada di perusahaan, aku adalah asistenmu," balas William.

"Terserah kau saja!"

"Aku akan segera menghubungimu ketika mobilnya siap, segera aktifkan kembali ponselmu. Satu lagi, mama ingin kau membeli bunga untuk diberikan kepada nenek, aku pergi sekarang!" jawab William dengan cepat sambil melambaikan tangan.

"Hey Will! Siapa yang bos disini? Kenapa kau memerintahku seenak jidatmu?" canda Louise, tapi tak digubris oleh William.

Sebenarnya, William sedang tersenyum ketika berjalan membelakangi Louise. Sudah sangat lama mereka tinggal bersama tapi William tidak pernah melihat Louise menjadi seperti sekarang ini. Sepertinya ada hal baik yang terjadi padanya. Karena Louise menjadi sedikit lebih terbuka, sedikit lebih santai dan lebih mudah mematuhi perintahnya. Louise yang dulu, mana mungkin akan tunduk kepadanya?

"Mungkinkah Louise berubah karena pertemuannya dengan bocah laki-laki yang dia ceritakan beberapa hari yang lalu?" batin William.

William sangat ingat, bagaimana semangatnya Louise ketika menceritakan pertemuannya dengan Oskar. Louise juga berencana mengajak William saat dia akan menemui Oskar suatu hari nanti.

Seberapa imutnya anak itu sampai dia berhasil membawa kembali senyum milik Louise yang hilang sejak bertahun-tahun yang lalu?

Louise bahkan sampai membingkai foto Oskar dan dirinya sendiri. Menyimpannya di laci meja kerjanya. Sesuatu yang tidak pernah Louise lakukan sebelumnya.

"Baiklah, begini juga bagus," gumam William sendirian.

...***...

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Ngadi2 kayaknya nih

2022-12-08

0

Dani irwandi

Dani irwandi

mampir juga ya kak kalo suka ceritaku

2022-09-21

1

auliasiamatir

auliasiamatir

kok bisa... Louise lupa sama Jo sih

2022-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 CRD Seseorang Di Tengah Hujan
2 CRD Daddy Untuk Mommy
3 CRD Pembuahan Oskar (21+)
4 CRD Foto Eksklusif Mommy
5 CRD Culik Aku, Paman!
6 CRD Paman yang Lain
7 CRD Pertemuan Pertama yang Gagal
8 CRD Janji Mommy
9 CRD Transformasi Joanna
10 CRD Louise & Jo Moment
11 CRD Mawar Hanya Untuk Mommy
12 CRD Aku Tanya Namanya Bukan Pekerjaannya
13 CRD Kabar Josephineku
14 CRD Ada Debu Dimataku
15 CRD Nona, Kenapa Mukamu Merah?
16 CRD Jas Seharga 1.28 Milyar
17 CRD Sejumput Doa Oskar
18 CRD Pertama dan Kedua Hanya Tentang Urutan
19 CRD Sekali Saja, Biarkan Aku Memelukmu!
20 CRD Lupakan Soal Kencan
21 CRD Ingin Bertemu Adikku?
22 CRD Sekelompok Idiot
23 CRD Hitungan Menit
24 CRD Musuh Jutaan Wanita
25 CRD Louise vs Sir Alex
26 CRD Tersesat
27 CRD Hukuman Untuk Joanna
28 Pengumuman
29 CRD Joanna, Ayo Menikah! (21+)
30 CRD Kenapa Mommy Merah-merah
31 CRD Met Gala
32 CRD Cari Mati
33 CRD Identitas William
34 CRD Salah Merestui Menantu
35 CRD Mati Karena Rindu
36 CRD Datang dan Pergi Sesuka Hatimu
37 CRD Obat Nyamuk Super
38 CRD Beban Hidup Louise
39 CRD Tutorial Menjahit
40 CRD Broken Heart
41 CRD Perlindungan Berlapis Jose
42 CRD Daddy, Ayo Menjemput Mommy
43 CRD Maaf, Aku Salah
44 CRD Calon Mertua Sialan
45 CRD Dari William untuk Joanna
46 CRD Kalian yang Menikah, Kenapa Aku yang Bulan Madu?
47 CRD Oskar, Kau Lewat Mana Saat Lahir?
48 CRD Memelukmu Sepanjang Malam
49 CRD Putriku Masih Perawan
50 CRD Apa Aku Bisa Menolak?
51 CRD She is Back
52 CRD Mommy, Xiao O Berdarah
53 CRD Ibu Kandung Oskar
54 CRD Menjenguk Oskar
55 CRD Agria's Threat
56 CRD Pintar Menidurkan Anak
57 CRD Dua Hati yang Patah
58 CRD Arthur & William
59 CRD Obat Tidur Untuk Joanna
60 CRD Will, Apa Oskar Anakmu?
61 CRD Mengambil Kembali Oskar
62 CRD Perpisahan Joanna & Xiao O
63 CRD Now I Know
64 CRD Jose is Back
65 CRD Terserah
66 CRD Menunggu Sebelum Bertindak
67 CRD Aku Ini Mahal
68 CRD Menemui Edgar
69 CRD Kembalilah Jose
70 CRD Xiao O Rindu Mommy
71 CRD Pilih Siapa Ibumu
72 CRD Menemui Louise
73 CRD Jauhi Edgar
74 CRD Sebuah Kotak Kecil
75 CRD Karma Joanna
76 CRD Anak Katak (21+)
77 Promosi Novel Baru
78 CRD Jangan Berteriak
79 CRD Ini Yang Terakhir
80 CRD Permintaan Terakhir
81 CRD Apa Ini Kematian?
82 CRD Menggantikan Peran Juan
83 CRD Fight Again
84 CRD Fight Again II
85 CRD Makam Juan Matthew
86 CRD Pulang Ke Rumahku
87 CRD Aku Lebih Suka Praktek
88 CRD Pindah Kamar
89 CRD Keputusan William
90 CRD Minum Bareng
91 CRD Lembur Bareng
92 CRD Bobok Bareng
93 CRD Louise, I Love You!
94 CRD Mommy Galak
95 CRD Aku Menemukanmu, Tuan!
96 CRD Hubungan William & Joanna
97 CRD Eduardo Silva
98 CRD Transplantasi
99 CRD Tiga Kekuatan Besar
100 CRD Kenapa Kau Juga Punya?
101 CRD Sebuah Fakta
102 CRD Janji William
103 CRD Wedding Day
104 CRD Tempat Tinggal Baru
105 CRD Bencana Untuk William
106 CRD Cara Apapun
107 CRD Samaran Louise
108 CRD Make A Baby
109 CRD Make A Baby Again
110 CRD Gendong Aku
111 CRD Pertunjukan Bakat
112 CRD Nafas Buatan
113 CRD Mau Ditinggal?
114 CRD Nanti Oskar Bangun
115 CRD I'm On Your Tummy, Mommy!
116 CRD Panen
117 CRD I'm Sleeping On Mommy's Tummy, Dad!
118 CRD Will, Titip Anakku
119 CRD Menjenguk Anakku
120 CRD Hidung Mancung Cucuku
121 CRD Pasti Perempuan
122 CRD Apa Melahirkan Selalu Sakit?
123 CRD Aku Harus Antri
124 CRD Tendangan Louise Kecil
125 CRD Reagan Kashawn Matthew
126 CRD Kebelet Pipis
127 CRD Pembukaan Awal
128 CRD I'm Not Crying, Mom!
129 CRD Doa Arthur
130 CRD She Will Back
131 CRD Dia Ibumu
132 CRD Abixz99
133 CRD Pesan Agria
134 CRD Tunggu Mama, Nak!
135 CRD Kau Dimana, Anakku?
136 CRD Mama, Tolong!
137 CRD Kesepakatan
138 CRD Akhir Hidup Anye
139 CRD Oskar Mau Ditukar
140 CRD Mama, Terimakasih!
141 CRD Kunjungan Daisy
142 CRD Jatah Ranjang
143 CRD Stella is Back
144 CRD Axel, Prince atau Shidqy?
145 CRD Interogasi
146 CRD Satu Jari Saja Belum Cukup
147 CRD Rubah Betina
148 CRD Semakin Rumit
149 CRD Kita Bisa Bercerai Sekarang
150 CRD Jangan Pedulikan Aku!
151 CRD Bekal
152 CRD Baby George
153 CRD Panggil Aku Kakak!
154 CRD Siapa Dia?
155 CRD Raksasa Besar
156 CRD Mengejar Louise
157 CRD Apa Aku Sudah Tidak Menarik?
158 CRD Hampir Tiba
159 CRD Segelas Alkohol Untuk William
160 CRD Hadiah Untuk Daisy
161 CRD Penyusup Profesional atau Pembunuh Profesional?
162 CRD Cosplay Jadi Cicak
163 CRD Kau Mati Saja
164 CRD Apa Kau Menyukaiku, Will?
165 CRD Malam Pertama
166 CRD Apa Kau Mau Mengintip?
167 CRD Sudah Kembali Normal
168 CRD Kenapa Kau Sangat Bau?
169 CRD Panggil William
170 CRD Tetua Memanggil Anda, Tuan!
171 CRD Hamil Lagi?
172 CRD Tanpamu
173 CRD Malam Pembunuhan
174 CRD Oh, Masih Hidup?
175 CRD Louise Matthew?
176 CRD Junior Uwu
177 CRD Akhiri Saja
178 CRD Tiger Position
179 CRD Daddy atau Mommy?
180 CRD Malam Terakhir
181 CRD Rencana Oskar Matthew
182 CRD Cerai
183 CRD Makanan Ikan
184 Pengumuman
185 CRD Mengembalikan Joanna
186 Tamat
Episodes

Updated 186 Episodes

1
CRD Seseorang Di Tengah Hujan
2
CRD Daddy Untuk Mommy
3
CRD Pembuahan Oskar (21+)
4
CRD Foto Eksklusif Mommy
5
CRD Culik Aku, Paman!
6
CRD Paman yang Lain
7
CRD Pertemuan Pertama yang Gagal
8
CRD Janji Mommy
9
CRD Transformasi Joanna
10
CRD Louise & Jo Moment
11
CRD Mawar Hanya Untuk Mommy
12
CRD Aku Tanya Namanya Bukan Pekerjaannya
13
CRD Kabar Josephineku
14
CRD Ada Debu Dimataku
15
CRD Nona, Kenapa Mukamu Merah?
16
CRD Jas Seharga 1.28 Milyar
17
CRD Sejumput Doa Oskar
18
CRD Pertama dan Kedua Hanya Tentang Urutan
19
CRD Sekali Saja, Biarkan Aku Memelukmu!
20
CRD Lupakan Soal Kencan
21
CRD Ingin Bertemu Adikku?
22
CRD Sekelompok Idiot
23
CRD Hitungan Menit
24
CRD Musuh Jutaan Wanita
25
CRD Louise vs Sir Alex
26
CRD Tersesat
27
CRD Hukuman Untuk Joanna
28
Pengumuman
29
CRD Joanna, Ayo Menikah! (21+)
30
CRD Kenapa Mommy Merah-merah
31
CRD Met Gala
32
CRD Cari Mati
33
CRD Identitas William
34
CRD Salah Merestui Menantu
35
CRD Mati Karena Rindu
36
CRD Datang dan Pergi Sesuka Hatimu
37
CRD Obat Nyamuk Super
38
CRD Beban Hidup Louise
39
CRD Tutorial Menjahit
40
CRD Broken Heart
41
CRD Perlindungan Berlapis Jose
42
CRD Daddy, Ayo Menjemput Mommy
43
CRD Maaf, Aku Salah
44
CRD Calon Mertua Sialan
45
CRD Dari William untuk Joanna
46
CRD Kalian yang Menikah, Kenapa Aku yang Bulan Madu?
47
CRD Oskar, Kau Lewat Mana Saat Lahir?
48
CRD Memelukmu Sepanjang Malam
49
CRD Putriku Masih Perawan
50
CRD Apa Aku Bisa Menolak?
51
CRD She is Back
52
CRD Mommy, Xiao O Berdarah
53
CRD Ibu Kandung Oskar
54
CRD Menjenguk Oskar
55
CRD Agria's Threat
56
CRD Pintar Menidurkan Anak
57
CRD Dua Hati yang Patah
58
CRD Arthur & William
59
CRD Obat Tidur Untuk Joanna
60
CRD Will, Apa Oskar Anakmu?
61
CRD Mengambil Kembali Oskar
62
CRD Perpisahan Joanna & Xiao O
63
CRD Now I Know
64
CRD Jose is Back
65
CRD Terserah
66
CRD Menunggu Sebelum Bertindak
67
CRD Aku Ini Mahal
68
CRD Menemui Edgar
69
CRD Kembalilah Jose
70
CRD Xiao O Rindu Mommy
71
CRD Pilih Siapa Ibumu
72
CRD Menemui Louise
73
CRD Jauhi Edgar
74
CRD Sebuah Kotak Kecil
75
CRD Karma Joanna
76
CRD Anak Katak (21+)
77
Promosi Novel Baru
78
CRD Jangan Berteriak
79
CRD Ini Yang Terakhir
80
CRD Permintaan Terakhir
81
CRD Apa Ini Kematian?
82
CRD Menggantikan Peran Juan
83
CRD Fight Again
84
CRD Fight Again II
85
CRD Makam Juan Matthew
86
CRD Pulang Ke Rumahku
87
CRD Aku Lebih Suka Praktek
88
CRD Pindah Kamar
89
CRD Keputusan William
90
CRD Minum Bareng
91
CRD Lembur Bareng
92
CRD Bobok Bareng
93
CRD Louise, I Love You!
94
CRD Mommy Galak
95
CRD Aku Menemukanmu, Tuan!
96
CRD Hubungan William & Joanna
97
CRD Eduardo Silva
98
CRD Transplantasi
99
CRD Tiga Kekuatan Besar
100
CRD Kenapa Kau Juga Punya?
101
CRD Sebuah Fakta
102
CRD Janji William
103
CRD Wedding Day
104
CRD Tempat Tinggal Baru
105
CRD Bencana Untuk William
106
CRD Cara Apapun
107
CRD Samaran Louise
108
CRD Make A Baby
109
CRD Make A Baby Again
110
CRD Gendong Aku
111
CRD Pertunjukan Bakat
112
CRD Nafas Buatan
113
CRD Mau Ditinggal?
114
CRD Nanti Oskar Bangun
115
CRD I'm On Your Tummy, Mommy!
116
CRD Panen
117
CRD I'm Sleeping On Mommy's Tummy, Dad!
118
CRD Will, Titip Anakku
119
CRD Menjenguk Anakku
120
CRD Hidung Mancung Cucuku
121
CRD Pasti Perempuan
122
CRD Apa Melahirkan Selalu Sakit?
123
CRD Aku Harus Antri
124
CRD Tendangan Louise Kecil
125
CRD Reagan Kashawn Matthew
126
CRD Kebelet Pipis
127
CRD Pembukaan Awal
128
CRD I'm Not Crying, Mom!
129
CRD Doa Arthur
130
CRD She Will Back
131
CRD Dia Ibumu
132
CRD Abixz99
133
CRD Pesan Agria
134
CRD Tunggu Mama, Nak!
135
CRD Kau Dimana, Anakku?
136
CRD Mama, Tolong!
137
CRD Kesepakatan
138
CRD Akhir Hidup Anye
139
CRD Oskar Mau Ditukar
140
CRD Mama, Terimakasih!
141
CRD Kunjungan Daisy
142
CRD Jatah Ranjang
143
CRD Stella is Back
144
CRD Axel, Prince atau Shidqy?
145
CRD Interogasi
146
CRD Satu Jari Saja Belum Cukup
147
CRD Rubah Betina
148
CRD Semakin Rumit
149
CRD Kita Bisa Bercerai Sekarang
150
CRD Jangan Pedulikan Aku!
151
CRD Bekal
152
CRD Baby George
153
CRD Panggil Aku Kakak!
154
CRD Siapa Dia?
155
CRD Raksasa Besar
156
CRD Mengejar Louise
157
CRD Apa Aku Sudah Tidak Menarik?
158
CRD Hampir Tiba
159
CRD Segelas Alkohol Untuk William
160
CRD Hadiah Untuk Daisy
161
CRD Penyusup Profesional atau Pembunuh Profesional?
162
CRD Cosplay Jadi Cicak
163
CRD Kau Mati Saja
164
CRD Apa Kau Menyukaiku, Will?
165
CRD Malam Pertama
166
CRD Apa Kau Mau Mengintip?
167
CRD Sudah Kembali Normal
168
CRD Kenapa Kau Sangat Bau?
169
CRD Panggil William
170
CRD Tetua Memanggil Anda, Tuan!
171
CRD Hamil Lagi?
172
CRD Tanpamu
173
CRD Malam Pembunuhan
174
CRD Oh, Masih Hidup?
175
CRD Louise Matthew?
176
CRD Junior Uwu
177
CRD Akhiri Saja
178
CRD Tiger Position
179
CRD Daddy atau Mommy?
180
CRD Malam Terakhir
181
CRD Rencana Oskar Matthew
182
CRD Cerai
183
CRD Makanan Ikan
184
Pengumuman
185
CRD Mengembalikan Joanna
186
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!