🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
Waktu pulang pun tiba, Valerie dan Julian sama-sama mendapat pesan dari Wakil Ketua kalau hari ini mereka harus kumpul di kantor ada sesuatu yang penting.
"Bentar Val, aku pesan taksi online dulu," seru Julian.
"Enggak ah, aku naik bus saja biar lebih ekonomis," sahut Valerie dengan melangkahkan kakinya.
Julian dengan cepat menarik tangan Valerie dan memiting leher Valerie dengan gemasnya.
"Dasar wanita perhitungan, ongkos taksi biar aku yang bayar ngapain naik bus, lama, kaya kamu gak tahu aja bagaimana sifat Wakil Ketua."
"Nah, kalau kamu yang bayar, aku ikut aja," seru Valerie cengengesan.
"Jangan terlalu ngirit, kaya kagak, yang ada sengsara hidupmu," ledek Julian.
Valerie hanya cengengesan membuat Julian gemas dan mengacak-ngacak rambut Valerie. Tidak membutuhkan waktu lama, keduanya sampai di kantor The Black Hunter, semua orang sudah tahu dengan kelakuan Valerie dan Julian sehingga tidak aneh kalau datang-datang mereka berdua melakukan hal-hal konyol.
"Selamat siang, semuanya!" teriak Valerie dan Julian bersamaan saat masuk ke dalam ruangan timnya.
Seketika semua orang menatap Valerie dan Julian dengan tatapan kesal, pasalnya saat ini semuanya sudah duduk rapi di meja panjang tempat mereka mendiskusikan hal-hal penting.
Keduanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan canggungnya, lalu mereka pun duduk dengan menebarkan senyum kepada semua anggota tim.
"Selamat siang semuanya!"
"Selamat siang, Wakil Ketua!"
"Siang ini, saya mengumpulkan kalian semua karena saya ingin menyampaikan sesuatu penting, yaitu kita harus menyusun rencana untuk menangkap si pelaku supaya kasus ini tidak berlarut-larut. Tapi, sebelum kita menyusun rencana, ada sesuatu yang harus saya sampaikan. Ternyata, Bos kita sudah kembali dan saat ini sedang di perjalanan menuju ke sini, jadi, kita tunggu beliau datang."
Seketika semuanya menjadi riuh, bagi yang sudah tahu wajah sang Bos, mereka terlihat tampak antusias tapi bagi Valerie dan Julian mereka terlihat biasa-biasa saja.
"Aku jadi penasaran wajah Bos kita, Jul," seru Valerie.
"Hooh, aku juga penasaran."
"Bos The Black Hunter tampan tahu, dia masih muda pokoknya ketampanannya tidak ada duanya," seru Rosa antusias.
"Iyakah? tampan siapa aku sama Bos?" tanya Julian.
"Tampan si Boslah, kamu mah gak ada apa-apanya," ledek Rosa.
"Ah, jadi penasaran dengan wajahnya."
Tap...tap...tap....
Suara derap langkah sepatu menggema di seluruh ruangan, semua karyawan tampak menganga melihat Bos mereka yang jarang terlihat itu, tiba-tiba datang ke kantor dengan penampilan yang sangat mempesona.
Jas hitam dan celana hitam, sepatu pentopel yang mengkilat, rambut klimis, serta kacamata hitam yang menambah kadar ketampanan seorang Dion Halbert berkali-kali lipat.
Semua karyawan di tim Valerie menoleh ke arah pintu, termasuk Valerie dan juga Julian. Mereka tidak sabar menunggu sang Bos masuk ke dalam ruangan itu.
Ceklek....
Seorang pria tampan pun masuk ke dalam ruangan itu dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celananya, Dion masuk dengan gayanya yang cool membuat karyawan wanita terperangah.
"Perasaan aku pernah melihat wajah itu," bisik Julian.
Semua karyawan berdiri dan membungkukan tubuhnya saat Dion mulai masuk, Dion berdiri di depan membuat Valerie berpikir sejenak.
"Selamat datang di markas The Black Hunter, Bos Dion," seru Wakil Ketua.
Dion memperhatikan semua karyawannya, kemudian Dion pun membuka kacamata hitam yang dari tadi menempel sempurna di wajah tampannya.
Valerie dan Julian saling pandang satu sama lain. "Tukang Cilok!" teriak Valerie dan Julian bersamaan.
Semua karyawan langsung menoleh kepada keduanya, membuat Valerie dan Julian reflek menutup mulut mereka berdua.
"Valerie, Julian, apa yang barusan kalian ucapkan?" sentak Wakil Ketua.
Keduanya langsung menundukan kepalanya dan saling sikut.
"Sembarangan kalau ngomong, aku potong gaji kalian!" sentak Wakil Ketua.
"Hah, jangan Wakil Ketua, aku mohon," rengek Valerie.
"Iya, Wakil Ketua gaji segitu aja si Valerie sudah ngirit, apalagi sampai di potong segala, dia bisa-bisa gak makan satu minggu," sambung Julian.
Valerie langsung menginjak kaki Julian dengan sangat kencangnya membuat Julian mengaduh kesakitan.
"Jangan bongkar rahasiaku, Panjul," bisik Valerie dengan kesalnya.
"Ah, maaf keceplosan," sahut Julian.
"Kalian berdua yang menyamar di sekolah SMA Sejahtera itu kan?" seru Dion.
"I-iya Bos," sahut Valerie.
"Bagaimana perkembangannya? apa kalian sudah menemukan titik terang, siapa pelakunya?"
"Belum Bos, si pelaku terlalu licin jadi kita belum menemukan orang itu," sahut Julian.
"Apa kalian menemukan orang yang kalian anggap mencurigakan?"
"Untuk saat ini, belum sih Bos dan kita akan terus menyelidikinya," sahut Valerie.
"Baiklah, kita harus menyusun rencana untuk memancing si pelaku agar dia bisa keluar dari persembunyiannya, dan aku butuh seseorang untuk menjadi umpan. Menurut kalian, siapa yang pantas menjalankan misi itu?" seru Dion tegas.
Seketika semua orang menunjuk ke arah Valerie membuat Valerie lemas dengan wajah kusutnya.
"Kenapa semuanya menunjuk ke arahku?" seru Valerie lemas.
"Karena kamu yang pantas melakukannya, kebetulan kamu kan sedang menyamar jadi siswi di sana, gak mungkin kan, aku yang harus jadi umpan, aku terlalu dewasa kalau harus menjadi anak SMA," sahut Rosa.
Julian menepuk pundak Valerie. "Sabar-sabar, ini ujian," seru Julian.
Valerie tampak kesal, kenapa selalu dia yang harus menjalankan misi.
"Tenang saja, nanti kalau kamu berhasil menangkap si pelaku, aku akan memberimu bonus," seru Dion.
"Bonus? bonus apa?" tanya Valerie.
"Apa pun yang kamu inginkan, akan aku berikan."
"Hah, serius Bos? apa pun yang aku mau, Bos akan mengabulkannya?" seru Valerie dengan riangnya.
"Iya."
"Asyik, kalau begitu aku siap melaksanakan tugas ini, Bos," seru Valerie dengan memberikan hormat kepada Dion.
"Bagus."
Julian menoyor kepala Valerie. "Giliran dapat bonus aja, cepet banget jawabannya," ledek Julian.
"Sirik aja kamu, Panjul."
Meeting pun selesai, Valerie dan Julian segera mengganti seragam SMAnya dengan pakaian yang mereka bawa di dalam tas mereka masing-masing.
"Jul, ternyata orang yang dulu di hotel dan menangkap gembong narkoba itu adalah Bos Dion, pantas saja beladirinya jago banget," seru Valerie.
"Menurut info juga, si Bos jago dalam hal menyamar bahkan insting dia bagus banget bisa tahu mana orang jahat dan mana orang baik," sahut Julian.
"Wuidih keren, sudah tampan, pinter, jago lagi si Bos memang pria idaman," seru Valerie dengan senyum-senyum sendiri.
"Idih, aku juga gak kalah hebat dibandingkan si Bos. Tampan dan jago beladiri."
"Iya, cuma satu kelemahan kamu."
"Apa?"
"O'on dan bego."
"Apa kamu bilang?"
Julian memiting leher Valerie kemudian menjitak kepala Valerie beberapa kali membuat Valerie mengaduh kesakitan.
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
🕵♀
Yuk guys, Author ingatkan lagi bagi pembaca yang tidak masuk GC aku, akan ada hadiah pulsa dari Author bagi 3 orang yang paling banyak memberikan giftnya.
Juara 1: 100k
Juara 2: 75k
Juara 3: 50k
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
bos dion jadi pacarku ya....val said
2023-06-10
1
☠☀💦Adnda🌽💫
masa julian dioanggilnya panjul see 🤭🤭🤭
2022-12-26
1
Sari Dewi
karena km paling imut😍😍😍
2022-09-27
1