CRD Kabar Josephineku

"Louise, a-apa yang kau katakan. Apa kau serius?" tanya Rose dengan mata lebar.

"Menurut mama?" tanya Louise balik.

GLEK.

Apalagi ini. Bagaimana cara ketiga leluhur itu menanggapi pengakuan Louise sekarang. Ini sungguh tak terduga. Kapan mereka bertemu, tidak yang lebih membuat mereka pusing adalah Louise baru kembali sebulan yang lalu. Dengan waktu sesingkat itu, bagaimana mungkin Louise yang dingin itu bisa membuka hatinya dan luluh pada Joanna?

"Kalau papa tidak mempercayai ucapanmu, apakah itu boleh?" tanya Jordan.

"Pa, berapa kali aku harus mengatakannya?" jawab Louise santai, masih menikmati nyamannya pangkuan neneknya.

"S-sejak kapan?" tanya Nenek Anne tergagap. Dia tidak gagap awalnya, tapi menjadi gagap tiba-tiba karena kejadian tak terduga ini.

"Apanya?" tanya Louise.

"Sejak kapan kau menyukainya?" ulang Nenek Anne.

"Mungkin, tiga jam yang lalu," jawab Louise.

"T-tiga jam?" tanya mereka bersamaan.

"Tunggu! Lalu, sejak kapan kau kenal dengannya?" kini giliran Rose yang bertanya.

"Itu, seharusnya sama karena aku baru melihatnya hari ini."

"A-apa, hari ini dan itu tiga jam yang lalu? Louise, apa maksudmu kau jatuh cinta pada pandangan pertama?" tanya Rose tak percaya.

Louise hanya tersenyum kemudian mengatakan, "Aku melihatnya membeli bunga itu dan dia memegang tanganku seperti ini. Kupikir dia menyukaiku jadi aku menawarkan pernikahan untuknya tapi dia pergi begitu saja."

Meskipun ketiga orang itu sangat tidak percaya dengan apa yang mereka dengar, tapi mereka berada di pihak Louise sekarang. Ini adalah pertama kalinya mereka memiliki harapan untuk segera mempunyai menantu, jadi mereka tidak akan membiarkan Joanna mengabaikan Louise meskipun mereka tahu cara Louise itu sangat tidak dibenarkan.

Baru bertemu dan menawarkan pernikahan, meskipun Louise tampan tapi sudah pasti Joanna akan menganggapnya sebagai pria gila.

"Anak itu, aku akan memberikan penjelasan yang masuk akal untuknya. Bagaimana dia bisa menolak cinta putraku yang tampan. Aku sudah menunggu sangat lama untuk kabar baik ini, dan dia berani menghancurkan satu-satunya harapan terbesarku. Tidak bisa dimaafkan!" kata Rose bersemangat.

Dengan cekatan, Rose mencari ponselnya ingin segera mengomeli Joanna. Tapi Louise sudah lebih dulu menyita ponselnya.

"Ma, aku ini seorang pria. Aku tidak akan membiarkan mama ikut campur."

"Louise!"

"Mom, please. Jangan lakukan itu, Louise tahu apa yang harus Louise lakukan, oke?"

"Louise, kalau kau tidak berhasil membuatnya jadi menantu mama, sebaiknya jangan jadi anakku," ancam Rose.

"Ma, apa mama hanya ingin memiliki anak seperti William?" protes Louise.

"Bukan seperti itu, hanya-"

"Ma, tidak ada yang bisa lari dariku. Jadi tenanglah, dia pasti akan menjadi menantumu dan melahirkan cucumu. Aku akan beristirahat sekarang dan turun saat makan malam," pamit Louise kemudian bangkit dan pergi ke kamar yang biasa dia pakai di rumah ini.

"Tunggu, apa aku sedang bermimpi. Kepalaku pusing sekarang," kata Nenek Anne.

"Ma, aku hampir menangis karena bahagia," lanjut Rose.

"Daripada menangis, lebih baik segera hubungi Oskar. Biar dia yang mendekatkan mereka berdua," kata Jordan memberi saran.

"Pa, Louise melarang kita menghubunginya. Apa kau lupa?" tanya Rose.

"Louise hanya melarang kita menghubungi Joanna, bukan Oskar," jawab Jordan.

"Ah benar juga."

"Cepat, cepat telepon anak manis itu!" perintah Nenek Anne tak sabar.

Setelah beberapa saat, terdengar jawaban dari Oskar di seberang sana.

"Kakek Jordan?" jawabnya riang.

"Oskar, kau dimana?" tanya Jordan berbasa-basi.

"Aku sedang pergi liburan."

"Oh, apa kau pergi dengan bibimu?"

"Em."

"Apa kau bersenang-senang?"

"Tentu."

"Oskar, itu ada hal yang ingin kakek tanyakan padamu."

"Apa itu?" jawab Oskar polos.

"Itu, apa mommymu punya pacar?"

"Pacar?" tanya Oskar bingung.

"Bukan begitu caranya Pa!" protes Rose dan secepat kilat mengambil alih ponsel Jordan.

"Oskar, itu anak nenek baru saja kembali dari luar negeri. Apa Oskar ingin bertemu dengannya?" tanya Rose.

"Kenapa Oskar harus bertemu dengannya?" tanya Oskar.

"Itu, ehm. Mungkin saja Oskar ingin anak nenek jadi daddymu," jawab Rose berterus-terang.

"Tidak mau," tolak Oskar.

"Eh, kenapa?" tanya Rose.

"Oskar sudah punya daddy pilihan Oskar sendiri."

"Su-sudah punya?" tanya Rose panik.

"Em," jawab Oskar singkat. Dia menganggukkan kepalanya di seberang sana.

"Oskar, dengarkan nenek. Anak nenek sangat tampan lo. Oskar pasti akan menyukainya," rayu Rose.

"Tapi daddy pilihanku tidak hanya tampan. Dia sangat keren, baik, tidak pelit, banyak uang, dia juga menyuapi Oskar makan dan mengajak Oskar jalan-jalan," jawab Oskar menjelaskan.

"Apa? Kalian sudah sedekat itu?" tanya Rose sekali lagi.

"Nenek, aku akan menutup teleponnya. Daddy impianku meneleponku sekarang, bye!"

"Oskar, tunggu. Oskar!"

Rose hampir menangis mendengar jawaban dari Oskar. Dia mencoba menghubunginya lagi tapi tidak bisa karena Oskar lebih memilih berbicara dengan daddy impiannya via telepon.

"Rose, bagaimana?" tanya Nenek Anne.

"Apa yang Oskar katakan?" tanya Jordan tak kalah penasaran.

"Jelas saja Joanna menolak tawaran Louise. Oskar sudah punya daddy pilihannya sendiri. Mereka sudah sangat dekat, makan bersama, jalan-jalan bersama. Bahkan daddy pilihannya itu menyuapi Oskar juga. Kalau terus begini, tentu saja Louise akan kalah. Louise itu, mana mungkin akan melakukan hal-hal manis seperti itu," jawab Rose panjang lebar.

Ketiga orang itu memijit kening mereka masing-masing. Mereka harus mencari cara untuk mengambil hati Oskar. Joanna adalah seorang ibu, jadi meskipun pada akhirnya Louise berhasil mendapatkan hati Joanna tapi sudah pasti Joanna akan lebih memilih pria yang disukai anaknya. Tidak boleh, mereka harus mencari cara untuk mendapatkan keduanya, Oskar dan Joanna.

Ketiga manusia itu menjadi bodoh. Karena tidak tahu, bahwa pria yang mereka kira saingan Louise adalah putra mereka sendiri.

Putra mereka yang saat ini sedang rebahan di kasur dan sibuk berbincang dengan Oskar. Karena sebenarnya, daddy impian yang Oskar katakan tidak lain dan tidak bukan adalah Louise.

"Anak nakal, kenapa sangat lambat menjawab telepon dari paman?" protes Louise sesaat setelah Oskar mengangkat teleponnya.

"Maaf, seseorang menelepon barusan," jawab Oskar.

"Siapa?"

"Seorang nenek dan kakek yang aneh," jawab Oskar.

"Oh!"

"Paman, apa paman sudah mendapatkan bunganya?" tanya Oskar.

"Tentu saja, paman juga menemukan bunga lain yang sangat cantik tadi," beritahu Louise.

"Apa paman membelinya?"

"Tidak."

"Kenapa?" tanya Oskar.

"Karena bunga yang paman temukan tadi tidak bisa dibeli dengan uang. Kau akan mengerti saat dewasa nanti."

"Oh," respons Oskar singkat.

"Kau kenapa, kenapa jawabanmu begitu?" tanya Louise.

"Paman, apa paman ingin memiliki bunga itu?" tanya Oskar.

"Tentu saja,"

"Aku tahu bagaimana cara mendapatkannya tanpa uang," kata Oskar dengan senang.

"Tahu?"

Louise tertawa. Anak kecil itu memangnya tahu apa. Tapi, menanggapinya juga tidak buruk.

"Bagaimana caranya, tolong beritahu paman!" kata Louise kemudian.

"Berikan saja sebuah ciuman," jawab Oskar.

"C-ciuman?" tanya Louise. Louise yang awalnya rebahan kini langsung bangkit dan duduk dengan tegak.

Ah, ingin sekali Louise memukul pantat Oskar. Darimana anak kecil itu tahu soal ciuman.

"Oskar, apa yang kau bicarakan. Kau ini masih kecil, siapa yang mengajarimu begitu?"

"Mommy yang mengajariku," jawab Oskar.

"Mommy?" tanya Louise tak percaya.

"Iya, mommy. Saat aku tidak bisa membeli sesuatu karena uangku tidak cukup, mommy selalu bilang 'berikan ciuman untuk mommy dengan begitu kau akan mendapatkannya' begitu."

Lagi-lagi Louise memukul kepalanya sendiri. Sepertinya sudah waktunya untuk memberikan pelajaran tambahan yang lain untuk Oskar.

"Oskar, ini tidak sama. Lain kali, paman akan mengajarimu bahwa ada hal-hal yang berbeda saat kau tumbuh semakin dewasa."

"Baiklah. Paman, apa paman mau menemaniku tumbuh dewasa?"

"Tentu saja."

"Janji?"

"Janji."

Setelah berbincang beberapa saat, mereka pun menyudahinya. Louise menutup teleponnya dan tertawa ketika mengingat cara yang Oskar katakan.

Haruskah dia mendapatkan Joanna dengan ciuman? Menarik, mungkin dia harus mencobanya lain kali.

"Ah, anak itu kenapa sangat lucu. Tunggu, seandainya Joanna jadi istriku lalu Oskar jadi anakku pasti akan sangat menyenangkan. Haruskah aku mengadopsi Oskar?" batin Louise.

.

.

.

Diaz berjalan pelan di sela-sela gerimis yang mengguyur kota. Sepanjang jalan matanya begitu awas, menoleh ke kiri dan kanan memastikan bahwa tak ada seorang pun yang mengenalinya. Diaz masih khawatir dikenali seseorang meskipun dia sudah mengenakan pakaian tertutup.

Setelah dirasa aman, dia segera berjalan mendekati sebuah mobil mewah yang terparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Seorang pria berkepala pelontos dan bertubuh kekar segera membukakan pintu untuknya dan memberikan kode agar segera masuk kedalam. Tidak berselang lama, mobil itu membawanya pergi, berjalan terus menuju salah satu tempat pertemuan rahasia di Kota Utara.

Ujung Utara, disana adalah tempat dimana manusia pemilik kasta tertinggi berkumpul. Di utara, adalah tempat dimana kata leluhur adalah sebuah perintah yang dijunjung tinggi. Di sebelah utara juga, di sanalah tempat dimana yang bersalah akan diturunkan statusnya dari seorang bangsawan menjadi seorang manusia biasa, di buang ke jalanan tanpa bekal, tanpa persiapan dan tanpa acara perpisahan.

"Maafkan atas keterlambatan saya, Tuan!" ucap Diaz takzim kepada seorang pria paruh baya yang dia panggil sebagai Tuan.

Pria itu duduk memandangi hamparan hutan hijau yang tepat berada di sampingnya. Dari ketinggian itu, dia bisa melihat semuanya dengan jelas. Lautan yang berbatasan langsung dengan langit, rumah-rumah penduduk berukuran kecil yang sederhana, jalanan yang sedikit lengang, juga burung-burung yang berterbangan di atas dahan.

Sang Tuan tak segera menjawab, dia masih berada di dunianya sendiri, mengaduk teh miliknya dan menyesapnya perlahan. Sementara Bibi Diaz tidak berani, dia hanya menundukkan kepalanya semakin dalam berharap sang tuan segera menyampaikan titahnya.

Di sebuah bangunan tua yang masih terawat itu, tidak banyak manusia yang cukup bodoh untuk pergi kesana, terlebih bangunan itu berdiri kokoh di atas tebing yang curam dengan dikelilingi ilalang dan pohon-pohon berukuran besar.

Tanpa hawa manusia, tanpa sinar matahari yang cukup, itu sangat cukup untuk membuat suasana menjadi lebih mencekam.

"Bagaimana keadaan Josephine ku?" tanya pria itu memecahkan keheningan.

"Keadaan nona sangat baik. Dia merubah penampilannya baru-baru ini," jawab Diaz masih dengan menundukkan kepala.

"Merubah?"

"Benar, Tuan."

"Kalau begitu, aku akan menambah jumlah pengawal disekitarnya."

"Apa ada hal yang mungkin membahayakan Nona, Tuan?"

"Aku hanya ingin memastikan putriku aman dari kumbang liar."

"Saya mengerti, Tuan."

"Apa dia masih sering kesakitan?"

"Hanya sesekali, disaat nona mencoba mengingat masa lalunya."

"Jangan biarkan dia mencoba mengingat kembali masa lalunya!"

"Apa?" tanya Diaz tidak mengerti. Kepalanya yang terus menunduk sedikit terangkat sehingga membuatnya melihat dengan jelas wajah lelah milik tuannya

"Aku ingin dia tetap seperti ini, menjalani kehidupannya yang baru dan menyenangkan," jawab pria itu sendu.

Sekilas, terlihat bahwa pria itu sedang menyembunyikan kesedihan di balik senyumannya. Senyuman kerinduan terhadap putrinya yang terbuang.

"Saya mengerti, Tuan!"

"Seperti biasa, sejumlah uang sudah di kirimkan. Gunakan itu untuk mencukupi kebutuhan putriku. Pastikan semua keinginannya terpenuhi."

"Saya mengerti, Tuan!"

"Aku berterimakasih untukmu, karena telah menjaga putriku di luar sana."

"Ini sudah kewajiban saya sebagai pengasuh Nona Josephine, Tuan!"

"Apa masih ada yang ingin kau sampaikan?"

"Maafkan saya Tuan. Apakah Anda tidak ingin bertemu dengan nona?" tanya Diaz memberanikan diri.

"Tidak. Aku belum mempunyai keberanian untuk itu."

"Dengan kondisi nona yang sekarang, bukankah Tuan bisa menemuinya dengan identitas sebagai orang lain?"

"Aku sudah bersusah payah mendapatkan kesempatan untuk mengantarkannya keluar dari neraka, aku tidak ingin mengacaukan semuanya demi keinginan pribadiku dan membuat pengorbanan itu menjadi sia-sia," jawab pria itu.

Terlihat aliran bening menetes dari dua sudut matanya yang semakin menua, tetesan yang menggambarkan kerinduan juga jutaan kasih sayang yang tersimpan untuk satu-satunya harta yang paling berharga untuknya.

"Maafkan saya, Tuan!" jawab Diaz pelan, dia tahu tuannya sangat ingin tapi tidak bisa karena suatu alasan.

"Lalu, bagaimana keadaan cucuku?"

"Dia tumbuh menjadi anak yang cerdas, ceria dan baik hati. Dia semakin aktif dan selalu penasaran dengan hal-hal baru. Nona sering kewalahan karena tingkah lakunya."

"Syukurlah, aku senang Josephine membesarkannya dengan baik."

"Tuan, apakah tidak apa-apa jika tetap seperti ini?"

"Saat ini, itulah yang terbaik untuk mereka," jawab pria tua.

Suasana kembali hening. Diaz tidak berani berkata apa-apa lagi di hadapan Sir Alex.

Pria yang duduk di hadapannya adalah ayah Joanna yang sesungguhnya. Seorang keluarga bangsawan yang tega menyetujui untuk mengusir anaknya sendiri karena sebuah kesalahan yang sebenarnya tidak dia lakukan. Iya, Josephine, atau Joanna adalah putri bangsawan yang meninggalkan kastil mereka lima tahun yang lalu tanpa tahu apa yang dia langgar dan dikeluarkan dari silsilah keluarganya.

"Pergilah!" titah Sir Alex kemudian.

Diaz meninggalkan tempat itu dengan perasaannya yang tak menentu. Sungguh kasihan, melihat bagaimana seorang ayah harus mengusir putrinya sendiri untuk kebaikan sang putri. Tapi disaat yang sama juga memastikan putrinya tetap aman meskipun dia melakukannya secara diam-diam.

Jika ada kesempatan, semoga saja akan ada hari esok yang lebih baik dan mempertemukan mereka kembali dengan keadaan yang lebih baik. Tanpa kesedihan, tanpa airmata, yang ada hanyalah kebahagiaan.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Aku kasih bunga ya thor

2022-12-08

0

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Amiin....☺️

2022-11-21

0

@Kristin

@Kristin

Louis

2022-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 CRD Seseorang Di Tengah Hujan
2 CRD Daddy Untuk Mommy
3 CRD Pembuahan Oskar (21+)
4 CRD Foto Eksklusif Mommy
5 CRD Culik Aku, Paman!
6 CRD Paman yang Lain
7 CRD Pertemuan Pertama yang Gagal
8 CRD Janji Mommy
9 CRD Transformasi Joanna
10 CRD Louise & Jo Moment
11 CRD Mawar Hanya Untuk Mommy
12 CRD Aku Tanya Namanya Bukan Pekerjaannya
13 CRD Kabar Josephineku
14 CRD Ada Debu Dimataku
15 CRD Nona, Kenapa Mukamu Merah?
16 CRD Jas Seharga 1.28 Milyar
17 CRD Sejumput Doa Oskar
18 CRD Pertama dan Kedua Hanya Tentang Urutan
19 CRD Sekali Saja, Biarkan Aku Memelukmu!
20 CRD Lupakan Soal Kencan
21 CRD Ingin Bertemu Adikku?
22 CRD Sekelompok Idiot
23 CRD Hitungan Menit
24 CRD Musuh Jutaan Wanita
25 CRD Louise vs Sir Alex
26 CRD Tersesat
27 CRD Hukuman Untuk Joanna
28 Pengumuman
29 CRD Joanna, Ayo Menikah! (21+)
30 CRD Kenapa Mommy Merah-merah
31 CRD Met Gala
32 CRD Cari Mati
33 CRD Identitas William
34 CRD Salah Merestui Menantu
35 CRD Mati Karena Rindu
36 CRD Datang dan Pergi Sesuka Hatimu
37 CRD Obat Nyamuk Super
38 CRD Beban Hidup Louise
39 CRD Tutorial Menjahit
40 CRD Broken Heart
41 CRD Perlindungan Berlapis Jose
42 CRD Daddy, Ayo Menjemput Mommy
43 CRD Maaf, Aku Salah
44 CRD Calon Mertua Sialan
45 CRD Dari William untuk Joanna
46 CRD Kalian yang Menikah, Kenapa Aku yang Bulan Madu?
47 CRD Oskar, Kau Lewat Mana Saat Lahir?
48 CRD Memelukmu Sepanjang Malam
49 CRD Putriku Masih Perawan
50 CRD Apa Aku Bisa Menolak?
51 CRD She is Back
52 CRD Mommy, Xiao O Berdarah
53 CRD Ibu Kandung Oskar
54 CRD Menjenguk Oskar
55 CRD Agria's Threat
56 CRD Pintar Menidurkan Anak
57 CRD Dua Hati yang Patah
58 CRD Arthur & William
59 CRD Obat Tidur Untuk Joanna
60 CRD Will, Apa Oskar Anakmu?
61 CRD Mengambil Kembali Oskar
62 CRD Perpisahan Joanna & Xiao O
63 CRD Now I Know
64 CRD Jose is Back
65 CRD Terserah
66 CRD Menunggu Sebelum Bertindak
67 CRD Aku Ini Mahal
68 CRD Menemui Edgar
69 CRD Kembalilah Jose
70 CRD Xiao O Rindu Mommy
71 CRD Pilih Siapa Ibumu
72 CRD Menemui Louise
73 CRD Jauhi Edgar
74 CRD Sebuah Kotak Kecil
75 CRD Karma Joanna
76 CRD Anak Katak (21+)
77 Promosi Novel Baru
78 CRD Jangan Berteriak
79 CRD Ini Yang Terakhir
80 CRD Permintaan Terakhir
81 CRD Apa Ini Kematian?
82 CRD Menggantikan Peran Juan
83 CRD Fight Again
84 CRD Fight Again II
85 CRD Makam Juan Matthew
86 CRD Pulang Ke Rumahku
87 CRD Aku Lebih Suka Praktek
88 CRD Pindah Kamar
89 CRD Keputusan William
90 CRD Minum Bareng
91 CRD Lembur Bareng
92 CRD Bobok Bareng
93 CRD Louise, I Love You!
94 CRD Mommy Galak
95 CRD Aku Menemukanmu, Tuan!
96 CRD Hubungan William & Joanna
97 CRD Eduardo Silva
98 CRD Transplantasi
99 CRD Tiga Kekuatan Besar
100 CRD Kenapa Kau Juga Punya?
101 CRD Sebuah Fakta
102 CRD Janji William
103 CRD Wedding Day
104 CRD Tempat Tinggal Baru
105 CRD Bencana Untuk William
106 CRD Cara Apapun
107 CRD Samaran Louise
108 CRD Make A Baby
109 CRD Make A Baby Again
110 CRD Gendong Aku
111 CRD Pertunjukan Bakat
112 CRD Nafas Buatan
113 CRD Mau Ditinggal?
114 CRD Nanti Oskar Bangun
115 CRD I'm On Your Tummy, Mommy!
116 CRD Panen
117 CRD I'm Sleeping On Mommy's Tummy, Dad!
118 CRD Will, Titip Anakku
119 CRD Menjenguk Anakku
120 CRD Hidung Mancung Cucuku
121 CRD Pasti Perempuan
122 CRD Apa Melahirkan Selalu Sakit?
123 CRD Aku Harus Antri
124 CRD Tendangan Louise Kecil
125 CRD Reagan Kashawn Matthew
126 CRD Kebelet Pipis
127 CRD Pembukaan Awal
128 CRD I'm Not Crying, Mom!
129 CRD Doa Arthur
130 CRD She Will Back
131 CRD Dia Ibumu
132 CRD Abixz99
133 CRD Pesan Agria
134 CRD Tunggu Mama, Nak!
135 CRD Kau Dimana, Anakku?
136 CRD Mama, Tolong!
137 CRD Kesepakatan
138 CRD Akhir Hidup Anye
139 CRD Oskar Mau Ditukar
140 CRD Mama, Terimakasih!
141 CRD Kunjungan Daisy
142 CRD Jatah Ranjang
143 CRD Stella is Back
144 CRD Axel, Prince atau Shidqy?
145 CRD Interogasi
146 CRD Satu Jari Saja Belum Cukup
147 CRD Rubah Betina
148 CRD Semakin Rumit
149 CRD Kita Bisa Bercerai Sekarang
150 CRD Jangan Pedulikan Aku!
151 CRD Bekal
152 CRD Baby George
153 CRD Panggil Aku Kakak!
154 CRD Siapa Dia?
155 CRD Raksasa Besar
156 CRD Mengejar Louise
157 CRD Apa Aku Sudah Tidak Menarik?
158 CRD Hampir Tiba
159 CRD Segelas Alkohol Untuk William
160 CRD Hadiah Untuk Daisy
161 CRD Penyusup Profesional atau Pembunuh Profesional?
162 CRD Cosplay Jadi Cicak
163 CRD Kau Mati Saja
164 CRD Apa Kau Menyukaiku, Will?
165 CRD Malam Pertama
166 CRD Apa Kau Mau Mengintip?
167 CRD Sudah Kembali Normal
168 CRD Kenapa Kau Sangat Bau?
169 CRD Panggil William
170 CRD Tetua Memanggil Anda, Tuan!
171 CRD Hamil Lagi?
172 CRD Tanpamu
173 CRD Malam Pembunuhan
174 CRD Oh, Masih Hidup?
175 CRD Louise Matthew?
176 CRD Junior Uwu
177 CRD Akhiri Saja
178 CRD Tiger Position
179 CRD Daddy atau Mommy?
180 CRD Malam Terakhir
181 CRD Rencana Oskar Matthew
182 CRD Cerai
183 CRD Makanan Ikan
184 Pengumuman
185 CRD Mengembalikan Joanna
186 Tamat
Episodes

Updated 186 Episodes

1
CRD Seseorang Di Tengah Hujan
2
CRD Daddy Untuk Mommy
3
CRD Pembuahan Oskar (21+)
4
CRD Foto Eksklusif Mommy
5
CRD Culik Aku, Paman!
6
CRD Paman yang Lain
7
CRD Pertemuan Pertama yang Gagal
8
CRD Janji Mommy
9
CRD Transformasi Joanna
10
CRD Louise & Jo Moment
11
CRD Mawar Hanya Untuk Mommy
12
CRD Aku Tanya Namanya Bukan Pekerjaannya
13
CRD Kabar Josephineku
14
CRD Ada Debu Dimataku
15
CRD Nona, Kenapa Mukamu Merah?
16
CRD Jas Seharga 1.28 Milyar
17
CRD Sejumput Doa Oskar
18
CRD Pertama dan Kedua Hanya Tentang Urutan
19
CRD Sekali Saja, Biarkan Aku Memelukmu!
20
CRD Lupakan Soal Kencan
21
CRD Ingin Bertemu Adikku?
22
CRD Sekelompok Idiot
23
CRD Hitungan Menit
24
CRD Musuh Jutaan Wanita
25
CRD Louise vs Sir Alex
26
CRD Tersesat
27
CRD Hukuman Untuk Joanna
28
Pengumuman
29
CRD Joanna, Ayo Menikah! (21+)
30
CRD Kenapa Mommy Merah-merah
31
CRD Met Gala
32
CRD Cari Mati
33
CRD Identitas William
34
CRD Salah Merestui Menantu
35
CRD Mati Karena Rindu
36
CRD Datang dan Pergi Sesuka Hatimu
37
CRD Obat Nyamuk Super
38
CRD Beban Hidup Louise
39
CRD Tutorial Menjahit
40
CRD Broken Heart
41
CRD Perlindungan Berlapis Jose
42
CRD Daddy, Ayo Menjemput Mommy
43
CRD Maaf, Aku Salah
44
CRD Calon Mertua Sialan
45
CRD Dari William untuk Joanna
46
CRD Kalian yang Menikah, Kenapa Aku yang Bulan Madu?
47
CRD Oskar, Kau Lewat Mana Saat Lahir?
48
CRD Memelukmu Sepanjang Malam
49
CRD Putriku Masih Perawan
50
CRD Apa Aku Bisa Menolak?
51
CRD She is Back
52
CRD Mommy, Xiao O Berdarah
53
CRD Ibu Kandung Oskar
54
CRD Menjenguk Oskar
55
CRD Agria's Threat
56
CRD Pintar Menidurkan Anak
57
CRD Dua Hati yang Patah
58
CRD Arthur & William
59
CRD Obat Tidur Untuk Joanna
60
CRD Will, Apa Oskar Anakmu?
61
CRD Mengambil Kembali Oskar
62
CRD Perpisahan Joanna & Xiao O
63
CRD Now I Know
64
CRD Jose is Back
65
CRD Terserah
66
CRD Menunggu Sebelum Bertindak
67
CRD Aku Ini Mahal
68
CRD Menemui Edgar
69
CRD Kembalilah Jose
70
CRD Xiao O Rindu Mommy
71
CRD Pilih Siapa Ibumu
72
CRD Menemui Louise
73
CRD Jauhi Edgar
74
CRD Sebuah Kotak Kecil
75
CRD Karma Joanna
76
CRD Anak Katak (21+)
77
Promosi Novel Baru
78
CRD Jangan Berteriak
79
CRD Ini Yang Terakhir
80
CRD Permintaan Terakhir
81
CRD Apa Ini Kematian?
82
CRD Menggantikan Peran Juan
83
CRD Fight Again
84
CRD Fight Again II
85
CRD Makam Juan Matthew
86
CRD Pulang Ke Rumahku
87
CRD Aku Lebih Suka Praktek
88
CRD Pindah Kamar
89
CRD Keputusan William
90
CRD Minum Bareng
91
CRD Lembur Bareng
92
CRD Bobok Bareng
93
CRD Louise, I Love You!
94
CRD Mommy Galak
95
CRD Aku Menemukanmu, Tuan!
96
CRD Hubungan William & Joanna
97
CRD Eduardo Silva
98
CRD Transplantasi
99
CRD Tiga Kekuatan Besar
100
CRD Kenapa Kau Juga Punya?
101
CRD Sebuah Fakta
102
CRD Janji William
103
CRD Wedding Day
104
CRD Tempat Tinggal Baru
105
CRD Bencana Untuk William
106
CRD Cara Apapun
107
CRD Samaran Louise
108
CRD Make A Baby
109
CRD Make A Baby Again
110
CRD Gendong Aku
111
CRD Pertunjukan Bakat
112
CRD Nafas Buatan
113
CRD Mau Ditinggal?
114
CRD Nanti Oskar Bangun
115
CRD I'm On Your Tummy, Mommy!
116
CRD Panen
117
CRD I'm Sleeping On Mommy's Tummy, Dad!
118
CRD Will, Titip Anakku
119
CRD Menjenguk Anakku
120
CRD Hidung Mancung Cucuku
121
CRD Pasti Perempuan
122
CRD Apa Melahirkan Selalu Sakit?
123
CRD Aku Harus Antri
124
CRD Tendangan Louise Kecil
125
CRD Reagan Kashawn Matthew
126
CRD Kebelet Pipis
127
CRD Pembukaan Awal
128
CRD I'm Not Crying, Mom!
129
CRD Doa Arthur
130
CRD She Will Back
131
CRD Dia Ibumu
132
CRD Abixz99
133
CRD Pesan Agria
134
CRD Tunggu Mama, Nak!
135
CRD Kau Dimana, Anakku?
136
CRD Mama, Tolong!
137
CRD Kesepakatan
138
CRD Akhir Hidup Anye
139
CRD Oskar Mau Ditukar
140
CRD Mama, Terimakasih!
141
CRD Kunjungan Daisy
142
CRD Jatah Ranjang
143
CRD Stella is Back
144
CRD Axel, Prince atau Shidqy?
145
CRD Interogasi
146
CRD Satu Jari Saja Belum Cukup
147
CRD Rubah Betina
148
CRD Semakin Rumit
149
CRD Kita Bisa Bercerai Sekarang
150
CRD Jangan Pedulikan Aku!
151
CRD Bekal
152
CRD Baby George
153
CRD Panggil Aku Kakak!
154
CRD Siapa Dia?
155
CRD Raksasa Besar
156
CRD Mengejar Louise
157
CRD Apa Aku Sudah Tidak Menarik?
158
CRD Hampir Tiba
159
CRD Segelas Alkohol Untuk William
160
CRD Hadiah Untuk Daisy
161
CRD Penyusup Profesional atau Pembunuh Profesional?
162
CRD Cosplay Jadi Cicak
163
CRD Kau Mati Saja
164
CRD Apa Kau Menyukaiku, Will?
165
CRD Malam Pertama
166
CRD Apa Kau Mau Mengintip?
167
CRD Sudah Kembali Normal
168
CRD Kenapa Kau Sangat Bau?
169
CRD Panggil William
170
CRD Tetua Memanggil Anda, Tuan!
171
CRD Hamil Lagi?
172
CRD Tanpamu
173
CRD Malam Pembunuhan
174
CRD Oh, Masih Hidup?
175
CRD Louise Matthew?
176
CRD Junior Uwu
177
CRD Akhiri Saja
178
CRD Tiger Position
179
CRD Daddy atau Mommy?
180
CRD Malam Terakhir
181
CRD Rencana Oskar Matthew
182
CRD Cerai
183
CRD Makanan Ikan
184
Pengumuman
185
CRD Mengembalikan Joanna
186
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!