🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
Keesokan harinya...
Valerie dan Julian cepat-cepat menuju kantor karena Rossa menghubungi mereka.
"Ada apa, Mbak? Tumben Mbak menyuruh kami untuk cepat-cepat datang ke sini?" tanya Valerie.
"Kalian lihatlah isi kotak itu," sahut Rossa dengan raut wajah yang pucat.
"Jul, coba kamu yang buka," seru Valerie.
Julian pun akhirnya membuka kotak berwarna pink itu, dari luar memang terlihat sangat cantik. Setelah Julian membukanya, ternyata isinya kumpulan foto-foto para siswi yang sedang di perkosa oleh si pelaku.
Julian membaca kartu yang ada di dalamnya. "Sebentar lagi giliran kamu."
"Iyuh, menjijikan sekali orang ini," seru Julian dengan melempar kotak itu.
Valerie yang penasaran pun mengambil kotak itu dan melihatnya, Valerie langsung menutupnya kembali.
"Astaga, mata suciku ternoda dengan foto-foto itu," seru Valerie.
"Sungguh sangat menjijikan kan? Bagaimana dia tahu di mana rumahku? Bahkan dia tahu siapa namaku," seru Rossa.
"Si pelaku sepertinya sudah mulai mengincar orang-orang diluar lingkungan sekolah, bahaya ini Jul, kalau begini caranya korban akan bertambah banyak lagi," seru Valerie.
"Bagaimana ini, Val, Jul, aku sangat takut," seru Rossa dengan wajah yang pucat.
"Mbak tenang dulu, kita akan menjaga Mbak tenang saja," sahut Julian dengan memeluk Rossa.
Valerie menjambak rambut Julian, membuat Julian mengaduh kesakitan.
"Dasar, malah cari kesempatan dengan peluk-peluk Mbak Rossa," ledek Valerie.
"Bukan cari kesempatan, menenangkan Val soalnya Mbak Rossa butuh sandaran saat ini," kilah Julian.
Valerie kembali menoyor kepala Julian. "Banyak alasan."
Julian pun mendelikan matanya ke arah Valerie, tiba-tiba pintu ruangan terbuka menampilkan wajah tampan Dion dan ternyata Wakil ketua pun ikut masuk.
"Ada apa ini, kok wajah kalian terlihat tegang?" seru Wakil ketua.
"Ini, Wakil ketua ada yang meneror Mbak Rossa," seru Julian.
Wakil ketua dan Dion pun melihat isi kotak itu, dan mereka kembali menutupnya.
"Astaga, siapa orang itu sebenarnya?" seru Wakil ketua.
"Bos, sebenarnya aku curiga kepada seseorang," seru Valerie.
"Siapa?" tanya Dion.
"Kemarin, pulang dari sini, aku tidak sengaja mendengar kegaduhan di rumah sebelah karena aku penasaran, aku pun mencoba masuk ke dalam rumah itu. Semuanya dikunci, bahkan aku mencoba mengetuk pintunya tapi tidak ada sahutan sama sekali, sedangkan di dalam aku mendengar benda berjatuhan, karena aku khawatir, akhirnya aku terpaksa mendobrak pintu rumah itu," seru Valerie.
"Wuidih, kuat banget kamu mendobrak pintu rumah itu," puji Wakil ketua.
"Awalnya susah, Wakil ketua, aku saja butuh beberapa kali untuk mendobraknya hingga akhirnya pintu itu bisa terbuka," sahut Valerie.
"Terus apa yang kamu temukan di sana?" tanya Dion.
"Aku menemukan seorang pria dengan tangan dan kaki di pasung, tapi di saat aku mendekat, dia justru marah dan menendangku kemudian mengambil pisau lipat dari dalam laci dan mengarahkannya kepadaku, untung aku cepat menghindar. Tapi kalian tahu, pisau lipat itu sama persis dengan pisau lipat yang kemarin si pelaku bawa," sahut Valerie.
"Apa? Mungkinkah dia pelakunya? Tapi kan, dia dalam keadaan di pasung?" seru Julian.
"Satu lagi, waktu itu juga ada seseorang yang datang entah siapa itu tapi orang itu mengusirku untuk pergi, dan aku lihat orang itu menyeret kakinya saat berjalan, sepertinya kakinya terluka," sahut Valerie.
"Kamu tetap harus berhati-hati, soalnya aku sudah curiga kepada tetangga kamu itu sejak awal," seru Dion.
"Terus bagaimana dengan kasus aku? Aku takut, orang itu datang ke rumahku," seru Rossa.
"Ya sudah, nanti malam aku temani Mbak Rossa," seru Valerie.
"Benarkah? Terima kasih Vale, kamu memang teman terbaiku," sahut Rossa dengan memeluk Valerie.
***
Malam pun tiba....
Seperti janji Valerie, malam ini Valerie menginap di rumah Rossa, Valerie tidak mau sampai terjadi kenapa-napa kepada Rossa karena bagaimana pun, Valerie sudah menganggap Rossa sebagai Kakaknya sendiri.
"Mbak, kotak itu kapan Mbak menemukannya?" tanya Valerie.
"Tadi pagi sih, waktu Mbak mau berangkat kerja, kotak itu sudah ada di depan pintu."
"Pelaku itu sudah mulai terang-terangan meneror korban, tapi aku penasaran sama tetangga baru aku, dan siapa orang yang dipasung itu? Kenapa dia sampai di pasung seperti itu?" seru Valerie.
"Mungkin dia gila, Val."
"Bisa jadi."
"Ya sudah, sudah malam lebih baik sekarang kita tidur," seru Rossa.
"Oke Mbak."
Kedua gadis cantik itu pun mulai merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, baru saja Valerie mencoba memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar suara dari balkon kamar Rossa membuat Rossa pun ikut terbangun.
"Suara apaan itu, Val?"
"Ssttt...jangan berisik, Mbak tunggu saja di sini, biar aku yang lihat," seru Valerie.
"Kamu hati-hati, Val."
Perlahan Valerie turun dari tempat tidur Rossa, kemudian dengan langkah yang mengendap-ngendap, Valerie menghampiri jendela untuk melihat suara apa itu.
Valerie mulai mengintip, tadi Valerie tidak menemukan siapa-siapa.
"Tidak ada siapa-siapa," gumam Valerie.
Valerie menutup gordennya kembali, tapi di saat Valerie hendak melangkahkan kakinya, Valerie melihat sesuatu di balik jendela yang sebelahnya lagi.
Perlahan Valerie membuka kunci jendela balkon, dan benar saja, Valerie melihat sepatu pelaku.
"Kurang ajar."
Tanpa aba-aba, Valerie pun menendang si pelaku, sehingga si pelaku terjungkal dan bergelantungan di loteng rumah Rossa.
Valerie berusaha menjatuhkan si pelaku, tapi si pelaku sepertinya sangat lihai, hingga dengan sekali sentakan, Valerie menendang dada si pelaku dan akhirnya si pelaku pun terjatuh ke bawah.
"Mbak, dia jatuh ayo kita ke bawah," seru Valerie.
Valerie dan Rossa pun segera berlari ke bawah, tapi di saat kedua gadis cantik itu sampai di bawah, ternyata si pelaku sudah kabur dengan memanjat pagar rumah Rossa.
"Ah, sial, kenapa aku selalu gagal menangkap si pelaku," kesal Valerie.
"Siapa sih dia, Val? aku jadi semakin takut, kayanya aku mau ngungsi dulu deh dari sini sampai si pelaku di tangkap," seru Rossa ketakutan.
"Ya sudah, Mbak untuk sementara tinggal di Mes The Black Hunter saja, di sana akan lebih aman karena bakalan ada yang jagain Mbak juga."
"Iya Val."
"Kalau begitu kita tidur yuk Mbak, aku yakin si pelaku gak bakalan kembali lagi."
Akhirnya Valerie dan Rossa pun kembali ke kamar Rossa untuk tidur, meskipun Rossa menjadi bagian dari The Black Hunter namun Rossa tidak bisa beladiri seperti Valerie, Rossa jago dalam masalah hacker.
Valerie dan Rossa mulai merebahkan tubuhnya, Rossa sudah mulai memejamkan matanya sedangkan Valerie masih memikirkan sesuatu.
"Siapa sebenarnya si pelaku? Apa si pelaku ini sama dengan orang misterius yang suka mengirimkan bunga kepadaku? Tapi barusan, kok aku melihat kaki dia baik-baik saja, padahal kan aku sudah berhasil menembak kakinya waktu itu, berarti si pelaku lebih dari satu orang," batin Valerie.
Setelah sekian lama berpikir, akhirnya tanpa sadar Valerie pun mulai memejamkan matanya menyusul Rossa ke alam mimpinya masing-masing.
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
Ayo guys waktu event tinggal 3 hari lagi, siapa nih yang akan dapatkan hadiah pulsa dari Author🤭🤭
Juara 1 : 100k
Juara 2 : 75k
Juara 3 : 50k
Ini khusus yang baca karyaku dan gak masuk GC ya, kalau yang penghuni GC hadiahnya sudah di share di GC🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
bnyk teka teki yg susah dipecahin y
2022-12-26
1
Bunda Elsha
duhhh deg2an ini baca'y
2022-09-01
1
🌸so0bin🌸
Panjul maen peluk" aja.....jagain jangan cuma dipeluk doang 😁😁
2022-08-31
1