Inisial Nama

🕵‍♀

🕵‍♀

🕵‍♀

🕵‍♀

🕵‍♀

Valerie menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur, sungguh hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Valerie memejamkan mata, bayangan Dion yang tadi sore makan mie instan di rumahnya tiba-tiba muncul.

Valerie menyunggingkan senyumannya. "Dilihat dari sisi mana pun, si Bos tampan sekali," gumam Valerie.

Valerie mengambil guling dan memeluknya dengan gemas. "Andai saja aku punya pacar kaya si Bos, aku bakalan simpan di rumah gak bakalan aku bawa ke mana-mana, secara zaman seperti sekarang ini pelakor bertebaran di mana-mana kaya virus."

Valerie kembali tersenyum-senyum sendiri sembari memeluk gulingnya, Valerie berguling-guling di atas tempat tidurnya, hingga akhirnya...

Bruuuuggg...

Valerie terjatuh dari atas tempat tidurnya. "Aw, ya ampun pa*tat aku sakit sekali."

Valerie menendang guling itu dengan kesalnya, sungguh Valerie ingin sekali merasakan punya kekasih karena selama ini Valerie sama sekali belum pernah merasakan pacaran.

Bukan karena Valerie tidak laku, justru banyak sekali pria yang jatuh cinta kepada Valerie tapi Valerie terlalu galak jadi tidak ada yang berani mendekati Valerie.

Valerie pun kembali naik ke atas tempat tidurnya, perlahan mata Valerie sudah mulai sayu dan tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Valerie pun terlelap.

Sementara itu di rumah Dion...

Dion baru saja keluar dari kamar mandi habis membersihkan tubuhnya, kemudian Dion memakai pakaian santainya setelah itu duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya.

"Aku harus cari pacar bohong-bohongan, aku gak mau menikah dengan Jesika karena aku hanya menganggap Jesika sebatas adik saja gak lebih," gumam Dion.

Dion pun menyandarkan punggungnya dengan memejamkan matanya, tiba-tiba bayangan Valerie muncul.

"Valerie."

Dion langsung membuka matanya. "Kenapa tiba-tiba aku ingat Valerie?" gumamnya.

Dion terlonjak kaget saat sebuah tangan menepuk pundaknya.

"Astaga Mami, bikin kaget saja," seru Dion.

"Kamu kenapa, dari tadi melamun saja? Bahkan Mami ketuk-ketuk pintu kamar kamu, kamu tidak mendengarnya," sahut Mami Ayu.

"Enggak lagi mikirin apa-apa, Mi."

Mami Ayu duduk di samping Dion. "Kamu jangan bohong sama Mami, Mami tahu kalau kamu lagi mikirin sesuatu."

"Enggak Mi, asli, Dion gak lagi mikirin apa-apa," sahut Dion.

"Kalau begitu Mami ingin tanya sama kamu, waktu itu kamu bilang kalau kamu sudah punya pacar, sejak kapan kamu pacaran? Kok Mami gak tahu sih?"

"Hah...sejak kapan ya, Dion lupa Mami," sahut Dion gugup dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kalau lupa, berarti pacarannya sudah lama dong, kenapa gak dikenalin sama Mami dan Papi?"

"Ah, iya kapan-kapan Dion kenalkan pacar Dion sama Mami dan Papi."

"Kok kapan-kapan sih? Besok malam minggu, ajak dia makan malam di sini, Mami ingin kenal sama calon menantu Mami."

"Hah...besok Mi!" sentak Dion tanpa sadar.

"Kenapa? Kok kaget gitu sih?"

"Ti-tidak Mi, tapi ketemuannya boleh tidak minggu depan jangan besok."

"Lah kenapa? Kamu ingat kan, pembicaraan kita sama keluarga Jesika? Kami berencana akan menjodohkan kamu dan Jesika tapi kalau kamu sudah punya pacar, ya gak apa-apa, kami tidak akan memaksa tapi kami ingin berkenalan dengan pacar kamu."

Dion hanya bisa tersenyum canggung, entah wanita mana yang harus Dion bayar untuk menjadi pacar pura-puranya.

"Pokoknya, besok Mami sama Papi tunggu kamu bawa pacar kamu ke sini," seru Mami Ayu dengan menepuk pundak Dion.

Mami Ayu pun pergi dari kamar Dion, sedangkan Dion mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

***

Keesokan harinya....

Valerie dan Julian yang baru datang ke sekolah kaget saat melihat semua murid berlarian ke arah gudang belakang.

"Ada apa, Jul? Kok mereka pada berlarian kaya gitu?" tanya Valerie.

"Entahlah."

"Astaga, ternyata kalian ada di sini," seru Roy dengan nafas ngos-ngosan.

"Ada apa Roy?"

"Di gudang, ada korban lagi."

"Apa?"

Valerie dan Julian langsung berlari menuju gudang belakang dan ternyata di sana sudah sesak dipenuhi banyak sekali siswa yang ingin melihat bahkan polisi sudah ada di sana.

Tiba-tiba bel masuk pun berbunyi dan semua siswa diperintahkan untuk segera masuk ke dalam kelas masing-masing. Valerie dan Julian masih ada di sana.

"Kalian coba cek dulu mayat siswi itu," bisik Komandan Alan.

"Baiklah."

Valerie dan Julian pun masuk ke dalam gudang, korban sudah dimasukan ke kantong jenazah. Valerie dan Julian memperhatikan setiap sudut gudang itu, dan ternyata Valerie menginjak sesuatu.

"Apa ini?"

"Ada apa Val?" tanya Julian.

"Aku menemukan topi ini."

Julian mengambilnya dan memeriksa topi itu, dan Julian pun menemukan sebuah inisial di dalam topi itu. Julian dan Valerie saling pandang satu sama lain.

"G"

Ucap Julian dan Valerie bersamaan, setelah itu mereka berdua memberikan bukti itu kepada Komandan Alan untuk diselidiki leboh lanjut lagi.

"Jul, G itu inisial nama buat Galang bukan sih?" seru Valerie.

"Bisa jadi, tapi kan si Galang sudah masuk penjara."

"Terus G ini siapa? Berarti yang melakukan kejahatan itu bukan hanya satu orang, ada banyak dong."

"Kenapa kasus ini semakin rumit sih," seru Julian.

Sementara itu, dibalik dinding seseorang sedang memperhatikan para polisi yang sedang olah TKP. Orang itu tampak menyunggingkan senyumannya.

Tiba-tiba seseorang merangkul pundaknya membuat si pelaku terkejut.

"Kamu sedang apa di sini?"

"Pa-pak Ismail."

Dion menyunggingkan senyumannya dan tanpa sepengetahuannya, Dion mengambil sebuah alat yang dia tempelkan waktu itu di balik telinga si pelaku.

"Jangan mengintip seperti ini, nanti polisi curiga sama kamu," seru Dion dengan santainya.

"Ah..i-iya Pak, kalau begitu saya kembali bekerja."

Orang itu pun langsung pergi dengan raut wajah yang ketakutan, Dion hanya menyunggingkan senyumannya.

"Dasar bodoh," batin Dion.

Dion pun kembali melangkahkan kakinya menuju kelas, sedangkan si pelaku tampak bernafas lega karena dia pikir Dion tidak mengetahuinya.

"Syukurlah, untung Pak Ismail tidak mencurigaiku," gumamnya.

Si pelaku pun menggatuk kepalanya dan seketika dia mengingat sesuatu.

"Astaga, topiku mana?" gumamnya.

Si pelaku celingukan mencari topi yang dia pakai, sebelumnya dia tidak pernah kehilangan topinya dan sesudah melakukan kejahatan pun, dia selalu ingat akan topinya itu.

"Jangan-jangan topiku, ketinggalan di TKP? Bisa bahaya kalau polisi itu menemukannya, di dalam topi itu ada inisial nama anakku," batinnya.

Si pelaku tampak kalang kabut, bahkan dia sudah tidak bisa diam dengan tenang. Kalau sampai semuanya terbongkar, bisa habis nasib dia dan anaknya.

"Ini bahaya, Galang sudah tertangkap dan aku harus lebih berhati-hati lagi sekarang, jangan sampai aku tertangkap seperti Galang," batinnya.

Terpopuler

Comments

aas

aas

waduuuh ini bapaknyaa 😩 sekeluarga rada2 gitu??

2025-03-11

1

😘😍 fans girl RAP LINE 😍😘

😘😍 fans girl RAP LINE 😍😘

ni pasti mang Udin& galang& Gilang yu pasti anak2nya

2023-02-08

1

£oN€LY

£oN€LY

Pak Udinkah orang itu.. 🤔🤔

2022-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 Valerie Whitney
2 Identitas Tersembunyi
3 Melakukan Penyamaran
4 Membully Orang Yang Salah
5 Penemuan Mayat
6 Tukang Cilok Ganteng
7 Mulai Menyusun Rencana
8 Misi Gagal
9 Kematian Yuna
10 Tetangga Baru
11 Pengagum Rahasia
12 Hampir Tertangkap
13 Kedatangan Jesika
14 Rossa Mendapatkan Teror
15 Siapa Galang, Sebenarnya?
16 Orang Pengirim Bunga
17 Penculikan Valerie
18 Tertangkapnya Galang
19 Inisial Nama
20 Pacar Bohong-bohongan
21 Makan Malam
22 Pembalasan Dendam
23 Masa Lalu Gilang
24 Cemburu
25 Jesika Yang Keras Kepala
26 Kelakuan Calon Mertua
27 Kembali Membuat Ulah
28 Kelakuan Dion Dan Valerie
29 Keberangkatan Yang Penuh Drama
30 Welcome Bangkok
31 Mulai Merasakan Keanehan
32 Bau Anyir
33 Dalam Bahaya
34 Ruangan Bawah Tanah
35 Pasangan Kanibal
36 Masalalu Valerie
37 Perdagangan Manusia
38 Valerie Tertembak
39 Moment Mengharukan
40 Getaran-getaran Cinta
41 Kebahagiaan Valerie
42 Kepulangan Petra
43 Feeting Baju Pengantin
44 Percobaan Yang Gagal
45 Kelakuan Dion dan Petra
46 Undangan Makan Malam
47 Dia Adalah Orangnya
48 Masa Lalu Lion, Ferdinan, Andri
49 Mencari Bukti
50 Valerie Dalam Bahaya
51 Kepanikan Semua Orang
52 Pencarian Valerie
53 Amukan Dion Dan Papi Lion
54 Menanti Keajaiban
55 Hukuman Untuk Jesika
56 Merindukan Valerie
57 Siuman
58 Pernikahan
59 Kekonyolan Di Malam Pertama
60 Akhir Yang Luar Biasa (END)
61 EXRTRA PART
62 EXTRA PART
63 Julian & Vanessa
64 Julian & Vanessa
65 Julian & Vanessa
66 Virlie Halbert
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Valerie Whitney
2
Identitas Tersembunyi
3
Melakukan Penyamaran
4
Membully Orang Yang Salah
5
Penemuan Mayat
6
Tukang Cilok Ganteng
7
Mulai Menyusun Rencana
8
Misi Gagal
9
Kematian Yuna
10
Tetangga Baru
11
Pengagum Rahasia
12
Hampir Tertangkap
13
Kedatangan Jesika
14
Rossa Mendapatkan Teror
15
Siapa Galang, Sebenarnya?
16
Orang Pengirim Bunga
17
Penculikan Valerie
18
Tertangkapnya Galang
19
Inisial Nama
20
Pacar Bohong-bohongan
21
Makan Malam
22
Pembalasan Dendam
23
Masa Lalu Gilang
24
Cemburu
25
Jesika Yang Keras Kepala
26
Kelakuan Calon Mertua
27
Kembali Membuat Ulah
28
Kelakuan Dion Dan Valerie
29
Keberangkatan Yang Penuh Drama
30
Welcome Bangkok
31
Mulai Merasakan Keanehan
32
Bau Anyir
33
Dalam Bahaya
34
Ruangan Bawah Tanah
35
Pasangan Kanibal
36
Masalalu Valerie
37
Perdagangan Manusia
38
Valerie Tertembak
39
Moment Mengharukan
40
Getaran-getaran Cinta
41
Kebahagiaan Valerie
42
Kepulangan Petra
43
Feeting Baju Pengantin
44
Percobaan Yang Gagal
45
Kelakuan Dion dan Petra
46
Undangan Makan Malam
47
Dia Adalah Orangnya
48
Masa Lalu Lion, Ferdinan, Andri
49
Mencari Bukti
50
Valerie Dalam Bahaya
51
Kepanikan Semua Orang
52
Pencarian Valerie
53
Amukan Dion Dan Papi Lion
54
Menanti Keajaiban
55
Hukuman Untuk Jesika
56
Merindukan Valerie
57
Siuman
58
Pernikahan
59
Kekonyolan Di Malam Pertama
60
Akhir Yang Luar Biasa (END)
61
EXRTRA PART
62
EXTRA PART
63
Julian & Vanessa
64
Julian & Vanessa
65
Julian & Vanessa
66
Virlie Halbert

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!