🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
Beberapa saat kemudian, taksi yang Valerie tumpangi sampai di kantornya. Valerie dengan cepat masuk dan berlari menuju ruangan khusus timnya.
“Maaf, aku terlambat!” seru Valerie.
Valerie melihat di sana timnya sudah berkumpul dan wakil ketua sudah berdiri di depan dengan melipat kedua tangannya di dada. Valerie pun segera duduk di samping Julian.
“Selamat pagi semuanya! Maaf, karena saya sudah mengganggu waktu istirahat kalian semua, khususnya untuk Valerie dan Julian yang sudah bekerja keras menangkap gembong narkoba tadi malam. Saya hanya ingin mengucapkan selamat kepada kalian berdua, karena kalian sudah berhasil menangkap gembong narkoba itu beserta barang bukti sebuah koper yang berisi uang dan juga s*bu,” seru Pak Erwin.
“Hah, menangkap gembong narkoba?” gumam Valerie bingung.
Valerie dan Julian mengerutkan keningnya merasa bingung dengan ucapan wakil ketuanya itu, sudah jelas-jelas tadi malam Valerie dan Julian gagal menangkap pelaku tapi kenapa wakil ketuanya mengatakan kalau mereka sudah berhasil menangkap gembong narkoba itu.
“Iya, Komandan Alan menemukan gembong narkoba dan anak buahnya terikat di sebuah gang sempit dengan koper yang berada di samping mereka, itu hasil kerjaan kalian kan?” seru Pak Erwin.
Valerie menoleh ke arah Julian dan Julian hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu apa-apa.
“Sudah jangan pura-pura lagi, karena kalian sudah berhasil dengan misi kalian, atasan akan memberi kalian bonus sebagai imbalan karena kerja kalian sangat bagus dan memuaskan, dan atasan sudah mentransfer uangnya ke rekening kalian masing-masing,” seru Erwin.
Semua orang tampak bertepuk tangan, sedangkan Valerie dan Julian hanya bisa tersenyum canggung sembari menggaruk kepala mereka yang tidak gatal.
“Oh iya, satu lagi. Kita mendapatkan misi baru untuk mengungkap misteri pembunuhan berantai yang terjadi di sebuah sekolah SMA ternama di kota ini. Pembunuhan berantai ini sudah terjadi dari tahun 2020, dan itu tandanya sudah 2 tahun berlalu tapi sampai sekarang belum terungkap siapa pelakunya,” seru Pak Erwin.
“Wakil ketua, masa sudah 2 tahun belum terungkap juga memangnya polisi sama sekali tidak menemukan siapa pelakunya?” seru Julian.
Valerie menoyor kepala Julian dengan gemasnya. “Kalau polisi sudah menemukannya, ngapain tugas ini diserahkan kepada kita? Ah, lama-lama aku belah juga kepala kamu dan mengganti otak kamu dengan otak ayam,” seru Valerie dengan kesalnya.
“Allahuakbar, sadis banget kamu, Val.”
“Polisi, bahkan tim detektif selain kita pun sudah berusaha memecahkan kasus ini dan mencari pelakunya tapi tidak ada yang bisa menemukan si pelaku, bahkan detektif yang menyamar jadi siswa di sekolahan itu pun justru malah menjadi korban juga,” seru Pak Erwin.
“Terus, rencana kita apa, wakil ketua?” tanya Valerie.
“Kita pun harus menyamar jadi siswa di sekolahan itu.”
“Sepertinya perasaanku gak enak, Val,” bisik Julian.
“Valerie, Julian!”
“Iya, wakil ketua!”
“Saya serahkan tugas ini kepada kalian, saya yakin kalian bisa melakukannya dan bisa menemukan siapa pelaku pembunuhan berantai itu,” seru Pak Erwin.
“Nah, kan, firasatku benar, kita lagi yang ditugaskan,” bisik Julian.
“Berarti, kita harus menyamar jadi siswa SMA dong, wakil ketua?” seru Valerie.
“Betul sekali, wajah kalian itu kan, baby face jadi masih sangat cocoklah untuk menjadi anak SMA. Tapi ingat, kalian harus menjadi siswa yang lemah jangan memperlihatkan keahlian kalian di hadapan mereka, pokoknya jangan sampai ada yang tahu kalau kalian seorang detektif.”
“Siap, wakil ketua,” sahut Valerie dan Julian bersamaan.
Rapat pun selesai, Valerie dan Julian memutuskan untuk ke kantin kantor. Sudah tanggung berada di kantor dan malas pulang lagi ke rumah, mereka pun memutuskan bersantai sejenak.
Julian mengotak-ngatik laptopnya mencari informasi mengenai kasus pembunuhan berantai itu.
“Val, menurut informasi target pembunuhan berantai itu siswi perempuan saja, dan rata-rata mereka diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh,” seru Julian.
“Pasti pelakunya seorang yang hiper,” sahut Valerie dengan mulut penuh makanan.
“Bisa jadi.”
“Oh iya, Jul, kok aku merasa aneh ya, perasaan tadi malam aku itu gagal menangkap si gembong narkoba, tapi tadi wakil ketua bilang, kita yang menangkapnya, aneh sekali kan?” seru Valerie.
“Sudahlah gak usah dipikirkan, itu rezeki buat kita.”
“Dasar kamu ini. Ngomong-ngomong, kita sudah 3 tahun bekerja di sini tapi aku sama sekali belum tahu siapa ketua The Black Hunter, apa kamu tahu siapa orangnya?” seru Valerie.
“Mana aku tahu, menurut wakil ketua, ketua kita itu sangat misterius dia bisa datang dan pergi tanpa sepengetahuan kita.”
Valerie hanya mengangguk-nganggukan kepalanya.
***
Keesokan harinya...
Valerie dan Julian sudah berada di dalam mobil wakil ketua, keduanya sudah memakai seragam SMA.
Valerie mematut wajahnya di cermin, rambutnya dikepang dua, dengan kacamata yang memperlihatkan seorang gadis culun. Sedangkan penampilan Julian, rambut klimis dengan belah pinggir serta topel yang dia tempel di pipinya.
“Astaga, walaupun dibuat culun tetap saja, aku masih terlihat tampan,” seru Julian dengan bangganya.
“Kalian sudah siap? Kalau begitu kalian turun dari mobil, dan ingat kalian harus terlihat lemah jangan sampai terpancing sehingga identitas kalian terbongkar,” seru Pak Erwin.
“Siap, wakil ketua!”
“Di jam tangan kalian sudah terpasang kamera tersembunyi dan perekam suara juga, jadi saya dan tim akan terus memantau kalian.”
“Baik, kalau begitu kita keluar dulu.”
Valerie dan Julian pun keluar dari dalam mobil, mereka berdua mulau melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah.
Valerie dan Julian seketika menjadi pusat perhatian, tidak sedikit dari mereka yang mengejek dan menertawakan Valerie dan Julian tapi keduanya terlihat santai dan melanjutkan langkahnya menuju kelas yang akan mereka tempati selama melakukan penyamaran di sana.
Ternyata Valerie dan Julian berada di kelas yang siswa-siswanya merupakan anak-anak nakal dan sok berkuasa. Di saat Valerie dan Julian masuk, semua siswa tampak memperhatikan mereka dan menatap mereka dengan tatapan meremehkan.
"Wah, ada mainan baru nih," seru salah satu siswa dengan senyumannya.
Valerie dan Julian saling pandang satu sama lain.
"Wah, wakil ketua sepertinya ingin puas sama kita, Val," bisik Julian.
"Sabar Jul, ini ujian," sahut Valerie dengan berbisik juga.
Valerie dan Julian pun mulai duduk di bangku kosong yang berada di paling belakang, sekelompok siswa hendak menghampiri mereka, tapi beruntung Bu Guru masuk dan sekelompok siswa itu pun tidak jadi menghampiri Valerie dan Julian.
"Wah, para bocah itu sepertinya ingin menindas kita," bisik Julian.
"Dasar bocah-bocah tengil, sudahlah jangan dihiraukan, kita fokus saja sama misi kita," bisik Valerie.
Valerie dan Julian pun mulai mengikuti pelajaran yang Guru itu terangkan.
❤
❤
❤
❤
❤
NOTE : AUTHOR LAGI NGADAIN EVENT GIFT NIH, BAGI YANG MAU IKUTAN, YUK KASIH GIFT KE KARYA AUTHOR YANG INI. EVENT DIMULAI TANGGAL 1-31 AGUSTUS, BAGI YANG BERUNTUNG AKAN DAPAT PULSA DARI AUTHOR.
Juara 1 : Pulsa 100k
Juara 2 : Pulsa 75k
Juara 3 : Pulsa 50k
INI KHUSUS UNTUK PEMBACA YANG TIDAK MASUK GC YA!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
aas
kayanya pria yg smlm itu yaa
2025-03-11
1
Ratu Fadira
pasti ketua black hunter cowo yg ada di hotel yg berkelahi sm valery
2024-06-22
2
Qaisaa Nazarudin
Itu pasti kerjaan nya si pria tampan yg dlm kamar hotel waktu itu..
2023-08-27
1