🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
Wanti adalah siswi yang kesekian kalinya tewas dengan cara yang sangat mengenaskan.
"Jul, kayanya kita harus cari informasi dari si Yuna," seru Valerie.
"Ide bagus, si Yuna pasti tahu sesuatu," sahut Julian.
Hari ini Valerie dan Julian kembali masuk sekolah, dan seperti biasa mereka ke sekolah dengan penampilan culunnya.
Valerie berjalan sendirian dengan santainya, menuju kelasnya sedangkan Julian, dia belum datang. Tiba-tiba seseorang menarik tangan Valerie dan membawa Valerie ke belakang sekolah.
"Lepaskan, apa-apaan sih kamu!" bentak Valerie.
Roy menghempaskan tubuh Valerie ke dinding dan memerangkap tubuh Valerie, bahkan wajah keduanya saat ini sudah sangat dekat membuat Valerie tidak nyaman dengan perlakuan Roy.
"Kamu mau apa? jangan macam-macam," seru Valerie.
"Siapa kamu sebenarnya? kenapa kamu bisa mengalahkan semua anak buahku?" tanya Roy.
"Sial, dasar bocah tengil bikin hidupku ribet aja," batin Valerie.
"Memangnya kenapa kalau aku bisa mengalahkan anak buahmu? sejak SD aku sudah ikutan taekwondo jadi aku jago beladiri, jadi kamu jangan pernah macam-macam sama aku karena kamu tidak akan pernah bisa menindasku," seru Valerie.
"Wow, sungguh gadis pemberani," sahut Roy.
"Terus sekarang maumu apa, membawaku ke sini?" tanya Valerie dengan tatapan tajamnya.
Seketika Roy dan dua temannya langsung bertekuk lutut di hadapan Valerie membuat Valerie melongo dengan mulut yang menganga.
Awalnya Valerie berpikir kalau Roy dan kedua temannya itu mau menyerangnya lagi, bahkan Valerie sudah pasang kuda-kuda apabila Roy dan teman-temannya akan melakukan penyerangan yang tak terduga, tapi nyatanya malah sebaliknya, mereka berlutut di hadapan Valerie seperti Valerie itu adalah seorang Ratu yang wajib di sembah.
"Kalian kenapa?" tanya Valerie heran.
"Bos, kami mohon jadikan kami anak buahmu," seru Roy.
"Bos? anak buah? maksud kalian apa? aku bukan Bos kalian, dan aku tidak membutuhkan anak buah," sahut Valerie.
"Bos Valerie, kami ingin belajar beladiri karena selama ini kami sama sekali tidak bisa beladiri," seru Roy.
Valerie melipat kedua tangannya di dada, kemudian tersenyum lucu melihat tingkah Roy dan kedua temannya itu.
"Bukanya selama ini kalian adalah penguasa di sekolah ini? dan semua anak-anak takut kepadamu? tapi kenapa sekarang kamu malah mau meminta aku untuk mengajarimu?" seru Valerie.
"Mereka saja yang pada takut kepadaku, padahal pada kenyataannya aku tidak punya keahlian apa pun, aku hanya berpura-pura sok jagoan supaya anak-anak di sekolahan ini takut kepadaku," sahut Roy.
Valerie menahan tawanya melihat tingkah Roy, hingga akhirnya azas saling memanfaatkan pun kembali muncul di otak Valerie.
"Oke, kalian aku terima jadi anak buahku, tapi dengan satu syarat."
"Apa syaratnya Bos?" tanya Roy.
"Kamu anak orang kaya kan? jadi kamu harus meneraktir aku makan di kantin selama satu bulan," seru Valerie.
"Baiklah, itu syarat yang mudah untukku," sahut Roy.
"Oke, syaratnya hanya itu."
"Terima kasih Bos Valerie, mulai hari ini Bos Valerie tidak akan bayar makan di kantin karena aku yang akan bayar," tegas Roy.
"Cakep, ya sudah, kalian berdiri, sebentar lagi bel masuk berbunyi."
Sementara itu Wakil Ketua dan tim Valerie yang melihat kelakuan Valerie dari pantauan kamera dari jam tangan yang Valerie gunakan menepuk jidat mereka secara serentak, mereka tidak habis pikir dengan kelakuan Valerie.
Valerie pun langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Roy dan kedua temannya. "Dasar bocah bodoh," batin Valerie.
Valerie pun masuk ke dalam kelas dan ternyata Julian sudah sampai dan sekarang sedang asyik ngobrol dengan Yuna.
"Pagi-pagi sudah menggombal aja, Panjul," seru Valerie.
"Yee, sirik aja jadi orang."
"Val, kamu dari mana?" tanya Yuna.
"Biasalah, ada masalah sedikit."
Tidak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi dan Bu Guru pun masuk, mereka mengikuti pelajaran dengan serius.
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, bel istirahat berbunyi dengan nyaringnya membuat semua siswa berhamburan menuju kantin.
Begitu pun Valerie, Julian, dan Yuna yang langsung ke kantin karena perut mereka sangat lapar. Tiba-tiba, Roy dan kedua temannya membawa banyak makan ke meja Valerie.
"Bos, ini makanannya," seru Roy.
"Hah, Bos?" sahut Julian dan Yuna bersamaan.
"Terima kasih, Roy."
"Apa Bos mau makan yang lainnya lagi?" seru Herman.
"Tidak, ini sudah cukup banyak. Kalian pergi saja, biarkan aku makan dengan tenang," seru Valerie dengan gaya yang sok bossy.
Roy dan kedua temannya pun pergi...
"Apa yang sudah terjadi? kamu apain tuh bocah?" tanya Julian.
"Aku gak ngapa-ngapain tuh bocah, mereka saja yang ingin mentraktirku makan di kantin," sahut Valerie santai.
Julian mendelikan matanya, dia merasa curiga kepada Valerie tidak mungkin Valerie tidak melakukan apa-apa.
"Jangan bohong kamu, aku curiga sama kamu," seru Julian.
"Sudah jangan banyak bicara, makan saja tuh rezeki," sahut Valerie.
Sementara itu Yuna hanya diam saja, dia tidak tahu apa yang sudah Valerie dan Julian bicarakan.
Tiba-tiba, para siswi perempuan berhamburan dan berlarian dari kantin membuat Valerie, Julian, dan Yuna bingung.
"Ada apa, kenapa mereka berlarian seperti itu?" seru Julian.
Yuna pun menghentikan salah satu temannya. "Kalian mau kemana?" tanya Yuna.
"Ada tukang cilok ganteng, kita mau beli ciloknya."
"Hah, serius? aku ikut dong, penasaran juga sama wajahnya," seru Yuna.
"Ayo buruan, ciloknya keburu habis."
"Val, kamu mau ikut."
"Duluan aja, nanti aku nyusul," sahut Valerie.
Yuna pun pergi dengan teman-temannya.
"Idih alay banget, kaya kamu masih SMA dulu, pasti kelakuan kamu kaya gitu," ledek Julian dengan mulut penuh makanan.
"Sok tahu."
"Bukanya sok tahu, anak SMA kan kelakuannya kaya gitu lihat tukang cilok ganteng aja sudah klepek-klepek kaya cacing kepanasan apalagi kalau lihat penampilan asli aku, sudah pasti mereka bakalan pingsan."
"Percaya diri sekali kamu, Panjul."
"Memang benar kok, Julian si tampan dan tidak ada duanya. Oh iya, ngomong-ngomong kamu waktu SMA ada yang deketin gak sih?"
"Wah, ngeremehin aku ternyata kamu, Panjul. Ya, jelas banyaklah, aku kan primadona sekolah waktu itu."
"Primadona apaan? gak percaya aku, palingan yang ngejar-ngejar kamu tukang cilok, iya kan?" ledek Julian.
"Enak saja, bukan tukang cilok."
"Tapi?"
"Tapi, tukang batagor," sahut Valerie cengengesan.
Julian menoyor kepala Valerie. "Itu sama saja, Oneng."
"Eh iya, ngomong-ngomong di kantin ini hanya aku doang yang perempuannya, semuanya laki-laki," seru Valerie dengan memperhatikan sekelilingnya.
"Kan, tadi semuanya menyerbu tukang cilok."
"Kita lihat yuk, aku penasaran sama tukang cilok itu!" ajak Valerie.
"Aku juga penasaran, seperti apa wajah tuh tukang cilok."
Akhirnya Valerie dan Julian pun meninggalkan kantin dan menuju gerbang, sesampainya di gerbang, si tukang cilok itu tidak kelihatan karena terhalang oleh sekumpulan siswi-siswi sekolah itu.
"Astaga, penuh banget si pedagangnya gak kelihatan," seru Valerie.
Valerie dan Julian menunggu sampai para siswi membubarkan diri, hingga akhirnya satu persatu siswi itu mulai pergi dan Valerie bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah si tukang cilok ganteng itu.
"Eh tunggu, sepertinya aku pernah lihat tuh pria, di mana ya?" seru Valerie.
"Lihat di mana? jangan sok kenal deh," ledek Julian.
"Enggak, seriusan aku rasanya pernah bertemu dengan pria itu tapi di mana ya?"
Valerie tampak berpikir, mengingat-ngingat di mana dia bertemi dengan si tukang cilok itu. Cukup lama, Valerie berpikir hingga akhirnya Valerie ingat dan memukul kepala Julian.
"Aku ingat sekarang."
"Allahuakbar, Valerie kenapa kamu mukul kepala aku!" teriak Julian sehingga membuat tukang cilot itu melihat ke arah Valerie dan Julian.
"Jul, dia pria yang aku temui di hotel waktu itu yang waktu aku sedang menjalani misi penangkapan gembong narkoba."
"Hah, halu ya kamu, mana ada tukang cilok berada di hotel bintang lima? ngaco kamu, Val."
"Seriusan Jul, aku gak bohong."
"Bodo ah, ayo kita ke kelas sudah bel masuk tuh," ajak Julian dengan menarik tangan Valerie.
Valerie terus menoleh ke belakang, sedangkan si tukang cilok tampak menyunggingkan senyumannya.
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
Yuk guys, Author ingatkan lagi bagi pembaca yang tidak masuk GC aku, akan ada hadiah pulsa dari Author bagi 3 orang yang paling banyak memberikan giftnya.
Juara 1: 100k
Juara 2: 75k
Juara 3: 50k
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
⧗⃟ᷢʷ ☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
ini yang di hotel dan penjual cilok sprtinya the black Hunter bosnya Julian dan valeri
2024-06-25
2
Patrick Khan
.bang cilok 5rb bungkus 1..pedes y bang 😄😄.
2024-01-03
1
Qaisaa Nazarudin
Iyalah kamu udah berantam dgn nya waktu itu di kamar hotel karena rebutin koper barang bukti..
2023-08-27
2